BOIGRAFI
Kepribadian yang sehat Menurut Adler, masalah dalam kehidupan selalu bersifat
sosial. Fungsi yang sehat bukan hanya mencintai dan bekerja, melainkan merasakan
kebersamaan dengan orang lain dan mempedulikan kesehjateraan mereka. Beberapa prinsip
penting dalam teori Adler adalah sebagai berikut:
2. Setiap orang mengembangkan gaya hidup dan rencana hidup yang sebagian disadar atau
direncanakan dan sebagian tidak disadari.
a. Gaya hidup seseorang mengindikasikan pendekatan yang konsisten pada banyak situasi.
b. Rencana hidup dikembangkan berdasarkan pilihan seseorang dan mengarah pada tujuan yang
diperjuangkan seseorang untuk dicapai
3. Kualitas kepribadian yang sehat adalah kapasitas untuk mencapai “fellow feeling” atau
Gemeinschaftgefuhli, yang fokus pada kesehjateraan orang lain. Adler menyebunya minat
sosial.
4. Ego merupakan bagian dari jiwa yang kreatif. Menciptakan realitas baru melalui proses
menyusun tujuan dan membawanya pada suatu hasil, disebut dengan fictional goals.
C.FAKTOR-FAKTOR
Manusia dimotivasi oleh adanya dorongan utama, yaitu mengatasi perasaan inferior
dan menjadi superior. Dengan demikian perilaku kita dijelaskan berdasarkan tujuan dan
ekspentasi akan masa depan. Inferioritas berarti merasa lemah dan tidak memiliki
keterampilan untuk menghadapi tugas atau keadaan yang harus diselesaikan. Hal itu tidak
berarti rendah diri terhadap orang lain dalam pengertian yang umum, meskipun ada unsur
membandingkan kemampuan diri dengan kemampuan orang lain yang lebih matang dan
berpengalaman. Sedangkan superiority bukan berarti lebih baik dibandingkan dengan orang
lain, melainkan secara berkelanjutan mencoba untuk menjadi lebih baik, untuk menjadi
semakin dekat dengan tujuan ideal seseorang.
Beberapa keadaan khusus seperti dimanja dan ditolak, mungkin dapat membuat
seseorang mengembangkan inferiority complex atau superiority complex. Dua kompleks
tersebut berhubungan erat. Superiority complex selalu menyembunyikan atau bentuk
kompensasi dari inferior. Sedangkan inferiority complex menyembunyikan perasaan superior.
Adler meyakini bahwa motif utama setiap orang adalah untuk menjadi kuat, kompeten,
berprestasi dan kreatif.
Social Interest
Social interest merupakan bentuk kepedulian atas kesehjateraan orang lain yang
berkelanjutan sepanjang kehidupan untuk mengarahkan perilaku seseorang. Meskipun minat
sosial dilahirkan, tetapi menurut Adler terlalu lemah atau kecil untuk dapat berkembang
dengan sendirinya. Oleh karena itu menjadi tugas Ibu, yang menjadi orang pertama dalam
pengalaman seorang anak, untuk mengembangkan potensi tersebut. Apabila ibu tidak dapat
membantu anak untuk memperluas minat sosialnya, maka anak akan cenderung tidak
memiliki kesiapan ketika menghadapi masalah dalam lingkungan sosialnya.
Minat sosial memungkinkan seseorang untuk berjuang mencapai superior dengan cara
yang sehat dan kurangnya minat sosial tersebut dapat mengarahkan pada fungsi yang
maladaptif. Semua kegagalan seperti neurotik, psikotik, pemabuk, anak yang bermasalah dan
lainnya disebabkan kurangnya memiliki minat sosial mereka mengatasi masalah pekerjaan,
persahabatan dan seks tanpa memiliki keyakinan bahwa hal tersebut dapat diselesaikan
dengan cara kerja sama. Makna yang diberikan pada kehidupan lebih bernilai pribadi. Tidak
ada orang lain yang mendapatkan keuntungan dengan tercapainya tujuan mereka. Tujuan
keberhasilan merupakan merasakan superioritas personal dan hanya berarti untuk diri mereka
sendiri. sebagai manusia yang sehat, maka pada waktu yang bersamaan ia akan berjuang
mencapai superior dengan membantu orang lain mencapai tujuan mereka.
2.Style of Life
Melalui konsep gaya hidup, Adler menjelaskan keunikan manusia. Setiap manusia
memiliki tujuan, perasaan inferior, berjuang menjadi superior dan dapat mewarnai atau tidak
mewarnai usaha mencapai superioritasnya itu dengan minat sosial. Akan tetapi, setiap
manusia melakukannya dengan cara yang berbeda. Gaya hidup merupakan cara unik dari
setiap orang dalam mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan dalam lingkungan hidup
tertentu, di tempat orang tersebut berada. Gaya hidup berdasarkan atas makna yang seseorang
berikan mengenai kehidupannya atau interpretasi unik seseorang mengenai inferioritasnya,
setiap orang akan mengatur kehidupannya masing-masing unuk mencapai tujuan akhirnya
dan mereka berjuang untuk mencapai hal tersebut.
Gaya hidup terbentuk pada usia 4-5 tahun dan tidak hanya ditentukan oleh
kemampuan intrinsik (hereditas) dan lingkungan objektif, melainkan dibentuk oleh persepsi
dan interpretasinya mengenai kedua hal tersebut. Seorang anak tidak memandang suatu
situasi sebagaimana adanya, melainkan dipengaruhi oleh prasangka dan minatnya dirinya.
The Rulling-dominant Type: asertif, agresif fdan aktif. Ia memanipulasi dan menghadapi
situasi kehidupan dan orang-orang didalamnya, tingkat aktivitasnya tinggi tetapi
dikombinasikan denan minat sosial yang minimal. Aktivitas yang dilakukan dapat
mengarah pada perilaku antisosial.
The Getting-Leaning Type: mengharapkan orang lain memenuhi kebutuhannya dan
mendukung minatnya, bergantung pada orang lain. Merupakan kombinasi antara minat
sosial yang rendah dan tingkat aktivitas yang rendah.
The Avoidant Type: menarik diri dari permasalahan. Menghadapi suatu tugas dengan
cara menghindar. Memiliki minat sosail yang rendah dan tingkat aktivitas yang sangat
rendah.
The Society Useful Type: Merupakan tipe yang paling sehat. Memiliki penilaian yang
realistik atas masalah yang dihadapi. Memiliki orientasi sosial dan bekerjasama dengan
orang lain untuk mengahadapi tugas kehidupan. Merupakan kombinasi antara tingat
aktivitas dan minat sosial yang tinggi.
Neurotic Safeguarding Strategies
Semua orang neurotik menciptakan pengamanan atas harga dirinya, seperti defense
mechanism menurut Freud. Pengamanan tersebut merupakan perlindungan terhadap self atau
ego dari pengaruh luar, biasanya interpersonal, ancaman. Terdapat 3 strategi pengamanan,
yaitu:
Seseorang mencoba untuk membebaskan dirinya dari tuntutan umum kehidupan dengan
cara menekankan pada simtom neurotiknya, simtom neurotik digunakan sebagai alasan untuk
melarikan diri dari tuntutan kehidupan sehingga tidak menunjukkan yang terbaik. Seseorang
merasa aman karena adanya kebebasan untuk tidak melakukan yang terbaik dari tuntutannya
yang kurang terhadap perkembangan diri.
2. Aggresive Strategies
a. Depreciation: kecenderungan merendahkan orang lain sehingga orang tersebut tidak terlihat
superior sebagai ancaman, melebihkan penilaian diri dalam hubungannya dengan orang lain.
Strategi untuk mencapai superior dengan membuat orang lain merasa inferior.
b. Accusation: perasaan tidak disadari yang menyalahkan orang lain atas perasaan inferior dan
frustasi yang dialami. Mengarah pada ekspresi langsung kemarahan
c. Self-accusation: menyalahkan diri sendiri atas ketidakberuntungan yang dialami. Hal itu
dilakukan dengan cara yang dapat menarik perhatian, simpati atau bantuan dari orang lain.
3. Distancing Strategies
Melindungi harga diri dengan membatasi keterlibatan dalam kehidupan dan menghindari
tantangan yang memungkinkan adanya resiko kegagalan.
a. Moving backward: adanya konflik mendasar dimana seseorang menginginkan kesuksesan dan
menghindari kegagalan. Pada akhirnya orang tersebut memiliki motivasi untuk tidak
melakukan apapun atau kembali pada tahap perkembangan yang kurang mencerminkan
kecemasan.
b. Standing Still: seseorang tidak melakukan apapun dalam taraf yang lebih dramatis. Ia menolak
tanggung jawab yang memungkinkan adanya evaluasi. Melindungi diri dari kegagalan
dengan tidak melakukan apapun.
c. Hesitation: secara tidak sadar menciptakan kesulitan pada diri dan juga menciptakan cara
untuk tidak mengatasinya sehingga menjadi simtom neurotik. Mengulur waktu sehingga
masalah tidak perlu lagi dihadapi.
Faulty Life-styles
Gaya hidup yang maladaptif merupakan hasil dari tiga kondisi, yaitu cacat fisik, gaya
hidup dimanja dan gaya hidup diabaikan. Anak dengan cacat fisik cenderung memilki
perasaan tidak adekuat dalam memenuhi tugas dalam hidupnya. Pengertian dari orangtua
dapat membantu anaknya untuk mengembangkan kekuatan untuk mengkompensasikan
kelemahannya itu. Anak yang dimanja gagal untuk mengembangkan minat sosial dan
memenuhi harapan sosial. Ia memiliki kebutuhan untuk menerima tanpa memberi, anak akan
sedikit atau tidak melakukan sesuatu untuk orang lain dan memanipulasi orang lain untk
memuaskan kebutuhannya. Sedangkan anak yang diabaikan dapat menjadi musuh di
lingkungannya dan didominasi oleh kebutuhan untuk balas dendam.
1. Anak Pertama
Menurut Adler, anak pertama memiliki posisi yang unik, yaitu sebagai anak satu-satunya
pada suatu waktu, dan kemudian mengalami pergeseran status ketika anak kedua lahir. Anak
pertama awalnya mendapatkan perhatian utuh sampai terbagi saat adiknya lahir. Peristiwa
tersebut mengubah situasi dan pandangan anak pertama terhadap dunia. Bila anak pertama
berusia lebih tua 3 tahun atau lebih ketika memiliki adik, maka biasanya akan merasa
permusuhan dan kebencian terhadap adiknya.
2. Anak Tengah
Ciri anak tengah adalah ambisius. Ia selalu berusaha melebihi kakaknya dan cenderung
memberontak atau iri hati. Tetapi pada umumnya ia dapat menyesuaikan diri dengan lebih
baik.
3. Anak Bungsu
Anak bungsu adalah anak yang dimanjakan. Sama seperti anak sulung, kemungkinan ia
akan menjadi anak yang bermasalah dan menjadi orang dewasa yang neurotik dan tidak
mampu menyesuaikan diri.
4. Anak Kedua
Sifat anak ini selalunya lebih agresif berbanding dengan anak sulong. Dia selalu dibantu
dalam banyak perkara dan sentiasa ada penyokong di belakang kejayaannya –sama ada ibu,
bapa atau kakak atau abangnya. Dia turut mempunyai daya saing yang lebih tinggi dan sering
kali berlumba- lumba untuk menjadi yang lebih baik daipada adik- beradiknya yang lain.
Anak kedua boleh menjadi seorang yang degil atau cuba dilihat menyerlah daripada orang
lain dalam apa- apa perkara.
5. Anak Kembar
Salah satu daripada pasangan kembar ini akan bersifat lebih agresif, cerdas, dan aktif.
Maka, ibu bapa mereka cenderung melihat salah seorang daripada mereka adalah kakak atau
abang kepada yang satu lagi. Anak kembar boleh mengalami masalah ketidaktentuan identiti.
Pasangan kembar yang lebih menyerlah akan menjadi ketua dan model kepada pasangannya
yang lebih lemah dan pasif.
DAFTAR PUSTAKA
Boeree, C.G. 2005. Personality theories (cetakan ke II). Yogyakarta: Primashopie
Hall, C., Lindzey G (Alih bahasa Dr. A Supratiknya). 1993. Teori-Teori Psikodinamik
(Klinis).Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Hall, C.,Lindzey, G. 1985. Personality Theories. NewYork: Jhon Wiley Sons