Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepada Baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat kesehatan yang
diberikan oleh-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Bimbingan Konseling Islam dengan judul
“Tipologi Kepribadian H. J. Eysenck”. Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Sehingga
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian yang dapat saya haturkan, saya berharap semoga makalah yang telah saya buat
ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………… 2
A. Kesimpulan …………………………………………………………………….. 8
B. Saran……………………………………………………………………………. 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Eysenck mengemukakan konsepsi sederhana dalam teori kepribadiannya,
ayitu ekstraversion dan neuroticism. Dimensi ekstraversion merujuk pada kepribadian
individu yang berkaitan dengan kehidupan sosial, sedangkan dimensi neuroticism
berkaitan dengan kemampuan pengendalian kestabilan emosi pada kepribadian
individu.Eysenck mengatakan bahwa tidak ada individu yang benar-benar ekstrovert
attaupun introvert, tetapi indiivdu tersebut akan berada di antara kutub dimensi dari
kedua dimensi tersebut.
Teori Eysenck ini mengemukakan perbedaan antar individu terjadi karena
adanya faktor biologis yang memengaruhi kepribadian, bukan ahnya dari faktor
psikologis saja. Perbedaan genetic akan menyebabkan perbedaan struktur sistem saraf
pusat, struktur otak, hormone, dan sebagainya, yang kemudian menyebabkan
perbedaan dalam dimensi kepribadian individu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi dari Hans J. Eysenck?
2. Bagaimana tipe kepribadian menurut Hans J. Eysenck?
3. Bagaimana dimensi kepribadian menurut Hans J. Eysenck?
4. Apa yang dimaksud dengan analisis faktor menurut Hans J. Eysenck?
C. Tujuan
1. Mengetahui biografi dari Hans J. Eysenck.
2. Mengetahui tipe kepribadian menurut Hans J. Eysenck.
3. Mengetahui dimensi kepribadian menurut Hans J. Eysenck.
4. Mengetahui maksud dari analisis faktor menurut Hans J. Eysenck.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi H. J. Eysenck
Hans Jurgen Eysenck lahir di Belin pada 4 maret 1916. Eysenck merupakan
anak tunggal dari Anton Eduard Eysenck dan Ruth Werner. Semenjak usia 4 tahun, ia
tinggal bersama dengan nenek dari pihak ibunya karena kedua orang tuanya yang
telah bercerai. Akibat dari Perang Dunia II, ia menderita depriviasi seperti
kebanyakan warga Jerman pada saat itu.
1
Hans Jurgen Eysenck, Dimension of Personality, (English: Transaction Publishing, 1998), hal. 10.
2
B. Tipologi Kepribadian Menurut H. J. Eysenck
Yaitu bahwa kepribadian merupakan jumlah total dari actual atau potensial
organisme yang ditentukan oleh hereditas dan lingkungan; hal tersebut berawal dan
berkembang melalui interaksi fungsional dari sektor utama dalam pola perilaku yang
diorganisasikan; sektor kognitif (intelejen), sektor konatif (karakter), sektor afektif
(temperamen) dan sektor somatic (konstitusi). Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa kepribadian adalah sesuatu yang timbul dari efektivitas sebagai total pola-pola
perilaku actual atau potensial dari individu yang mendatangkan stimulus dari orang
sekitarnya, dan sulit untuk dipahami, serta dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
internal dari individu dimana kedua faktor tersebut juga saling mengadakan interaksi.
1) Satu pengelompokan individu yang bisa dibedakan dari satu individu dengan
individu yang lain karena memiliki satu sifat khusus.
2) Individu yang memiliki semua atau paling banyak ciri-ciri khas dari satu
kelompok.
3) Satu pola karakteristik yang berperan sebagai satu pembimbing untuk
menempatkan individu ke dalam kategori.
4) Ekstrimitas dari rangkaian kesatuan atau distribusi, seperti yang ditunjukkan
dalam tipe agresif atau tipe sosial.3
a. Specific response, yaitu tindakan atau respon yang terjadi pada suatu keadaan
atau kejadian tertentu.
b. Habitual response memiliki corak yang lebih umum daripada specific
response, yaitu respon-respon yang berulang-ulang terjadi apabila indiivdu
menghadapi kondisi atau situasi yang sejenis.
c. Trait, yaitu habitual response yang paling berhubungan satu sama lain yang
cenderung ada pada diri individu tertentu.
2
Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1966), hal. 290.
3
J. P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hal. 522.
3
d. Type, yaitu organisasi di dalam individu yang lebih umu, cakupannya lebih
luas.4
4
Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian,..., hal. 291.
5
Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian,…, hal. 267.
6
C. George Bueree, Personality Theories, Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikologi Dunia, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz, 2007), hal. 233.
4
Orang-orang yang ekstraversi memperlihatkan kecenderungan
untuk mengembangkan gejala-gejala histeris, memperlihatkan sedikit
energy, perhatian yang sempit. Intelegensi mereka relative rendah,
memiliki perbendaharaan kata-kata yang kurang baik dan memiliki
kecenderungan untuk tidak tetap pendirian (mudah goyah). Pada
umumnya, mereka mampu bekerja dengan cepat, tetapi kurang teliti.
Seorang ekstrovert memiliki taraf aspirasi rendah, tetapi mereka cenderung
menilai prestasinya sendiri secara berlebihan. Sebagian dari mereka
menyukai lelucon.7
7
H.S. Friedman & M.W. Schustack, Kepribadian: Teori Klasik dan Riset Modern, (Jakarta: Erlanggas, 2008), hal.
296.
8
Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hal. 120.
5
mereka teliti, namun kerjanya sedikit lambat. Memiliki taraf aspirasi yang
tinggi, tetapi ada kecenderungan untuk menaksir rendah prestasi sendiri.
Sebagian dari mereka kurang suka terhadap lelucon.9
9
H.S. Friedman & M.W. Schustack, Kepribadian: Teori Klasik dan Riset Modern,…, hal. 297.
10
Agus Sujanto, Psikologi Umum,…, hal. 126.
6
sifat dalam mengidentifikasikan struktur kepribadian. Faktor adalah struktur dasar
kepribadian dalam teori sifat.11
Penggunaan analisis faktor untuk mengidentifikasi struktur kepribadian
memiliki beberapa keunggulan signifikasn dibandingkan dengan prosedur yang
digunakan oleh teoritikus sebelumnya. Sebelumnya, para teoritikus amat bergantung
kepada intuisi mereka. Mereka mengobservasi kasus klinis dan berintuisi bahwa
beberapa stuktur kepribadian tertentu bertanggung jawab terhadap perilaku klien
mereka. Akan tetapi, intuisi manusia dapat keliru. Ketimbang bergantung kepada
intuisi dalam mengidentifikasi struktur kepribadian, para teoritikus sifat bergantung
pada prosedur statistic objektif, yakni dengan menggunakan analisis faktor.
11
L. A. Pervin, D. Cervone & O. P. John, Personality: Theory and Research, (New York: John Willey & Sons,
2005), hal. 238.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepribadian adalah sesuatu yang timbul dari efektivitas sebagai total pola-pola
perilaku actual atau potensial dari individu yang mendatangkan stimulus dari orang
sekitarnya, dan sulit untuk dipahami, serta dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
internal dari individu dimana kedua faktor tersebut juga saling mengadakan interaksi.
Eysenck menjelaskan bahwa struktur kepribadian yang terdiri dari specific response,
habitual response, trait dan type.
Eysenck melakukan analisis faktor pada riset awalnya untuk membangun teori
kepribadian dan berhasil mengidentifikasi dua dimensi dasar kepribadian, yaitu
Extraversion dan Neuroticims. Dalam perkembangannya, Eysenck menambahkan lagi
satu dimensi terakhir dalam teori kepribadinannya, yaitu Psychoticism. Namun, hanya
dua dimensi dasar saja yang digunakan, yaitu ekstraversion-introversion dan
neuroticism.
Analasis faktor adalah teknis statistic untuk mengidentifikasikan pola atau
kelompok di antara rangkaian besar item yang saling berhubungan. Menurut sebagian
besar teoritikus sifat, berbagai faktor yang diidentifikasi dalam studi analisis faktor
berhubungan dengan struktur kepribadian. Maka, analisis faktor adalah cara teoritikus
sifat dalam mengidentifikasikan struktur kepribadian. Faktor adalah struktur dasar
kepribadian dalam teori sifat.
B. Saran
Dari makalah yang sudah kami susun ini, kami sadar jika masih terdapat
kesalahan dalam penulisan atau yang lainnya. Oleh karena itu, kami mengharap kritik
dan saran yang dapat membangun untuk memperbaiki makalah ini kedepannya.
Semoga dengan adanya makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
8
DAFTAR PUSTAKA
H. S. Schustack & M. W. Friedman. (2008). Kepribadian: Teori klasik dan Riset Modern.
Jakarta: Erlangga.
L. A. Pervin, Cervone D. & John O. P. (2005). Personality: Theory and Research. New
York: John Willey & Sons.
Sujanto, Agus. (2012). Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara.