Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN

PSIKOLOGI KONSELING

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Praktikum Konseling Individu

Dosen Pengampu Nurjanis, S.Ag, MA

DISUSUN OLEH :

Nurul Asila

12140220853

BKI 3 C

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISULTAN SYARIF KASIM RIAU

2021/2022
LAPORAN WAWANCARA KONSELING

A. Pembahasan
Disini saya mengambil pembahasan tentang “Stres yang terjadi pada Mahasiswi
Semester Akhir”. Setiap manusia pasti memiliki keluhan dalam hidupnya. Tidak pada kelompok
mahasiswa, terkadang mahasiswa mengaku bahwa mereka pernah atau bahkan sering mengalami
stres dan tekanan. Tidak jarang mahasiswa mengatakan “stres kuliah, kalau tau gini gak kuliah
tapi kalau gak kuliah nggak dapat gelar”. Guyonan ini cenderung menegaskan bahwa mahasiswa
sudah dalam kondisi menyerah karena beban kuliah kira-kira apa yang membuat mereka stres
dan mendapatkan tekanan yang sehingga menimbulkan dampak yang begitu buruk terhadap
perkembangan remajanya. Lalu bagaimana sih cara mengatasinya?
Menurut Siswoyo (2007) mahasiswa sebagai seseorang yang sedang dalam keadaan
menuntut ilmu pada tingkat perguruan tinggi. Menurut Abdullah (2007) stres merupakan kondisi
jiwa, raga, fisik dan psikis seseorang yang fungsinya tidak berjalan sebagaimana mestinya atau
tidak normal. Selye (dalam Rice. 1992) mengkategorikan jenis Stres menjadi dua, yaitu:
1. Distres (Stres Negatif)
Distres merupakan jenis stres yang tidak menyenangkan. Yang dimaksud disini seseorang
merasakan sesuatu keadaan dimana individu mengalami rasa cemas, ketakutan, gelisah,
khawatir
2. Eustres (Stres Positif)
Eustres bersifat membahagiakan dan merupakan pengalaman yang menyenangkan.
Eustres biasanya meningkatkan kewaspadaan, kognisi, dan performansi seseorang.

B. Laporan Hasil Wawancara

1) Identitas Pribadi

Nama (inisial)  : Melati


Jenis Kelamin  : Perempuan
Umur/Tgl. Lahir  : 19 tahun
Pendidikan/Pekerjaan  : Mahasiswi
Status Perkawinan  : Belum menikah
Agama  : Islam
2) Masalah 
Konseli adalah seorang Mahasiswi semester Akhir. konseli merupakan salah satu Mahasiswa
perguruan tinggi di pekanbaru yang cukup dikenal. konseli merupakan mahasiswi yang merantau
jauh dari keluarga dan menempuh pendidikan dikota orang, selama klien menjadi mahasiswi,
klien sering mengalami stres berkepanjangan dan mengkonsumsi obat penenang.

3) Gambaran Masalah
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh konselor dan klien, klien sering stres berkepanjangan
Itu dikarenakan Klien sering mendapat tugas yang begitu banyak dalam satu waktu dan juga
kondisi ekonomi yang naik turun dalam keluarganya sehingga hal ini membuat konseli jarang
tidur bahkan menyebabkan nya sulit untuk tidur karna terlalu memikirkan masalah yang ada.
Karena hal ini membuat konseli mengkonsumsi obat penenang.

4) Hubungan Awal
Hubungan awal dalam pelaksanaan konseling yakni konselor mengupayakan klien untuk bisa
memiliki rasa aman dan nyaman. Dalam hubungan awal ini konselor dan klien membangun
kepercayaan antara dua belah pihak. Konselor dan klien mempunyai tujuan yang sama dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi klien.

5) Pengkajian keadaan awal


Setelah konseling, keadaan konseli terlihat lebih tenang dan mulai membuka diri. keadaan yang
demikian merupakan tanda bahwa konseli merasa lega karena sudah bisa menceritakan
permasalahan yang dihadapinya. 

6) Penetapan apa yang akan diubah


Penetapan yang akan diubah yaitu membagi waktu antara kuliah, pandai mengatur keuangan ,
dan mencari waktu luang sendiri. Perilaku ini harus bisa diubah oleh konseli secara perlahan.
Dan yang mana seharusnya sebagai seorang mahasiswi klien harus lebih pandai dalam
memanajemen waktu yang seharusnya untuk belajar, istirahat dan waktu untuk bertenang.
Sebagai seorang mahasiswi haruslah bertanggung jawab dan pandai bersyukur atas apa yang
sudah diberi.

7) Tujuan perubahan
Tujuan perubahannya yaitu agar klien dapat segera mengambil keputusan terhadap masalah yang
dihadapinya. 

A. Pembahasan
1) Waku Pelaksanaan Layanan:

Hari : Rabu Hari : Rabu


Tanggal : 7 Desember 2022 Tanggal : 14 Desember 2022
Jam : 09.30 – 10.30 WIB Jam : 19.00 – 20.00 WIB
Tempat : kediaman Klien Tempat : kediaman Klien

Hari : Jum,at Hari : Jum,at


Tanggal : 9 Desember 2022 Tanggal : 16 Desember 2022
Jam : 13.30 – 14.30 WIB Jam : 09.30 – 10.30 WIB
Tempat : kediaman Klien Tempat : Kediaman Klien

Hari : Senin Hari : Minggu


Tanggal : 12 Desember 2022 Tanggal : 18 Desember 2022
Jam : 20.00 – 21.00 WIB Jam : 09.30 – 10.30 WIB
Tempat : Ruang kediaman Klien Tempat : Kediaman Klien
2) Proses Layanan

a) Tahap Penstrukturan

Konselor membuat klien untuk bisa memiliki rasa aman dan nyaman.konselor membuat klien
merasa percaya terhadap konselor agar dapat menceritakan masalah yang dihadapinya tanpa ada
yang ditutupi. Kemudian dalam hubungan awal ini konselor dan klien sebaiknya memiliki
persamaan tujuan yakni masalah klien dapat terentaskan dengan segera. Konselor pun tak lupa
menanyakan kesiapan klien dan kesediaan klien untuk di konseling.

b) Tahap Penjajagan

Setelah berhasil pada tahap penstrukturan ini dan terbinanya hubungan yang baik antara konselor
dengan konseli dalam pelaksanaan konseling yang ditandai klien telah memiliki tujuan yang
sama dengan konselor dalam melaksanakan konseling. Selanjutnya konselor menggali informasi
dari permasalahan yang dialami klien. Dari penjajakan terhadap permasalahan yang dialami klien
mengalami kebingungan dalam menentukan pengambilan keputusan.

c) Tahap Penafsiran

Dari hasil penggalian informasi terhadap masalah yang dialami oleh klien maka konselor dapat
menafsirkan bahwa :

 Konseli mengalami kebiasaan mengkonsumsi obat penenang jika sedang dalam keadaan stres
dan dibawah tekanan.
 Konseli merasa bahwa perilakunya ini akan membuat orang tuanya merasa kecewa dengan
apa yang dilakukannya sekarang dan dia akan merasa sangat malu jika perilakunya ini akan
mempengaruhi belajar dan menghambatnya untuk meraih apa yang dia inginkan untuk
kedepannya bukan hanya itu mungkin saja dari perilku nya yang saat ini ditiru oleh adiknnya.

d) Tahap Pembinaan

Setelah berhasil dalam tahap penjajagan ini dan diperoleh informasi maka tahap selanjutnya
dilaksanankan tahap pembinaan. Dalam tahap pembinaan ini usaha yang dilakukan konselor
dalam membantu klien mengambil keputusan untuk mengentaskan permasalahan yang
dialaminya adalah dengan mengajak klien untuk berfikir bila orang tua klien mengetahui
perilakunya, kemudian klien diajak untuk bermain peran sebagai dirinya dimasa depan yang
dimana klien melihat akibat dari perilakunya dimasa lalu. Hal demikian dilakukan untuk dapat
merubah perilakunya yang negatif kembali menjadi positif.

e) Tahap Penilaian
Dari proses konseling yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa klien merasa lebih tenang, dari
mimik wajah terlihat lebih bersinar. Keadaan yang demikian menandakan terjadi proses terhadap
diri klien.

8). Penilaian dan Umpan Balik

Dalam penilaian konseling, klien menceritakan masalah yang dihadapinya dengan apa adanya,
klien yang tanpa adanya paksaan dari siapapun mampu untuk menceritakan masalah yang
dihadapinya. Klien yang merasa bersalah dan malu apabila orang tuanya tahu dengan
perilakunya dan adiknya mencontoh perilakunya. Klien mulai berfikir tentang akibat perilaku
yang dilakukannnya. Konselor memberikan informasi kepada klien bahwa sebagai seorang
mahasiswa harus bertanggung jawab dan bisa menerima keadaan ekonomi keluarganya. Agar tak
membuat orang tua kecewa dan dapat menjadi contoh yang baik kepada adik. Setelah itu klien
mulai merencanakan keputusan yang akan diambilnya setelah konseling selesai. Dari tahap-tahap
konseling yang telah dilaksanakan maka untuk mencapai tujuan proses konseling maka perlu
dilaksanakan penilaian untuk melihat bagaimana perkembangan konseli dalam melaksanakan
konseling maupun setelah melaksanakan proses konseling, adapun penilaian hasil dari konseling
tersebut adalah:
1. Konseli memperoleh pemahaman baru terkait tentang keadaan dirinya dan masalah yang
dialami.
2. Kecemasan konseli terkait masalah yang dialaminya berkurang ini terlihat dari mimik
muka yang nampak yakni lebih cerah.

9). Tindak Lanjut


Untuk mengetahui perkembangan layanan yang diberikan kepada konseli diperlukannya
tindak lanjut, untuk mengetahui perkembangan masalah klien dan menetapkan tindak lanjut yang
akan diberikan apakah konseling akan dihentikan, dilanjutkan dengan layanan konseling yang
lain ataupun di alih tangankan.

10). Solusi dari permasalahan

1) Jagalah kesehatan dengan cara tidur yang cukup, berolahraga/aktivitas fisik, makanan
yang bergizi dan seimbang, terapkan perilaku hidup yang teratur.
2) Melakukan kegiatan yang membuat anda nyaman
3) Berpikir positif
4) Tenangkan pikiran dan jangan menganggap suatu cobaan dan permasalah itu sebagai
tekanan batin

11). Hasil Akhir Wawancara


Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan terhadap mahasiswi tersebut ada faktor
yang menyebab kan konseli stres yaitu Pembelajaran dijam kuliah dan faktor Ekonomi yang
dihadapinya. Berdasarkan gejala yang ditimbulkan konseli ini mengalami stres tinggi, nah yang
dimaksud stres tinggi ini adalah situasi yang berlangsung lama bahkan sampai berminggu-
minggu hal ini disebabkan karna tugas yang selalu menumpuk, cicilan kos yang menunggak dan
kondisi ekonomi keluarga.
Dalam menjalani kehidupan perkuliahan ada banyak hal yang harus dipelajari, yang ingin
diketahui, yang diikuti, namun dalam waktu yang terbatas pula. Oleh karena itu, diharapkan
mahasiswa perlu memiliki keterampilan belajar yang sesuai dengan diri sendiri sehingga mampu
belajar dengan efektif dan efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada. Sebagai seorang
mahasiswa juga harus mampu dalam time management sehingga apa yang dilakukan tepat waktu
dan tepat sasaran.

12). Referensi

Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Yogyakarta: Media Ar-Ruzz.
Amiruddin. 2017. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Tingkat Kejadian Stres pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Angkatan 2015. Fakultas Kedokteran.
Makassar: Universitas Hasanudin.
Al-dubai, SA, Al-naggal, RA, Rampal, KG 2011. Stres dan strategi coping mahasiswa fakultas
kedokteran di Malaysia. Malaysia: Melayu J Med Sci.
Alvin, NO 2007. Penanganan Stres Belajar: Panduan Agar Anda Bisa Belajar Bersama Anak-
Anak Anda. Jakarta: Elex Media Komputindo.

13). Foto

Anda mungkin juga menyukai