PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
“Karakteristik Kepribadian Sehat dan Menyimpang
dalam Pelayanan Konseling”
Dosen pengampu:
Verlanda Yuca, M.Pd.,Kons.
Oleh
Kelompok 12:
Dahlya Alfian (18006009)
Erli Puspita Permata Sari (18006019)
Melinda Usman (18006039)
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................................1
BAB II KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN SEHAT DAN MENYIMPANG
A. Karakteristik kepribadian individu yang dinamis, prduktif, dan matang.............2
B. Karakteristik kepribadian menyimpang...............................................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................................10
B. Saran ..................................................................................................................10
KEPUSTAKAAN...............................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kepribadian adalah serangkaian karakteristik yang relatif stabil dan menetap
pada diri seseorang dalam bereaksi dan berinteraksi dengan orang-orang. Untuk
menghadapi situasi disiplin yang tak terkendali keteladanan pemimpin sangat
dibutuhkan, seorang pemimpin yang objektif, yang bisa menjadi panutan dan
teladan bagi karyawannya, yang mampu membawa, membangun dan menerapkan
sistem yang ideal demi tercapainya visi yang diharapkan.
Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang
menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Kepribadian
memiliki sifat dinamis sehingga pada diri seseorang sering mengalami masalah
kepribadian. Masalah kepribadian dapat berupa gangguan dalam pencapaian
hubungan harmonis dengan oranglain atau dengan lingkungannya. Beberapa
masalah dalam kepribadian seseorang yang sering terjadi misalnya: sifat pemalu,
dengki, angkuh, sombong, kasar, melawan aturan dan lainnya. Sebagai sesuatu
yang memiliki sifat kedinamisan, maka karakter kepribadian seseorang dapat
berubah dan berkembang sampai batas kematangan tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman karakteristik kepribadian individu yang dinamis, prduktif, dan
matang?
2. Bagaimana karakteristik kepribadian menyimpang?
C. Tujuan
1. Mengetahui kakteristik kepribadian individu yang dinamis, produktif dan
matang
2. Mengetahui karakteristik kepribadian menyimpang.
1
BAB II
KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN
2
5. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari
tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara
wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
6. Sosiabilitas; yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan
interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain.
Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang
menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini,
Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat
sebagai berikut :
1. Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya
tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan
dan sebagainya.
2. Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi
kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar,
tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai
keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi
sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh
prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak
mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
4. Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya
untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
5. Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta
menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
6. Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi
situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak
destruktif (merusak)
3
7. Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan
kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas
dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara
mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
8. Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain,
memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan
bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti
dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan
dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan
orang lain, karena kekecewaan dirinya.
9. Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki
sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
10. Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup
yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
11. Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh
faktor-faktor achievement (prestasi) acceptance (penerimaan), dan affection
(kasih sayang).
Kepribadian memiliki sifat dinamis sehingga pada diri seseorang sering
mengalami masalah kepribadian. Masalah kepribadian dapat berupa gangguan
dalam pencapaian hubungan harmonis dengan oranglain atau dengan
lingkungannya. Beberapa masalah dalam kepribadian seseorang yang sering
terjadi misalnya: sifat pemalu, dengki, angkuh, sombong, kasar, melawan aturan
dan lainnya. Sebagai sesuatu yang memiliki sifat kedinamisan, maka karakter
kepribadian seseorang dapat berubah dan berkembang sampai batas kematangan
tertentu. Perkembangannya sejalan dengan perkembangan kemampuan cara
berpikir seseorang. Perkembangan kemampuan cara berpikir ini dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar seseorang yang mengkristal sebagai pengalaman dan hasil
belajar. Hasil belajar dan pengalaman inilah yang memberikan warna pada
kehidupan seseorang nantinya. (Chairilsyah, 2012)
4
Fromm (Aryanto dkk, 2016) menjelaskan bahwa perilaku kerjasama merupakan
orientasi karakter produktif yang ditandai dengan rasa saling mencintai dalam
membantu sesama. Fromm menegaskan perilaku mencintai sesama manusia dalam
dinamika kehidupan sosial (brotherly love) ditandai dengan “love for all human
being...experience of union with all men, of human solidarity, of human
atonement”. Hal ini dapat tarik makna bahwa perasaan saling mencintai sesama
manusia akan menciptakan kehidupan yang dipenuhi oleh solidaritas antar
manusia.
Kematangan diri (self maturity) merupakan kemampuan individu dalam
mengaktualisasikan dirinya yang ditandai dengan pribadi yang selalu berjuang
demi menggapai masa depan dancita-cita. Dengan keinginan itulah, individu yang
matang menjad lebih berani, tekun, mandiri dan berkomitment terhadap apa yang
menjadi tanggung jawabnya.
Ciri-ciri pribadi yang matang adalah :
1. Tidak tergantung dengan orang lain.
2. Memiliki rasa tanggung jawab.
3. Obyektif dan kritis (tidak sekedar terima gosip).
4. Emosinya stabil.
5. Sociability, artinya dalam lingkungan yang cocok ia akan tampil ke depan.
Dalam lingkungan yang tidak cocok ia akan menjaga jarak.
6. Memiliki keyakinan agama.
5
1. Penyimpangan primer adalah suatu bentuk perilaku menyimpang yang bersifat
sementara dan tidak dilakukan terus-menerus sehingga masih dapat ditolerir
masyarakat seperti melanggar lalu lintas, buang sampah sembarangan, dll.
2. Penyimpangan sekunder yakni perilaku menyimpang yang tidak mendapat
toleransi dari masyarakat dan umumnya dilakukan berulang kali seperti
merampok, menjambret, memakai narkoba, menjadi pelacur, tawuran, dan lain-
lain. Secara keseluruhan, semua tingkah laku yang menyimpang dari ketentuan
yang berlaku dalam masyarakat (norma agama, etika, peraturan sekolah,
peraturan keluarga, dan lain-lain) dapat disebut sebagai perilaku menyimpang.
(Su’ud, 2011)
Menurut Paul B. Horton, penyimpangan sosial memiliki enam ciri sebagai
berikut:
1. Penyimpangan harus dapat didefinisikan
Tidak ada satupun perbuatan yang begitu saja dinilai menyimpang Suatu
perbuatan dikatakan menyimpang jika memang didefinisikan sebagai
menyimpang. Perilaku menyimpangn bukannlah semata-mata ciri tindakan
yang dilakukan orang, melainkan akibat dari adanya peraturan dan penerapan
sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap perilaku tersebut. Singkatnya,
penilaian menyimpang tidaknya suatu perilaku harus berdasarkan kriteria
tertentu dan diketahui penyebabnya.
2. Penyimpangan bisa diterima atau bisa juga ditolak
Perilaku menyimpang tidak selalu merupakan hal yang negatif. Ada
beberapa penimpangan yang diterima bahkan dipuji dan dihormati, seperti
orang jenius yang mengemukakan pendapat-pendapat baru yang kadang kadang
bertentangan dengan pendapat umum atau pahlawan yang gagah berani dan
sering terlibat peperangan. Sedangkan perampokan, pembunuhan terhadap etnis
tertentu, dan menyebarkan teror dengan bom atau gas beracun, termasuk dalam
penyimpangan yang ditolak dalam masyarakat.
6
3. Penyimpangan relatif dan penimpangan mutlak
Pada kebanyakan masyarakat modern, tidak ada seorang pun yang masuk
kategori sepenuhnya penurut (konformis) ataupun sepenuhnya penyimpang.
Alasannya, orang yang termasuk kedua kategori ini justru akan mengalami
kesulitan dalam kehidupannya. Oleh sebab itu, pada dasarnya semua orang
normal pun sesekali pernah melakukan tindakan menyimpang, tetapi pada
batas-batas tertentu yang bersifat relative untuk setiap orang. Perbedaannya
hanya pada frekuensi dan kadar penyimpangannya saja. Orang yang tadinya
penyimpang mutlak lambat laun juga harus berkompromi dengan
lingkungannya.
4. Penyimpangan terhadap budaya nyata atau budaya ideal
Budaya ideal di sini adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam
suatu kelompok masyarakat. Tetapi dalam kenyataannya, tidak ada seorangpun
yang patuh terhadap segenap peraturan resmi tersebut. Antara budaya nyata
dengan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan. Artinya, peraturan yang telah
menjadi pengatahuan umum dalam kenyataan kehidupan sehari-hari cenderung
banyak dilanggar.
5. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan
Apabila pada suatu masyarakat terdapat nilai atau norma yang melarang
suatu perbuatan yang ingin sekali diperbuat oleh banyak orang, maka akan
muncul “norma-norma penghindaran”. Norma penghindaran adalah pola
perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka tanpa harus
menentang nilai-nilai tata kelakuan secara terbuka. Jadi, norma-norma
penghindaran merupakan suatu bentuk penyimpangan perilaku yang bersifat
setengah melembaga (semi-institutitionalized).
6. Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan).
Penyimpangan sosial tidak selalu menjadi ancaman karena kadang-kadang
dapat dianggap sebagai alat pemelihara stabilitas sosial. Di satu pihak,
masyarakat memerlukan keteraturan dan kepatian dalam kehidupan. Kita harus
7
mengetahui, sampai batas tertentu, perilaku apa yang kita harapkan dari orang
lain, apa yang orang lain inginkan dari kita, serta wujud masyarakat seperti apa
yang pantas bagi sosialisasi anggotanya. Di lain pihak, perilaku menyimpang
merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan
sosial. Tanpa suatu perilaku menyimpang, penyesuaian budaya terhadap
perubahan kebutuhan dan keadaan akan menjadi sulit. Tidak ada masyarakat
yang mampu bertahan dalam kondisi statis untuk jangka waktu lama.
Masyarakat yang terisolasi sekalipun akan mengalami perubahan. Perubahan ini
mengharuskan banyak orang untuk menerapkan norma-norma baru.
Kepribadian yang menyimpang dapat dikatakan kepribadian yang tidak sehat.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik kepribadian yang dikategorikan
kepribadian yang menyimpang:
1. Mudah marah (tersinggung)
2. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
3. Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
4. Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda
atau terhadap binatang
5. Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah
diperingati atau dihukum
6. Kebiasaan berbohong
7. Hiperaktif
8. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
9. Senang mengkritik/ mencemooh orang lain
10. Sulit tidur
11. Kurang memiliki rasa tanggung jawab
12. Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang
bersifat organis)
13. Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
14. Pesimis dalam menghadapi kehidupan
8
15. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepribadian adalah serangkaian karakteristik yang relatif stabil dan menetap
pada diri seseorang dalam bereaksi dan berinteraksi dengan orang-orang. Untuk
menghadapi situasi disiplin yang tak terkendali keteladanan pemimpin sangat
dibutuhkan, seorang pemimpin yang objektif, yang bisa menjadi panutan dan
teladan bagi karyawannya, yang mampu membawa, membangun dan menerapkan
sistem yang ideal demi tercapainya visi yang diharapkan. Aspek-aspek
kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
1. Karakter.
2. Temperamen
3. Sikap
4. Stabilitas emosi
5. Responsibilitas (tanggung jawab)
6. Sosiabilitas
Perilaku menyimpang dapat diartikan sebagai tingkah laku yang melanggar atau
bertentangan dengan aturan normatif dan pengertian normatif maupun dari
harapan-harapan lingkungan sosial yang bersangkutan. Penyimpangan dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan primer dan penyimpangan
sekunder.
B. Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai Karakteristik Kepribadian Sehat dan
Menyimpang maka disarankan agar dapat memahami materi secara baik sehingga
dapat menaambah wawasan ilmu pengetahuan bagi calon konselor dan Guru BK
tentunya.
10
KEPUSTAKAAN
11