Anda di halaman 1dari 5

RAHASIA

PETUNJUK TUGAS AKHIR

1. Tugas Akhir Ini bersifat Individu


2. Mahasiswa bertugas untuk melakukan praktik konseling sebaya dengan teman
sekelas.
3. Setelah praktik konseling dilakukan, mahasiswa diwajibkan untuk menuliskan
laporan dengan format yang telah tertera di file yang dilampirkan.

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KONSELING

A. Identitas Klien
Nama : Muchammad Haikal Bichaq
NPM : 6020210070
Usia : 21 Tahun
Pendidikan : SMA
B. Detail Konseling
a. Hari/Tanggal : Konseling I : 18 Juni 2023
Konseling II : 19 Juni 2023
b. Durasi/Waktu konseling : Konseling I : 45 Menit
Konseling II : 50 Menit
c. Tempat & Media : Konseling I : Offline (Rumah klien)
Konseling II : Online (Zoom)
C. Proses Konseling: Pada bagian ini, isi dengan apa saja yang dilakukan selama
konseling berlangsung, beberapa hal yang dapat dijelaskan adalah tahapan
konseling yang dilaksanakan adalah:
a. Building Rapport
Sebelum sesi konseling dimulai konselor menyiapkan tempat yang nyaman dan
jarak yang efektif, lalu sebelum memasuki sesi pertanyaan konselor menanyakan
kabar klien pada hari itu, setelah itu konselor memberikan edukasi perihal asas
kerahasiaan dan kode etik, dan memberitahu apa saja yang ingin ditanyakan dan yang
kurang nyaman disimpan saja terlebih dahulu.

b. Informed Consent
Konselor memberikan informed consent sebelum memasuki sesi konseling pada
lembar informed consent terlampir.
RAHASIA

c. Asesmen Mengenai Masalah


Berdasarkan hasil pertanyaan yang diberikan konselor, klien menjelaskan bahwa
dirinya memiliki trust issue terhadap pertemanan nya.

d. Pelaksanaan Konseling
Konseling dilaksanakan pada pukul 16.00 – 16.45 di rumah klien dan untuk
konseling yang kedua pada esok hari nya secara online pada tanggal 19 Juni 2023
pada pukul 10.00 – 10.55 via zoom.
D. Analisis Masalah: Pada bagian ini, Lakukan analisis dengan teori psikologi terkait
apa masalah yang diangkat untuk dibahas dalam konseling. Jelaskan kondisinya,
sebab-sebab timbulnya masalah (biasanya ada Faktor Internal dan Faktor
Eksternalnya). Buat dinamikanya yang dapat memberikan penjelasan kenapa konseli
mengalami apa yang dia alami. Bila memungkinkan dan dirasa bisa membantu, anda
dapat membuat diagram alur untuk menjelaskan masalah.
Salah satu teori psikologi yang dapat terkait dengan masalah trust issue dalam
pertemanan adalah teori attachment atau teori ikatan. Teori ini dikemukakan oleh John
Bowlby dan menyatakan bahwa ikatan atau attachment yang terbentuk antara individu dalam
hubungan interpersonal, termasuk pertemanan, dipengaruhi oleh pengalaman sejak masa
kanak-kanak. Menurut teori attachment, jika seseorang mengalami pengalaman negatif,
seperti kehilangan kepercayaan atau pengkhianatan dari figur penting dalam hidupnya, hal itu
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk membentuk ikatan yang sehat dan saling percaya
dengan orang lain di masa dewasa.
Ketika pengalaman negatif seperti itu terjadi, individu cenderung mengembangkan
pola attachment yang tidak aman, seperti attachment yang anxiously attached atau attachment
yang avoidantly attached. Individu yang anxiously attached cenderung memiliki
kekhawatiran yang berlebihan tentang pengkhianatan atau penolakan dari teman-teman
mereka. Mereka mungkin memiliki tingkat kepercayaan yang rendah terhadap orang lain dan
cenderung mencari konfirmasi terus-menerus dari teman-teman mereka untuk mengurangi
kecemasan mereka. Klien mengalami pengkhianatan dari teman nya yang mana klien sudah
RAHASIA

memiliki ikatan yang cukup dalam oleh orang tersebut tetapi orang tersebut menyalahgunakan
kepercayaan yang klien berikan. Hal tersebut merupakan avoidantly attached yang mana
individu memiliki kecenderungan untuk menghindari pembentukan ikatan yang dalam dengan
orang lain. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mempercayai dan bergantung pada
orang lain, karena mereka mengantisipasi pengkhianatan atau penolakan. Mereka mungkin
menghindari membuka diri dan menahan diri untuk terlibat secara emosional dalam
pertemanan.
E. Kesimpulan
Perbedaan klien pada konseling pertama dengan konseling kedua ialah klien sudah
mulai bisa memahami bagaimana mengatasi rasa trust issue nya dan membangun kembali
rasa emosional terhadap pertemanan nya. Klien memberikan bukti kalau klien sudah bermain
dengan teman nya walaupun kata klien tidak semudah sebelumnya dan pasti butuh proses
yang entah sampai kapan.

F. Rekomendasi Tindak Lanjut


Konselor merasa untuk tidak dilanjuti sesi konseling nya karna klien nya pun juga
sudah setuju atau sepakat kalau sesi konseling sudah cukup dilakukan sebanyak 2x.

G. Refleksi Diri
a. Pengalaman Sebagai Konselor
Saya merasa senang sebagai konselor karena mendapatkan pengetahuan
dan ilmu yang baru seperti, membantu klien mengatasi masalah disini saya
bekerja dengan klien yang menghadapi berbagai masalah dan tantangan
dalam kehidupan mereka lalu saya akan membantu memahami dan
mengatasi masalah tersebut melalui sesi konseling individu, lalu yang kedua
adalah membangun hubungan dan keterikatan dengan klien dimana konselor
sering kali membangun hubungan empati dan saling percaya dengan klien
mereka, dan yang terakhir adalah menyediakan dukungan emosional karena
sebagai konselor akan memberikan dukungan emosional kepada klien yang
sedang mengalami kesulitan atau krisis. Konselor akan membantu mengelola
emosi, meningkatkan kesejahteraan mental, dan mengembangkan strategi
yang sehat untuk menghadapi tantangan.
b. Kesulitan
Kesulitan saya sebagai konselor baru adalah beban emosional karena
seringkali berurusan dengan masalah dan kesulitan emosional yang intens
dari klien mereka. Mendengarkan dan membantu orang lain mengatasi
masalah mereka dapat menimbulkan tekanan emosional yang tinggi. Mereka
RAHASIA

harus belajar mengelola beban emosional ini dengan baik agar tidak terbakar
atau terlalu terpengaruh secara pribadi. Lalu keragaman klien, setiap klien
memiliki latar belakang, kepercayaan, nilai, dan kebutuhan yang berbeda.
Konselor perlu mampu beradaptasi dan memahami keragaman ini untuk
memberikan dukungan yang sesuai dan efektif. Hal ini dapat melibatkan
meningkatkan pemahaman budaya, menjaga kesadaran diri, dan
menghindari prasangka atau penilaian yang tidak tepat.

c. Cara Untuk Mengatasi


Ada beberapa cara untuk mengatasi beberapa kelemahan saya sebagai
seorang konselor yang pertama adalah kenali terlebih dahulu kelemahan
pada diri sendiri, sadari dan identifikasi kelemahan Anda sebagai konselor. Ini
bisa meliputi area di mana Anda merasa kurang percaya diri, kurangnya
pengetahuan atau keterampilan, atau aspek lain dalam pekerjaan konseling
yang perlu diperbaiki. Jujur dengan diri sendiri dan bersedia menerima bahwa
setiap konselor memiliki area di mana mereka bisa tumbuh dan berkembang.
Lalu terus belajar dan mengembangkan diri, pendidikan dan pengembangan
profesional kontinu sangat penting untuk mengatasi kelemahan. Ikuti
pelatihan, seminar, workshop, dan konferensi yang relevan dengan bidang
konseling. Baca literatur terbaru dan terapkan pengetahuan baru yang Anda
peroleh dalam praktik konseling Anda. Menambah pengetahuan dan
keterampilan akan membantu Anda mengatasi kelemahan yang diidentifikasi.

H. Daftar Pustaka
Helmi, A. F. (1999). Gaya Kelekatan Dan Konsep Diri. Psikologi, 1, 9–17(1), 9–17.

I. Lampiran Foto
RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai