Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 5

ASESMEN BK NON TES

Inventory AUM UMUM (Lanjutan)

Dosen Pengampu

Ifdil, S.HI, S.Pd, M.Pd, Ph.D, Kons

Oleh

MawaddatusSakinah

18006037

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGRI PADANG

2019

1
A. Pengolahan secara manual dan komputer
Hasil pengerjaan AUM harus segara diolah,selanjutnya digunakan dalam
pelayanan bimbingan dan konseling pada siswa yang bersangkutan, paling
lambat 1 minggu hasil AUM itu telah diolah dan digunakan. Kesegeraan dalam
pengolahan AUM umum menunjang asas kekinian dari bimbingan dan
konseling.
Pengolahan dapat dilakukan dengan cara manual dan computer, dengan
cara computer lebih cepat dan efisien.
1. Data Individual
Secara individual hasil AUM diolah dengan mempergunakan format
individual.

no Bidang masalah Jenis masalah No.


masalah
yang
berat
Nomor jumlah %
masalah
1 2 3 4 5
1 Jasmani dan Kesehatan (25)
2 Diri Pribadi (20)
3 Hubungan Sosial (15)
4 Ekonomi dan keuangan (15)
5 Karir Dan Pekerjaan (15)
6 Pendidikan dan pelajaran (55)
7 Agama, nilai dan moral (30)
8 Hubungan muda – mudi (15)
9 Keadaan dan hubungan dalam keluarga (25)
10 Waktu senggang (10)
Keseluruhan (225)

2
Kolom 2 : Diisi nomor – nomor masalah yang dialami siswa ( yang disilangi)
Kolom 3 : Diisi jumlah sebagaimana yang tercantum pada kolom 2
Kolom 4 : Isi kolom 3 dibagi jumlah item untuk masing – masing bidang masalah
kali 100%.
Dalam format itu semua masalah siswa secara individu dikelompokkan
kedalam 10 bidang, pengelompokan ini sangat mudah dilakukan karena pada
lembaran jawaban nomor – nomor item AUM sudah ditempatkan menurut
bidangnya masing – masing
Pengolahan awal dilakukan dengan memindahkan nomor – nomor item
yang ditandai oleh siswa dari lembaran jawaban ke format pengolahan individual
itu. Hasil pengolahan data individual bersifat rahasia.
Dari hasil pengolahan ini akan diketahui :
a. Jumlah maslah dari masing – masing bidang maslah beserta persentasenya.
b. Jumlah masalah yang dirasakan berat untuk masing – masing bidang
maslah
c. Kepada siapa siswa yang bersangkutan inginmmengkonsultasikan
masalahnya.
2. Data Kelompok
Pengolahan selanjutnya dilaksanakan dengan cara memindahkan
jumlah–jumlah masalah yang terdapat pada format data individual untuk
semua siswa dalam satu kelas, kemudian dicari jumlah keseluruhan,
persentase, dan rata – ratanya.

Bidang masalah Masalah keseluruhan Masalah berat


terenda Terting jumlah persenRata – jumlah Rata – rata
h gi rata per siswa
per
siswa
1 2 3 4 5 6 7 8
Jasmani dan Kesehatan
(25)
Diri Pribadi (20)
Hubungan Sosial (15)

3
Ekonomi dan keuangan
(15)
Karir Dan Pekerjaan (15)
Pendidikan dan pelajaran
(55)
Agama, nilai dan moral
(30)
Hubungan muda – mudi
(15)
Keadaan dan hubungan
dalam keluarga (25)
Waktu senggang (10)
Keseluruhan (225)

Dari pengolahan data kelompok ini akan diketahui :

a. Jumlah keseluruhan masalah yang dialami siwa satu kelas, jumlah


masalah tertinggi dan terendah serta persentasenya.
b. Jumlah rata – rata masalah yang dialami per siswa dikelas itu
c. Gambaran menyeluruh tentang kepada siapa para siswa ingin
membicarakan masalah – masalah mereka itu.
Data kelompok tidak bersifat serahasia data individual, tetapi tidak pula
dibicarakan bebas kepada orang lain.

B. Penafsiran Hasil.
Dari tabel diatas terungkap bahwa:
1. Pada bidang masalah jasmani dan kesehata (JDK) yang terdiri dari 25 item
dengan masalah tertinggi 11 dan masalah terendah 1 jumlah masalah yang
dialami 186 dengan presentase 21,9 % dari 35 orang siswa. Sedangkan rata-rata
persiswa mengalami masalah 5,3 jumlah masalah berat yang dialami 6 dengan
rat-rata mengalami masalah 0,2.
2. Pada bidang masalah diri pribadi (DPI) yang terdiri dari 20 item dengan masalah
tertinggi 18 dan masalah terendah 1 umlah masalah yang dialami 311 dengan

4
persentase 45,5 % dari 34 orang siswa. Sedangkan rata-rata persiswa mengalami
masalah 8,8 jumlah masalah berat yang dialami 6 dengan rata-rata mengalami
masalah 0,2.
3. Pada bidang masalah hubungan sosial (HSO) yang terdiri dari 15 item dengan
masalah tertinggi 11 dan masalah terendah 1 jumlah masalah yang dialami 136
dengan persentase 26,7 % dari 34 orang siswa. Sedangkan rata-rata persiswa
mengalami masalah 3,4 jumlah masalah berat yang dialami 0 dengan rata-rata
mengalami masalah 0,0.
4. Pada bidang masalah ekonomi dan keuangan (EDK) yang terdiri dari 15 item
dengan masalah tertinggi 9 dan masalah terendah 1 jumlah masalah yang dialami
94 dengan persentase 18,4 % dari 34 orang siswa. Sedangkan rata-rata persiswa
mengalami masalah 2,6 jumlah masalah berat yang dialami 1 dengan rata-rata
mengalami masalah 0,0.
5. Pada bidang masalahkarir dan pekerjaan (KDP) yang terdiri dari 15 item dengan
masalah tertinggi 14 dan masalah terendah 3 jumlah masalah yang dialami 242
dengan persentase 47,4 % dari 34 orang siswa. Sedangkan rata-rata persiswa
mengalami masalah 6,9 jumlah masalah berat yang dialami 8 dengan rata-rata
mengalami masalah 0,2.
6. Pada bidang masalahpendidikan dan pembelajaran (PDP) yang terdiri dari 55
item dengan masalah tertinggi 38 dan masalah terendah 10 jumlah masalah yang
dialami 710 dengan persentase 38 % dari 34 orang siswa. Sedangkan rata-rata
persiswa mengalami masalah 20,2 jumlah masalah berat yang dialami 24 dengan
rata-rata mengalami masalah 0,7.
7. Pada bidang masalah agama, nilai dan moral (ANM) yang terdiri dari 30 item
dengan masalah tertinggi 28 dan masalah terendah 1 jumlah masalah yang
dialami 304 dengan persentase 29,8 % dari 34 orang siswa. Sedangkan rata-rata
persiswa mengalami masalah 8,6 jumlah masalah berat yang dialami 1 dengan
rata-rata mengalami masalah 0,0.
8. Pada bidang masalah hubungan muda mudi (HMM) yang terdiri dari 15 item
dengan masalah tertinggi 10 dan masalah terendah 1 jumlah masalah yang
dialami 87 dengan persentase 17,1 % dari 34 orang siswa. Sedangkan rata-rata
persiswa mengalami masalah 2,4 jumlah masalah berat yang dialami 0 dengan
rata-rata mengalami masalah 0,0.

5
9. Pada bidang masalah keadaan dan hubungan dalam keluarga (KHK) yang terdiri
dari 25 item dengan masalah tertinggi 14 dan masalah terendah 1 jumlah masalah
yang dialami 184 dengan persentase 21,6 % dari 34 orang siswa. Sedangkan rata-
rata persiswa mengalami masalah 5,2 jumlah masalah berat yang dialami 9
dengan rata-rata mengalami masalah 0,2.
10. Pada bidang masalah waktu senggang (WSG) yang terdiri dari 10 item dengan
masalah tertinggi 8 dan masalah terendah 1 jumlah masalah yang dialami 93
dengan persentase 27,4 % dari 34 orang siswa. Sedangkan rata-rata persiswa
mengalami masalah 67,0 jumlah masalah berat yang dialami 3 dengan rata-rata
mengalami masalah 0,1
Jadi jumlah masalah keseluruhan bidang yang terdiri dari 255 item, yaitu
masalah tertinggi 161 terendah 21 dengan jumlah masalah keseluruhan yang dialami
2347 dengan persentase 30,7 % dari 34 orang siswa. Sedangkan rata-rata persiswa
mengalami masalah 67,0 jumlah keseluruhan masalah berat yang 58 dengan rata-rata
persiswa 1,6.

C. Penyampaian Hasil
Hasil dari pengolahan AUM UMUM perlu disampaikan kepada pihak-pihak
yang terkait secara langsung dengan responden. Dalam penyampaian hasil AUM
UMUM ini tetap harus menjaga kerahasiaan, tidak boleh disampaikan/diumumkan
secara terbuka dan dijadikan pembicaraan umum. Hasil AUM UMUM disampaikan
kepada peserta yang bersangkutan dengan cara memberikan kertas hasil AUM
UMUM nya dan penjelasannya dapat ditanyakan oleh peserta secara invidual kepada
orang yang menyelenggarakan AUM tersebut atau kepada konselor.
Dalam forum khusus, hasil AUM UMUM dapat dijadikan topik
bahasan/diskusi, namun tetap harus menjaga kerahasiaan responden (tidak menyebut
nama responden).
Dari keseluruhan penyelenggaraan Aplikasi Instrumentasi ini hasil yang
diperoleh disampaikan kepada masing-masing responden, dalam bentuk Profil
Individual, sedangkan kepada Guru bimbingan dan konseling/Kepala Sekolah
diberikan Data rekap dan data pendukung lainnya, sebagai bahan untuk pemberian
layanan lebih lanjut.
Penyampaian hasil AUM UMUM kepada masing-masing responden akan
lebih baik apabila disampiakan secara individual, sehingga konselor dapat
6
berkomunikasi dan menjelaskan isi dari laporan hasil instrumentasi yang akan
diberikan dalam bentuk format individual, dan sekaligus bagi siswa yang memiliki
permasalahan dapat diberikan penjelasan untuk langkah-langkah tindak lanjut
berikutnya
Tujuan kegiatan ini adalah: 1.) Agar siswa memiliki wawasan dan kesadaran
tentang berbagai masalah yang mereka alami 2.) Bardasarkan wawasan dan kesadaran
mereka tentang masalah-masalah yang mereka alami itu. Mereka itu diharapkan
tergerak untuk memanfaatkan pelayanan BK yang disediakan oleh guru pembimbing.
3.) Siswa yang bermasalah diharapkan mencari bantuan untuk pemecahan masalahnya
itu dari tenaga ahli yang tepat, dalam hal ini guru pembimbing.

D. Penyusunan Program Layanan BK


Penyusunan program layanan konseling di sekolah, baik program tahunan
maupun semesteran seharusnya didasarkan pada data tentang variasi masalah siswa,
hasil ulangan/ujian, bakat dan minat serta kecenderungan siswa, dan data lainnya yang
kesemuanya terkumpul dalam kegiatan Need Assessment. Hasil Aplikasi
Instrumentasi secara jelas telah menunjukkan berbagai data yang menyangkut kondisi
responden, maka akan ditemuka Need Assessment sebagai dasar
penyusunan/perencanaan Program Konseling.
Dengan data yang lengkap dari Aplikasi Instrumentasi ini dapat dirumuskan
Program Konseling secara menyeluruh, untuk setiap kelas, dengan mengacu kepada
kebutuhan siswa, baik perorangan maupun kelompok. Pada intinya untuk berbagai
jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling direncanakan berdasarkan data hasil
Need Assessment. Berdasarkan data hasil instrumentasi, Konselor dapat menetapkan
individu yang perlu mendapat layanan konseling, baik layanan dengan format
klasikal, kelompok maupun individual. Kegiatan dengan format lapangan dan
“politik” bagi klien tertentupun dapat direncanakan oleh Konselor dengan
mendasarkan pada hasil Aplikasi Instrumentasi ini.
1. Layanan orientasi dan informasi
Informasi Umum Data kelompok (yang menyangkut siswa satu kelas)
dipergunakan untuk memberikan informasi kepada seluruh siswa tentang masalah
yang mereka alami secara keseluruhan dalam format klasikal. Tujuan kegiatan ini

7
adalah agar siswa memiliki wawasan dan kesadaran tentang berbagai masalah yang
mereka alami. Jumlah keseluruhan dengan berbagai variasi dan jenisnya,
Persentase masalah untuk masing-masing bidang masalah, jumlah masalah yang
berat dan rata-rata per siswa, kepada siapa mereka ingin membicarakan atau
mengkonsultasikan masalah-masalahnya itu. Agar siswa sadar tentang masalah-
masalah yang mereka alami dan diharapkan tergerak untuk memanfaatkan pelayanan
bimbingan dan konseling yang disediakan oleh guru pembimbing.
2. Layanan Penempatan/Penyaluran
Sejumlah masalah dalam AUM Umum memerlukan layanan
penempatan/penyaluran sebagai salah satu cara penanggulangannya, Seperti item
nomor : 014. Kurang meminati meminati pelajaran atau jurusan atau program yang
diikuti, 119. Tidak mempunyai kawan akrab untuk bersama-sama mengisi waktu
senggang.
Siswa yang mengalami masalah-masalah seperti itu perlu disalurkan atau
ditempatkan ke dalam kelompok atau lingkungan atau suasana tertentu. Dalam
suasana yang baru itu diharapkan mereka terangsang, tertantang, dan mem-peroleh
kesempatan yang lebih luas lagi untuk mengembang-kan diri. Layanan
penempatan/penyaluran itu dapat dilaksanakan melalui format kelompok (yaitu
apabila kelompok menjadi wahana penempatan/ penyaluran) atau format individual
(yaitu apabila diselenggarakan per-siswa, seperti: seorang siswa yang kurang
meminati suatu program Pelajaran khusus tertentu disalurkan ke program lain).
3. Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten pada dasarnya membantu siswa dalam menguasai
keterampilan atau kompetensi dalam kehidupan sehari-hari dan kebutuhan khusus
siswa dalam kesepuluh bidang permasalahan yang tercakup di dalam AUM ini.Sesuai
dengan sifat penyelenggaraannya, layanan ini mengacu kepada pengembangan
kompetensi yang dimaksud serta untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan oleh
siswa dalam kehidupannya yaitu kehidupan sehari-hari dan masa depannya. Layanan
ini dapat mengikuti format klasikal (yaitu kalau seluruh siswa dalam satu kelas
mengikuti layanan), atau format kelompok (yaitu kalau pe-nyelenggaraannya
berlangsung dalam kelompok-kelompok terbatas), atau format individual (yaitu kalau
layanan itu dijalani oleh mahasiswa secara perorangan).
4. Layanan Konseling Perorangan

8
Layanan konseling perorangan diselenggarakan selalu dalam format individual.
Dalam pertemuan interpersonal yang sangat intens itu semua masalah yang menjadi
kandungan item-item AUM Umum itu dapat dibicarakan. Bahkan masalah-masalah
lain yang belum termunculkan melalui AUM pun dapat dibicarakan dalam konseling
perorangan. Masalah mana yang akan didahulukan dan sangkut paut masalah yang
satu dengan lainnya sangat tergantung pada apa yang dirasakan dan menjadi tujuan
siswa yang bersangkutan.
5. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok
Kedua jenis layanan yang tersebut terakhir itu selalu di-selenggarakan dalam
format kelompok. Layanan bimbingan kelompok membahas topik-topik umum yang
disepakati bersama oleh seluruh anggota kelompok dan berguna bagi perkembangan
seluruh anggota kelompok itu; sedangkan konseling kelompok membicarakan
masalah individual yang dialami anggota kelompok untuk membantu pemecahan
masalah tersebut.

9
KEPUSTAKAAN

Prayitno dkk. 2008. Pedoman Alat Ungkap Masalah (AUM) Umum Format 1 s.d 5. Padang:
BK FIP UNP.

Gantina komalasari & Eka wahyuni. 2011. Asesment teknik non tes. Jakarta: Indeks.

Riyanti, Deasyi. 2007. Intrumentasi BK Non Tes (Bahan Ajar). Bandar Lampung.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/alat-ungkap-masalah/
diakses pada tanggal 27 Maret 2014 pukul 20:02 wib

http://bkimfo.wordpress.com/instrument-bk/
diakses pada tanggal 27 Maret 2014 pukul 19:59 wib

10

Anda mungkin juga menyukai