TUGAS LAPANGAN
PSIKOLOGI ANAK BERBAKAT
Oleh:
KELOMPOK 2
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK”
PADANG
2018
Kata pengantar
ﺑﺴﻢ ﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﯿﻢ
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga sampai saat ini kita masih
diberi nikmat iman, nikmat sehat dan kekuatan untuk hidup dan berkarya. Dan
Juga shalawat beserta salam buat Nabi Muhammad SAW, pemimpin dunia dan
akhirat, idola setiap umat, pemimpin paling sukses dan yang telah menunjukkan
jalan kebenaran kepada umatnya. Syukur Alhamdulillah pada akhirnya kami dapat
menyelesaikan sebuah tugas lapangan “Psikologi Anak Berbakat” dan dapat
terselesaikan dengan baik.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan sebuah tugas sederhana ini tidak
dapat tercapai tanpa bantuan berbagai pihak, baik moral maupun material. kami
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
memberikan waktunya untuk mengajari dan memberikan data kepada kami dalam
menyelesaikan tugas ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bunda Isna Asyri Syahrina, S. Psi., M.M selaku dosen pembimbing
Psikologi Anak Berbakat yang telah bersedia meluangkan waktu
serta menyumbangkan buah pikiran yang membangun dalam
menyelesaikan tugas ini.
Berkat bantuan, bimbingan dan petunjuk serta motivasi yang tak ternilai
harganya dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung,
akhirnya kami dapat mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam tugas ini.
Kami kelompok dua menyadari bahwa tugas ini mempunyai kelemahan
dan kekurangan-kekurangan bahasa maupun cara menyusunnya sehingga
memerlukan perbaikan kearah yang lebih sempurna. Untuk itu diharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun akan kami terima dengan terbuka.
kami mengharapkan semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan semoga yang Maha Kuasa selalu melipahkan ilmu pengetahuan kepada kita
semua, Amiin ya rabbal ‘alamin.
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap anak memilki anugrah tersendiri yang diberikan dari sang maha
pencipta kepadanya melalui berbagai cara salah satunya adalah sperti anak yang
berbakat. Anugrah yang diberikan bukan hanya saja berupa kelebihan namun
terkadang kekuranganpun termasuk anugrah dari tuhan yang diberikan kepada
umatnya. Setiap kelebihan dan kekurangan pada manusia pada dasarnya harus
disyukuri dan cara mensyukuri yang paling baik adalah dengan mengembangkan
kekurangan menjadi suatu kelebihan dan menjadikan kelebihan sebagai sebagai
perantara untuk membantu orang lain dalam hal kebaikan (dalam Savitry, 2016).
Isu menarik berkaitan dengan layanan pendidikan bagi anak berbakat
(gifted) yang dalam bahasa undang - undang disebut dengan peserta didik yang
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa atau lebih popular di masyarakat
dengan cerdas istimewa (CI) dan bakat istimewa (BI) adalah adanya beragam
motivasi dan implementasinya (dalam Rusdi dkk, 2012).
Keberbakatan hingga kini masih menjadi wacana yang sangat menarik, baik
bagi yang terlibat langsung dengan persoalan keberbakatan maupun yang tidak.
Bahkan menjadi lebih menarik lagi, karena banyak terjadi miskonsepsi terhadap
keberbakatan. Secara umum “Keberbakatan dapat diartikan sebagai kemampuan
unggul yang memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan dengan
tingkat prestasi dan kreativitas yang sangat tinggi.” Dari peranyataan tersebut
dapat dipahami bahwa pertama, keberbakatan merupakan suatu kualitas yang
dibawa sejak lahir (dengan kata lain keberbakatan itu bersifat alamiah), dan
kedua, bahwa lingkungan keberbakatan adalah arena di mana anak berbakat
memainkan peran didalamnya). Karena itulah dapat dikatakan bahwa tingkat
prestasi dan kreativitas yang tinggi dihasilkan dari interaksi yang terus menerus
dan fungsional antara kemampuan dan karakteristik yang dibawa seseorang dari
lahir dan yang diperoleh selama dalam kehidupannya (dalam Savitry, 2012)
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. ANAK BERBAKAT
4
5
a. Genius
Genius ialah anak yang memiliki kecerdasan luar biasa, sehingga
dapat menciptakan sesuatu yang sangat tinggi nilainya.Intelligence
Quotien-nya (IQ) berkisar antara 140 sampai 200.Anak genius memiliki
sifat-sifat positif sebagai berikut; daya abstraksinya baik sekali,
mempunyai banyak ide, sangat kritis, sangat kreatif, suka menganalisis,
dan sebagainya. Di samping memiliki sifat-sifat positif juga memiliki
sifat negatif, diantaranya; cenderung hanya mementingkan dirinya sendiri
(egois), temperamennya tinggi sehingga cepat bereaksi (emosional), tidak
mudah bergaul, senang menyendiri karena sibuk melakukan penelitian,
dan tidak mudah menerima pendapat orang lain.
b. Gifted
Anak ini disebut juga gifted and talented adalah anak yang tingkat
kecerdasannya (IQ) antara 125 sampai dengan 140. Di samping memiliki
IQ tinggi, juga bakatnya yang sangat menonjol, seperti ; bakat seni
musik, drama, dan ahli dalam memimpin masyarakat. Anak gifted
diantaranya memiliki karakteristik; mempunyai perhatian terhadap sains,
serba ingin tahu, imajinasinya kuat, senang membaca, dan senang akan
koleksi.
6
c. Superior
Anak superior tingkat kecerdasannya berkisar antara 110 sampai
dengan 125 sehingga prestasi belajarnya cukup tinggi. Anak superior
memiliki karakteristik sebagai berikut; dapat berbicara lebih dini,
dapat membaca lebih awal, dapat mengerjakan pekerjaan sekolah
dengan mudah dan dapat perhatian dari teman temannya.
b. Kreativitas
Kreativitas ialah kemampuan untuk memberikan gagasan–gagasan
baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas
meliputi, baik ciri–ciri aptitude seperti kelancaran, keluwesan
(fleksibilitas), dan keaslian (orisinalitas) dalam pemikiran maupun ciri–
ciri (non-aptitude) seperti; rasa ingin tahu, senang mengajukan
pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman baru.
7
2. Hasil Wawancara
Laporan Sistem Kuantitatif ( Check List), yang mana hasilnya di dapatkan
dari hasil wawancara Subjek (anak berbakat), Guru, orangtua, dan teman
sebaya.
3. Kreativitas
- Dorongan ingin tahu besar √
- Sering ajukan pertanyaan yang baik √
- Memberikan gagasan terhadap masalah √
- Bebas menyatakan pendapat √
- Memiliki rasa keindahan √
- Menonjol dalam salah satu bidang seni √
- Punya pendapat sendiri dan dapat ungkapkan √
pendapat
- Rasa humor tinggi √
- Daya imajinasi kuat √
- Orisinalitas hasil karya tinggi √
- Dapat bekerja sendiri √
- Senang mencoba hal-hal baru √
- Mampu kembangkan dan memerinci gagasan √
(elaborasi)
4 Kepemimpinan
- Sering dipilih menjadi pemimpin atau ketua √
- Disenangi oleh teman sekolah √
- Dapat bekerja sama secara positif √
- Dapat mempengaruhi teman-teman atau orang √
lain
- Mempunyai banyak inisiatif (tidak perlu disuruh √
dalam melaksanakan tugas)
- Rasa tanggung jawab yang besar √
- Memiliki rasa percaya diri yang kuat √
- Mudah menyesuaikan diri terhadap situasi yang √
baru
- Aktif berperan serta dalam kegiatan sosial di √
sekolah
- Senang membantu orang lain √
10
di bangku SMA hingga saat ini, dan ia mendapatkan juara 1 kanji dan juara
3 kanji.
Subjek juga mengatakan bahwa ia memperlajari bahasa ini hanya secara
otodidak semenjak kecil dan tidak pernah mengikuti les atau privat bahasa.
Subjek memahami berbagai bahasa dengan cara menonton film. Subjek
mengakui ia menyukai berbagai macam bahasa asing, namun karena
menurutnya di Indonesia yang sering diujikan itu adalah bahasa cina, inggris
sama jepang, dan spanyol sama prancis tidak ada. Maka ia lebih
memfokuskan dirinya untuk memahami ketiga bahasa ini. Tetapi kalau
untuk olimpiade subjek hanya memfokuskan kepada bahasa jepang.
Namun menurut subjek terkadang ia juga sering ditunjuk oleh gurunya
untuk mengikuti olimpiade yang lainnya seperti matematika, dan subjek
tetap berusaha untuk mengikuti perlombaan tersebut sebaik mungkin karena
itu merupakan tanggung jawabnnya sebagai orang yang telah di percaya
oleh guru.
Subjek tertarik atau menyukai bahasa semenjak ia duduk di bangku
Sekolah dasar,namun pada saat itu subjek hanya mempelajari dan
memahami hal-hal yang masih bersifat dasar. Subjek mengkatan bahwa ia
semenjak duduk di bangku SMA ia mendapatkan juara satu pada setiap
semesternya hingga saat ini subjek duduk di kelas 12. Subjek mengatakan
bahwa ia akan terus mempertahankan prestasinya, oleh karena itu ia selalu
tekun belajar untuk agar juara kelasnya tidak diambil alih oleh orang lain.
Subjek mengatakan bahwa ia tidak menyukai ekstrakulikuler seperti
pramuka maupun osis yang ada disekolahnya, karena menurutnya ia
memang tidak memiliki minat dan ketertarikan. Kecuali hal tersebut
terpaksa ia lakukan dan akan mempengaruhi nilainya maka ia akan
mengikutinya. Subjek mengakui ia lebih tertarik membaca dan mehami
kamus. Menurut subjek ia juga agak kewalahan dalam memahami bahasa
rusia dan thailand karena penulisannya sedikit lebih rumit apabila
dibandingkan dengan yang lainnya. Akan tetapi hal tersebut tidak akan
12
cendrung lebih dekat kepada ibu apabila dibandingkan dengan ayahnya, dan
subjek memiliki hubungan yang baik dengan saudaranya.
Menurut hasil wawancara pada saat belajar dirumah, subjek selalu belajar
sendiri secara otodidak dan tidak pernah dibantu oleh siapapun. Menurut
ibunya subjek memiliki bakat pada bidang memasak dan bahasa, namun hal
tersebut tidak pernah di arahkan oleh kedua orangtuanya, seperti tidak pernah
mendapatkan pelajaran tambahan ataupun privat mengenai memasak dan
bahasa tersebut, jadi subjek benar-benar mempelajari dan memahaminya
secara otodidak. Berdasarkan keterangan dari ibunya bakat berbahasa subjek
sudah kelihatan pada saat ia berada di bangku Taman Kanak-kanak.
Berdasarkan keterangan yang didapatkan, orang tua subjek tidak pernah
memfasilitasi setiap bakat yang dimiliki oleh subjek. Subjek yang berusaha
mengembangkannya secara mandiri. Ibunya tidak pernah menekankan atau
menuntut subjek suatu hari harus menjadi apa, semuanya diserahkan kepada
subjek, namun memang ayahnya cendrung lebih mengarahkannya kepada
bidang sains,dan ingin subjek menjadi seorang dokter, namun karena subjek
tidak menyukai profesi tersebut dan merasa tidak mampu karena subjek
sangat takut sama darah, maka subjek mengambil jalan tengah untuk
memfokuskan tujuannya untuk menjadi ahli pertanian.
Berdasarkan keterangan dari ibu subjek, bahwasanya dari kecil subjek
juga sudah memiliki ketertarikan atau menyukai anime,sehingga ia memiliki
koleksi action figure-action figure sendiri. Subjek membelinya dengan cara
mengumpulkan uang belanja yang telah diberi oleh orangtuanya, dan menurut
ibunya subjek tidak terlalu suka keluar rumah apabila tidak ada urusan yang
benar-benar penting, sehingga teman-teman subjek lah yang sering
berkunjung kerumah subjek untuk bermain.
14
Oleh karena itu sesuai dengan konsep keberbakatan dari Renzulli maka
dapat dikatakan bahwasanya subjek merupakan seorang anak yang berbakat,
karena ketiga kriteria yang dijelaskan oleh Renzulli tersebut terdapat didalam
diri subjek tanpa ada salah satu kriteria yang tertinggal, dan kriteria tersebut
memiliki hubungan ataupun keterkaitan antara yang satu dengan yang
lainnya.
17
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
C. Saran
18
19
dapat lebih mengarahkan subjek kepada sesuatu bidang atau jurusan yang
sesuai dengan kemampuan atau bakat yang terdapat didalam dirinya.
Karena apabila bakat dan kemampuan subjek tersebut lebih difasilitasi
seperti les atau privat bahasa, maka akan lebih berkembang dalam segala
macam bahasa yang dipahami oleh subjek, sehingga nantinya subjek dapat
menjadi seorang ahli bahasa karena subjek berdiri pada bidang yang sesuai
dengan kemampuan dan yang ia minati.
DAFTAR PUSTAKA
Salah satu sertifikat Vano yang menjuarai lomba kanji (tulisan jepang)
saat itu Vano juara I
Hasil IQ vano,vano urutan ke dua. Dan mempunyai IQ 121
Wawancara bersama guru vano di sekolah