teory
Kepribadian yang sehat menurut Erich Fromm adalah pribadi yang produktif yaitu pribadi yang
dapat menggunakan secara penuh potensi dirinya. Kepribadian yang sehat menurut Fromm
ditandai beberapa hal antara lain pola hubungan yang sehat (konstruktif), bukan atas dasar
ketergantungan ataupun kekuasaan dalam hubungan dengan orang lain, kelompok, dan Tuhan.
Transendensi (kebutuhan untuk melebihi peran-peran pasif, melampaui perasaan tercipta menjadi
pencipta yang aktif-kreatif). Perasaan berakar yang diperoleh melalui persaudaraan dengan
sesama umat manusia, perasaan keterlibatan, cinta, perhatian, dan partisipasi dalam masyarakat.
Perasaan identitas sebagai individu yang unik. Memiliki kerangka orientasi (frame of reference)
yang mendasari interpretasinya yang objektif terhadap berbagai peristiwa. Menurut tokoh lain,
Viktor Frankl, hakekat eksistensi manusia terdiri dari tiga faktor, yaitu spiritualitas, kebebasan,
dan tanggung jawab. Sama seperti Fromm, dan tokoh-tokoh lain yang menggambarkan
kepribadian yang sehat (Carl Rogers, Maslow, Fritz Pearls), Frankl juga menegaskan faktor
kebebasan/independency/otonomi (kebalikan dari ketergantungan). Kegagalan dalam
menegakkan tiga faktor tersebut akan mengakibatkan frustrasi eksistensial yang ditandai oleh
perasaan hampa/absurd (ragu akan makna hidupnya sendiri). Ada 4 segi tambahan dari
kepribadian sehat yaitu cinta, pikiran, kebahagiaan, dan suara hati yang produktif. Cinta yang
produktif adalah cinta yang memperhatikan serta membantu pertumbuhan dan perkembangan
orang lain. Pikiran yang produktif adalah pikiran yang berfokus pada gejala-gejala dan
mempelajarinya secara keseluruhan, bukan hanya dalam potongan-potongan. Suara hati yang
produktif adalah suara hati yang memimpin dan mengatur diri sendiri. Cinta yang produktif
adalah suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana partner-partner dapat
mempertahankan individualitas mereka. Diri orang tidak terserap atau hilang dalam cinta
terhadap orang lain. Diri tidak berkurang dalam cinta produktif, melainkan diperluas, dibiarkan
terbuka sepenuhnya. Suatu perasaan akan hubungan tercapai, tetapi identitas dan kemerdekaan
seseorang terpelihara Cinta yang produktif itu merupakan suatu kegiatan dan bukan suatu nafsu.
Cinta yang produktif tidak terbatas pada cinta yang erotis, tetapi mungkin merupakan cinta
persaudaraan. Tercapainya cinta yang produktif merupakan salah satu dari prestasi-prestasi
kehidupan yang lebih sulit. Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan (dalam pengertian
memelihara mereka) kesejahteraan mereka, membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Mencintai berarti memikul tanggung jawab untuk orang-orang lain. Fromm mengingatkan bahwa
cinta yang produktif ini sukar dicapai. Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan,
pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat
terhadap objek pikiran. Pikiran yang produktif berfokus pada seluruh gejala dengan mempelajari
dan bukan pada kepingan-kepingan atau potongan-potongan gejala yang terpisah. Fromm
percaya bahwa semau penemuan dan wawasan yang hebat pasti melibatkan pikiran objektif.
Kebahagiaan merupakan suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan
orientasi produktif. Kebahagiaan bukan karena suatu perasaan atau keadaan yang menyenangkan
melainkan kondisi yang meningkatkan seluruh organisme, menghasilkan penambahan gaya
hidup, meningkat kesehatan fisik, dan pemenuhan potensi-potensi seseorang. Fromm
menyatakan bahwa suatu perasaan kebahagiaan merupakan bukti bagaimana keberhasilan
seseorang ”dalam seni kehidupan”. Suara hati ada dua tipe suara hati, yaitu suara hati otoriter
dan suara hati humanistis. Suara hati otoriter adalah penguasa dari luar yang diinternalisasikan,
yang memimpin tingkah laku orang itu. Apabila orang itu bertingkah laku berlawanan dengan
kode moral itu (atau bahkan berpikir untuk bertingkah laku demikian), maka dia mengalami
perasaan bersalah. Jadi ’wasit’ dari tingkah laku dan pikiran terletak diluar diri dan bertindak
untuk menghalangi fungsi dan pertumbuhan yang penuh dari diri.
Sumber : Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan : Model-model Kepribadian Sehat. Alih
Erich Fromm lahir di Frankfurt, Jerman pada tanggal 23 Maret 1900. Ia belajar
psikologi dan sosiologi di University Heidelberg, Frankfurt, dan Munich. Setelah
memperoleh gelar Ph.D dari Heidelberg tahun 1922, ia belajar psikoanalisis di Munich
dan pada Institut psikoanalisis Berlin yang terkenal waktu itu. Tahun 1933 ia pindah ke
Amerika Serikat dan mengajar di Institut psikoanalisis Chicago dan melakukan praktik
privat di New York City. Ia pernah mengajar pada sejumlah universitas dan institut di
negara ini dan di Meksiko. Terakhir, Fromm tinggal di Swiss dan meninggal di Muralto,
Swiss pada tanggal 18 Maret 1980.
Fromm sangat dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Karl Marx, terutama oleh
karyanya yang pertama, The economic philosophical manuscripts yang ditulis pada
tahun 1944. Tema dasar ulisan Fromm adalah orang yang merasa kesepian dan
terisolasi karena ia dipisahkan dri alam dan orang-orang lain. Kedaan isolasi ini tidak
ditemukan dalam semua spesies binatang, itu adalah situasi khas manusia. Berikut ini
kita akan mengulas lebih dalam mengenai teori-teori Fromm.
Fromm sangat dipengaruhi oleh tulisan Karl Marx, terutama oleh karyanya yang
pertama, The Economic and Philosophical Manuscripts yang ditulis pada tahun 1944.
Fromm membandingkan ide-ide Freud dan Marx, menyelidiki kontradiksi-kontradiksinya
dan melakukan percobaan yang sintesis. Fromm memandang Marx sebagai pemikir
yang lebih ulung daripada Freud dan menggunakan psikoanalisa, terutama untuk
mengisi celah-celah pemikiran Marx. Pada tahun 1959, Fromm menulis analisis yang
sangat kritis bahkan polemis tentang kepribadian Freud dan pengaruhnya, sebaliknya
berbeda sekali dengan kata-kata pujian yang diberikan kepada Marx pada tahun 1961.
Meskipun Fromm deapat disebut sebagai seorang teoritikus kepribadian Marxian, ia
sendiri lebih suka disebut humanis dialetik. Tulisan-tulisan Fromm dipengaruhi oleh
pengetahuannya yang luas tentang sejarah, sosiologi, kesusastraan, dan filsafat.
Tema dasar dari dasar semua tulisan Fromm adalah individu yang merasa
kesepian dan terisolir karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang lain. Keadaan
isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang, itu adalah situasi khas
manusia. Dalam bukunya Escape from Freedom (1941), ia mengembangkan tesis
bahwa manusia menjadi semakin bebas dari abad ke abad, maka mereka juga makin
merasa kesepian (being lonely). Jadi, kebebasan menjadi keadaan yang negatif dari
mana manusia melarikan diri. Dan jawaban dari kebebasan yang pertama adalah
semangat cinta dan kerjasama yang menghasilkan manusia yang mengembangkan
masyarakat yang lebih baik, yang kedua adalah manusia merasa aman dengan tunduk
pada penguasa yang kemudian dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Dalam buku-buku Fromm berikutnya (1947, 1955, 1964), dikatakan bahwa setiap
masyarakat yang telah diciptakan manusia, entah itu berupa feodalisme, kapitalisme,
fasisme, sosialisme, dan komunisme, semuanya menunjukkan usaha manusia untuk
memecahkan kontradiksi dasar manusia. Kontradiksi yang dimaksud adalah seorang
pribadi merupakan bagian tetapi sekaligus terpisah dari alam, merupakan binatang
sekaligus manusia. Sebagai binatang, orang memiliki kebutuhan-kebutuhan fisik
tertentu yang harus dipuaskan. Sebagai manusia, orang memiliki kesadaran diri, pikiran
dan daya khayal. Pengalaman-pengalaman khas manusia meliputi perasaan lemah
lembut, cinta, perasaan kasihan, sikap-sikap perhatian, tanggung jawab, identitas,
intergritas, bisa terluka, transendensi, dan kebebasan, nilai-nilai serta norma-norma.
Kemudian teori Erich Fromm mengenai watak masyarakat mengakui asumsi transmisi
kebudayaan dalam hal membentuk kepribadian tipikal atau kepribadian kolektif. Namun
Fromm juga mencoba menjelaskan fungsi-fungsi sosio-historik dari tipe kepribadian
tersebut yang menghubungkan kebudayaan tipikal dari suatu kebudayaan obyektif yang
dihadapi suatu masyarakat. Untuk merumuskan hubungan tersebut secara efektif,
suatu masyarakat perlu menerjemahkannya ke dalam unsur-unsur watak (traits) dari
individu anggotanya agar mereka bersedia melaksanakan apa yang harus dilakukan.
Fromm juga menyebutkan dan menjelaskan lima tipe karakter sosial yang
ditemukan dalam masyarakat dewasa ini, yakni:
5. Tipe Produktif (karakter yang kreatif dan selalu berusaha untuk menggunakan barang-
barang untuk suatu kemajuan)
3) Tidak satu pun bentuk masyarakat yang pernah diciptakan berhasil memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar eksistensi manusia, dan
Dilema Eksistensi
Menurut Fromm, hakekat manusia juga bersifat dualistik. Paling tidak ada empat
dualistik di dalam diri manusia:
Kesadaran diri dan fikiran manusia telah mengetahui bahwa dia akan mati, tetapi
manusia berusaha mengingkarinya dengan meyakini adanya kehidupan sesudah mati,
dan usaha-usaha yang tidak sesuai dengan fakta bahwa kehidupan akan berakhir
dengan kematian.
Manusia adalah pribadi yang mandiri, sendiri, tetapi manusia juga tidak bisa
menerima kesendirian. Manusia menyadari diri sebagai individu yang terpisah, dan
pada saat yang sama juga menyadari kalau kebahagiaannya tergantung kepada
kebersamaan dengan orang lain. Dilema ini tidak pernah terselesaikan, namun orang
harus berusaha menjembatani dualism ini, agar tidak menjadi gila. Dualisme-dualisme
itu, aspek binatang dan manusia, kehidupan dan kematian, ketidaksempurnaan dan
kesempurnaan, kesendirian dan kebersamaan, merupakan kondisi dasar eksistensi
manusia. Pemahaman tentang jiwa manusia harus berdasarkan analisis tentang
kebutuhan-kebutuhan manusia yang berasal dari kondisi-kondisi eksistensi manusia.
Kondisi yang dibawa dari lahir antara tesa-antitesa eksistensi manusia, disebut
dilema eksistensi. Di satu sisi manusia berjuang untuk bebas, menguasai lingkungan
dengan hakekat kemanusiaannya, di sisi lain kebebasan itu memperbudak manusia
dengan memisahkan hakekat kebinatangan dari akar-akar alaminya. Dinamika
kehidupan bergerak tanpa henti seolah-olah manusia bakal hidup abadi, setiap orang
tanpa sadar mengingkari kematian yang baka dan berusaha bertahan di dunia yang
fana. Mereka menciptakan cita-cita ideal yang tidak pernah dapat dicapai, mengejar
kesempurnaan sebagai kompensasi perasaan ketidaksempurnaan. Anak yang berjuang
untuk memperoleh otonomi diri mungkin menjadi dalam kesendirian yang membuatnya
merasa tidak berdaya dan kesepian; masyarakat yang berjuang untuk merdeka
mungkin merasa lebih terancam oleh isolasi dari bangsa lain. Dengan kata lain,
kemandirian dan kebebasan yang diinginkan malahan menjadi beban. Ada dua cara
menghindari dilema eksistensi yaitu:
1. Menerima otoritas dari luar dan tunduk kepada penguasa dan menyesuaikan diri dengan
masyarakat. Manusia menjadi budak (dari penguasa negara) untuk mendapatkan
perlindungan/rasa aman.
2. Orang bersatu dengan orang lain dalam semangat cinta dan kerja sama, menciptakan
ikatan dan tanggung jawab bersama dari masyarakat yang lebih baik.
KEBUTUHAN MANUSIA
Umumnya kata “kebutuhan” diartikan sebagai kebutuhan fisik, yang oleh Fromm
dipandang sebagai kebutuhan aspek kebinatangan dari manusia, yakni kebutuhan
makan, minum, seks, dan bebas dari rasa sakit. Kebutuhan manusia dalam arti
kebutuhan sesuai dengan eksistensinya sebagai manusia, menurut Fromm meliputi dua
kelompok kebutuhan; pertama kebutuhan untuk menjadi bagian dari sesuatu dan
menjadi otonom, yang terdiri dari kebutuhan Relatedness, Rootedness, Transcendence,
Unity, dan Identity. Kedua, kebutuhan memahami dunia, mempunyai tujuan dan
memanfaatkan sifat unik manusia, yang terdiri dari kebutuhan Frame of orientation,
frame of devotion, Excitation-stimulation, dan Effectiveness.
· Fikiran dan kebebasan yang dikemangkannya sendiri justru memutus ikatan alami dan
menimbulkan perasaan isolasi/tak berdaya.
Keberakaran adalah kebutuhan untuk mengikat diri dengan kehidupan. Setiap saat
orang dihadapkan dengan dunia baru, dimana dia harus tetap aktif dan kreatif
mengembangkan perasaan menjadi bagian yang integral dari dunia. Dengan demikian
dia akan tetap merasa aman, tidak cemas, berada di tengah-tengah duania yang penuh
ancaman. Orang dapat membuat ikatan fiksasi yang tidak sehat, yakni
mengidentifikasikan diri dengan satu situasi, dan tidak mau bergerak maju untuk
membuat ikata baru dengan dunia baru.
5. Identitas (identity): Kebutuhan untuk menjadi “aku”, kebutuhan untuk sadar dengan
dirinya sendiri sebagai sesuatu yang terpisah. Manusia harus merasakan dapat
mengontrol nasibnya sendiri, harus bisa membuat keputusan, dan merasa bahwa
hidupnya nyata-nyata miliknya sendiri. Misalnya orang primitif mengidentifikasikan diri
dengan sukunya, dan tidak melihat dirinya sendiri sebagai bagian yang terpisah dari
kelompoknya.
2) Kerangka kesetiaan (frame of devotion): Kebutuhan untuk memiliki tujuan hidup yang
mutlak. Orang membutuhkan sesuatu yang dapat menerima seluruh pengabdian
hidupnya, sesuatu yang membuat hidupnya menjadi bermakna. Kerangka pengabdian
adalah peta yang mengarahkan pencarian makna hidup, menjadi dasar dari nilai-nilai
dan titik puncak dari semua perjuangan.
1. Mencapai kebebasan positif yakni berusaha menyatu dengan orang lain, tanpa
mengorbankan kebebasan dan integritas pribadi. Ini adalah pendekatan optimistik dan
altruistik, yang menghubungkan diri dengan orang lain melalui kerja dan cinta, melalui
ekspresi perasaan dan kemampuan intelektual yang tulus dan terbuka. Oleh Fromm
disebut pendekatan humanistik, yang membuat orang tidak merasa kesepian dan
tertekan, karena semua menjadi saudara dari yang lain.
a. Otoritarianisme (authoritarianism)
b. Perusakan (destruktiveness)
Destruktif berakar pada perasaan kesepian, isolasi, dan tak berdaya. Destruktif
mencari kekuatan tidak melalui membangun hubungan dengan pihak luar, tetapi melalui
usaha membalas/merusak kekuatan orang lain, individu, bahkan negara dapat
memakai strstegi destruktif , merusak orang atau obyek, dalam rangka memperoleh
perasaan kuat yang hilang.
c. Penyesuaian (conformity)
Daftar Psutaka
Sehingga kepribadian sehat menurut Eric from adalah penyesuaian diri seseorang dalam
masyarakat merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan dari luar dan
seseorang menerapkan kerakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat kepribadian sehat
juga adanya keinginan untuk mencintai dan di cintai .
DAFTAR PUSTAKA :
Psikologi kepribadian Penulis: Agus Sujanto; Penerbit: Bumi Aksara
Psikologi Kepribadian, Penulis: Sumadi Suryabrata, Penerbit: Rajawali Pers