LEMBAR PENGESAHAN
Proposal “Analisis Bermacam Faktor Penyebab Murid Berangkat Terlambat”
telah disetujui dan disahkan di Jakarta pada 3 Februari 2021 oleh:
..... ....
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian sosial ini yang berjudul
“PENGARUH SISWA YANG TERLAMBAT SEKOLAH TERHADAP PRESTASI
BELAJARNYA” dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan.
Penelitian sosial ini juga merupakan salah satu kelengkapan tugas siswa-siswi kelas XI
IPA SMA PUSAKA 1 JAKARTA di semester dua.
Dalam kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang memberikan dukungan dan bantuan secara moral maupun material dalam
proses penyelesaian penelitian sosial ini.
Ucapan terima kasih tersebut ditujukan kepada:
Ibu Evi Mapela, selaku pembimbing penelitian sosial yang turut membantu dan membimbing
kami dalam pembuatan penelitian ini.
Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungannya.
Siswa-siswi SMA pusaka 1 serta teman-teman saya yang telah berpartisipasi sebagai
responden.
Teman-teman kelas XI IPA yang telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan
penelitian ini.
Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun penelitian ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan
kritik yang membangun.
Terima kasih,
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................
1.4 Manfaat penelitian ..............................................................................
1.4.1 Manfaat Bagi Siswa ............................................................................
1.4.2 Manfaat Bagi Guru .............................................................................
1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti .........................................................................
1.4.4 Manfaat Bagi Sekolah .........................................................................
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka ..................................................................................
2.2 Kerangka Teoritis ..................................................................................
BAB III
METODOLOGI
3.1 Pendekatan Penelitian ........................................................................
3.2 Jenis Penelitian ...................................................................................
3.3 Tempat dan Waktu Pelaksana ............................................................
3.4 Populasi dan Sampel ...........................................................................
3.4.1 Populasi ...........................................................................................
3.4.2 Sampel .............................................................................................
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................
3.6 Teknik Analisa Data ............................................................................
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Faktor penyebab keterlambatan siswa ................................................
4.2 Sanksi yang diterima oleh siswa yang terlambat .................................
4.3 Solusi dalam mengatasi siswa yang terlambat .....................................
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................
5.2 Saran ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Wawancara Informan.................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Berbicara tentang sistem pendidikan dengan berbagai lembaga yang menyertainya ibarat
membicarakan gelombang air laut yang tiada hentinya. Asumsi ini tidaklah berlebihan karena
banyak hal yang bisa ditinjau di dalamnya serta banyak pula persoalan fundamental
melingkupinya yang nota bene membutuhkan upaya-upaya untuk memecahkan permasalahan
pendidikan tersebut.
Anak usia sekolah atau siswa mempunyai peran yang penting dalam pembangunan bangsa
dan negara, karena mereka merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat membangun
dan menghasilkan karya-karya yang berguna bagi negara. Di tangan siswa inilah bagaimana
perkembangan suatu negara ditentukan. Anak-anak yang terdidik, berdisiplin,dan berkualitas
secara intelektual, mental dan spiritual akan mampu berkompeten dalam menjalankan roda
kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga kelangsungan dan martabat bangsa dapat
terjamin.
Kedisiplinan pada anak usia sekolah atau siswa sangat penting diperhatikan, adanya
peraturan-peraturan yang jelas dan terarah sangat mempengaruhi anak pada masa dewasanya
nanti. Kedisiplinan pada siswa harus dilakukan, salah satunya adalah kedisiplinan harus
masuk akal dan adanya konsekuensi jika kedisiplinan dilanggar.
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai
peraturan dan tata tertib yang diberlakukan sekolah. Setiap siswa dituntut untuk dapat
berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Ketika kedisiplinan
dirasa sangat penting bagi siswa, maka pihak sekolah pertama kali perlu menertibkan siswa
yang terlambat sekolah. Untuk itu, kedisiplinan adalah hal yang penting dan merupakan ciri
kepribadian seseorang untuk meraih kesuksesan. Perlu diketahui bahwa di SMA Negeri
maupun Swasta di Jakarta sudah mempunyai tata tertib yang akan mendisiplinkan siswa yang
terlambat. Peran guru dalam mendisiplinkan siswa yang terlambat haruslah tegas dan
mendidik, dengan begitu siswa diharapkan tidak akan terlambat lagi datang ke sekolah.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang sering terlambat. Dalam
aturan sekolah mengharuskan siswa datang sebelum jam 07.15 WIB, tetapi kenyataannya
masih ada siswa yang datang lewat jam tersebut. Banyaknya siswa yang terlambat
mengakibatkan kurang lancarnya proses kegiatan belajar mengajar pada saat jam pertama
pelajaran.
Keterlambatan pada siswa tersebut bukan berarti tanpa sebab, berbagai macam alasan
diungkapkan para siswa yang sering terlambat, diantaranya adalah siswa yang tinggal jauh
dari sekolah, masalah transportasi, bangun kesiangan dan sebagainya. Alasan-alasan seperti
inilah yang sering dikemukakan siswa ketika datang terlambat pada saat jam pelajaran
pertama sudah dimulai. Namun, apapun alasan para siswa yang datang terlambat
menunjukkan tingkat kedisiplinan yang rendah. Hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja
sehingga pada akhirnya akan menjadi budaya yang tidak baik pada lembaga pendidikan yang
bersangkutan.
Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan suatu aturan yang tegas yang disertai dengan sanksi
yang dapat membuat siswa menjadi disiplin yang nantinya akan berguna bagi ketertiban
sekolah dan bagi diri siswa itu sendiri. Adapun kebijakan yang diambil adalah dengan
mengadakan suatu tindakan disiplin untuk memperbaiki sistem atau aturan pada saat jam
pelajaran dimulai. Kebijakan ini dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan semua pihak
yang terkait yaitu siswa, guru piket, guru pelajaran jam pertama, wali kelas, guru BP/BK dan
kesiswaan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama bagi siswa bahwa
keterlambatan dapat mempengaruhi kedisiplinan siswa yang pada akhirnya berpengaruh
terhadap prestasi belajar di sekolah. Karena penilaian guru dalam kegiatan belajar meliputi
penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik.
Berdasarkan uraian di atas, maka judul dalam penelitian ini adalah “DAMPAK SISWA
YANG TERLAMBAT SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR”
Pengertian dari “siswa” adalah seorang anak yang menuntut ilmu menurut STRUK, D.J.
(1950) : Lectures on classical Differential Geomtry, Addison – Wesley Press. Sedangkan
“sekolah” adalah salah satu tempat untuk menuntut ilmu menurut WEATHERBRU, C.E.
(1971) : Differential Geometry Of Three Dimensions, Cambridge University Press. Dan
pengertian dari “terlambat” adalah datang tidak pada waktunya, menurut WILIMORE, T.J.
(1959) : An Introduction to Differential Geometry, Oxford University Press.
Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak
menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan
dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di
sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa. Menurut Wikipedia (1993) disiplin sekolah
“Refers to students coplying with a code of behavior often known as the school rules”. Yang
dimaksud dengan aturan sekolah (school rule) tersebut, seperti aturan tentang standar
berpakaian (standards of clothing), ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar.
Pengertian disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi)
sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi
dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan
perlakuan fisik (Physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan psikologis ( Phsychological
maltreatment), sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A. Snock dalam
bukunya “Dangerous School” (1999).
Berkenaan dengan tujuan disiplin sekolah, Maman Rachman (1999) mengemukakan bahwa
tujuan disiplin sekolah adalah:
1) Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.
2) Mendorong siswa melakukan yang baik dan benar.
3) Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya
dan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh sekolah
4) Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya
serta bagi lingkungannya.
Sementara itu, dengan mengutip pemikiran Moles, Joan Gaustad (1992) mengemukakan:
“School discipline has two main goals: (1) Ensure the safety of staff and students, and (2)
Create an environment conducive to learning”.
Sedangkan Wendy Schwartz (2001) menyebutkan bahwa : “The goals of discipline, once the
need for it is determined, should be to help students accept personal responsibility for their
actions, understand why a behavior change is necessary, and commit themselves to change”.
Hal senada dikemukakan oleh Wikipedia (1993) bahwa tujuan disiplin sekolah adalah untuk
menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas. Di dalam
kelas, jika seorang guru tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin
menjadi kurang termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi
kurang kondusif untuk mencapai prestasi belajar siswa. Keith Devis mengatakan, “Discipline
is management action to enforce organization standarts”. Dan oleh karena itu perlu
dikembangkan disiplin preventif dan disiplin korektif. Disiplin preventif adalah upaya
menggerakkan siswa mengikuti dan mematuhi peraturan yang berlaku. Sedangkan disiplin
korektif adalah upaya mengarahkan siswa untuk tetap mematuhi peraturan. Bagi yang
melanggar diberi sanksi untuk memberi pelajaran dan memperbaiki dirinya sehingga
memelihara dan mengikuti aturan yang ada. Karena pada hakikatnya tata tertib sekolah baik
yang berlaku umum maupun khusus meliputi tiga unsur (Arikunto, 1990:123-124) yaitu:
1. Perbuatan atau tingkah laku yang diharuskan dan yang dilarang.
2. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggungjawab pelaku atau pelanggar peraturan.
3. Cara atau prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subjek yang dikenai tata
tertib sekolah tersebut.
Sehubungan dengan permasalahan keterlambatan siswa, seorang guru hendaknya mampu
menumbuhkan disiplin dalam diri siswa, terutama disiplin diri.
Dalam kaitan ini guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya, setiap siswa berasal dari
berbagai latar belakang, karakteristik yang berbeda dan kemampuan yang berbeda pula.
Dalam hal ini guru harus dapat melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat
menemukan jati dirinya dan mengembangkan dirinya secara optimal.
2. Membantu siswa meningkatkan standar perilakunya.
3. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat; peraturan-peraturan atau tata tertib
sekolah harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi
pelanggaran-pelanggaran yang mendorong perilaku negatif atau tidak disiplin, diantaranya
siswa datang terlambat ke sekolah.
· Penyimpangan individual
Penyimpangan individual biasanya dilakukan oleh orang yang telah mengabaikan dan
menolak norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Orang seperti itu biasanya
mempunyai penyakit mental sehingga tak dapat mengendalikan dirinya.
Penyimpangan perilaku yang bersifat individual sesuai dengan kadar panyimpangannya
adalah sebagai berikut:
- Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang tua agar
mengubah pendiriannya yang kurang baik.
- Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada peringatan pada orang-
orang.
- Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang berlaku.
- Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan norma-norma umum
sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya.
- Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata bohong, berkhianat
kepercayaan dan berlagak membela.
· Penyimpangan kelompok
Penyimpangan kelompok dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma
kelompok, namun bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku.
Menurut Paul B. Horton, penyimpangan sosial memiliki enam ciri sebagai berikut:
1) Penyimpangan harus dapat didefinisikan.
2) Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak.
3) Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak.
4) Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal.
5) Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan.
6) Penyimpangan bersifat adaptif (menyesuaikan).
BAB III
METODOLOGI
3.1.Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan
pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti
kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang
alami (Creswell, 1998:15). Bog dan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa
metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian
kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal
teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek
yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat
nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang
tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk
memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari pupulasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Mardalis
(2009:55) menyatakan sampel adalah contoh, yaitu sebagian dari seluruh individu yang
menjadi objek penelitian. Jadi sampel adalah contoh yang diambil dari sebagain populasi
penelitian yang dapat mewakili populasi. Walaupun yang diteliti adalah sampel, tetapi hasil
penelitian atau kesimpulan penelitian berlaku untuk populasi atau kesimpulan penelitian
digeneralisasikan terhadap populasi. Yang dimaksud menggeneralisasikan adalah
mengangkat kesimpulan penelitian dari sampel sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi.
Dalam penelitian ini subjek penelitian berupa sampel yaitu siswa kelas XI SMA di Jakarta
yang sering datang terlambat ke sekolah.
Menurut Patton, 1980 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan bahwa analisis data
adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan
satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Taylor, (1975: 79) mendefinisikan analisis data
sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan
hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan
tema pada hipotesis. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis
data proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti
yang didasarkan oleh data.
Dari uraian tersebut di atas dapatlah kita menarik garis bawah analisis data bermaksud
pertama- tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari
catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, berupa laporan, biografi,
artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian dan
pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya
diangkat menjadi teori substantif.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan menguraikan sejumlah hasil penelitian yang dilaksanakan di
beberapa SMA yang ada di Jakarta. Pembahasan yang diteliti yaitu mengenai “dampak siswa
yang terlambat sekolah terhadap prestasi belajar’. Untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan peneliti, peneliti melakukan wawancara sebagai metode penelitian utama secara
mendalam kepada siswa-siswi yang berada di Jakarta.
