Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

KONSELING INDIVIDU

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Praktikum
Konseling Individu Dengan dosen pengampu Ibu Tri Anjar, M. Pd., Kons,.

DisusunOleh :
Irvan hermawanto
12130005

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
2015
LAPORAN KONSELING PERORANGAN

1. Identitas Pribadi
Na m a (inisial) : wendot
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur/Tgl. Lahir : 17 tahun
Pendidikan/Pekerjaan : SMA / Pelajar
Status Perkawinan : belum menikah
Agama : Islam

2. Masalah
Konseli adalah siswa dibangku SMA. Dia merupakan salah satu murid di
SMA swasta di kota metro yang cukup dikenal. Saat menjadi murid sma , dia
sering terlambat datang ke sekolah, alasannya yakni dia bersama teman-
temannya sering bersantai terlebih dahulu di terminal metro yang jaraknya tidak
terlalu jauh dari sekolah. Akibatnya konseli sering dihukum oleh guru
dikarenakan datang terlambat.

3. Gambaran Masalah
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh konselor dan klien, klien bersalah
kepada orang tuanya dan kepada adiknya yang masih duduk di bangku sekolah.
Klien tidak mau membuat orang tuanya kecewa dan adiknya meniru perilaku
klien yang sering dihukum oleh guru.

4. Hubungan Awal
Hubungan awal dalam pelaksanaan konseling yakni konselor mengupayakan
klien untuk bisa memiliki rasa aman dan nyaman. Dalam hubungan awal ini
konselor dan klien mempunyai pemahaman yang sama dalam mencapai tujuan
konseling. Sehingga konseli dapat membuat keputusan dalam permasalahannya.

5. Pengkajian keadaan awal


Setelah konseling , keadaan konseli terlihat bersinar. keadaan yang demikian
merupakan tanda bahwa konseli merasa lega karena sudah bisa menceritakan
permasalahan yang dihadapinya.
6. Penetapan apa yang akan diubah
Penetapan yang akan diubah yaitu perilaku yang negatif yakni kurang
tanggung jawab sebagai pelajar. Yang seharusnya disiplin, bukan terlambat dan
nongkrong diterminal.

7. Tujuan perubahan
Tujuan perubahannya yaitu agar klien dapat segera mengambil keputusan
terhadap masalah yang dihadapinya.

8. Rencana Usaha mencapai tujuan


Dari hasil wawancara antara konselor dengan konseli maka rencana layanan
yang akan konselor berikan untuk membantu konseli mengentaskan
permasalahan yang dialaminya adalah dengan Layanan Konseling Individual.
yaitu klien diajak berfikir apakah perilaku yang terlambat dan menongkrong
diterminal merupakan hal yang baik bagi pelajar. Bagaimana bila orang tua
sampai mengetahui bila klien berperilaku negatif, bagaimana bila perilaku klien
di contoh oleh adiknya. Hal demikian lah yang diajukan kepada klien agar klien
berfikir terhadap perilaku negatifnya.
.
1. Pelaksanaan Usaha
Waku Pelaksanaan Layanan
Hari : sabtu
Tanggal : 09 may 2015
Jam : 13.00 – 13.40 WIB
Tempat : Ruang kelas Bimbingan dan Konseling
a) Proses Layanan
a) Tahap Penstrukturan
konselor membuat klien untuk bisa memiliki rasa aman dan
nyaman.konselor membuat klien merasa percaya terhadap konselor
agar dapat menceritakan masalah yang dihadapinya tanpa ada yang
ditutupi. Kemudian dalam hubungan awal ini konselor dan klien
sebaiknya memiliki persamaan tujuan yakni masalah klien dapat
terentaskan dengan segera. Konselorpun tak lupa menanyakan
kesiapan klien.
b) Tahap Penjajagan
Setelah berhasil pada tahap penstrukturan ini dan terbinanya hubungan
yang baik antara konselor dengan konseli dalam pelaksanaan
konseling yang ditandai klien telah memiliki tujuan yang sama dengan
konselor dalam melaksanakan konseling. Selanjutnya konselor
menggali informasi dari permasalahan yang dialami klien. Dari
penjajakan terhadap permasalahan yang dialami klien mengalami
kebingungan dalam menentukan pengambilan keputusan..
c) Tahap Penafsiran
Dari hasil penggalian informasi terhadap masalah yang dialami oleh
klien maka konselor dapat menafsirkan bahwa :
1. Konseli mengalami kebiasaan terlambat datang kesekolah.
2. Konseli merasa bahwa perilakunya ini akan membuat kecewa
orang tua dan merasa malu bila adiknya mencontoh perilakunya.
d) Tahap Pembinaan
Setelah berhasil dalam tahap penjajagan ini dan diperoleh informasi
maka tahap selanjutnya dilaksanankan tahap pembinaan. Dalam tahap
pembinaan ini usaha yang dilakukan konselor dalam membantu klien
mengambil keputusan untuk mengentaskan permasalahan yang
dialaminya adalah dengan mengajak klien untuk berfikir bila orang tua
klien mengetahui perilakunya, kemudian klien diajak untuk bermain
peran sebagai adiknya yang mencontoh perilakunya. Hal demikian
dilakukan untuk dapat merubah perilakunya yang nongkrong
diterminal sehingga terlambat datang kesekolah.
e) Tahap Penilaian
Dari proses konseling yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa klien
merasa lebih tenang , dari mimik wajah terlihat lebih bersinar.
Keadaan yang demikian menandakan terjadi proses terhadap diri klien.

9. Penilaian dan Umpan Balik

Dalam penilaian konseling, klien menceritakan masalah yang dihapainya


dengan apa adanya, klien yang tanpa adanya paksaan dari siapapun mampu
untuk menceritakan masalah yang dihadapinya.
Klien yang merasa bersalah dan malu apabila orang tuanya tahu dengan
perilakunya dan adiknya mencontoh perilakunya. Klien mulai berfikir tentang
akibat perilaku yang dilakukannnya. Konselor memberikan informasi kepada
klien bahwa sebagai pelajar harus disiplin. Agar tak membuat orang tua
kecewa dan dapat menjadi contoh yang baik kepada adik. Setelah itu klien
mulai merencakan keputusan yang akan diambilnya setelah konseling selesai.
Dari tahap-tahap konseling yang telah dilaksanakan maka untuk
mencapai tujuan proses konseling maka perlu dilaksanakan penilaian untuk
melihat bagaimana perkembangan konseli dalam melaksanakan konseling
maupun setelah melaksanakan proses konseling, adapun penilaian hasil dari
konseling tersebut adalah:
1) Konseli memperoleh pemahaman baru terkait tentang keadaan dirinya
dan masalah yang dialami
2) kecemasan konseli terkait masalah yang dialaminya berkurang ini terlihat
dari mimik muka yang nampak yakni lebih cerah.

10. Tindak Lanjut\


Untuk mengetahui perkembangan layanan yang diberikan kepada konseli
diperlukannya tindak lanjut, untuk mengetahui perkembangan masalah klien dan
menetapkan tindak lanjut yang akan diberikan apakah konseling akan dihentikan,
dilanjutkan dengan layanan konseling yang lain ataupun di alih tangankan.

Metro, 11 mei 2015


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru BK/Konselor

I Wayan Sudega Irvan Hermawanto

Anda mungkin juga menyukai