Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Bimbingan & Konseling Anak MI

Dosen Pengampu
Sari Kumala.S.Pd.I.M.Pd

Disusun oleh
Oreza Tiszela Satifa (2005030001)
Rizka Amalia (2005030014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH FAKULTAS STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI
BANJARMASIN
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah, serta karunia-Nya kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.

Penulisan makalah yang bersifat sederhana ini, dibuat berdasarkan


tugas yang diberikan oleh Ibu dosen kami yakni Sari Kumala.S.Pd.I.M.Pd dalam
mata kuliah Bimbingan & Konseling Anak MI/SD dengan materi yang berjudul
Bimbingan Bagi Anak Tuna Cakap Belajar dan Bimbingan Bagi Anak Cerdas
Berbakat.

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, telah selesai menyusun,


menyesuaikan, serta dapat menyelesaikan sebuah makalah ini. Di samping itu, saya
mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yan telah banyak membantu
dalam menyelesaikan pembuatan sebuah makalah ini, baik dalam bentuk moril
maupun dalam bentuk materi sehingga dapat terlaksana dengan baik, Insya allah.

Saya sangat menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini memang masih
banyak kekurangan serta amat jauh dari kata kesempurnaan. Namun, saya telah
berusaha semaksimal mungkin dalam membuat sebuah makalah ini. Di samping itu,
saya sangat mengharapkan kritik serta saran nya dari semua teman-teman demi
tercapainya kesempurnaan yang di harapkan dimasa akan datang.

Batulicin, 06 Oktober 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................................3
PENDAHULUAN....................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
2.1 Pengertian Tuna Cakap Belajar dan Pengertian Anak Cerdas dan Berbakat..................5
2.2. Identifikasi Faktor-Faktor Tuna Cakap Belajar.............................................................7
2.3. Layanan Bimbingan Bagi Anak Tuna Cakap Belajar dan Merumuskan Teknik Layanan
Remediasi Serta Upaya Pencegahannya.....................................................................................8
a. Layanan remediasi...................................................................................................8
b. Layanan kompensasi................................................................................................9
2.4. Kebutuhan dan Karakteristik Anak Cerdas dan Berbakat..........................................10
2.5. Penyelenggaraan Pendidikan Bagi Anak Cerdas dan Berbakat.................................12
1. Akselerasi (acceleration)........................................................................................12
2. Pengayaan (enrichment)........................................................................................12
3. Kelas khusus (ability grouping)............................................................................12
4. Bimbingan Konseling............................................................................................12
2.6. Teknik Membimbing Bagi Anak Cerdas dan Berbakat..............................................13
BAB III..................................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................16
3.2 Saran............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap anak memiliki kemampuan atau kelebihan yang berbeda-beda,
begitu pula dengan kekurangan atau ketidakmampuannya yang menjadi
masalah bagi siswa salah satunya adalah anak tuna cakap belajar. Jangankan
anak berbakat atau berpotensi, Anak tuna cakap belajar pun membutuhkan
atau lebih membutuhkan seseorang yang dapat memahami serta menghargai
kekurangan dan ketidak mampuannya, atau orang yang mampu memecahkan
masalahnya itu. Karena sifat dasar anak berbeda-beda, baik tempramennya,
gaya, sikap maupun emosinya. Begitu juga dengan anak tuna cakap belajar
akan berbeda dengan anak normal lainnya dan begitu jelas.
Salah satu bimbingan dan konseling di SD/MI adalah bimbingan bagi
Anak cerdas berbakat. Pelaksanaan bimbingan anak cerdas berbakat
merupakan amanah rakyat yang dituangkan dalam GBHN 1993 dan UU
Nomor 2 tahun 1998 tentang sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu,
pemahaman tentang siapa anak cerdas berbakat hendaknay menyeluruh.
Bimbingan bagi Anak cerdas berbakat hendaknya mengacu pada
karateristik dan kebutuhan murid itu sendiri. Pemahaman akan kebutuhan dan
karakteristik anak cerdas berbakat merupakan fondasi bagi guru dalam
memberikan bimbingan bagi anak cerdas berbakat. Berbagai bentuk program
pengembangan murid cerdas dan berbakat, salah satu diantaranya dapat
didekati dari bimbingan dan konseling tehnik bimbingan merupakan alternatif
yang dapat diterapkan dalam mengembangkan kemampuan anak cerdas
berbakat. Penyelenggaraan kelas unggulan di SD/MI yang telah dirintis sejak
tahun ajaran 1996/1997. Merupakan salah satu program upaya pemerintah
dalam mengembangkan anak cerdas berbakat, khususnya bakat akademik.

1.2 Rumusan Masalah


a) Apakah pengertian tuna cakap belajar dan pengertian anak cerdas dan
berbakat.
b) Bagaimana identifikasi faktor-faktor tuna cakap belajar?
c) Bagaimana layanan bimbingan bagi anak tuna cakap belajar?
d) Bagaiamana kebutuhan dan karakteristik anak cerdas dan berbakat?
e) Apa saja teknik membimbing anak cerdas dan berbakat?

1.3 Tujuan Masalah


1. Pengertian Tuna Cakap Belajar dan pengertian anak cerdas berbakat.

2. Faktor-faktor tuna cakap belajar.

3. Layanan anak tuna cakap belajar.

4. kebutuhan dan karakteristik anak cerdas dan berbakat.

5. Teknik membimbing anak cerdas dan berbakat.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tuna Cakap Belajar dan Pengertian


Anak Cerdas dan Berbakat.

Pengertian tentang murid tuna cakap belajar nampaknya cenderung belum


masyarakat, karena istilah yang sudah lazim digunakan dalam pendidikan di
Indonesia adalah murid yang mengalami kesulitan belajar dengan sebutan anak
‘’berkesulitan belajar’’. Secara esensial kedua istilah tersebut dapat
dikatakan’’identik’’. Meskipun jika dilihat dari factor yang menimbulkan
ketunacakapan belajar cenderung lebih bersifat internaal(factor yang berasal dari
dalam diri anak). Namun karena samasama menunjukkan ketidakmampuan di dalam
belajar, maka kedua istilah tersebut cenderung sama. Tuna cakap belajar sebagai
terjemahan dari learning disabilities. Kesulitan belajar atau learning disabilities
merupakan istilah generik yang merujuk kepada keragaman yang mengalami
gangguan dimana gangguan tersebut diwujudkan dalam kesulitan-kesulitan yang
signifikan yang dapat menimbulkan gangguan proses belajar. Secara umum anak
tuna cakap belajar dapat diartikan anak yang mempunyai masalah kelemahan atau
kekurangan dalam hal berpikir atau menerima materi atau intelegensinya kurang.

Pengertian anak Guna menjawab siapa murid yang cerdas dan berbakat
memang bukan hal yang mudah, bergantung pada filosofis, defenisi, penentuan
presentase, prosedur, seting/adegan, model dan model pengayaan yang digunakan.
Sampai sekarang belum ada defenisi tunggal dan sulit untuk dirumuskan yang
mencakup seluruh pengertian anak berbakat, bahkan istilah anak berbakat
diterjemahkan dari “gifted child“ masih nampak digunakan dalam berbagai sebutan.
Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang “interent” dalam diri
seseorang di bawa sejak lahir dan terkait erat dengan struktur otak. Secara genetis
struktur otak itu sangat ditentukan oleh caranya lingkungan berinteraksi dengan anak
manusia itu. Salah satu ciri yang paling umum diterima sebagai sirinak berbakat ialah
memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dari pada anak normal, sebagaimana diukur
oleh alat ukur kecerdasan yang sudah baku. Sementara itu ada pandangan lain, dan
pandangan ini lebih banyak dianut, yang cenderung menekankan bahwa masalah
keberbakatan harus didekati dari sudut pandang berdemensi ganda. Menurut
pandangan ini keberbakatan tidak hanya ditinjau dari segi kecerdasan tapi juga dilihat
dari segi prestasi, kreativitas dan karakteristik pribadi dan sosial lainnya. Pengertian
Anak Cerdas Berbakat menurut dokumen resmi pemerintahan digunakan istilah yang
berbeda. Istilah murid berbakat merupakan terjemahan dari “gifted” yang berarti
kemampuan intelektual tinggi. Jadi murid berbakat adalah murid yang memiliki
kemampuan intelektual atau taraf inteligensi yang unggul. Dengan keunggulan ini ia
di harapkan memiliki peluang besar untuk mencapai prestasi tinggi dan menonjol
didalam bidang pekerjaanya. (Adni Hakim Nasution dalam S.C Utami Munadar,
1985:4). Sedangkan Clark (1988:6) mengatakan bahwa murid cerdas berbakat ialah
anak-anak yang menampilkan kapabilitas unjuk kerja yang tinggi dalam bidang-
bidang seperti intelektual, krestif, artistik, kepemimpinan, kemampuan, atau
lapangan-lapangan akademik tertentu, dan memerlukan, layanan-layanan atau
kegiatan-kegiatan yang tidak biasa di sediakan oleh sekolah dalam rangka untuk
mengembangkan kemampuanny secara penuh. Menurut skala yang dibuat oleh
Wechsler, murid cerdas berbakat adalah murid yang memiliki taraf intelegensi 130
atau lebih, yang di bedakan atas luar biasa cerdas atau gifted (IQ 145 ke atas) dan
sanagat cerdas atau superior (IQ 130-144). Yang banyaknya 2,5% dari banyaknya
murid. Berdasarkan uraian di atas jelaslah yang di maksud murid cerdas berbakat
adalah murid yang memiliki taraf intelegensi sangat tinggi, serta memiliki tingkat
kreativitas yang tinggi pula, dan dengan kemampuanya memungkinkan bagi dirinya
berhasil dengan baik dalam pekerjaan atau karirnya. Murid seperti ini umumnya
memerlukan program khusus yang terencana selain dari program umumnya biasanya
di laksanakan di sekolah untuk pengembangan kemampuanya.

2.2. Identifikasi Faktor-Faktor Tuna Cakap Belajar


Faktor-Faktor Anak Tuna Cakap
A.. Faktor-faktor anak mengalami atau mempunyai kelemahan/ketidak
mampuan dalam berpikir, menerima materi, stimulis dan rangsangannya (anak
tuna cakap) antara lain:
a) Faktor Internal (dalam diri anak) Faktor Internal adalah kemampuan
yang telah ada pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru
yang dihasilkan oleh seperangkat proses transformasi.
1. Minimal Brain Dysfunction (ketidak berfungsian minimal otak) yang bias
termanifestasi dalam berbagai kondisi kesulitan seperti: persepsi,
konseptualisasi, bahasa memori, pengendalian perhatian impuls (dorongan) atau
fungsi motorik.
2. Faktor Gangguan Emosional. Gangguan emosional terjadi karena adanya
trauma emosional yang berkepanjangan sehingga menggangu hubungan
fungsional sistem urat syaraf.
3. Kelemahan perceptual
4. Males belajar
5. Kelemahan dalam membaca (dyslexia)
6. Bawaan

b) Faktor Eksternal (dari luar diri anak) adalah situasi perangsang di luar diri si
belajar. Kondisi belajar yang diperlukan berbeda-beda untuk setiap kasus. Begitu pula
dengan jenis kemampuan belajar yang berbeda akan membutuhkan kemampuan belajar
sebelumnya yang berbeda dan kondisi eksternal yang berbeda pula.
1. Faktor keluarga ialah tempat anak-anak mengembangkan diri. Segala aktivitas
termasuk aktivitas belajar dalam keluarga. Dalam aktivitas belajar, peranan orang tua
dalam keluarga adalah memberikan bimbingan belajar dan memenuhi kebutuhan belajar
yang dibutuhkan.
2. Faktor “Pengalaman”. Faktor pengalaman mencakup faktor-faktor seperti
kesenjangan perkembangan dengan kemiskinan pengalaman lingkungannya. Kondisi
seperti ini biasanya dialami oleh anak yang terbatas memperoleh rangsangan
lingkungan yang layak atau tidak memperoleh kesempatan menangani peralatan
atau mainan tertentu, kesempatan seperti ini dapat mempermudah anak dalam
mengembangkan keterampilan manipulatif dalam penggunaan alat tulis seperti
pensil atau bollpoint. Biasanya kemiskinan pengalaman ini berkaitan erat dengan
konisi sosial ekonomi orang tua, sehingga seringkali juga berkaitan erat dengan
masalah kekurangan gizi yang pada akhirnya dapat menggamggu perkembangan
dan keberfungsian otak.
3. Lingkungan
4. Beban pikiran karena masalah dengan keluarga
5. Tidak adanya atau kurangnya perhatian dari orang tua juga keluarga
6. Tidak adanya bimbingan atau pengarahan.

2.3. Layanan Bimbingan Bagi Anak Tuna Cakap Belajar dan


Merumuskan Teknik Layanan Remediasi Serta Upaya
Pencegahannya

Terdapat tiga dasar layanan bimbingan yang dapat dikembangkan secara


terpadu dengan proses pembelajaran dalam upaya membantu murid tuna cakap
belajar. Jerome Rosner (1993) menggolongkan pola tersebut, yaitu :

a. Layanan Remediasi
Terfokus kepada upaya menyembuhkan, mengurangi, atau jika mungkin
menghilangkan kesulitan. Dalam layanan ini murid dibantu untuk mengatasi
kekurangan dalam keterampilan perceptual maupun kecakapan dasar berbahasa,
sehingga dia dilengkapi dengan keterampilan yang dapat menjadikannya mampu
memperoleh kemajuan dalam kondisi pembelajaran normal. Dengan kata lain,
remediasi ini mengubah dan memperbaiki keterampilan murid sehingga dia dapat
belajar dalam kondisi normal dan tidak perlu menyiapkan kondisi sekolah khusus.

b. Layanan kompensasi
Yaitu mengembangkan komisi pembelajaran khusus luar kondisi yang normal
atau baku yang memungkinkan murid memperoleh kemajuan yang memuaskan
dalam keadaan kekurang terampilan perceptual dan bahasa. Untuk mencapai tujuan
tersebut layanan yang bersifat kompensasi ini hendaknya memperhatikan patokan
atau rambu- rambu berikut;
1) fahami dan pastikan bahwa murid memiliki pengetahuan factual yang di
perlukan dalam mempelajari bahan ajaran,
2) batasi jumlah informasi baru kepada hal-hal yang tercantum pada bahan atau
unit ajaran, dan sampaikan sedikit demi sedikit; jika perlu gunakan system jembatan
keledai,
3) sajikan informasi secara jelas tentang apa yang harus murid pelajari,
4) nyatakan secara eksplisit bahwa informasi yang diajarkan berkaitan dengan
informasi yang telah dimiliki murid,
5) jika murid sudah mampu menguasai unit-unit kecil perkenalkan dia kepada
unit-unit yang lebih besar,
6) siapkan pengalaman ulang untuk memperkuat informasi baru dalam ingatan
murid,
7) lakukan drill dan, latihan yang paling efektif, jika perlu minta murid
mengatakan dan menuliskan apa yang dia lihat dan dengar.
2.4. Kebutuhan dan Karakteristik Anak Cerdas dan Berbakat
a. Ditinjau dari sifat dan perilaku anak Setiap anak atau siswa memiliki
sifat dan perilaku yang berbeda-beda, adapun karakteristik anak tuna cakap belajar
antara lain:
1. Memiliki kelemahan dalam berpikir dan menerima materi atau stimulus yang
diberikan oleh guru.
2. Intelegensinya dibawah rata-rata.
3. Tidak menunjukan peningkatan prestasi.
4. Lebih cenderung menyendiri, cuek dan pemalu
5. Jika dihadapkan dengan sebuah pertanyaan atau soal cenderung tidak bisa
menjawab atau lambat.
6. Tidur didalam kelas.
7. Tidak aktif.
8. Nyontek pekerjaan teman.
9. Tidak naik kelas.
Mungkin masih banyak lagi karakteristik yang ada pada diri siswa/anak yang
dikatakan tuna cakap belajar.
b. Karakteristik anak tuna cakap belajar ditinjau dari berbagai aspek
Karakteristik tuna cakap belajar yang ditemukan pada murid kecenderungan
menunjukkan kesulitan dalam hal-hal berikut.
1. Aspek Kognitif Yaitu murid yang menunjukkan karakteristik kesulitan
dalam masalah-masalah khusus seperti : kemampuan membaca, menulis, bicara,
mendengarkan, berpikir dan matematis. Semuanya merupakan penekanan terhadap
aspek akademik atau kognitif. Penekanan seperti ini merefleksikan keyakinan bahwa
masalah murid tuna cakap belajar lebih banyak berkaitan dengan orientasi akademik
dan bukan disebabkan oleh tingkat kecerdasan yang rendah. Kasus kesulitan
membaca (dyslexia) yang sering ditemukan di sekolah merupakan contoh klasik dari
kekurang berfungsian aspek kognitif anak yang mengalami tuna cakap belajar.
namun
di lain pihak, tidak jarang mereka menunjukkan kemampuan berhitung atau
matematika yang cukup tinggi. Kasus tersebut membuktikkan bahwa anak tuna
cakap belajar memiliki kemampuan kognitif yang normal, akan tetapi kemampuan
tersebut tidak berfungsi secara optimal sehingga terjadi keterbelakangan akademik
(academic retardation), yakni terjadinya kesenjangan antara apa yang mestinya
dilakukan dengan apa yang dicapainya secara nyata.
2. Aspek Bahasa Yaitu murid yang menunjukkan karakteristik kesulitan
dalam mengeksperikan diri, baik secara lisan (verbal) maupun tertulis. Dengan kata
lain, murid yang mengalami tuna cakap belajar dalam aspek bahasa cenderung
mengalami kesulitan dalam menerima dan memahami bahasa (bahasa reseptif) serta
dalam mengekspresikan diri secara verbal (bahasa ekspresif). Di dalam proses
belajar, kemampuan berbahasa merupakan alat untuk memahami dan menyatakan
pikiran. Sehingga aspek kemampuan bahasa dapat dikatakan tidak dapat dipisahkan
dari aspek kognitif, karena proses berbahasa pada hakikatnya adalah proses kognitif.
3. Aspek Motorik yaitu Masalah motorik merupakan salah satu masalah
yang dikaitkan dengan murid tuna cakap belajar yang berhubungan dengan kesulitan
dalam keterampilan motorik-perseptual (perceptual-motor problem), yang diperlukan
untuk mengembangkan keterampilan meniru rancangan atau pola. Kemampuan
motorik ini diperlukan untuk menggambar, menulis atau menggunakan gunting, serta
sangat diperlukan koordinasi yang baik, anatara tangan dan mata, yang dalam banyak
hal koordinasi tersebut kurang dimiliki murid yang mengalami tuna cakap belajar.
4. Aspek Sosial dan Emosi yaitu Dua karakteristik yang sering diangkat
sebagai karakteristik sosial emosional murid tuna cakap belajar ialah kelabilan
emosional dan keimpulsif-an. Kelabilan emosional ditunjukkan oleh sering
berubahnya suasana hati dan temperamen, sementara keimpulsifan merujuk kepada
lemahnya pengendalian terhadap doronggan-dorongan tersebut. Karakteristik anak
yang mengalami tuna cakap belajar tidak akan berlaku universal bagi seluruh anak
tersebut karena setiap ketuna-cakapan belajar anak yang spesifik memiliki gejala dan
karakteristik tersendiri seperti yang telah dibahas pada bagian sebelumnya, yaitu
tentang jenis-jenis tuna cakap belajar.

2.5. Penyelenggaraan Pendidikan Bagi Anak Cerdas dan Berbakat


Penyelenggaraan pendidikan bagi anak cerdas berbakat secara konvensional
dapat di kelompokkan ke dalam beberapa model,antara lain :

1. Akselerasi (acceleration)
Model akselerasi bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari memasuki SD
pada usia dini, loncat kelas atau mengikuti bidang studi tertentu di kelas tinggi.

2. Pengayaan (enrichment)
Model pengayaan yaitu dengan memberikan tugas – tugas tambahan bagi siswa yang
memiliki kemampuan unggul. Model ini dapat memenuhi harapan Anak Cerdas
Berbakat dengan tidak memisahkan mereka dari teman – teman yang biasa.

3. Kelas khusus (ability grouping)


Model ketiga adalah pengelompokkan berdasarkan kemampuan. Model ini dapat
berupa kelas khusus di dalam sekolah. Model pengelompokkan berdasarkan
kemampuan di khawatirkan akan menumbuhkan sikap ekslusif, elitisme dan
memiliki perasaan berbeda dari yang lain.

4. Bimbingan Konseling
Bagi anak-anak cerdas dan berbakat, bimbingan konseling merupakan sebuah
kebutuhan. Memahami kekhasan siswa cerdas dan berbakat serta peranan konseling
dalam menangani permasalahan yang timbul akibat kekhasannya adalah sangat
penting. Dimana guru sebagai konselor bagi siswa berkemampuan unggul sangat
penting peranannya.
2.6. Teknik Membimbing Bagi Anak Cerdas dan Berbakat
Karakteristik anak berbakat masalahnya yang di gambarkan pada bagian
terdahulu, mengandung implikasi bagi kemampuan layanan bimbingan Anak Cerdas
Berbakat. Layanan bimbingan yang di maksud tidak di arahkan kepada layanan yang
bersifat ekslusif melainkan dikembangkan secara terpadu di dalam sisitem bimbingan
yang ada.
Layanan bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat tetap bertolak belakang dari
pandangan tentang hakekat manusia sebagai makhluk pribadi, sosial dan mehluk
tuhan. Dengan kata lain, Anak Cerdas Berbakat dipandang sebagai suatu keutuhan
pribadi sehinggan program layanan bimbingan yang dikembangkan mampu
menyentuh semua dimensi perkembangan secara utuh.
Sejalan dengan karakteristik dan kebutuhan yang di uraikan sebagai hasil temuan
studi, dimensi keutuhan perkembangan pribadi yang di maksud akan mencakup
unsur-unsur berikut:
1. Pengembangan Ranah Kognitif/Intelektual
Hal ini mengandung implikasi bagi guru untuk menyediakan rentang pengalaman
belajar yang luas dan dapat di akselerasikan dan mengakselerasikan perkembangan
kognitif anak berbakat. Pengolahan bahan dan tugas ajar secara khusus yang di
dasarkan kepada kurikulum yang ada meupakan hal yang harus dilakukan guru untuk
dapat memberikan layanan optimal bagi anak berbakat.
2. Pengembangan Ranah Kognitif
Layanan bimbingan yang perlu diberikan ialah memahami pikiran dan harapan anak
berbakat dengan sikap terbuka dan membantu anak memahami pikiran dan harapan
yang ad pada dirinya serta kemungkinan pemenuhannya didalam kehidupan .
3. Pengembangan Ranah Fisik
Kemampuan anak berbakat yang cenderung berkembang lebih awal dari usia pada
umumnya menghendaki layanan pendidikan yang memungkinkan anak memperolah
pengalaman memadukan pola perkembangan berfikir dengan perkembangan fisik.
4. Penembangan Ranah Intuitif
Layanan pendidikan bagi anak berbakat perlu memperdulikan pengembangan
pengalaman yang mendorong dia untuk berimajinasi dan berkreasi. Layanan
bimbingan di berikan dalam bentuk pengembangan lingkungan belajar yang
menghadapkan anak kepada situasi atau stimulus baru yang dapat memunculkan
daya imajinasi dan kreativitas anak.
5. Pengembangan Ranah Kemasyarakatan
Layanan bimbangan yang dapat diberikan ialah membantu anak memperoleh
pengalaman mengembangkan diri menjadi anggota kelompok dan mampu
berpartisipasi dalam proses kelompok, memperluas perasaan keanggotaan kelompok
ke arah keanggotaan kemasyarakatan, memperluas identifikasi diri dari masyarakat
terbatas ke arah identifikasi terhadap masyarakat luas.
6. Pengembangan Ranah Kemasyarakatan
Beberapa implikasi managerial bagi penataan layanan bimbingan anak berbakat
disekolah dasar yang perlu di perhatikan adalah :
Ø Menyediakan kesempatan dan pengalaman khusus untuk memenuhi kebutuhan
anak berbakat sehingga mereka dapat mengembangkan potensinya secara
berkesinambungan.
Ø Menata lingkungan yang dapat memperkaya pertumbuhan intelektual, afektif,
intuisi dan sosial.
Ø Memungkinkan terjadinya partisipasi dan kerjasama yang dilakukan oleh anak
berbakat dan orang tua.
Ø Menyediakan waktu, tempat, dan dukungan bagi anak berbakat yang
memungkinkan dirinya menjadi sebagaimana mereka bisa menjadi.
Ø Mendorong anak berbakat menemukan tempat dirinya dalam perkembangan
manusia dengan menemukan kecakapannya dan bidang – bidang dimana dia dapat
berkontribusi.
Ø Menyediakan kesempatan bagi anak berbakat untuk berinteraksi dengan
sesamanya dan orang dewasa dari berbagai ragam kecakapan yang memungkinkan
dia menemukan keunikan dan ketertarikan dirinya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Murid-murid tuna cakap belajar yaitu anak yang mengalami kesulitan dalam
mengikuti proses pendidikan, sehingga memerlukan layanan pendidikan khusus
sesuai dengan bentuk dan derajat kesulitannya.layanan ini tidak hanya berkaitan
dengan kesulitan yang di hadapinya tetapi juga dalam strategi atau pendekatan
bantuannya.

Murid cerdas berbakat adalah murid yang memiliki taraf intelegensi sangat
tinggi, serta memiliki tingkat kreativitas yang tinggi pula, dan dengan kemampuanya
memungkinkan bagi dirinya berhasil dengan baik dalam pekerjaan atau karirnya.
Murid seperti ini umumnya memerlukan program khusus yang terencana selain dari
program umumnya biasanya di laksanakan di sekolahuntuk pengembangan
kemampuanya.

Perbedaan program pendidikan Anak Cerdas Berbakat dengan anak biasa


bukan sekedar berbeda tetapi secara kualitatif memang harus berbeda. Perbadaan
kualitatif ini mutlak perlu karena anak Anak Cerdas Berbakat memiliki karakteristik
dan kebutuhan serta permasalahan yang berbeda dari peserta didik biasanya.
Sekalipun pengembangan program pendidikan untuk peserta didik Anak Cerdas
Berbakat akan menyangkut berbagai pertimbangan aspek filosofis, tujuan pendidikan
peserta didik Anak Cerdas Berbakat.
Untuk mengidentifikasi siswa cerdas berbakat yaitu dengan penggunaan tes
kecerdasan dan tes lain seperti minat, kreativitas, motivasi juga penting dilakukan.
Dengan demikian pada dasarnya ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi murid
cerdas dan berbakat, yaitu dengan cara studi kasus, dan melalui tes, atau
penggabungan keduanya.
Penyelenggaraan pendidikan bagi anak cerdas berbakat secara konvensional
dapat di kelompokkan ke dalam beberapa model,antara lain :
1. Akselerasi (acceleration)
2. Pengayaan (enrichment)
3. Kelas khusus (ability grouping)
4. Bimbingan Konseling

Teknik bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat tetap bertolak belakang dari
pandangan tentang hakekat manusia sebagai makhluk pribadi, sosial dan mehluk
tuhan. Dengan kata lain, Anak Cerdas Berbakat dipandang sebagai suatu keutuhan
pribadi sehinggan program layanan bimbingan yang dikembangkan mampu
menyentuh semua dimensi perkembangan secara utuh.
Sejalan dengan karakteristik dan kebutuhan yang di uraikan sebagai hasil
temuan studi, dimensi keutuhan perkembangan pribadi yang di maksud akan
mencakup unsur-unsur berikut:
1. Pengembangan Ranah Kognitif/Intelektual
2. Pengembangan Ranah Kognitif
3. Pengembangan Ranah Fisik
4. Penembangan Ranah Intuitif
5. Pengembangan Ranah Kemasyarakatan
6. Pengembangan Ranah Kemasyarakatan

3.2 Saran
Sebaiknya kita sebagai guru harus sedini mungkin mengenal anak didik kita.
Sehingga anak didik kita dapat terdeteksi ketuna cakapan belajarnya sehingga guru
dapat menyusun strategi yang tepat untuk mengurangi ketuna cakapan belajar.
Untuk anak cerdas dan berbakat Orangtua sebaiknya merasa perlu menambah
wawasan tentang tumbuh kembang anak, hal ini mencakup tahap-tahap
perkambangan anak, pola asuh dan pola didik anak. Dengan mengetahui informasi
tentang tahap perkembangan anak, maka orangtua bisa secara dini mengenali hal-hak
yang tidak biasa yang ada pada diri anak.
Kemudian, dengan memahami konsep-konsep pola asuh dan pola didik yang
ilmiah, maka orangtua akan mampu menimimalisir kesalahan dalam menerapkan
nilai, sikap, dan perilaku dalam menghadapi anak, terutama ketika anak-anak
menunjukkan kebiasaan-kebiasaan yang berbeda dengan anak-anak seusianya.
Di samping orang tua, seorang tenaga pendidik atau guru dianjurkan juga
menambah pengetahuan tentang perkembangan anak, disamping menguasai substansi

mata pelajaran yang diajarkannya di dalam kelas, tentunya hal ini akan memudahkan
bagi guru dalam mengambil pendekatan sesuai dengan kepribadian si anak.
Pemerintah sebagai payung utama pertumbuhan dan perkembangan warga
negaranya, semestinya menaruh perhatian besar terhadap penelitian-penelitian,
pengembangan-pengembangan terkait dengan pendidikan anak cerdas berbakat.
Karena hal ini terkait dengan kesuksesan generasi muda sebuah negara dalam
menyongsong masa depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Jusmawati, Eka Fitriana HS, 2019. Manajemen Kelas, Banten: CV. AA. Rizky 19
Jusmawati, Satriawati, R. Irman. 2018. Strategi Belajar Mengajar. Makassarz: Rizky
https://atangsutisnabdj.blogspot.com/2014/02/bimbingan-bagi-anak-cerdas-
berbakat.html

Anda mungkin juga menyukai