Penulis
Nama
NPM
A. Latar Belakang
D. Identifikasi Kasus
BIODATA SISWA
1. Nama Lengkap : YMP (Inisial)
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Agama : Islam
4. Umur : 17 Tahun
5. Cita-Cita : Guru
6. Hobi : Mendengarkan musik
7. Tinggi/Berat Badan : 120 cm/50 kg
8. Pendidikan : SMA X
9. Kelas : XI IPS 2
10. Tempat/Tgl Lahir : Kemuning, 24 Februari 2004
11. Suku : Jawa
12. Keterangan Keluarga
a) Ayah
Nama : ST
Agama : Islam
Umur : 50 Tahu
Pend. Terakhir : S1
Pekerjaan : Wiraswasta
b) Ibu
Nama : FY
Agama : Islam
Umur : 45 Tahun
Pend. Terakhir : S1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
c) Saudara
Laki-Laki :–
Perempuan :1
13. Keterangan Tempat Tinggal
a) Tinggal Dengan : Orang Tua
b) Ke sekolah Dengan : Naik Motor
c) Jarak Rumah Dengan Sekolah : ± 1 KM
14. Keterangan Kesehatan
a) Penglihatan :–
b) Pendengaran :–
c) Penciuman :–
d) Penyakit yang Pernah Diderita : Typus
15. Keterangan Lainnya
a) Penampilan
Ekspresi Wajah : Ceria, Jutek
Kerapian : Rapi
Suara : Lembut
b) Persentase Kehadiran : Hadir
c) Tipe Pergaulan : Kelompok
d) Kegiatan Di Luar Sekolah : –
e) Kehidupan Belajar di Rumah
Jumlah Jam Belajar : 1 jam
Sarana/Prasarana : Lengkap
E. Gambaran Secara Menyeluruh tentang Konseli
Sesuai dengan hasil pengamatan terhadap si konseli ini YMP (Inisial) ini,
cara berbicaranya cukup sopan dan mudah di temani bercerita, cara
berjalannya Biasa saja dan tegak, serta penampilannya yang sopan,
perkembangan kesehatannya naik, keadaan tinggi badan sesuai dengan
berat badan yang stabil. Dilihat dari segi fisik, si konseli ini termasuk tipe
anak yang mudah bergaul.
Dilihat dari kesehariannya, si konseli ini adalah anak yang Mudah sekali
bergaul dan mudah sekali mendapatkan teman didalam kelas maupun di
lingkungan sekolah. Namun biasanya dalam mengikuti pelajaran, si konseli
ini biasanya berpindah-pindah tempak duduk. Berdasarkan informasi yang
didapatkan dari temannya, si YMP (Inisial) ini sering menceritakan kejelekan
temannya sendiri ke orang lain sehingga membuat dia di benci temannya
yang ada dalam kelasnya sendiri.
Begitu pun hasil wawancara (interviu) terhadap salah satu teman dekatnya
yang berinisial AR yang mengatakan bahwa si YMP (Inisial) sering
menceritakan kejelekan temannya sendiri ke orang lain sehingga membuat
dia di benci temannya yang ada dalam kelasnya sendiri. Dan temannya juga
mengatakan bahwa hal itu terjadi karena pengaruh lingkungannya yang
sering bergaul dengan anak nakal yang ada didekat rumaghnya dan
mungkin karena kurangnnya perhatian dari orang tuanya terutama ayahnya
yang sangat sibuk.
1) Bagi Penulis
Berdasarkan gambaran umum kasus, maka penulis merasa perlu untuk
menangani siswa yang bersangkutan dengan persetujuan konselor sekolah
dengan menggunakan studi kasus dengan harapan agar:
Penulis terampil dalam melaksanakan konseling secara individual
Penulis terampil dalam menangani siswa yang bermasalah melalui teknik
studi kasus
2) Bagi Siswa
Dengan penanganan kasus, siswa yang bersangkutan diharapkan:
Siswa tersebut dapat meningkatkan motivasi belajarnya
Siswa tersebut dapat merubah sikapnya khsusunya dalam hal belajar
baik si rumah maupun di sekolah
Siswa tersebut dapat lebih memahami dirinya serta masalah yang telah
dihadapinya.
3) Bagi Sekolah
Kegiatan ini dapat membantu siswa yang sedang megalami masalah
sehingga personil sekolah dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Hasil
dari kegiatan ini dalam bentuk studi kasus yang berisi data siswa dapat
menjadi bahan dokumen yang siap digunakan bilamana dibutuhkan.
BAB II
TEKNIK PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA
A. Pengumpulan Data
1. Problem Cheklist
Problem Cheklist merupakan daftar cek masalah yang terdiri atas 330
masalah dan 11 aspek masalah, di antaranya:
a) Aspek kesehatan
b) Aspek keadaan penghidupan
c) Aspek rekreasi dan hoby
d) Aspek muda-mudi
e) Aspek kehidupan sosial dan organisasi
f) Aspek hubungan pribadi
g) Aspek agama dan moral
h) Aspek kehidupan keluarga
i) Aspek masa depan dan cita-cita
j) Aspek penyesuaian pada sekolah
k) Aspek penyesuaian kurikulum
4. Tes Who Am I
Tes Who Am I adalah suatu alat pengumpul data yang berupa tes
kepribadian, yang dapat mengukur penyikapan seseorang terhadap Tes
Who Am I:
a) Konselor/guru pembimbing dapat mengetahui sebagian aspek
kepribadian siswa secara garis besarnya, baik kelebihan maupun
kekurangannya.
b) Konselor/guru pembimbing dapat menentukan alternatif-alternatif
layanan bimbingan dan konseling yang dapat menimbulkan kekuatan
yang ada pada diri siswa dapat mengatasi kelemahan-kelemahannya.
c) Konselor/guru pembimbing membantu siswa untuk dapat lebih mengenal
diri sendiri, sehingga mampu melakukan penyesuaian diri yang lebih baik
terhadap dirinya maaupun ligkungannya.
5. Observasi
Observasi adalah proses pengamatan yang dilakukan secara sengaja
terhadap tingkah laku kasus dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini
menggunakan metode observasi adalah sebagai pelengkap dari metode-
metode lainnya. Hal in diketahui melalui pengamatan terahadap tingkah
lakunya di kelas dalam proses belajar mengajar dan diluar kelas.
B. Penyajian Data
Dalam upaya untuk memahami kasus ini secara detail dan akibat terhadap
diri konseli, maka penulis akan menyusun prosedur dan metode peyelidikan
dengan rancangan terkait yang disajikan melalui tahapan analisis, sintesis,
diagnosa dan prognosis. Dengan tahapan inilah diharapkan dapat memberikan
bantuan terhadap diri konseli dan bagaimana alternatif pemecahannya dari
masalah tersebut.
BAB III
PROSEDUR PEMILIHAN BANTUAN
A. Analisis
Berdasarkan hasil analisis dari daftar cek masalah dan skor angket yang
telah penulis olah datanya, maka konseli dikategorikan mengalami kebiasaan
belajar yang kurang baik, sehingga perlu dikembangkan metode belajar yang
efektif bagi siswa. Sedangkan dari tes who am I, konseli berada pada nilai 63/2
= 31.5 pada interval nilai 30,5-37. Jadi dapat disimpulkan bahwa konseli
berkepribadian optimis, agak menyenangkan dalam bergaul dan percaya pada
diri sendiri. Selanjutnya dari hasil observasi diperoleh informasi tentang aspek-
aspek perilaku yang ditunjukkan konseli, bahwa:
Tidak punya buku-buku, tidak punya alat-alat pelajaran, buku dan alat-alat
pelajaran tidak terurus, tidak ada persiapan alat-alat pelajaran, lebih senang
menggunakan alat-alat orang lain.
B. Sintesis
C. Diagnosis
Dengan melihat uraian pada analisis data dan sintesis, maka penulis dapa
menyimpulkan bahwa masalah yang dialami si YMP ini yang disebabkan oleh
faktor antara lain:
1) Kurangnya perhatian orang tua terhadap pergaulan anaknya
2) Orang tua klien sering bertengkar dan membuat mengalami kesulitan belajar
3) Sering menceritakan keburukan temannya
4) Adanya kesalahpahaman antara konseli dan temannya
D. Prognosis
3) Latihan Assertif
Teknik untuk melatih keberanian konseli dalam mengekspresikan tingkah
laku-tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan,
atau meniru model-model sosial. Maksud utama teknik latihan asertif
adalah: (a) mendorong kemampuan konseli mengekspresikan berbagai hal
yang berhubungan dengan emosinya; (b) membangkitkan kemampuan
konseli dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak atau
memusuhi hak asasi orang lain; (c) mendorong konseli untuk meningkatkan
kepercayaan dan kemampuan diri; dan (d) meningkatkan kemampuan untuk
memilih tingkah laku-tingkah laku asertif yang cocok untuk diri sendiri.
BAB IV
PELAKSANAAN LAYANAN BANTUAN
a) Aspek Keberhasilan:
1) Konseli dengan senang hati mendengar dan menerima setiap arahan
dan bimbingan dari kakak pembimbingnya.
2) Siswa mulai bergairah dan cukup antusias dalam mengikuti pelajaran
3) Konseli telah memahami permasalahannya dan berusaha untuk
memecahkannya secara mandiri.
4) Konseli telah mengetahui dan menerima segala kekurangan dan potensi
yang dimilikinya dan berusaha akan mengoptimalkan potensinya.
5) Konseli telah berjanji untuk berusaha dengan sungguh-sungguh
memperbaiki cara belajarnya.
6) Konseli sudah tidak mau lagi meninggalkan kelas pada saat jam
pelajaran.
7) Konseli telah berjanji untuk belajar menuruti kemauan orangtuanya.
b) Aspek Ketidakberhasilan
1) Pemberian bantuan yang diberikan belum mencapai taraf optimal karena
dibatasi waktu yang sangat terbatas sehingga tidak mencapai hasil yang
optimal pula.
2) Siswa belum mampu secara optimal melaksanakan semua saran dan
bimbingan yang diberikan sekaligus, sehingga butuh pengawasan dan
pemberian motivasi terus-menerus kepada anak/konseli tersebut.
BAB V
TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
Daruma, A. Razak Dkk. 2002. Studi Kasus. Makassar: FIP Universitas Negeri
Makassar.
Prayitno, & Amti Erman. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.