Anda di halaman 1dari 2

Nama : Widya Novita Sari

NIM : 2021030001

Kelas : PGMI 4A

1. Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan konseling
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu
konseling agar dapat mengembangkan potensi dirinya ataupun memecahkan
permasalahan yang dialaminya.
Bimbingan dan konseling Islam adalah suatu usaha pemberian bantuan kepada
seseorang (individu) yang mengalami kesulitan rohaniah baik mental dan spiritual
agar yang bersangkutan mampu mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada
dirinya sendiri melalui dorongan dari kekuatan iman dan ketakwaan kepada Allah swt.
2. Landasan psikologis dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling ini adalah
memberi kepahaman pada individu setiap konseling yang mana konseling (peserta
didik) adalah sasaran utama pada penyelenggaraan layanan ini.
3. Pentingnya Bimbingan dan Konseling terhadap anak di SD dapat disimpulkan bahwa
Bimbingan Konseling sangat diperlukan di Sekolah Dasar agar peserta didik
mendapatkan layanan bimbingan dan konseling dengan tujuan peserta didik dapat
merencanakan hidup yang lebih baik dimasa yang akan datang. Apalagi fase
pertumbuhan dan perkembangan anak masih sangat bagus pada usia tersebut, jadi
bimbingan dan konseling perlu dan penting bagi anak SD/MI. Untuk bimbingan dan
konseling secara mandiri juga perlu dilakukan, karena dengan adanya bimbingan dan
konseling secara mandiri, maka konselor juga akan lebih dalam mengetahui
permasalahan yang dihadapi siswa tersebut dan juga mengetahui apa yang dibutuhkan
anak tersebut.
4. - Memiliki rasa empati yang tinggi.
Dengan rasa empati yang tinggi dari konselor, maka konseling akan merasa
dirangkul, didengarkaan, dan diperhatikan oleh konselor.
- Menghargai Klien dengan Baik.
Konselor dapat menghargai klien dengan baik sehingga konseling merasa
dihormati dan dihargai atas privasi yang diungkapkan kepada konselor.
- Kemampuan untuk Menerima Klien, apapun kondisi klien.
Tidak membeda-bedakan klien dengan latar belakang apapun.
- Memiliki kemampuan dalam memperhatikan klien.
Apabila konselor salah memberikan perhatian kepada konseling, maka konseling
akan merasa kurang tepat berhadapan dengan konselor.
- Mampu menciptakan suasana yang akrab dengan klien.
Apabila suasana yang dihadapi kaku, maka konseling akan sungkan
mengungkapkan permasalahannya kepada konselor.
- Harus ‘genuine’ atau asli.
Konselor tidak boleh bermuka dua, atau mendengarkan keluhan konseling, lalu
diumbar pada khalayak diluar.
- Harus bisa terbuka.
Konselor harus bisa terbuka dalam membantu konseling memberikan solusi atas
masalah yang telah dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai