net/publication/355364892
CITATIONS READS
0 421
1 author:
Yulietha Megarina
Atma Jaya Catholic University of Indonesia
10 PUBLICATIONS 1 CITATION
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Yulietha Megarina on 18 October 2021.
Yulietha Megarina
ABSTRAK
PENDAHULUAN
drama yang digunakan dalam konseling. Menurut Corey (dalam Romlah, 2006:
108 dalam (Affiyani, 2013) psikodrama merupakan permainan peranan yang
dimaksudkan individu yang bersangkutan dapat memperoleh pengertian lebih baik
tentang dirinya, menyatakan kebutuhankebutuhannya, dan menyatakan reaksi
terhadap tekanan-tekanan terhadap dirinya.
PEMBAHASAN
Selain drama ada istilah lain yaitu psikodrama berasal dari kata Yunani
psyche, yang berarti "jiwa" atau "roh," dan drama, yang berarti "tindakan." Jadi,
psikodrama berarti “menyajikan jiwa dalam tindakan” (Kedem-Tahar & Felix-
Kellermann, 1996, hlm. 27 dalam Gladding T Samuel, 2016). Menurut Blatner
(1997 dalam Gladding T Samuel, 2016), praktik psikodrama “melibatkan integrasi
5
imajinasi dan tindakan dengan ekspresi verbal dan refleksi diri dengan demikian
psikodrama dapat memudahkan individu dalam mengintegrasikan suatu ekspresi
dalam dirinya sehingga mampu bertindak keluar dari masalah yang dialaminya.
Dalam suatu pertunjukan dramatis seorang konselor dapat mmebantu klien untuk
preview atau review kehidupannya sehingga klien mendapatkan suatu insight baru
dari apa yang sudah diperankan ketika bermain drama atau melihat pertunjukan.
Sangat diperlukan dalam memperoleh suatu insight berdasarkan yang individu
liat, alasannya agar klien dapat membuka pemikiran seseorang dalam mengetahui
seperti setiap budaya memiliki keunikan tersendiri maupun menghargai
keberagamaan budaya dan klien dapat merubah dirinya atas apa didapatkannya
ketika memainkan peran/melihat pementasan drama.
Populasi
fokus pada masalah yang dihadapi dan tidak terlalu melibatkan dalam
memanipulasi alat peraga atau boneka (Wawancara Boneka Keluarga).
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA