TAHAP PENERIMAAN
Disusun oleh :
SUPIANA
JAMILAH
TA. 2022M/1443H
KATA PENGANTAR
ِ بِ ۡس ِم ٱهَّلل ِ ٱل َّر ۡح ٰ َم ِن ٱل َّر ِح
يم
Syukur serta Alhamdulillah atas segala nikmat karunia yang Allah SWT
berikan sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tidak lupa juga senantiasa kita ucapkan shalawat berangkaikan salam kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW yang mana kita mengharapkan syafaatnya di
yaumil akhir kelak.
Berkat rahmat Allah SWT kami mampu menyusun dan menyelesaikan makalah
yang berisi tentang “TAHAP DALAM MELAKSANAKAN KONSELING :
TAHAP PENERIMAAN”.
Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk memenuhi tugas penulis sebagai
Mahasiswa di STAIN BENGKALIS untuk mata kuliah bimbingan dan konseling
serta memberikan pemahaman kepada pembaca tentang’’peran guru materi
pelajaran dalam bimbingan konseling”.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami sangat
membutuhkan kritik dan saran yang membangun guna untuk mempebaiki
kemampuankami dalam membuat makalah yang nantinya akan menjadi acuan
dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Tak lupa juga penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan
kekeliruan dalam pengetikan serta penyusunan pada makalah sehingga
membingungkan pembaca dalam memahami isi dari makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada pembaca serta juga memberikan pemahan tentang “peran guru materi
pelajaran dalam bimbingan konseling”.
1
I. PENDAHULUAN
III. PEMBAHASAN
1
2
Setiap tahapan proses konseling membutuhkan ketrampilanketrampilan
kusus. Namun ketrampilan-ketrampilan tersebut bukanlah yang
Tahap awal ini terjadi sejak klien bertemu konselor hingga berjalan
proses konseling dan menemukan definisi masalah klien. Tahap awal ini
Cavanagh (1982) menyebutkan dengan istilah introduction and environmental
support. Adapun yang dilakukan oleh konselor dalam proses konseling tahap
awal ini adalah sebagai berikut:
4
klien. Karena kontrak dinegosiasikan agar betul-betul memperlancar
proses konseling.3
1. Tahap Akhir Konseling
Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu:
Klien dapat melakukan keputusan tersebut karena dia sejak awal sudah
menciptakan berbagai alternative dan mendiskusikannya dengan konselor,
lalu dia putuskan alternative mana yang terbaik. Pertimbangan keputusan
tersebut tentunya berdasarkan kondisi objektif yang ada pada diri dan
diluar diri.
b. Terjadinya transfer of learning pada diri klien
Pada akhir konseling klien sadar akan perubahan sikap dan perilakunya.
Sebab ia datang minta bantuan adalah atas kesadaran akan perlunya
perubahan pada dirinya.
3
5
Mengakhiri konseling harus atas persetujuan klien. Sebelum ditutup ada
beberapa tugas klien yaitu : membuat kesimpulan-kesimpulan mengenai
hasil proses konseling, mengevaluasi jalannya proses konseling, membuat
perjanjian untuk pertemuan berikutnya.4
Pada tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu ;
4
5
6
2) Menciptakan sekutu
6
7
menyebabkan masalah itu terjadi?”, “Apakah hal ini pernah terjadi
sebelumnya?”.
Langkah 4: menenangkan anggota keluarga
Konselor dapat memberikan kesimpulan awal tentang penyebab
masalah yang muncul dalam keluarga. Yang perlu diperhatikan konselor
dalam hal ini adalah konselor diharapkan dapat menenangkan anggota
keluarrga yang dapat saja mengalami kecemasan setelah mengetahui
permasalahan keluarga mereka. Langkah 5: menyarankan perubahan
Langkah ini terdiri dari pemberian saran dan arahan yang dapat
membantu anggota keluarga untuk memutuskan perubahan apa yang harus
dilakukan. Konselor dapat merundingkan beberapa perjanjian yang akan
disetujui atau mempertimbangkan kembali peraturan, peran, harapan yang
tidak realistis, batasan atau cara untuk melakukan komunikasi antar anggota
keluarga.
Langkah 6: menghadapi sikap menolak perubahan
Setelah konselor menyarankan perlu adanya perubahan, maka konsleor
harus memperhatikan siapakah anggota keluarga yang bersedia bekerjasama
dan siapakan yang menolak perubahan cenderung untuk menarik diri dan
memanipulasi anggota keluarganya untuk menghambat terjadinya perubahan.
Biasanya pihak yang menolak perubahan bukanlah klien. Oleh karena itu
konselor harus memberikan pemahaman bahwa dengan sikap menolak
perubahan akan menyulitkan terjadinya kemajuan dalam konseling.
Langkah 7: menghentikan konseling
Setelah kemajuan dalam konseling diperoleh dan anggota keluarga
dapat bekerjasama dan belajar untuk menghadapi krisis, maka konseling dapat
diakhiri. Konselor dapat pula mengakhiri konseling apabila merasa tidak ada
kemajuan karena apabila proses konseling dilanjutkan tidak akan
menghasilkan apapun. Tetapi konselor seyogyanya tetap berpikir terbuka
untuk dapat menerima kembali keluarga tersebut dan membantu mengatasi
masalahnya di masa akan datang.7
8
IV. KESIMPULAN
V. PENUTUP
9
DAFTAR PUSTAKA
10