Tabel 1.1
DATA WAWANCARA INFORMAN
No Hari/Tanggal Nama Siswa Kelas/Sekolah
1 Sabtu / 30 Januari 2021 Rasyiqa Zatalini XI IPS/ SMAN 54 Jakarta
2 Sabtu / 30 Januari 2021 Ananda Ashita XI IPS/ SMAN 54 Jakarta
3 Minggu / 31 Januari 2021 Nantika Anabella XI IPA/ SMA Pusaka 1
4 Minggu / 31 Januari 2021 Putri Sasna XI IPA/ SMA Pusaka 1
5 Senin / 1 Februari 2021 Rafael Ilyas XI/ SMK 26 Jakarta
Untuk itu, dari penelitian yang telah dilakukan peneliti, cara atau solusi untuk mengatasi
siswa yang terlambat ke sekolah adalah:
1. Adanya pemberian sanksi yang tegas dan dapat memberikan efek jera kepada siswa yang
melanggar yang diberikan oleh pihak sekolah.
2. Adanya peran guru yang dapat memberikan contoh kepada siswanya agar tidak datang
terlambat. Karena gimana siswanya dapat mematuhi peraturan sekolah kalau gurunya sendiri
juga tidak mengikuti peraturan yang ada.
3. Peran orang tua di rumah juga sangat diperlukan dalam mengatasi siswa terlambat.
Misalnya dengan mengingatkan anaknya jangan bersantai-santai di depan tv agar tidak
terlambat.
4. Yang paling penting dalam mengatasi siswa yang terlambat ke sekolah adalah dari
kesadaran siswa itu sendiri untuk terbiasa mendisiplin diri dalam memanfaatkan waktu.
Karena tidak ada gunanya pemberian sanksi yang tegas yang diberikan sekolah apabila tidak
adanya kesadaran atau keinginan dari siswa itu sendiri untuk datang ke sekolah tepat pada
waktunya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kedisiplinan siswa
SMA Negeri maupun SMA Swasta di Jakarta masih rendah. Hal ini dikarenakan masih ada
saja siswa yang terlambat setiap harinya. Keterlambatan pada siswa tersebut bukan berarti
tanpa sebab, berbagai macam alasan diungkapkan para siswa yang sering terlambat,
diantaranya adalah siswa yang tinggal jauh dari sekolah, masalah transportasi, bangun
kesiangan dan sebagainya. Alasan-alasan seperti inilah yang sering dikemukakan siswa
ketika datang terlambat pada saat jam pelajaran pertama sudah dimulai.
Berbagai macam sanksi yang dibuat oleh sekolah untuk mengatasi siswa terlambat, mulai
dari sanksi yang ringan seperti mencabut rumput, mengambil sampah yang bertebaran di
pekarangan sekolah dan sebagainya sampai kepada pemberian sanksi yang berat yaitu
dipulangkan dan pemanggilan orang tua siswa yang terlambat. Namun, hal tersebut belum
sepenuhnya mampu untuk mengatasi siswa terlambat meskipun frekuensi siswa terlambat
semakin sedikit setiap hari.
Siswa yang terlambat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajarnya karena dapat
mempengaruhi konsentrasi belajar yang pada akhirnya dapat mengganggu fikiran tentang
materi yang sedang dibahas atau diterangkan oleh Bapak atau Ibu guru terutama pada mata
pelajaran jam pertama.
B. Saran
Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa yang terlambat datang ke sekolah, ada
beberapa upaya yang mungkin bisa dilakukan diantaranya:
1. Untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin, guru
disarankan untuk bersikap empatik, menerima, hangat danterbuka;
2. Guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan dan
mendorong kepatuhan siswa;
3. Guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku yang salah,sehingga membantu
siswa dalam mengatasinya; dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku
yang salah;
DAFTAR PUSTAKA
· www.google.com
· Zuhro. Sosiologi SMA Kelas XII. 2007. Jakarta : penerbit Yudistira.
· Agus Sulistyo dan Adi Mulyono. 2004. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surakarta :
Penerbit Ita.
· Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
· Prasetyo, Bambang. 2001. Penyusunan Laporan Penelitian.
· Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta.
· Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.
· Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc:
California.
· Nasir, Mohammad. Metode Penelitian. Cet.3. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988
· Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
· STRUK, D.J. (1950) : Lectures on classical Differential Geomtry, Addison – Wesley
Press
· WEATHERBRU, C.E. (1971) : Differential Geometry Of Three Dimensions,
Cambridge University Press
· WILIMORE, T.J. (1959) : An Introduction to Differential Geometry, Oxford
University Press