Anda di halaman 1dari 3

Hand out, September 2016

REALITY THERAPY

WDEP SYSTEM

oleh Dr M.M. Sri Hastuti, M.Si

Wubblding (1991, 1995 dalam Seligman & Reichenberg, 2010) membangun suatu system yang
disingkat W (Wants), D (Direction and Doing), E (Evaluation), P (Planning).

W: Wants (Keinginan).

Terapis membantu konseli:


1. menemukan keinginan dan harapannya dimana keinginan-keinginan itu berkaitan dengan
kelima kebutuhan dasar .
2. membantu konseli menyelidiki gambaran tentang “Quality World”. Pertanyaan kunci yang
digunakan oleh konselor adalah “What do you want?” (apa yang kamu inginkan?)
3. memfasilitasi klien untuk membedakan persepsi dengan jelas. Ada 3 macam persepsi yaitu:
a) persepsi positif atau persepsi terhadap kebutuhan kepuasaan.
b) persepsi negative.
c) persepsi netral.

Contoh persepsi
“ini perhiasan yang sangat menarik” (persepsi yang netral)
“saya berhak mendapatkan intan lebih dari perhiasan yang dia punya” (persepsi negative)
“saya akan membahagiakan teman dengan menerima cincin pertunangan yang indah”
(persepsi positif karena akan meningkatkan perasaan mencintai).

4. membantu klien membuat perubahan positif. Wubbolding (2007 dalam dalam Seligman &
Reichenberg, 2010) mengidentifikasi 5 tingkat komitmen perubahan:
1. I don’t want to be here (saya tidak ingin disini)
2. I want the outcome but not the effort (saya ingin hasilnya tetapi tidak usahanya)
3. I’ll try; I might (saya akan mencoba; saya mungkin)
4. I will do my best (saya akan lakukan yang terbaik)
5. I will do whatever it takes (saya akan lakukan apapun yang terjadi)

Ada sejumlah pertanyaan yang dapat digunakan oleh konselor untuk membantu konseli
agar merekadapat menunjukkan apa yang diinginkan, seperti:
a) Apakah kamu sungguh berniat ingin mengubah hidupmu?
b) Apakah keinginan yang kiranya tidak dapat kamu raih dalam hidupmu?
c) Apa yang kamu pikirkan untuk berhenti dari perubahan-perubahan yang kamu
inginkan?
d) Apa yang akan kamu lakukan andaikata kamu hidup atau berada seperti yang
kamu inginkan?
e) Keluargamu akan menjadi seperti apa apabila yang kamu inginkan dan keluarga
inginkan itu sesuai?

1
D: Direction and Doing (Arah dan perbuatan)

Terapis membantu konseli untuk :


1. menyadari dan mengubah seluruh perilakunya pada saat ini serta menantang konseli untuk
membuat pilihan-pilihan yang lebih mengarah kepada pemenuhan kebutuhan dasar (lima
kebutuhan dasar).Pertanyaan kunci: “What are you doing?” (apa yang kamu lakukan?)
2. menemukan arah hidupnya yang meliputi “Where they are going” (kemana mereka akan
pergi) dan “Where their behavior is taking them” ( perilaku-perilaku apa saja yang ikut
serta dibawa).

Ada sejumlah pertanyaan yang dapat digunakan oleh konselor untuk membantu konseli
menyadari perilaku sekarang ini, seperti:
a) Apa yang kamu kerjakan sekarang?
b) Apa yang sebenarnya kamu lakukan kemarin?
c) Apa yang ingin kamu lakukan dan itu berbeda dari yang beberapa minggu yang lalu?
d) Apa yang akan kamu lakukan besok?
e) Apa yang menghentikan kamu dari suatu hal yang ingin kamu lakukan?

E: Self- evaluation (Evaluasi diri sendiri)

Terapis membantu konseli untuk


1. mengevaluasi arah-arah perilaku, perilaku yang spesifik, keinginan, persepsi, arah yang
baru dan rencana-rencana. Konselor menanyakan setiap komponen perilaku konseli.
2. menentukan apa-apa saja mereka lakukan dan hal itu membantu mereka.

Wubbolding (2000, 2001 dalam Corey 2013) menyarankan beberapa pertanyaan yang dapat
membantu konseli untuk mengevaluasi perilaku-perilakunya:
a) Apakah yang kamu lakukan itu membantu atau menyakitkan dirimu?
b) Apakah yang kamu lakukan sekarang ini adalah apa yang kamu ingin lakukan?
c) Apakah perilaku mu sekarang ini sungguh berguna bagimu?
d) Apakah yang kamu lakukan melanggar aturan?
e) Apakah yang kamu inginkan itu sungguh realistis dan dapat dicapai?
f) Apakah memang benar kamu tidak dapat mengendalikan situasi?

P: Planning and action (Rencana dan aksi)

Terapis membantu konseli untuk mengidentifikasikan cara-cara yang spesifik untuk memenuhi
apa kebutuhan dan keinginan mereka. Sekali konseli menentukan apa yang akan mereka ubah,
mereka telah siap untuk menyelidiki berbagai kemungkinan perilaku dan merumuskan rencana
tindakan. Pertanyaan kunci adalah “What is your plan” (apa rencanamu?).

Rencana yang baik itu memuat apa yang dikatakan oleh Wubbolding (2000 dalam Cory, 2013)
sebagai SAMIC (simple, attainable, measureable, immediate, involved, controlled by the
planner, committed to, and consistently done).

2
Atau: sederhana, dapat dicapai, dapat diukur, segera, terlibat, dikendalikan oleh perencana,
dilakukan/dijalankan, konsisten dalam melakukannya).
Secara lebih rinci adalah sebagai berikut, RENCANA yang efektif itu adalah:
1. seharusnya berada di dalam motivasi dan kapasitas konseli.
2. sederhana dan mudah dipahami.
3. melibatkan aksi-aksi yang positif dan dirumuskan dalam pernyataan tentang hal-hal apa
yang akan dilakukan oleh konseli.
4. disusun oleh konseli yang dapat mengarahkan konseli untuk tidak tergantung pada orang
lain.
5. dilaksanakan berulang-ulang dan setiap hari.
6. segera dilaksanakan.
7. melibatkan aktivitas yang berpusat pada diri konseli.
8. sebaiknya dievaluasi bersama terapis apakah rencana itu sungguh-sungguh realistik, dapat
dicapai, apakah rencana itu berkaitan dengan apa yang dibutuhkan ataukah yang
diinginkan.
9. Untuk menguatkan konseli menjalankan rencana-rencananya, akan sangat membantu
apabila konseli menuliskannya.

Sumber referensi
Corey, Gerald, 2013. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Belmont:
Brooks/Cole

Seligman,L.,& Reichenberg, L.W. 2010. Theories of Counseling and Psychotherapy. New


Jersey: Pearson Eucation, Inc

Anda mungkin juga menyukai