Anda di halaman 1dari 41

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Menyusun RPP dan Media Pembelajaran untuk Pendidikan Inklusif”. Makalah ini
diajukan untuk memenuhi tugas final mata kuliah “Pendidikan Inklusif”.
Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu saya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Saya sebagai penulis
sadar makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembuat makalah dan pembaca
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

i
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................4
A. Pengertian RPP..............................................................................................4
B. Tujuan dan Fungsi RPP.................................................................................5
C. Manfaat RPP.................................................................................................6
D. Modifikasi RPP.............................................................................................8
E. Pengertian Media Pembelajaran.................................................................13
F. Tujuan dan Fungsi Media Pembelajaran....................................................14
G. Penerapan Media Pembelajaran untuk Pendidikan Inklusif.........................16
BAB III PENUTUP..................................................................................................38
A. Kesimpulan .................................................................................................38
B. Saran ............................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................40

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mengatur agar siswa
dapat dilayani di sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya.
Tanpa harus dikhususkan kelasnya, siswa dapat belajar bersama dengan aksesibilitas
yang mendukung untuk semua siswa tanpa terkecuali. Inklusif dapat berarti bahwa
tujuan pendidikan bagi peserta lembaga pendidikan baik itu dari sekolah dasar sampai
tingkat universitas yang memiliki hambatan adalah keterlibatan yang sebenarnya dari
setiap siswa dalam kehidupan sekolah yang menyeluruh. Pendidikan inklusif dapat
berarti penerimaan siswa yang memiliki hambatan ke dalam kurikulum, lingkungan,
interaksi sosial dan konsep diri (visi-misi) sekolah
Anak-anak berkebutuhan khusus, adalah anak-anak yang memiliki keunikan
tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan mereka dari anak-anak
normal pada umumnya.Keadaan inilah yang menuntut pemahaman terhadap hakikat
anak berkebutuhan khusus.Keragaman anak berkebutuhan khusus terkadang
menyulitkan guru dalam upaya menemu kenali jenis dan pemberian layanan pendidikan
yang sesuai. Namun apabila guru telah memiliki pengetahuan dan pemahaman
mengenai hakikat anak berkebutuhan khusus, makamereka akan dapat memenuhi
kebutuhan anak yang sesuai.
Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menunjukkan keadaan anak
berkebutuhan khusus. Istilah anak berkebutuhan khusus merupakan istilah terbaru yang
digunakan, danmerupakan terjemahan dari child with special needs yang telah
digunakan secara luas didunia internasional, ada beberapa istilah lain yang pernah
digunakan diantaranya anak cacat,anak tuna, anak berkelainan, anak menyimpang, dan
anak luar biasa. Ada satu istilah lain yang beberapa tahun terakhir berkembang secara
luas yaitu difabel . Istilah difabel merupakankependekan dari diference ability.
Sejalan dengan perkembangan pengakuan terhadap hak azasi manusia termasuk
anak-anak ini, maka digunakanlah istilah anak berkebutuhan khusus. Penggunaan istilah
anak berkebutuhan khusus membawa konsekuensi cara pandang yang berbeda dengan
istilah anak luar biasa yang pernah dipergunakan dan mungkin masih digunakan. Jika
pada istilah luar biasa lebih menitik beratkan pada kondisi (fisik, mental, emosi-sosial)
anak, maka pada berkebutuhan khusus lebih pada kebutuhan anak untuk mencapai
prestasi sesuai dengan potensinya. Contoh, seorang anak tunanetra, jelas dia memiliki
keterbatasan pada bidang penglihatannya, tetapi dia juga memiliki potensi kemampuan
intelektual yang tidak berbeda dengan anak normal, maka untuk dapat berprestasi sesuai
kapasitas intelektualnya diperlukan alat bantu kompensatif indera penglihatan seperti
talking computer, talking books, buku tulisan Braille dsb. Dengan dipenuhinya

1
kebutuhan itu maka tunanetra akan dapat berprestasi sesuai dengan kapasitas
intelektualnya dan mampu berkompetisi dengan anak normal.
Dunia pendidikan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman,
perkembangan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya di
Indonesia. Perubahan penting yang telah terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia
salah satunya adalah perubahan kurikulum, telah kita ketahuai bersama perubahan
kurikulum juga diikuti perubahan perangkat pembelajaran salah satunya RPP. Dalam
rangka mengimplementasikan pogram pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam
silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP
merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas,
laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa
yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas
pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar.
Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang
memayungi Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya. Di dalam RPP
secara rinci harus dimuat Tujuan Pembelajaran,Materi Pembelajaran, Metode
Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian.
pendidikan khusus merupakan pendidikan yang diperuntukan bagi peserta didik
yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa. Oleh karena itu untuk mendorong kemampuan membelajarkan mereka
dibutuhkan lingkungan belajar yang kondusif, baik tempat belajar, metode, sistem
penilaian, sarana dan prasarana serta yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya
media pendidikan yang memadai sesuai dengan kebutuhan para peserta didik.
Seiring peran media pendidikan yang semakin meningkat maka guru dan media
pendidikan harus saling terkait satu sama lain dalam memberikan kemudahan belajar
bagi peserta didik. Dalam arti, bahwa guru sebagai fasilitator diharapkan mampu untuk
memfungsikan media pendidikan seoptimal mungkin sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Perhatian dan bimbingan secara individual dapat dilaksanakan oleh guru
dengan baik sementara media pendidikan dapat pula disajikan secara jelas, menarik, dan
teliti. Oleh karena itu, menjadi suatu keharusan bagi setiap penyelenggara pendidikan
inklusi untuk menempatkan media pendidikan sebagai komponen yang penting dari
sistem pendidikan yang diselenggarakannya.Memang selama ini media pendidikan telah
diperkaya dengan sumber dan media pembelajaran, seperti buku teks, modul, overhead
transparansi, film, vidio, televisi, slide, dan lain sebagainya. Tetapi media itu tampaknya
belum cukup untuk memotivasi sekaligus mengembangkan sikap dan kemampuan
kepribadian anak, bakat, kemampuan mental sampai mencapai potensi mereka yang
optimal. Di sinilah diperlukan modifikasi media pendidikan yang sesuai dengan tingkat
kebutuhan para peserta didik. Pengembangan media pendidikan hendaknya diupayakan
untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan

2
berusaha menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses
pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dari RPP?
2. Apa tujuan dan fungsi RPP?
3. Apakah manfaat dari RPP?
4. Bagaimana modifikasi RPP untuk Pendidikan inklusif?
5. Jelaskan Pengertian dari Media Pembelajaran?
6. Jelaskan tujuan dan fungsi dari media pembelajaran?
7. Bagaimana Penerapan media pembelajaran untuk Pendidikan inklusif?
C. Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi pengertian RPP
2. Untuk mengidentifikasi tujuan dan fungsi RPP
3. Untuk mengidentifikasi manfaat dari RPP
4. Untuk membuat atau merancang modifikasi RPP untuk Pendidikan Inklusif
5. Untuk mendeskripsikan pengertian dari Media Pembelajaran
6. Untuk untuk mengidentifikasi tujuan dan fungsi media Pembelajaran.
7. Untuk menganalisis penerapan media pembelajaran untuk Pendidikan inklusif

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian RPP
Sebelum mengajar guru harus merancang dulu rencana pelaksanaan
pembelajaran, maka dari itu menurut para ahli definisi pembelajaran tersebut dapat
dijelaskan sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Mulyasa (2007, hlm. 183)
mengungkapkan bahwa RPP adalah rencana penggambaran prosedur dan manajemen
pengajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
standar kompetensi dan di jabarkan dalam silabus.
Adapun yang telah dipaparkan diatas maka dari itu pengertian RPP yang
dikemukakan oleh E. Kosasih (2014, hlm. 144 ) mengatakan bahwa RPP adalah rencana
pembelajaran yang pengembangannya mengacu pada suatu KD tertentu didalam
kurikulum/silabus.
RPP adalah sebuah rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru sebelum
melakukan pembelajaran di dalam kelas, pembuatan RPP yaitu untuk acuan guru dalam
belajar yang dimana dalam RPP tersebut terdapat indikator, KI, Dan KD adapun
pengertian yang dikemukakan oleh Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2012
,hml.120):
“Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup
rencana pembelajaran paling luas mencangkup satu kompotensi dasar yang
terdiri atas 1 indikator atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau
lebih . guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan
dengan penjadwalan di satuan pendidikan .”

Selain mengambil dari pengertian yang dikemukakan oleh nanag hanafiah dan
cucu suhana ditunjang pula oleh pengertian yang dikemukakan oleh Zuhdan, dkk (2011,
Hlm.16) perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan
proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan
pembelajaran.

Namun selain pengdapat para ahli tentang definisi RPP ada pun pengertiannya
Menurut permendikbud 22 (2016, hlm.6),
“Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP

4
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap
pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau
subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.”

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016 tentang


Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau
lebih. RPP dekembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efesien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP
disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.
Berdasarkan beberapa para ahli diatas, maka dapat disimpulkan RPP yaitu suatu
rencana atau prosedur pembelajaran yang harus disusun oleh guru sebelum
melaksanakan suatu proses belajar mengajar demi ketercapaian proses pembelajaran
yang diharapkan. Penyusunan RPP ini merupakan upaya untuk mencapai tujuan dari
proses pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
dan juga upaya mencapai kompetensi yang diharapkan, yakni kompetensi kognitif,
afektif dan kompetensi psikomotor.

B. Tujuan dan fungsi RPP


Dalam www.silabus.web.id, Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah
untuk: (1) mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar-
mengajar; (2) dengan menyusun rencana pembelajaran secara profesional, sistematis
dan berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan
memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana
(Kunandar, 2011: 264).

5
Dalam www.silabus.web.id , Fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan
bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar (kegiatan pembelajaran) agar
lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efisien (Kunandar, 2011: 264).

C. Manfaat RPP
Menurut Epin Supini dalam https://blog.kejarcita.id/manfaat-beserta-tips-
menyusun-rencana-pembelajaran-bagi-guru/amp/ manfaat RPP antara lain sebagai
berikut.

1. Sebagai Pedoman Kegiatan Pembelajaran


Alasan pentingnya menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran salah satunya
ialah sebagai pedoman pembelajaran. Rencana pembelajaran ini dibuat untuk
memberikan petunjuk arah pembelajaran. Guru maupun siswa dapat lebih terarah dalam
melakukan setiap kegiatan pembelajaran.

2. Mencapai Tujuan Pembelajaran dengan Baik


Rencana pelaksanaan pembelajaran sangat penting sekali dibuat oleh seorang
guru yang bertujuan dalam mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Jika tidak ada
rencana pembelajaran, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan sesuai harapan.
Kualitas perencanaan pembelajaran yang dibuat dapat menentukan tingkat
keberhasilan sebuah pembelajaran. Setidaknya dengan adanya rencana pembelajaran ini,
dapat meminimalisir terjadinya ketersimpangan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

3. Sebagai Alat Ukur


Rencana pembelajaran ini dilakukan untuk mengukur kemampuan para siswa
serta melihat keefektifan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru juga
dapat mengetahui tingkat ketepatan dan kelemahan dari pembelajaran yang
dilakukannya.

4. Dasar Pengembangan Keterampilan


Berawal dari sebuah rencana pembelajaran dan menjadikannya sebagai dasar
sebelum melakukan kegiatan pembelajaran itu sendiri. Guru dapat lebih terampil dalam
membuat pengembangan-pengembangan rencana pembelajaran.
Guru dituntut memahami segala aspek pengembangan persiapan mengajar.
Aspek pengembangan diantaranya mulai dari definisi, manfaat, prosedur ataupun
prinsip perkembangan persiapan mengajar.

6
Guru juga dituntut untuk lebih terampil dalam membuat teknik dan metode
pembelajaran yang sesuai. Guru diharapkan mengeluarkan ide-idenya untuk
mengembangkan proses pembelajaran yang menyenangkan di kelasnya.

5. Memiliki Persiapan Sebelum Mengajar


Rencana pembelajaran dibuat sebelum guru melakukan pembelajaran. Guru
dapat mempersiapkan dengan baik mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran yang
akan dilakukannya. Sehingga guru akan siap dan tidak kebingungan juga dalam
melaksanakan pembelajaran di dalam kelas.

6. Menghemat Waktu dan Tenaga


Guru membuat rencana pembelajaran yang di dalamnya terdapat susunan
pelaksanaan pembelajaran dengan waktu yang ditentukannya. Waktu yang sudah
disusun oleh guru dalam penyampaian pembelajaran membuat guru memberikan
materinya sesuai dengan rencana pembelajaran tersebut.

Guru dapat meminimalisir penyampaian materi yang melebihi waktu yang


ditentukan pada setiap pertemuan. Tenaga yang dikerahkan pun tidak akan terkuras
habis karena waktu yang terulur dalam penyampaian pembelajaran.

Dengan memiliki rencana pembelajaran, guru dapat menghemat waktu dan


tenaganya. Karena sudah dibuat dari sebelum tahun ajaran dimulai, maka guru hanya
akan berkerja ekstra di awal dan setiap bulannya hanya tinggal mengikuti rencana
pembelajaran yang sudah ada. Guru tidak usah bingung memikirkan metode dan
pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa beberapa waktu kedepan. Guru sudah
menentukan apa-apa saja yang harus dilakukan sejak awal. Dengan memiliki rencana
pembelajaran, guru sudah tidak perlu khawatir dan tinggal melaksanakan rencana yang
telah dibuatnya.

7. Pola Pembelajaran Tertata


Satu materi biasanya memerlukan beberapa pertemuan tatap muka. Tetapi,
terkadang juga bisa habis dalam satu kali pertemuan tatap muka. Dengan adanya
rencana pembelajaran, guru dapat merancang metode menyampaikan materi supaya
materi dapat disampaikan sesuai rencana.

Misalnya, pertemuan pertama guru akan membahas dasar dari materi, lalu di
pertemuan kedua guru akan membahas sedikit lebih mendalam, selanjutnya guru akan
memberi tugas dan presentasi. Di akhir, guru akan memberikan ujian bagi siswa untuk
melihat sudah sejauh mana kemampuan siswa.

8. Mempermudah Evaluasi Diri

7
Di akhir tahun ajaran, guru dapat merefleksi dan mengevaluasi pengajarannya
selama satu tahun terakhir. Guru dapat melihat apakah pengajarannya selama satu tahun
sudah sesuai dengan rencana yang dibuatnya sebelum tahun ajaran dimulai atau tidak.

Guru juga dapat melihat apakah siswanya mendapat hasil belajar yang sesuai
dengan target awalnya atau tidak. Guru bisa mengevaluasi diri untuk mengajar lebih
baik di tahun ajaran berikutnya.

9. Memberikan Gambaran Pembelajaran


Guru dan siswa dapat mengetahui gambaran mengenai isi pembelajaran serta
bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran. Guru dapat merencanakan isi materi
pembelajaran yang sesuai dengan harapan pembelajaran.

D. Modifikasi RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP MODIFIKASI)

NAMA SEKOLAH : SDN PUCANGRO II Kecamatan


Gudo,Kabupaten Jombang
KELAS : IV
SEMESTER : I/Satu
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
STANDART KOMPETENSI : 1. Memahami dan menggunakan faktor dan
kelipatan dalam pemecahan masalah
KOMPETENSI DASAR : 1.3 Melakukan operasi hitung perkalian dan
pembagian.
INDIKATOR :

I. TUJUAN PEMBELAJARAN:
NON ABK ABK
TUNARUNGU
1. Siswa dapat menghafalkan perkalian 1. Siswa dapat menghafalkan perkalian
dan pembagian 1-100 dan pembagian 1-50

8
2. Siswa dapat melakukan perkalian 1- 2. Siswa dapat melakukan perkalian 1-
100 dengan cara susun 50 dengan cara susun

II. MATERI AJAR : PERKALIAN DAN PEMBAGIAN


III. METODE PEMBELAJARAN : DISKUSI,TANYA
JAWAB,PEMBERIAN TUGAS
IV. IV.KEGIATAN PEMBELAJARAN :
A. KEGIATAN AWAL/PRA KEGIATAN
ABK
NON ABK
TUNARUNGU

 Menertibkan siswa sebelum memasuki  Menertibkan siswa sebelum memasuki


kelas kelas
 Membantu siswa Tunarungu agar duduk
di meja paling depan,dan duduk di dekat
teman sebayanya.
 Memotivasi siswa dengan menyanyikan  Memotivasi siswa dengan menyanyikan
lagu “satu dikali satu” lagu “satu dikali satu”
 Guru membantu siswa agar bernyanyi
dengan benar

 Salam Pembuka  Salam Pembuka


 Guru meminta agar ketua kelas memimpin  Guru meminta agar ketua kelas
do`a memimpin do`a
 Guru mengabsensi muridnya satu persatu  Guru mengabsensi muridnya satu
persatu,khusus ketika menyebut nama
anak Tunarungu,guru melantangkan
suara dan menghadap kepada siswa.
 Memberikan rangsangan tentang perkalian  Memberikan rangsangan tentang
1-100(Tanya jawab) perkalian 1-50 dengan sabar,suara

9
lantang dan menghadap ke siswa

B. KEGIATAN INTI
ABK
NON ABK TUNARUNGU
 Guru mengajak siswa untuk  Guru mengajak siswa tunarungu
menghitung bersama beberapa dengan menghadap ke arahnya(face to
contoh perkalian suatu bilangan face) agar lebih jelas dalam
dengan bilangan satu angka, guru menjelaskan materi,kemudian siswa
menuliskannya di papan tulis, contoh Tunarungu di ajak mengerjakan
pada halaman 51 – 52 perkalian satu angka 1-50 .
 Setiap siswa berlatih menyelesaikan  Dibantu oleh guru di
beberapa soal pada halaman 53 sampingnya,siswa berlatih
(Berlatih Tangkas 1 dan Berlatih menyelesaikan beberapa soal yang
Tangkas 2) tentang perkalian khusus di buatkan oleh guru tentang
bersusun suatu bilangan dengan perkalian bersusun suatu bilangan
bilangan satu angka, kemudian dengan bilangan satu angka (dengan
didiskusikan bersama guru bantuan gambar alat peraga tentang
perkalian)
 Guru mengajak siswa untuk  Guru mengajak siswa untuk
menghitung bersama beberapa menghitung bersama beberapa contoh
contoh perkalian suatu bilangan perkalian suatu bilangan dengan
dengan bilangan dua angka, guru bilangan dua angka, guru
menuliskannya di papan tulis menuliskannya di papan tulis
 Guru membagi siswa berkelompok  Guru membagi siswa Tunarungu
berkelompok dengan teman sebaya
 Siswa secara berkelompok berlomba  Siswa secara berkelompok berlomba
menyelesaikan beberapa soal yang menyelesaikan beberapa soal yang
diberikan guru diberikan guru,dan dibantu oleh teman
sebaya dalam mengerjakan
soal,dengan pengawasan guru

10
 Siswa adu kecepatan untuk  Siswa adu kecepatan untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya mempresentasikan hasil pekerjaannya
di depan(papan tulis) di depan(papan tulis),siswa tunarungu
di minta guru untuk menuliskan
hasilnya di papan tulis.
 Guru mengajak siswa untuk  Guru mengajak siswa untuk
menghitung bersama hasil dari menghitung bersama hasil dari
penghitungan kelompok di papan penghitungan kelompok di papan
tulis tulis,kemudian membantu siswa
Tunarungu untuk mengoreksi
jawabannya.

 Guru memberikan soal latihan  Guru memberikan soal latihan kepada


kepada siswa siswa secara khusus (perkalian 1-50)
dengan sabar dan dengan suara lantang
dan menghadap kesiswa.
 Siswa mengumpulkan hsil latihan  Guru meminta siswa tunarunguuntuk
kepada guru mengumpulkan hasil tugasnya,
 Guru menyimpulkan seluruh kegiatan  Guru menyimpulkan seluruh kegiatan
pembelajaran yang telah di pembelajaran yang telah di pelajari
pelajari,jika masih ada yang belum dengan suara lantang dan menghadap
paham maka siswa boleh bertanya kepada siswa Tunarungu,dan
menanyakan apakah ada yang masih
belum paham dan di tanyakan.

C. KEGIATAN AKHIR
ABK
NON ABK TUNARUNGU
·         Guru meminta siswa merangkum ·         Guru meminta siswa merangkum semua
semua materi yang telah di pelajari hari ini materi yang telah di pelajari hari ini dan
dan menuliskannya pada buku rangkuman menuliskannya pada buku rangkuman siswa,

11
siswa
·         Guru memberikan tugas rumah pada ·         Guru memberikan tugas rumah kepada
siwa dan hafalan perkalian 1-100 siswa tunarungu dan hafalan perkalian 1-50
·         Guru meminta siswa untuk ·         Guru meminta siswa untuk mengakhiri
mengakhiri pembelajaran dengan Do`a pembelajaran dengan Do`a
·         Salam penutup ·         Salam penutup

ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR:

1. Buku Asyik Berhitung Matematika 4A hal 51-69, penerbit : Yudhistira


2. Gambar tentang angka-angka perkalian

PENILAIAN :
 Prosedur penilaian
 Penilaian proses
 Penilaian hasil : tes tertulis
 Bentuk penilaian
 Non tes/pengamatan kegiatan siswa saat Tanya jawab, diskusi, presentasi
kelompok, pembelajaran(penilaian proses)
 Mengerjakan soal – soal secara tertulis (penilaian hasil)
 Alat / instrument penilaian
 Instrumen penilaian proses
o Lembar penilaian proses keaktifan dan kerjasama saat pembelajaran
berlangsung
 Instrumen penilaian hasil
o Lembar penilaian tes tertulis

LEMBAR INSTRUMEN PENGAMATAN


(lembar pengamatan guru)

·         Tabel Pengamatan Keaktifan Tanya Jawab dan Diskusi (siswa ABK)

12
No Nama Siswa Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif

1. …………… …………. …….. …………… ……………. ……………


2. …………… ………… …….. …………… ……………. ……………
3. …………… ………… ……. …………… ……………. ……………
4. …………… ………… ……. …………… ……………. ……………
5. …………… ………… ……. …………… ……………. ……………

Keterangan non ABK: Keterangan ABK:


Sangat aktif =5 Sangat aktif =3
Aktif =4 Aktif =2
Cukup =3 Cukup =1
Kurang aktif =2
Tidak aktif =1

E. Pengertian Media Pembelajaran


Dalam bahasa Latin, media bentuk jamaknya medium, secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Banyak pengertian yang diberikan para pakar tentang media.
Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and
Communication Technology atau AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala
bentuk yang diprogramkan untuk suatu proses penyaluran informasi.
Kata media berasal dari bahasa latin yakni Medius yang secara harfiah berarti
“tengah” perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Azhari,
2015). Media merupakan sarana penyalur pesan atau informasi dalam proses belajar
mengajar yang hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada sasaran atau penerima
pesan (Mahnun, 2012). Media pembelajaran menurut (Surayya, 2012) yaitu alat yang
mampu membantu proses belajar mengajar serta berfungsi untuk memperjelas makna
pesan atau informasi yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang telah direncanakan.
Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat
menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi (Falahudin,
2014). Media pembelajaran secara keseluruhan adalah suatu alat maupun bahan yang
digunakan dalam proses belajar mengajar yang memiliki fungsi sebagai pembawa
informasi dari sumber belajar.
Oemar Hamalik dalam Syukur (2005: 125) mendefinisikan media sebagai teknik
yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara tenaga pendidik
dan murid dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Sedangkan Yusufhadi

13
Miarso (1986: 47) mengartikan media sebagai wadah dari pesan yang oleh sumber atau
penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, materi yang
ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan bahwa tujuan yang ingin dicapai
adalah terjadinya proses belajar.
Istilah “media” bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata
“teknologi” yang berasal dari kata latin tekne (bahasa Inggris art) dan logos (bahasa
Indonesia “ilmu”). Menurut Webster dalam Arsyad (2006: 5), art adalah keterampilan
(skill) yang diperoleh lewat pengalaman, studi, dan observasi. Dengan demikian,
teknologi tidak lebih dari suatu ilmu yang membahas tentang keterampilan yang
diperoleh lewat pengalaman, studi, dan observasi. Bila dihubungkan dengan pendidikan
dan pembelajaran, maka teknologi mempunyai pengertian sebagai perluasan konsep
tentang media. Teknologi bukan sekadar benda, alat, bahan, atau perkakas, tetapi
tersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi dan manajemen yang berhubungan dengan
penerapan ilmu.
Secara lebih utuh media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat bantu
berupa fisik maupun non fisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara tenaga
pendidik dan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan
efisien. Sehingga materi pembelajaran lebih cepat diterima peserta didik dengan utuh
serta menarik minat peserta didik untuk belajar lebih lanjut.

F. Tujuan dan Fungsi Media Pembelajarn


1. Tujuan Media Pembelajaran

Media yang digunakan dalam pembelajaran harus sesuai dengan kondisi


sekolah, peserta didik serta pemilihan media harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran. Ayuningtyas (2011) menyatakan bahwa “tujuan pemanfaatan media
dalam proses pembelajaran adalah untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan proses
pembelajaran”.
Tujuan penggunaan media pembelajaran secara umum menurut Lestari, Ariani,
& Ashadi (2014) adalah membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi
pelajaran kepada siswanya agar pesan lebih mudah dimengerti, lebih menarik dan lebih
menyenangkan bagi peserta didik. Tujuan penggunaan media pembelajaran secara
khusus yakni:
1) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang
minat peserta didik untuk belajar.

2) Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam bidang teknologi.

3) Menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan oleh peserta didik.

14
4) Untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif.

5) Untuk memberikan motivasi belajar kepada peserta didik (Rahmatia, Monawati, &
Darnius, 2017).

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media dalam


pembelajaran yaitu untuk mengefektifkan proses penyampaian informasi kepada peserta
didik.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Umar (2013) mengemukakan bahwa fungsi media pembelajaran diantaranya;


membantu memudahkan belajar peserta didik dan juga memudahkan pengajaran bagi
guru, memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi kongkret), menarik
perhatian peserta didik atau dengan kata lain pembelajaran tidak membosankan, semua
indera peserta didik dapat diaktifkan, dapat membangkitkan dunia teori dengan
realitanya.

Media dalam pembelajaran berfungsi untuk memperjelas pesan yang


disampaikan oleh guru (Primasari, 2014). Fungsi media dalam pembelajaran. menurut
Nurseto (2011) yaitu menghadirkan objek yang tidak dapat dilihat peserta didik secara
langsung, seperti menyajikan peristiwa yang letaknya jauh, rumit, kompleks, yang
berlangsung dengan sangat cepat atau lambat, menjadi lebih sistematik serta sederhana.

Fungsi media dalam pembelajaran secara keseluruhan yaitu mempermudah,


memperjelas, serta sebagai alat dan bahan untuk membantu guru dalam proses belajar
mengajar sehingga peserta didik dengan mudah memahami isi materi pembelajaran dan
menumbuhkan rasa semangat belajar bagi peserta didik.
Yohana (2011) membedakan peranan atau fungsi media pembelajaran menjadi
dua hal, yaitu analisis fungsi yang didasarkan pada medianya dan analisis fungsi yang
didasarkan pada penggunaannya, seperti berikut.

a. Analisis fungsi yang didasarkan pada media yaitu


1) Media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar, yakni sebagai penyalur,
penyampai, penghubung dan lain-lain.
2) Fungsi semantik artinya kemampuan media dalam menambah pembendaharaan
kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami oleh
peserta didik (tidak verbalistik).

15
3) Fungsi manipulatif, didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik) umum yang
dimilikinya. Berdasarkan karakteristik umum ini, media memiliki dua kemampuan,
yaitu mengatasi batas-batas ruang dan waktu serta mengatasi keterbatasan inderawi
b. Analisis fungsi yang didasarkan pada penggunaan (peserta didik) yaitu:
1) Fungsi psikologis meliputi:
a) Fungsi atensi, artinya media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian
(attention) peserta didik terhadap materi ajar.
b) Fungsi afektif, fungsi ini dapat menggugah perasaan, emosi, dan tingkat
penerimaan atau penolakan peserta didik terhadap sesuatu.
c) Fungsi kognitif, artinya semakin banyak peserta didik dihadapkan pada
d) objek-objek akan semakin banyak pula pikiran dan gagasan yang
e) dimilikinya.
f) Fungsi imajinatif, artinya media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengembangkan imajinasi peserta didik.
g) Fungsi motivasi, artinya mendorong peserta didik untuk terdorong
melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
G. Penerapan Media Pembelajaran untuk Pendidikan inklusif
Depdiknas, 2007 telah mengidentifikasi beberapa kebutuhan dan pengelolaan
sarana dan prasarana pendidikan sebagai media pembelajaran Anak Berkebutuhan
Khusus. Media pembelajaran bagi Anak Berkebutuhan Khusus yang mendapatkan
pelayanan pendidikan di sekolah inklusif dapat dikelompokkan sesuai dengan hambatan
anak dalam belajar.
1. Media Pembelajaran Hambatan Intelektual.
Media pembelajaran bagi anak yang mengalami hambatan intelektual dalam
pendidikan inklusif perlu disesuaikan dengan jenis Anak Berkebutuhan Khusus.
Ketepatan penggunaan media akan membantu anak berkebutuhan khusus dalam
mempermudah proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajarnya. Media
pembelajaran bagi anak yang mengalami hambatan intelektual adalah :
a. Anak Tunagrahita
Jenis media atau alat bantu kegiatan pembelajaran bagi anak tunagrahita
diperuntukkan untuk membantu kegiatan :
1) Asesmen

16
Tingkat inteligensi dan kognitif anak tunagrahita memerlukan penanganan
cermat dalam mengidentifikasi dan mengasesmen kekurangan dan kelebihan yang
dimilikinya. Asesmen pada anak tunagrahita dilakukan untuk mengukur tingkat
intelegensi dan kognitif anak. Alat yang bisa digunakan seperti dalam daftar di bawah
ini.
Daftar Alat Asesmen Anak Tunagrahita

No Media atau Alat Keterangan


1 Tes Intelegensi Alat atau instrumen untuk mengukur
WISC-R tingkat kecerdasan seseorang model
WISC-R
2 Tes Intelegensi Alat atau instrumen untuk mengukur
Stanford Binet tingkat kecerdasan seseorang model
Stanford Binet
3 Cognitive alat atau instrumen untuk mengukur
Ability Test tingkat pengetahuan yang dikuasai

2) Latihan Sensori Visual


Tingkat kecerdasan anak tunagrahita bervariasi dari yang ringan sampai yang
berat. Keadaan tersebut dapat membuat anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk
berpikir abstrak dan mengalami kesulitan membedakan warna dan mengenal bentuk.
Untuk membantu sensori visual anak tunagrahita dapat menggunakan alat seperti dalam
daftar di bawah ini.
Daftar Media-Alat Latihan Sensori Visual Anak Tunagrahita
No Media atau Keterangan No Media atau Alat Keterangan
Alat
1 Bentuk-bentuk Geometri Tiga Model-model bentuk
kubus dengan 16 Dimensi benda beraturan tiga
Gradasi ukuran yang dimensi
Kubus bervariasi untuk
melatih
kemampuan atau
pemahaman
volume kubus
Bentuk-bentuk Papan Geometri Papan latih bentuk
2 Gradasi balok dengan 17 (Roden set) beraturan model
Balok 1 ukuran yang Roden
bervariasi berbagai
warna.
Bentuk-bentuk Kotak Geometri Kotak bertutup dan
3 Gradasi balok dengan 18 (Box Shape) berlubang sesuai
Balok 2 ukuran yang bentuk-bentuk
bervariasi berbagai beraturan

17
warna
Bentuk-bentuk Konsentrasi Alat latih konsentrasi
4 Silinder 1 silinder untuk 19 Mekanis gerak mekanik
melatih motorik
mata dan tangan
Bentuk-bentuk Formmenstockbo Bentuk-bentuk dan
5 Silinder 2 silinder dengan 20 x warna untuk melatih
ukuran yang Mit motorik mata dan
bervariasi tangan, serta konsep
ruang
Bentuk-bentuk Bentuk-bentuk dan
6 Silinder 3 silinder dengan Formmenstockbo warna untuk melatih
ukuran, warna dan 21 x motorik mata dan
bahan yang tangan, serta konsep
bervariasi ruang
Bentuk segitiga o Bentuk-bentuk dan
7 Menara disusun dengan 22 Scheiben-Stepel warna untuk melatih
segitiga ukuran berurut dari Puzzle motorik pergelangan
kecil sampai besar tangan untuk
kesiapan menulis
Susunan gelang Bentuk-bentuk dan
8 Menara berdiameter kecil 23 Formstec-Stepel warna untuk melatih
Lingkag hingga besar Puzzle motorik dan
konsentasi
Susunan segi empat, Alat untuk melatih
9 Menara segi berukuran kecil 24 Fadeldreicke ketajaman
empat hingga besar penglihatan dan
koordinasi mata-
tangan
10 Kotak Tempat menyimpan Melatih hubungan
silinder silinder 25 Schmettering ruang dan bentuk
Puzzle dalam kesatuan objek.

Alat untuk melatih 26


11 Multi sensori pemahaman Puzzle Set Berbagai jenis puzzle
sensori bentuk, ukuran, untuk
warna atau mengembangkan
klasifikasi objek kreativitas, konsep
dan tekstur ruang dan melatih
ingatan
Puzzle bentuk Alat untuk melatih
12 Puzzle potongan gambar ketajaman penglihatan
Binatang binatang 27 Streckspiel dalam dimensi warna
dan ukuran, menyortir
dan mengklasifikasi
objek secara serasi

18
Puzzle bentuk Alat
untuk melatih
13 Puzzle konstruksi atau 28 Geo-Streckbrett ketajaman
Konstruksi rancang bangun penglihatan dan
sederhana koordinasi mata-tangan
Puzzle bentuk Alat untuk melatih
14 Puzzle Bola potongan 29 Rogenbugentorte kemampuan
bola atau mendiskriminasi warna
lingkaran dan motorik halus
Alat bantu untuk
15 Boks Sortir melatih persepsi
Warna penglihatan melalui
diskriminasi warna

3) Latihan Sensori Perabaan Kesulitan yang dialami oleh anak tunagrahita salah
satunya adalah sensori perabaannya sulit membedakan dan mengenali bentuk. Untuk
membantu sensori perabaan anak tunagrahita dapat menggunakan alat bantu sebagai
berikut :
Daftar Alat Latihan Sensori Perabaan Anak Tunagrahita
No Media atau Keterangan No Media atau Keterangan
Alat Alat
Keping-keping 6 Puzzle Plat puzzle
1 Keping benda dengan Pubtastplatten dengan siluet
Raba 1 ukuran dan
tekstual dan
tingkat kehalusan
tinggi
Keping-keping Melatih
2 benda dengan 7 Tactila kepekaan
Keping
ukuran dan perabaan
Raba 2
tekstur dan melalui
(Gradasi
tingkat kehalusan diskriminasi
Keping)
tinggi aktual dan
visual
Berbagai kain Alat latih
3 dengan tingkat 8 Balance keseimbangan
Keping
kekasaran, pakan, Labirinth gerak tangan
Raba 3
serat kain yang Spirale pada arah yang
(Gradasi
bervariasi berbeda
Kain)
bentuk spiral
timbul
Melatih kepekaan Alat latih
4 Alas Raba kaki pada lantai 9 Balance keseimbangan
(Tactile yang dikasarkan, Labirinth gerak tangan

19
Footh) dilapis lantai Maander pada arah yang
bertektur kasar berbeda bentuk
segi empat
timbul
5 Fub and Siluet tangan dan
Hand kaki

4) Latihan Sensori Pengecap dan Perasa


Kesulitan lainnya yang dialami oleh anak tunagrahita adalah membedakan rasa
dan membedakan aroma atau bau. Untuk membantu latihan sensori pengecap dan
perasa anak tunagrahita dapat menggunakan alat bantu sebagai berikut :
Daftar Alat Latihan Sensori Pengecap dan Perasa Anak Tunagrahita
No Media atau Alat Keterangan
1 Gelas Rasa Gelas yang berisi cairan atau
serbuk untuk mengukur tingkat
sensitivitas rasa
2 Botol Aroma Botol yang berisi cairan atau
serbuk untuk mengukur tingkat
sensitivitas bau
3 Tactile Untuk mengukur analisis perabaan
Perception
4 Aesthesiometer Digunakan untuk mengukur
kemampuan rasa kulit

5) Latihan Bina Diri


Anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk merawat diri sendiri. Sehingga
perlu latihan bina diri. Alat yang bisa digunakan adalah :

Daftar Alat Latihan Bina Diri Anak Tunagrahita


No Media atau Alat Keterangan
1 Berpakaian 1 Bentuk kancing
2 Berpakaian 2 Bentuk resleting
3 Berpakaian 3 Bentuk tali
4 Dressing Frame Rangka pemasangan pakaian kancing, resleting
Sets dan tali dikemas dalam satu bingkai
5 Sikat gigi Untuk membiasakan merawat gigi
6 Pasta gigi Bahan pembersih gigi

6) Memahami Kosep dan Simbol Bilangan

20
Anak tunagrahita mengalami kesulitan memahami konsep dan simbol bilangan.
Untuk itu anak tunagrahita perlu dilatih dengan menggunakan alat sebagai media
pembelajaran.
Daftar Alat Memahami Konsep dan Simbol Bilangan Anak Tunagrahita
No Media Keterangan No Media Keterangan
atau atau
Alat Alat
1 Keping Peraga bentuk lingkaran 5 Abacus Alat untuk melatih
Pecahan menunjukkan bagian pemahaman konsep
benda pecahan seperti ½, bilangan satuan, puluhan,
¼, 1 atau 3 ratusan dan ribuan
2 Balok Alat mengenal prinsip 6 Papan Berfungsi untuk melatih
Bilangan bilangan basis bilangan Bilangan kemampuan memahami
1 satuan (cukes) bilangan dan dasar operasi
hitungan
3 Balok Alat mengenal prinsip 7 Tiang Papan bersekat dengan
Bilangan bilangan basis bilangan Bilangan angka puluhan dan nilai
2 puluhan (seguin tempat, berfungsi untuk
bretter) melatih kemampuan
memahami bilangan
puluhan dan nilai tempat
4 Geometri Benrupa bentuk-bentuk 8 Kotak Kota bersekat dilengkapi
Tiga geometri tiga dimensi Bilangan dengan angkaangka 1 s.d.
Dimensi seperti bulat, lonjong, 10 dengan lubang sekat
segitiga, segiempat, 50, berfungsi untuk
limas, piramid. memperkenalkan konsep
nilai dan simbol bilangan
1 s.d. 10

7) Kreativitas, Daya Pikir dan Konsentrasi


Anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk kreativitas dan daya pikir. Anak
tunagrahita memerlukan latihan memahami kreativitas, daya pikir dan konsentrasi
dengan peralatan khusus.
Daftar Alat Kreativitas, Daya Pikir dan Konsentrasi Anak Tunagrahita
No Media atau Keterangan No Media Keterangan
Alat atau Alat
1 Tetris Kotak berisi potongan 4 Rantai Mata rantai persegi
kayu untuk disusun Persegi yang dapat disusun atau
beraturan sesuai dirangkai menjadi
petunjuk gambar bentuk bangunan
2 Box Alat latih konsentrasi 5 Rantai Mata rantai bulat yang
Konsentrasi gerak mekanik bentuk Bulat dapat disusun atau
Mekanis kotak atau boks dirangkai menjadi

21
bentuk bangun bola
3 Puzzle Puzzle bentuk 6 Lego atau Potongan dengan kaki
Konstruksi konstruksi rancang Lazi dan kepala yang dapat
bangun sederhana saling dipasangkan
membuat bangun
tertentu

8) Pengajaran Bahasa
Anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dan berbahasa.
Untuk itu anak tunagrahita perlu alat latihan berbahasa.
Daftar Alat Pengajaran Berbahasa Anak Tunagrahita
Media atau Keterangan
No Alat
1 Alphabet Simbol-simbol alphabet atau abjad huruf besar
Loweincase
2 Alphabet Fibre Melatih membaca permulaan dengan cara merangkai
Box huruf menjadi kalimat bahan dari fibre

9) Latihan Perseptual Motor


Keterbatasan intelegensi dan kognitif mengakibatkan anak tunagrahita
mengalami kesulitan dalam perseptual motornya. Untuk itu anak tunagrahita perlu
latihan perseptual motor.
Daftar Alat Latihan Perseptual Motor Anak Tunagrahita
No Media atau Alat Keterangan
1 Bak Pasir Melatih kreativitas bentuk
2 Papan Papan untuk melatih keseimbangan tubuh
Keseimbangan
3 Gradasi Papan Papan untuk melatih keseimbangan tubuh dalam bentuk
Titian bertingkat
4 Keping Tangga bertali papan berpenopang
Keseimbangan
5 Power Rider Alat untuk melatih kecekatan motorik

6 Balancier Alat untuk keseimbangan gerak tubuh yang terdiri dari untaian
Zehner objek bentuk lingkaran

7 Balamcierbrett Berfungsi melatih dinamisasi tubuh berbentuk lingkarang yang


diberi torehan melingkar untuk
menempatkan bola

22
8 Balancierwippe Berfungsi melatih keseimbangan tubuh melalui gerak kaki
berbentuk bilah papan yang diberi torehan

9 Balancier Steg Berfungsi untuk melatih keseimbangan beberapa anak


sekaligus yang terdiri dari bilah-bilah papan dan balok yang
dapat dirubah

b. Anak Lamban Belajar (Slow Learner)


Hambatan intelektual juga diamali oleh anak yang tergolong lamban belajar.
Anak lamban belajar juga membutuhkan pembelajaran khusus antara lain waktu yang
lebih lama dibanding anak pada umumnya. Ketelitian dan kesabaran guru untuk tidak
terlalu cepat dalam memberikan penjelasan. Memperbanyak latihan dari pada hapalan
dan pemahaman. Menuntut digunakannya media pembelajaran yang variatif oleh guru
sebagaimana anak yang mengalami hambatan intelektual lainnya. Diperlukan
pengajaran remedial. Menggunakan perangkat visual seperti bagan atau skema untuk
memberikan gambaran pada siswa mengenai langkah-langkah atau bagian-bagian yang
diajarkan.
Bagi anak lamban belajar diperlukan ruang untuk melaksanakan asesmen,
latihan sensori, bina diri, remedial, latihan perseptual, keterampilan, dan penyimpanan
alat.
c. Anak Kesulitan Belajar (Learning Disabilities)
1) Alat Asesmen

Anak yang mengalami kesulitan belajar secara umum mengganggu


perkembangan integrasi, kemampuan verbal dan non verbal. Kesulitan belajar dapat
berupa kesulitan berbahasa, membaca, menulis, dan menghitung.
Variasi kesulitan belajar diperlukan identifikasi yang cermat agar anak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan kemampuannya.
Asesmen pada anak yang mengalami kesulitan belajar dilakukan untuk
mengetahui bentuk kesulitan belajar dan untuk memperoleh informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan program pembelajaran.
Asesemen dapat menggunakan alat :
a) Instrumen yang dapat mengungkap riwayat kelainan
b) Tes Inteligensi seperti model WISC-R atau Stanford Binet untuk mengukur tingkat
kecerdasan.

2) Alat Bantu Ajar Akademik


a) Anak yang mengalami kesulitan belajar membaca (Disleksia).

23
Pada umumnya anak yang sulit membaca memerlukan program remedial. Untuk
itu media atau alat pembelajarannya secara khusus dapat menggunakan :
1) