Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN

TUGAS LAPANGAN
PSIKOLOGI ANAK BERBAKAT

Oleh:

KELOMPOK 2

Hidayatur Rahmi Rifa’i (15101157510012)


Aqidatul Izzah (15101157510045)
Elya Adefris Sentia (15101157510051)
Ikrima Sabrina (15101157510142)
Nurul Sakinah (15101157510152)
Tasya Chairunnisa Muis (15101157510163)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK”
PADANG
2018
Kata pengantar
‫ﺑﺴﻢ ﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﯿﻢ‬
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga sampai saat ini kita masih
diberi nikmat iman, nikmat sehat dan kekuatan untuk hidup dan berkarya. Dan
Juga shalawat beserta salam buat Nabi Muhammad SAW, pemimpin dunia dan
akhirat, idola setiap umat, pemimpin paling sukses dan yang telah menunjukkan
jalan kebenaran kepada umatnya. Syukur Alhamdulillah pada akhirnya kami dapat
menyelesaikan sebuah tugas lapangan “Psikologi Anak Berbakat” dan dapat
terselesaikan dengan baik.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan sebuah tugas sederhana ini tidak
dapat tercapai tanpa bantuan berbagai pihak, baik moral maupun material. kami
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
memberikan waktunya untuk mengajari dan memberikan data kepada kami dalam
menyelesaikan tugas ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bunda Isna Asyri Syahrina, S. Psi., M.M selaku dosen pembimbing
Psikologi Anak Berbakat yang telah bersedia meluangkan waktu
serta menyumbangkan buah pikiran yang membangun dalam
menyelesaikan tugas ini.

2. Kepala Sekolah SMA Adabiah 1 Kota Padang beserta Guru BK dan


para Staf yang telah memberikan kami kesempatan untuk Observasi
dan Wawancara di Sekolah.

3. Rekan-rekan kelas psikologi anak berbakat

Berkat bantuan, bimbingan dan petunjuk serta motivasi yang tak ternilai
harganya dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung,
akhirnya kami dapat mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam tugas ini.
Kami kelompok dua menyadari bahwa tugas ini mempunyai kelemahan
dan kekurangan-kekurangan bahasa maupun cara menyusunnya sehingga
memerlukan perbaikan kearah yang lebih sempurna. Untuk itu diharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun akan kami terima dengan terbuka.
kami mengharapkan semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan semoga yang Maha Kuasa selalu melipahkan ilmu pengetahuan kepada kita
semua, Amiin ya rabbal ‘alamin.

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Anak Berbakat................................................................................. 4
1. Pengertian Anak Berbakat....................................................... 4
2. Klasifikasi Anak Berbakat ...................................................... 5
3. Konsep Keberbakatan Renzulli ...................................... 6
B. Hasil Observasi Dan Wawancara ........................................... 7
1. Data Subjek ..................................................................... 7
2. Hasil Wawancara ............................................................ 8
3. Hubungan Hasil Wawancara Dengan Konsep
Keberbakatan Renzulli..................................................... 16
C. Prestasi Yang Pernah Diraih Oleh Subjek.............................. 17
D. Langkah-langkah Informan Menemukan Subjek ................... 17

BAB III KESIMPULAN


A. Kesimpulan............................................................................. 18
B. Kelebihan Dan Kekurangan Di Lapangan.............................. 18
C. Saran ....................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap anak memilki anugrah tersendiri yang diberikan dari sang maha
pencipta kepadanya melalui berbagai cara salah satunya adalah sperti anak yang
berbakat. Anugrah yang diberikan bukan hanya saja berupa kelebihan namun
terkadang kekuranganpun termasuk anugrah dari tuhan yang diberikan kepada
umatnya. Setiap kelebihan dan kekurangan pada manusia pada dasarnya harus
disyukuri dan cara mensyukuri yang paling baik adalah dengan mengembangkan
kekurangan menjadi suatu kelebihan dan menjadikan kelebihan sebagai sebagai
perantara untuk membantu orang lain dalam hal kebaikan (dalam Savitry, 2016).
Isu menarik berkaitan dengan layanan pendidikan bagi anak berbakat
(gifted) yang dalam bahasa undang - undang disebut dengan peserta didik yang
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa atau lebih popular di masyarakat
dengan cerdas istimewa (CI) dan bakat istimewa (BI) adalah adanya beragam
motivasi dan implementasinya (dalam Rusdi dkk, 2012).
Keberbakatan hingga kini masih menjadi wacana yang sangat menarik, baik
bagi yang terlibat langsung dengan persoalan keberbakatan maupun yang tidak.
Bahkan menjadi lebih menarik lagi, karena banyak terjadi miskonsepsi terhadap
keberbakatan. Secara umum “Keberbakatan dapat diartikan sebagai kemampuan
unggul yang memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan dengan
tingkat prestasi dan kreativitas yang sangat tinggi.” Dari peranyataan tersebut
dapat dipahami bahwa pertama, keberbakatan merupakan suatu kualitas yang
dibawa sejak lahir (dengan kata lain keberbakatan itu bersifat alamiah), dan
kedua, bahwa lingkungan keberbakatan adalah arena di mana anak berbakat
memainkan peran didalamnya). Karena itulah dapat dikatakan bahwa tingkat
prestasi dan kreativitas yang tinggi dihasilkan dari interaksi yang terus menerus
dan fungsional antara kemampuan dan karakteristik yang dibawa seseorang dari
lahir dan yang diperoleh selama dalam kehidupannya (dalam Savitry, 2012)

1
2

Perhatian terhadap pendidikan anak berbakat sebenarnya sudah


dikenal sejak 2000 tahun yang lalu. Misalnya, Plato pernah
menyerukan agar anak-anak berbakat dikumpulkan dan dididik secara khusus
karena mereka ini diharapkan bakal menjadi pemimpin negara dalam segala
bidang pemerintahan. Oleh karena itu, mereka dibekali ilmu pengetahuan yang
dapat menunjang tugas mereka menurut Rohman Natawijaya (dalam savitry,
2016).
Demikian pula di Indonesia, kehadiran mereka sudah dikenal sejak
dulu. Banyak sekolah yang menerapkan sistem loncat kelas atau dapat naik ke
kelas berikutnya lebih cepat meskipun waktu kenaikan kelas belum saatnya.
Perhatian yang lebih serius dan formal tersurat dalam UUSPN No. 2 Tahun 1989
bahwa peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak
memperoleh pendidikan khusus untuk mengembangkan potensi anak-anak
tersebut secara optimal (dalam Natiwy, 2012).
Anak berbakat tidak mengalami kecacatanseperti anak tunanetra, tunarungu,
dan tunagrahita. Walaupun diantara anak berbakat ada yang menyandang
kelainan, tetapi kelainan itu bukan pada terhambatnya kecerdasan. Agar anak
berbakat yang mempunyai potensi unggul tersebut dapat mengembangkan
potensinya dibutuhkan program dan layanan pendidikan secara khusus. Mereka
lahir dengan membawa potensi luar biasa yang berarti telah membawa
kebermaknaan hidup. Oleh karena itu, tugas pendidikan adalah mengembangkan
kebermaknaan tersebut secara optimal sehingga mereka dapat berkiprah dalam
memajukan bangsa dan Negara (dalam Natiwy, 2012).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam


laporan ini adalah:
1) Apakah pengertian anak berbakat?
2) Bagaimana klasifikasi anak berbakat?
3) Bagaimana konsep keberbakatan dan anak berbakat?
3

C. Tujuan

Tujuan dari tugas ini adalah:


1) Untuk memahami pengertian anak berbakat.
2) Untuk memahami klasifikasi anak berbakat.
3) Untuk memahami konsep keberbakatan dan anak berbakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. ANAK BERBAKAT

1. Pengertian Anak Berbakat

Banyak istilah keberbakatan (anak berbakat) yang digunakan dalam


psikologi seperti gifted, talented,genius dan prodigy ternyata tidak memiliki
satu definisi atau batasan yang sama, hanya saja memiliki pengertian yang
saling melengkapi antara satu istilah dengan istilah lainnya (dalam Rusdi dkk,
2012).
Bakat (aptitude) berasal dari kata aptus menunjuk sesuatu yang
inherent dalam diri seseorang dan yang lebih banyak dikenal sebagai suatu
kemungkinan bersifat potensial dari pada suatu kapasitas atau kemampuan
(ability) tertentu untuk belajar atau berkinerja tertentu (dalam Syahrina,
2018).
Bakat biasanya juga diartikan sebagai kemampuan bawaan yang
merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau
dilatih agar dapat terwujud. Dalam referensi lain dijelaskan bahwa bakat ialah
kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan, yang
relatif bisa bersifat umum (minsalnya, bakat intelektual umum) atau khusus
(bakat akademis khusus), maka bakat khusus disebut juga talent (dalam Rusdi
dkk, 2012).
Munandar (dalam Syahrina, 2018) mengatakan bakat adalah
kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan agar
dapat terwujud. Bakat masih memerlukan latihan agar dapat terwujud secara
aktual menjadi suatu prestasi menurut Mulyadi (dalam Syahrina, 2018)

Depdikbud (dalam Syahrina, 2018) menjelaskan bahwa bakat adalah


rangkaian tanda yang dapat dijadikan petunjuk mengenai kemampuan
seseorang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu melalui
keterampilan dan latihan.

4
5

Jadi, berdasarkan dari berbagai definisi yang diungkapkan di atas, dapat


disimpulkan bahwa anak berbakat ialah orang yang memiliki kemampuan-
kemampuan yang unggul dan mampu berprestasi tinggi, bakat memerlukan
pendidikan dan latihan agar dapat tampil dalam prestasi yang unggul.

2. klasifikasi anak berbakat

Anak yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata dapat


diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, seperti dikemukakan oleh Sutratinah
Tirtonegoro (dalam Wulandari, 2013) yaitu:

a. Genius
Genius ialah anak yang memiliki kecerdasan luar biasa, sehingga
dapat menciptakan sesuatu yang sangat tinggi nilainya.Intelligence
Quotien-nya (IQ) berkisar antara 140 sampai 200.Anak genius memiliki
sifat-sifat positif sebagai berikut; daya abstraksinya baik sekali,
mempunyai banyak ide, sangat kritis, sangat kreatif, suka menganalisis,
dan sebagainya. Di samping memiliki sifat-sifat positif juga memiliki
sifat negatif, diantaranya; cenderung hanya mementingkan dirinya sendiri
(egois), temperamennya tinggi sehingga cepat bereaksi (emosional), tidak
mudah bergaul, senang menyendiri karena sibuk melakukan penelitian,
dan tidak mudah menerima pendapat orang lain.

b. Gifted
Anak ini disebut juga gifted and talented adalah anak yang tingkat
kecerdasannya (IQ) antara 125 sampai dengan 140. Di samping memiliki
IQ tinggi, juga bakatnya yang sangat menonjol, seperti ; bakat seni
musik, drama, dan ahli dalam memimpin masyarakat. Anak gifted
diantaranya memiliki karakteristik; mempunyai perhatian terhadap sains,
serba ingin tahu, imajinasinya kuat, senang membaca, dan senang akan
koleksi.
6

c. Superior
Anak superior tingkat kecerdasannya berkisar antara 110 sampai
dengan 125 sehingga prestasi belajarnya cukup tinggi. Anak superior
memiliki karakteristik sebagai berikut; dapat berbicara lebih dini,
dapat membaca lebih awal, dapat mengerjakan pekerjaan sekolah
dengan mudah dan dapat perhatian dari teman temannya.

3. Konsep Keberbakatan Renzulli

Menurut konsep keberbakatan dari Renzulli, seorang anak berbakat


memiliki kriteria kemampuan diatas rata-rata, memiliki kreativitas, dan
komitmen terhadap tugas. Tidak ada satupun kriteria tunggal yang dapat
digunakan untuk menentukan keberbakatan, dan tidak ada satupun kluster
yang dapat membuat keberbakatan selain adanya interaksi antara tiga kluster
tersebut.

a. Kemampuan di atas rata–rata


Kemampuan di atas rata–rata tidak berarti bahwa kemampuan itu
harus unggul. Yang pokok ialah kemampuan itu harus cukup diimbangi
oleh kreativitas dan tanggung jawab terhadap tugas. Selain itu, yang
dimaksud dengan kemampuan umum ialah suatu bidang–bidang
kemampuan umum yang biasanya diukur dengan tes intelegensi, tes
prestasi (achievement test), tes bakat (aptitude test), atau tes kemampuan
mental.

b. Kreativitas
Kreativitas ialah kemampuan untuk memberikan gagasan–gagasan
baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas
meliputi, baik ciri–ciri aptitude seperti kelancaran, keluwesan
(fleksibilitas), dan keaslian (orisinalitas) dalam pemikiran maupun ciri–
ciri (non-aptitude) seperti; rasa ingin tahu, senang mengajukan
pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman baru.
7

c. Komitmen terhadap tugas


Komitmen terhadap tugas tugas menunjuk pada semangat dan
motivasi untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu tugas, suatu
pengikatan diri dari dalam. Jadi, bukan tanggung jawab yang diterima
dari luar. Hal ini digambarkan dengan ketekunan, keuletan, kerja keras,
latihan terus menerus, percaya diri, dan keyakinan untuk menyelesaikan
tugas penting.

B. HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA

1. Data Subjek (Siswa)


Nama Lengkap : Mohammad Dwivano Zeriko
Tempat & Tanggal Lahir : Bandung, 13 April 2001
Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
IQ : 121
Alamat : Komplek Belanti Permai II Block G/8
Nama Ayah : Koko Nata, S.Kom
Alamat Ayah : Komplek Belanti Permai II Block G/8
Nama Ibu : Zulfa Merianti
Alamat Ibu : Komplek Belanti Permai II Block G/8
Pekerjaan Ayah : Pedagang
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD Adabiah
SMP N 1 Padang
SMA Adabiah
Olahraga : Renang (Aktif)
Lari Jarak Pendek (Pasif)
Kesenian : Bermain Biola ( Pasif)
Bermain Piano(Pasif)
Kegemaran (Hobby) : Menonton Film, Bermain Game
8

Cita-cita : Ahli Pertanian


Anak ke : 2 dari 2 Bersaudara

2. Hasil Wawancara
Laporan Sistem Kuantitatif ( Check List), yang mana hasilnya di dapatkan
dari hasil wawancara Subjek (anak berbakat), Guru, orangtua, dan teman
sebaya.

No. Aspek Yes No


1. Belajar
- Mudah menangkap pelajaran √
- Ingatan baik √
- Perbendaharaan kata luas √
- Penalaran tajam √
- Daya konsentrasi baik √
- Menguasai banyak bahan dan kaya topik √
- Senang dan sering membaca √
- Ungkapan diri lancar dan jelas √
- Pengamat yang cermat √
- Senang mempelajari kamus, peta, ensiklopedi √
- Cepat memecahkan persoalan √
- Cepat menemukan kesalahan √
- Mampu membaca pada usia lebih muda √
- Daya abstraksi tinggi √
- Selalu sibuk menangani berbagai hal √
2. Tanggung Jawab terhadap Tugas
- Tekun menghadapi tugas √
- Ulet menghadapi kesulitan √
- Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk √
berprestasi
- Ingin mendalami bidang pengetahuan yang √
diberikan
- Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin √
- Menunjukkan minat terhadap berbagai macam √
masalah orang dewasa
- Senang dan rajin belajar, penuh semangat, √
- Dapat mempertahankan pendapat √
- Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang √
- Senang mencari dan memecahkan soal √
9

3. Kreativitas
- Dorongan ingin tahu besar √
- Sering ajukan pertanyaan yang baik √
- Memberikan gagasan terhadap masalah √
- Bebas menyatakan pendapat √
- Memiliki rasa keindahan √
- Menonjol dalam salah satu bidang seni √
- Punya pendapat sendiri dan dapat ungkapkan √
pendapat
- Rasa humor tinggi √
- Daya imajinasi kuat √
- Orisinalitas hasil karya tinggi √
- Dapat bekerja sendiri √
- Senang mencoba hal-hal baru √
- Mampu kembangkan dan memerinci gagasan √
(elaborasi)
4 Kepemimpinan
- Sering dipilih menjadi pemimpin atau ketua √
- Disenangi oleh teman sekolah √
- Dapat bekerja sama secara positif √
- Dapat mempengaruhi teman-teman atau orang √
lain
- Mempunyai banyak inisiatif (tidak perlu disuruh √
dalam melaksanakan tugas)
- Rasa tanggung jawab yang besar √
- Memiliki rasa percaya diri yang kuat √
- Mudah menyesuaikan diri terhadap situasi yang √
baru
- Aktif berperan serta dalam kegiatan sosial di √
sekolah
- Senang membantu orang lain √
10

a. Hasil Wawancara Subjek (anak berbakat)

Narasumber : Muhammad Dwivano Zeriko (subjek)


Lokasi : SMA Adabiah 1 Kota Padang
Hari/Tanggal : Sabtu, 1 Desember 2018
Interviewer : Hidayatur Rahmi Rifa’i, Aqidatul Izzah, Elya
Adefris Sentia, Nurul Sakinah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada hasi Sabtu 1


Desember 2018 terhadap subjek yang bernama Vano merupakan seorang
siswa di SMA Adabiah 1 Padang, Vano memiliki IQ 121. Subjek sekarang
duduk di kelas 12. Dari hasil wawancara subjek mengatakan bahwa ia
sangat suka kepada mata pelajaran Sains dan Bahasa. Tetapi apabila
dibandingkan antara Sains dan Bahasa subjek lebih menyukai dan tertarik
kepada mata pelajaran bahasa. Menurut subjek ia lebih tertarik dan
menyukai bahasa karena menurutnya bahasa tersebut lebih mudah dipahami,
walaupun dalam hal menulisnya agak susah dari yang lainnya, namun
subjek mengakui ia tetap menyukai bahasa, seperti bahasa jepang,cina, itali,
inggris, rusia dan thailand.
Dari hasil wawancara didalam hal penyelesaian tugas, misalnya tugas
pekerjaan rumah, maka subjek sebisa mungkin akan mengerjakannya pada
saat ia telah sampai dirumah atau pada saat ia baru pulang sekolah,
walaupun kadang-kadang ia juga menyelesaikan tugas pada saat H-1
sebelum tugas dikumpulkan. Subjek mengakui ia memiliki konsentrasi yang
cukup tinggi pada saat belajar, baik belajar dirumah maupun belajar
disekolah, dan subjek cendrung lebih mudah memahami suatu pelajaran
apabila belajar secara individu dibandingkan dengan metode berkelompok.
Subjek pernah mengikuti olimpiade mata pelajaran biologi tingkat
nasional, dan olimpiade bahasa jepang tingkat provinsi. Subjek aktif
mengikuti olimpiade-olimpiade biologi semenjak ia duduk di bangku SMP,
dan aktif mengikuti olimpiade-olimpiade bahasa jepang semenjak ia duduk
11

di bangku SMA hingga saat ini, dan ia mendapatkan juara 1 kanji dan juara
3 kanji.
Subjek juga mengatakan bahwa ia memperlajari bahasa ini hanya secara
otodidak semenjak kecil dan tidak pernah mengikuti les atau privat bahasa.
Subjek memahami berbagai bahasa dengan cara menonton film. Subjek
mengakui ia menyukai berbagai macam bahasa asing, namun karena
menurutnya di Indonesia yang sering diujikan itu adalah bahasa cina, inggris
sama jepang, dan spanyol sama prancis tidak ada. Maka ia lebih
memfokuskan dirinya untuk memahami ketiga bahasa ini. Tetapi kalau
untuk olimpiade subjek hanya memfokuskan kepada bahasa jepang.
Namun menurut subjek terkadang ia juga sering ditunjuk oleh gurunya
untuk mengikuti olimpiade yang lainnya seperti matematika, dan subjek
tetap berusaha untuk mengikuti perlombaan tersebut sebaik mungkin karena
itu merupakan tanggung jawabnnya sebagai orang yang telah di percaya
oleh guru.
Subjek tertarik atau menyukai bahasa semenjak ia duduk di bangku
Sekolah dasar,namun pada saat itu subjek hanya mempelajari dan
memahami hal-hal yang masih bersifat dasar. Subjek mengkatan bahwa ia
semenjak duduk di bangku SMA ia mendapatkan juara satu pada setiap
semesternya hingga saat ini subjek duduk di kelas 12. Subjek mengatakan
bahwa ia akan terus mempertahankan prestasinya, oleh karena itu ia selalu
tekun belajar untuk agar juara kelasnya tidak diambil alih oleh orang lain.
Subjek mengatakan bahwa ia tidak menyukai ekstrakulikuler seperti
pramuka maupun osis yang ada disekolahnya, karena menurutnya ia
memang tidak memiliki minat dan ketertarikan. Kecuali hal tersebut
terpaksa ia lakukan dan akan mempengaruhi nilainya maka ia akan
mengikutinya. Subjek mengakui ia lebih tertarik membaca dan mehami
kamus. Menurut subjek ia juga agak kewalahan dalam memahami bahasa
rusia dan thailand karena penulisannya sedikit lebih rumit apabila
dibandingkan dengan yang lainnya. Akan tetapi hal tersebut tidak akan
12

mengurungkan niatnya untuk memahami bahasa, ia mengakatan bahwa ia


akan teru belajar sampai ia benar-benar sudah memahaminya.
Dari hasil wawancara subjek mengatakan bahwa dukungan dari
orangtuanya tidak mengarah ke bahasa, namun orang tuanya lebih
mendukung ke sains, oleh karena itu ia memfokuskan cita-cita atau
tujuannya untuk menjadi seorang ahli pertanian. Subjek juga bercerita
bahwa ia sering berdebat bersama teman-temannya di kelas, ia selalu yakin
sama pendapat yang ia anggap benar, dan subjek mengatakan bahwa ia tidak
akan menerima begitu saja suatu argumen atau pendapat yang berikan oleh
orang lain, dan subjek juga sering mengemukakan pendapatnya pada saat
proses belajar mengajar.
Subjek juga mengatakan bahwa ia menyukai lukisan atau gambar-
gamabar, oleh karena itu ia juga mencoba beberapa kali untuk menggambar,
membeli lukisan-lukisan atau poster-poster untuk ia pajang di ruang
kamarnya. Tidak hanya itu subjek juga mengumpulkan action figure-action
figure untuk ia koleksi. Subjek juga mengatakan bahwa ia menyukai alat
musik biola dan piano namun ia tidak terlalu aktif pada bidang tersebut.

b. Hasil Wawancara Orangtua


Narasumber : Ibu subjek
Lokasi : Komplek Belanti Permai II Block G/8 (rumah subjek)
Hari/Tanggal : Selasa, 4 Desember 2018
Interviewer : Aqidatul Izzah, Elya Adefris Sentia.

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh subjek merupakan anak


yang rajin,patuh, dan baik pada saat berada dirumah. Subjek lahir pada 13
april 2001 melalui persalinan normal. Berdasarkan keterangan dari ibu
subjek, subjek semasa kecil mendapatkan asi selama 2,5 tahun. Tumbuh
kembang subjek dari kecil hingga sampai saat sekarang ini bisa dikatakan
normal dan tidak ada hambatan. Subjek pandai berjalan pada usia 9 bulan,
dan mampu berbicara lancar pada usia 3 tahun. Pada saat dirumah subjek
13

cendrung lebih dekat kepada ibu apabila dibandingkan dengan ayahnya, dan
subjek memiliki hubungan yang baik dengan saudaranya.
Menurut hasil wawancara pada saat belajar dirumah, subjek selalu belajar
sendiri secara otodidak dan tidak pernah dibantu oleh siapapun. Menurut
ibunya subjek memiliki bakat pada bidang memasak dan bahasa, namun hal
tersebut tidak pernah di arahkan oleh kedua orangtuanya, seperti tidak pernah
mendapatkan pelajaran tambahan ataupun privat mengenai memasak dan
bahasa tersebut, jadi subjek benar-benar mempelajari dan memahaminya
secara otodidak. Berdasarkan keterangan dari ibunya bakat berbahasa subjek
sudah kelihatan pada saat ia berada di bangku Taman Kanak-kanak.
Berdasarkan keterangan yang didapatkan, orang tua subjek tidak pernah
memfasilitasi setiap bakat yang dimiliki oleh subjek. Subjek yang berusaha
mengembangkannya secara mandiri. Ibunya tidak pernah menekankan atau
menuntut subjek suatu hari harus menjadi apa, semuanya diserahkan kepada
subjek, namun memang ayahnya cendrung lebih mengarahkannya kepada
bidang sains,dan ingin subjek menjadi seorang dokter, namun karena subjek
tidak menyukai profesi tersebut dan merasa tidak mampu karena subjek
sangat takut sama darah, maka subjek mengambil jalan tengah untuk
memfokuskan tujuannya untuk menjadi ahli pertanian.
Berdasarkan keterangan dari ibu subjek, bahwasanya dari kecil subjek
juga sudah memiliki ketertarikan atau menyukai anime,sehingga ia memiliki
koleksi action figure-action figure sendiri. Subjek membelinya dengan cara
mengumpulkan uang belanja yang telah diberi oleh orangtuanya, dan menurut
ibunya subjek tidak terlalu suka keluar rumah apabila tidak ada urusan yang
benar-benar penting, sehingga teman-teman subjek lah yang sering
berkunjung kerumah subjek untuk bermain.
14

c. Hasil Wawancara Guru


Narasumber : Guru Subjek
Lokasi : SMA Adabiah 1 Kota Padang
Hari/Tanggal : Kamis, 6 Desember 2018
Interviewer : Nurul Sakinah, Ikrima Sabrina, Tasya Chairunnisa Muis

Berdasarkan hasil wawancara bersama guru subjek didapatkan


keterangan bahwa subjek memang dari awal masuk Sekolah menengah Atas
(SMA), kompetensi yang dimilikinya sudah kelihatan, selalu mengikuti
event-event yang ada disekolah maupun diluar sekolah. Namun dari pihak
sekolah terutama pihak Bimbingan Konseling (BK) selalu mengarahkan agar
subjek lebih fokus mengikuti setiap event-event yang ada. Agar hasilnya
dapat lebih maksimal lagi. Setelah latihan secara terus-menerus dan
berdasarkan hasil pantauan dari pihak BK (Bimbingan Konseling) hal
tersebut selalu membawa perubahan. Subjek selalu mengikuti setiap pentas
seni yang terdapat disekolahnya. Jadi prestasi subjek memang baik terutama
didalam bidang akademik, subjek memiliki nilai yang sangat bagus, sehingga
ia selalu juara 1 di kelasnya hingga sekarang.
Gurunya mengatakan bahwasanya ia sangat bercita-cita ataupun memiliki
keinginan untuk mengantarkan subjek sampai kepada perguruan tinggi yang
subjek inginkan melalui SNMPTN, karna nilainya sangat bagus-bagus sekali.
Menurut keterangan gurunya subjek merupakan anak yang memiliki
kepribadian yang sangat baik, suka membantu temannya yang kesulitan,
secara umum memiliki sosialisasi yang baik. Guru-guru mengenal subjek
sebagai anak yang baik, anak yang pintar dan sangat aktif dikelasnya. Subjek
pernah berkonsultasi kepada pihak BK (Bimbingan Konseling) bahwasanya
ia ingin nantinya mengambil jurusan pertanian di Universitas Andalas. Dari
sekeluruhan siswa maka subjek menduduki peringkat 5 besar di sekolahnya.
15

d. Hasil Wawancara Teman Sebaya


Narasumber : Teman Sekolah Subjek
Lokasi : SMA 1 Adabiah Padang
Hari/Tanggal : Kamis , 6 Desember 2018
Interviewer : Nurul Sakinah, Ikrima Sabrina, Tasya Chairunnisa Muis

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa teman


subjek maka diperoleh informasi bahwa subjek merupakan anak yang baik,
dan suka menolong temannya yang sedang membutuhkan bantuan. Pada saat
belajar dikelas subjek merupakan anak yang sangat aktif, ia selalu aktif
bertanya ataupun memberikan pendapatnya pada saat belajar.
Menurut teman-temannya subjek sering menonton anime pada saat
berada di kelas, hal tersebut apabila memang tidak ada kegiatan di sekolah
ataupun di kelas, seperti adanya jam kosong dan sebagainya. Berdasarkan
keterangan teman-temannya subjek merupakan anak yang sopan dan ramah
pada saat bergaul, dan teman-temannya mengakui bahwa subjek memang
memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik apabila dibandingkan
dengan mereka. Subjek juga selalu fokus pada saat belajar, meskipun kadang-
kadang teman-temannya mencoba untuk mengganggunya namun ia tidak
akan terpengaruh dan tetap fokus kepada pelajaran di kelas. Namun apabila
subjek memang sedang tidak belajar subjek juga sering bercanda dan bermain
bersama teman-temannya.
16

3. Hubungan Hasil Wawancara dengan Konsep Keberbakatan Menurut


Renzulli

Menurut konsep keberbakatan dari Renzulli, seorang anak berbakat


memiliki kriteria kemampuan diatas rata-rata, memiliki kreativitas, dan
komitmen terhadap tugas. Tidak ada satupun kriteria tunggal yang dapat
digunakan untuk menentukan keberbakatan, dan tidak ada satupun kluster
yang dapat membuat keberbakatan selain adanya interaksi antara tiga kluster
tersebut.

Menurut hasil wawancara yang telah didapatkan bahwasanya subjek


memiliki kemampuan diatas rata-rata, hal tersebut dapat dibuktikan dengan
tingkat IQ yang dimiliki oleh subjek, yaitu 121. Selain itu subjek juga
memiliki kemampuan berbahasa yang sangat bagus, subjek memahami
bahasa Indonesia, Inggis, Cina, Prancis, Itali, Thailand dan Rusia. Ia dapat
mengerti dan memahami bahasa-bahasa tersebut hanya dengan cara belajar
secara mandiri tanpa bantuan siapapun. Tidak hanya itu subjek juga memiliki
kreativitas, hal ini ditandai dengan adanya dorongan ingin tahu yang besar
didalam diri subjek, bebas menyatakan pendapatnya, dapat bekerja sendiri
dan senang mencoba hal-hal yang baru. Selain itu Subjek juga memiliki
komitmen terhadap tugas yang baik, hal ini ditandai dengan adanya
ketekunan subjek dalam menghadapi tugas, ulet dalam menghadapi
kesulitan,adanya keinginan untuk mendalami bidang ilmu pengetahuan yang
diberikan, selalu berusaha berprestasi sebaikk mungkin dan lebih banyak
lainnya.

Oleh karena itu sesuai dengan konsep keberbakatan dari Renzulli maka
dapat dikatakan bahwasanya subjek merupakan seorang anak yang berbakat,
karena ketiga kriteria yang dijelaskan oleh Renzulli tersebut terdapat didalam
diri subjek tanpa ada salah satu kriteria yang tertinggal, dan kriteria tersebut
memiliki hubungan ataupun keterkaitan antara yang satu dengan yang
lainnya.
17

C. Prestasi yang Pernah di Raih Oleh Subjek

1. Juara 1 lomba kanji Bunkasai Adabiah 4 tahun 2017

2. Juara 3 lomba kanji Bunkasai SMA 3 Padang tahun 2018

3. Peserta OSK Biologi tahun 2015

4. Peserta OSP Biologi tahun 2016

D. Langkah-langkah Informan Menemukan Subjek

Pada hari Sabtu, 01 Desember 2018 informan tiba di SMA Adabiah 1


Padang Pukul 10.00 WIB. Awalnya informan meminta izin dahulu kepada
kepala Tata Usaha dan Wakil Kesiswaan SMA Adabiah 1 Padang untuk
mewawancarai subjek dan wali kelas subjek. Setelah itu kepala Tata Usaha
mengantarkan kami ke ruang Konsultasi BK untuk mencari anak berbakat
berdasarkan kriteria IQnya. Guru BK memberikan kepada kami hasil tes IQ
seluruh siswa di SMA itu. Lalu kami memilih salah satu dari kelas XII IPA1
yang memiliki IQ diatas rata-rata dan memiliki bakat. Kami didampingi oleh
guru BKnya untuk memilih anak yang berbakat menurut guru BKnya. Guru
BK itu menyarankan siswa yang bernama Muhammad Dwivano Zeriko
sebagai siswa yang berbakat dan memiliki IQ diatas rata-rata. Setelah itu guru
BK menyuruh salah satu temannya untuk memanggil subjek ke ruang BK.
Setelah subjek tiba di ruang BK, kamipun mewawancarai subjek.
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dan dikaitkan


dengan konsep keberbakatan yang dijelaskan oleh Renzulli, maka subjek
pada tugas lapangan kelompok 2 (dua) dapat dikatakan sebagai seorang
anak yang berbakat karena dapat memenuhi ketiga kriteria anak berbakat
yang dikemukakan oleh Renzulli. Karena apabila dikaitkan dengan konsep
keberbakatan dari Renzulli tersebut tidak ada satupun kriteria yang dapat
berdiri sendiri, karena ketiga kriteria tersebut saling berhubungan dan
mempengaruhi. Dari ketiga kriteria tersebut subjek memenuhi kriteria
kemampuan diatas rata-rata, kreativitas, dan tanggung jawab terhadap
tugas.

B. Kelebihan dan Kekurangan Selama di Lapangan

Kelebihan pada saat berada dilapangan adalah informasi dapat


diperoleh langsung dari orang-orang yang dapat dipercaya, sehingga lebih
mudah dalam menghubungkan informasi dari narasumber yang satu
dengan yang lainnya. Sedangkan kekurangan selama berada dilapangan
adalah sulitnya untuk menyamakan waktu antara narasumber dengan
interviewer serta agak sedikit sulit membangun raport dengan narasumber
dalam waktu yang singkat.

C. Saran

Saran dari kelompok 2 kepada subjek, guru, maupun orang


tua,sebaiknya subjek lebih mendalami kemampuan berbahasa yang ia
miliki, karna subjek bisa dikatakan memiliki kemampuan berbahasa yang
sangat bagus. Serta begitu juga kepada orangtua maupun guru subjek agar

18
19

dapat lebih mengarahkan subjek kepada sesuatu bidang atau jurusan yang
sesuai dengan kemampuan atau bakat yang terdapat didalam dirinya.
Karena apabila bakat dan kemampuan subjek tersebut lebih difasilitasi
seperti les atau privat bahasa, maka akan lebih berkembang dalam segala
macam bahasa yang dipahami oleh subjek, sehingga nantinya subjek dapat
menjadi seorang ahli bahasa karena subjek berdiri pada bidang yang sesuai
dengan kemampuan dan yang ia minati.
DAFTAR PUSTAKA

Syahrina, Isna Asyri. (2018). Psikolog anak berbakat. PPT. Padang:


Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang.
Savitry,Indraswari.
(2016).http://indraztugaskuliah.blogspot.com/2016/02/bab-i-
pendahuluan-a.html: di akses pada tanggal 11 Desember 2018.
Rusdidkk.(2012).http://all-star-lubis.blogspot.com/2015/12/MAKALAH-
ANAK-BERBAKAT-GIFTED-IAIN-IB-PADANG.html: di akses
pada tanggal 11 Desember 2018.
Natiwy.(2012).http://natiwy.blogspot.com/2012/01/makalah-anak-
berbakat.html: di akses pada tanggal 11 Desember 2018.
LAMPIRAN
Wawancara vano mengenai prestasi apa saja yang di raihnya.

Wawancara mamanya vano saat dirumahnya.


Foto bersama vano saat vano berada di Sekolah di Ruang guru.

Wawancara teman-teman vano pada saat jam istirahat.


Wawancara salah satu guru BK Vano

Salah satu sertifikat Vano yang menjuarai lomba kanji (tulisan jepang)
saat itu Vano juara I
Hasil IQ vano,vano urutan ke dua. Dan mempunyai IQ 121
Wawancara bersama guru vano di sekolah

Anda mungkin juga menyukai