Anda di halaman 1dari 13

KATETERISASI

KELOMPOK 10
DI SUSUN OLEH :
Ramayan Abadi
Hasbi sadikin
KATETERISASI PADA WANITA DAN PRIA
A.    Defenisi
Kateter adalah pipa untuk memasukkan atau
mengeluarkan cairan. Kateter terutama terbuat dari
bahan karet atau plastik, metal, woven silk dan silicon.
Kandung kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi
untuk menampung air seni yang berubah-ubah
jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari
sepasang ginjal. Kateterisasi kandung kemih adalah
dimasukkannya kateter melalui urethra ke dalam
kandung kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine.
• B.     Kegunaan/ manfaat
•   Untuk segera mengatasi distensi kandung
kemih.
•   Untuk pengumpulan spesimen urine.
•   Untuk mengukur residu urine setelah miksi
di dalam kandung kemih.
•   Untuk mengosongkan kandung kemih
sebelum dan selama pembedahan
• C.     Persiapan alat
• 1)      Sarung tangan steril
• 2)      Kateter steril
• 3)      Duk steril
• 4)      Minyak pelumas/ jelly
• 5)      Larutan pembersih/ anti septik
• 6)      Spoit yang berisi cairan atau udara
• 7)      Perlak
• 8)      Pinset anatomi
• 9)      Bengkok
• 10)  Urin bag
• 11)  Sampiran
• 12)   Aquades
• D.    Prosedur kerja(pemsangan kateter pada wanita)
• 1)      Jelaskan prosedur pada klien
• 2)      Cuci tangan
• 3)      Pasang sampiran
• 4)      Pasang perlak
• 5)      Gunakan sarung tangan steril
• 6)      Pasang duk steril
• 7)      Melakukan desinfeksi sebagai berikut : Pada
penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora,
desinfeksi dimulai dari atas ( clitoris ), meatus lalu kearah
bawah menuju rektum. Hal ini diulang 3 kali . deppers
terakhir ditinggalkan diantara labia minora dekat clitoris
untuk mempertahankan penampakan meatus urethra.
• 8)      Kateter diberi minyak pelumas pada ujungnya, lumuri kateter dengan jelly dari
ujung merata sampai sepanjang 4 cm.
• 9)      Untuk pasien wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora sedang tangan
kanan memasukkan kateter pelan-pelan dengan disertai penderita menarik nafas
dalam. Kaji kelancaran pemasukan kateter, jika ada hambatan kateterisasi dihentikan.
Menaruh nierbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan
kateter sampai pangkalnya.  
• 10)  Mengambil spesimen urine kalau perlu.
• 11)  Mengembangkan balon kateter dengan aquades steril sesuai volume yang
tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai.
• 12)  Memfiksasi kateter : Pada klien wanita kateter difiksasi dengan plester pada
pangkal paha.
• 13)  Menempatkan urin bag di tempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari
kandung kemih.
• 14)  Rapikan alat
• 15)  Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
• 16)  Melaporkan pelaksanaan dan hasil tertulis pada status penderita yang meliputi:
Hari tanggal dan jam pemasangan kateter, Tipe dan ukuran kateter yang digunakan,
Jumlah, warna, bau urine dan kelainan-kelainan lain yang ditemukan, Nama terang
dan tanda tangan pemasang
• 8)      Kateter diberi minyak pelumas pada ujungnya, lumuri kateter dengan jelly dari
ujung merata sampai sepanjang 4 cm.
• 9)      Untuk pasien wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora sedang tangan
kanan memasukkan kateter pelan-pelan dengan disertai penderita menarik nafas
dalam. Kaji kelancaran pemasukan kateter, jika ada hambatan kateterisasi dihentikan.
Menaruh nierbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan
kateter sampai pangkalnya.  
• 10)  Mengambil spesimen urine kalau perlu.
• 11)  Mengembangkan balon kateter dengan aquades steril sesuai volume yang tertera
pada label spesifikasi kateter yang dipakai.
• 12)  Memfiksasi kateter : Pada klien wanita kateter difiksasi dengan plester pada
pangkal paha.
• 13)  Menempatkan urin bag di tempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari
kandung kemih.
• 14)  Rapikan alat
• 15)  Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
• 16)  Melaporkan pelaksanaan dan hasil tertulis pada status penderita yang meliputi:
Hari tanggal dan jam pemasangan kateter, Tipe dan ukuran kateter yang digunakan,
Jumlah, warna, bau urine dan kelainan-kelainan lain yang ditemukan, Nama terang
dan tanda tangan pemasang
• D.    Prosedur kerja(pemasangan kateter pada pria)
• 1)      Jelaskan prosedur pada klien
• 2)      Cuci tangan
• 3)      Pasang sampiran
• 4)      Pasang perlak
• 5)      Gunakan sarung tangan steril
• 6)      Pasang duk steril
• 7)      Melakukan desinfeksi sebagai berikut: Pada klien laki-laki
penis dipegang dan diarahkan ke atas atau hampir tegak lurus
dengan tubuh untuk meluruskan urethra yang panjang dan
berkelok agar kateter mudah dimasukkan . desinfeksi dimulai
dari meatus termasuk glans penis dan memutar sampai pangkal,
diulang sekali lagi dan dilanjutkan dengan alkohol. Pada saat
melaksanakan tangan kiri memegang penis sedang tangan kanan
memegang pinset dan dipertahankan tetap steril.
• 8)      Kateter diberi minyak pelumas/jelly pada ujungnya (kurang 12,5-17,5 cm)
lalu masukkan perlahan meatus sambil anjurkan klien menarik napas dalam.
• Dengan penjelasan lebih lanjut sebagai berikut: Pada  laki-laki : Tangan kiri
memegang penis dengan posisi tegak lurus tubuh penderita sambil membuka
orificium urethra externa, tangan kanan memegang kateter dan memasukkannya
secara pelan-pelan dan hati-hati bersamaan penderita menarik nafas dalam. Kaji
kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian
dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan. Menaruh neirbecken
di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine
keluar sedalam 5 – 7,5 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
• 9)  Setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya untuk
kateter menetap (mengembangkan balon kateter dengan aquadest steril sesuai
volume yang tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai) dan bila
intermiten tarik kembali sambil klien di minta menarik napas dalam.
• 10)  Mengambil spesimen urine kalau perlu.
• 11)  Memfiksasi kateter : pada laki-laki kateter difiksasi dengan plester pada
abdomen
• 12)  Menempatkan urin bag di tempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari
kandung kemih
• 13)  Rapikan alat
• 14)  Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
• 15)  Menempatkan urin bag di tempat tidur pada posisi yang
lebih rendah dari kandung kemih
• 16)  Melaporkan pelaksanaan dan hasil tertulis pada status
klien yang meliputi:
• 17)Hari tanggal dan jam pemasangan kateter
• 18)Tipe dan ukuran kateter yang digunakan
• 19)Jumlah, warna, bau urine dan kelainan-kelainan lain yang
ditemukan
• 20) Nama terang dan tanda tangan pemasang
• D.    Prosedur kerja
• 1.      Jelaskan prosedur pada klien
• 2.      Cuci tangan
• 3.      Pasang sampiran
• 4.      Pasang perlak
• 5.      Gunakan sarung tangan
• 6.      Atur posisi klien telentang
• 7.      Bersihkan daerah genetalia dengan air sabun, bilas dengan air
• 8.      Lakukan pemasangan kondom dengan disisakan 2,5-5 cm ruang antara
glans penis dengan ujung kondom
• 9.      Lekatkan pangkal kateter pada batang penis dengan perekat elastis dan
jangan ketat.
• 10.  Hubungkan ujung kondom dengan kantung penampung urine
• 11.  Rapikan alat
• 12.  Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
• 13.  Catat prosedur dan respon klien.
•  
• . Pemasangan kondom kateter
• A.    Defenisi
• Kateter kondom adalah alat drainase urine ekternal yang tepat dalam
penggunaannya adan aman untuk mendarinase urine pada klien pria.
Alat ini lembut, dan sarung karet yang lembut yang disarungkan ke
penis.
• B.     Kegunaan/ manfaat
• Tersedia untuk klien inkontinensia atau koma yang masih mempunyai
fungsi pengosongan kandung kemih lengkap dan spontan. 
• C.     Persiapan alat
• 1.      Sarung tangan
• 2.      Air sabun
• 3.      Pengalas
• 4.      Kateter kondom
• 5.      Kantung penampung urine
• 6.      sampiran
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai