Anda di halaman 1dari 4

Nama : Maidatus Sholihah

Nim : 04020320039
Tugas : UTS Teori & Pendekatan Inklusi

1. Jelaskan menurut anda bagaimana penerapan inklusi di sekolah, jelaskan kendala yang
terjadi.
Mengenai penerapan inklusi di sekolah menurut saya adalah bahwasanya anak inklusi
memiliki kesempatan belajar yang sama dengan anak normal pada umumnya dan bisa
dikatakan tidak dibeda-bedakan dalam materinya hanya saja untuk sekolah yang benar-benar
bagus pasti akan menyediakan beberapa fasilitas khusus untuk anak inklusi seperti akses
sekolah khusus, tangga khusus, toilet khusus,dll. Sistem ini akan memberikan peluang baik
bagi siswa inklusi yang memiliki bakat atau potensi akademik yang belum diketahui.
Untuk kendala sekolah inklusi ini tentunya beberapa guru pendamping ada yang kurang
memahami secara utuh mengenai anak berkebutuhan khusus (ABK) kemudian fasilitas yang
terkadang kurang menjamin kelangsungan belajar, nah hal inilah yang terkadang
menghambat proses kelangsungan belajar.
2. Jelaskan peran konselor dalam menangani anak inklusi (NIM akhir ganjil SLOW
LEARNER dan NIM akhir genap LEARNING DISORDER).
Menurut saya peran seorang konselor dalam menyikapi anak Slow Learner adalah yang
pertama bisa dengan mendekati dan memahaminya lalu bicara dari hati ke hati, kemudian
meyakinkan (Memotivasi) dirinya bahwa dia mampu untuk bisa bertumbuh seperti teman-
temannya, mencari tahu banyak hal tentang dirinya, selanjutnya bisa dengan menyalurkan
energi positif. Tentunya hal ini sangat dibutuhkan kerjasama antara konselor dan orang tua
peserta didik untuk mempermudah jalannya proses pemberi bantuan pada anak slow learner.
3. Jelaskan peran orang tua dalam membantu mengatasi emosional pada penderita (NIM
akhir ganjil TUNA DAKSA dan NIM akhir genap TUNA NETRA).
Menurut saya peran orang tua dalam mengatasi emosional pada anaknya yang menderita
Tuna Daksa adalah bisa dengan membuat lingkungan selalu positif, memberikan motivasi
secara berkala, memberikan cinta dan kasih sayang secara penuh dan tidak membedakan
anaknya yang normal dan tuna daksa, membantunya untuk mulai mencintai diri sendiri,
memberinya pelajaran kognitif untuk meningkatkan perkembangannya dan tentunya ada
banyak cara lainnya.
4. Carilah salah satu klien yang ada disekitar kalian yang menderita kecacatan permanen baik
karena dari lahir atau karena kecelakaan dan lakukan [proses konseling] Buatlah laporan
tentang hal itu sesuai langkah2 konseling

LAPORAN KONSELING PADA KONSELI TUNA NETRA

A. Identitas Konseli
Nama : Ibu Nasuhah
Umur : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Sidokumpul, Kec. Bungah, Kab. Gresik
B. Deskripsi Masalah
Ibu Nasuhah merupakan seorang wanita didesa saya yang menderita kecacatan
permanen sejak beliau dilahirkan yakni tidak bisa melihat (tuna netra).
Didalam kehidupan sehari-harinya beliau hidup sebatang kara akan tetapi rumahnya
tidak jauh dari sanak kerabatnya.
C. Analisis Masalah
Dalam proses wawancara antara konselor dan konseli maka konselor dapat
menganalisis bahwa konseli ini masih butuh kerabatnya untuk membantu beberapa
aktifitas sehari-harinya, akan tetapi konseli memiliki perasaan tidak enak apabila
sering merepotkan kerabatnya karena disisi lain beliau tidak memiliki suami apaligi
keturunan.

Kekurangn bukanlah suatu halangan bagi ibu Nasuhah untuk menghafal lantunan ayat
Al-qur’an bahkan suaranya tidak bisa diragukan karena saking merdunya, beliau
bahkan pernah menjurai tilawah tingkat Nasional sejak tahun 2017 silam.

D. Rencana layanan yang akan diberikan


Dari hasil wawancara antara konselor dengan konseli maka rencana layanan yang
akan konselor berikan untuk membantu konseli mengentaskan permasalahan yang
dialaminya adalah dengan Layanan Konseling Individual.

E. Pelaksanaan Layanan
1. Waku Pelaksanaan Layanan
Hari : Rabu
Tanggal : 02 November 2022
Jam : 16:03
Tempat : Ruang Tamu Konseli

2. Proses Layanan
a. Tahap Penghantaran
Dalam memulai hubungan awal antara konselor dengan klien, konselor
berupaya menghantarkan klien untuk bisa memiliki rasa aman dan nyaman.
dalam hubungan awal ini konselor dan klien mempunyai pemahaman dan
persepsi yang sama dalam pencapaian tujuan pelaksanaan proses konseling
antara konselor dengan klien dalam rangka nantinya konseli dapat
mengentaskan masalah yang dihadapinya secara mandiri.

b. Tahap Penjajagan
Setelah berhasil pada tahap pengantaran ini dan terbinanya hubungan awal
antara konselor dengan konseli dalam pelaksanaan konseling yang ditandai
klien telah memiliki persepsi yang sama dengan konselor dalam melaksanakan
konseling. Selanjutnya konselor menjelajahi permasalahan yang dialami klien.
Dari penjajakan terhadap permasalahan yang dialami klien informasi yang
diperoleh konselor adalah klien memiliki permasalahan karena merasa tidak
enakan dengan kerabatnya apabila sering merepotkannya sehingga konseli
sering merasa kesusahan dalam menjalani aktifitas sehari-harinya.

c. Tahap Penafsiran
Dari hasil penjelajahan terhadap masalah yang dialami oleh klien maka
konselor dapat menafsirkan bahwa :
- Konseli merasa tidak enakan ketika merepotkan orang
- Konseli merasa kewalahan ketika tidak ada yang membantunya

d. Tahap Pembinaan
Setelah berhasil dalam tahap penjajagan ini dan diperoleh informasi
maka tahap selanjutnya dilaksanankan tahap pembinaan. Dalam tahap
pembinaan ini usaha yang dilakukan konselor dalam membantu klien
mengambil keputusan untuk mengentaskan permasalahan yang dialaminya
adalah dengan memberikan pelatihan sikap asertif kepada konseli agar konseli
mampu tegas sesuai apa yang ingin dilakukan konseli karena hal ini akan
berdampak positif.
Dalam pengentasan permasalahan ini konselor juga memberikan
pemahaman serta motivasi dalam kehidupan sosial konseli, agar konseli
percaya diri dan yakin menerapkan sikap asertif dalam kehidupan sosial yang
akan dilakukan untuk mengentaskan masalah yang dialami secara serius
sehingga mampu menjalankan hidupnya sebagaimana mestinya.

e. Tahap Penilaian
Dari proses konseling yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa permasalahan
yang dialami klien sudah mulai berkurang, dan tampaknya dinamika dalam
diri konseli sudah mulai hidup kembali yang ditandai dengan mimik wajah.

F. Penilaian Hasil Layanan


Dari tahap-tahap konseling yang telah dilaksanakan maka untuk mencapai
tujuan proses konseling maka perlu dilaksanakan penilaian untuk melihat bagaimana
perkembangan konseli dalam melaksanakan konseling maupun setelah melaksanakan
proses konseling, adapun penilaian hasil dari konseling tersebut adalah:
1. Konseli memperoleh pemahaman baru terkait tentang keadaan dirinya dan
permasalahan yang dialaminya.
2. Konseli merasa masalah yang dialaminya berkurang dan dinamika dalam diri
konsei kembali hidup ditandai dengan semangat dan senyuman serta mimik wajah
konseli.
3. Konseli mempunyai rencana dan komitmen kegiatan yang akan dilaksanakannya
dalam mengentaskan masalah yang dihadapinya.

G. Tindak Lanjut
Untuk mengetahui perkembangan layanan yang diberikan kepada konseli
diperlukannya tindak lanjut, untuk mengetahui perkembangan masalah klien dan
menetapkan tindak lanjut yang akan diberikan apakah konseling akan dihentikan,
dilanjutkan dengan layanan konseling yang lain ataupun di alih tangankan.

Anda mungkin juga menyukai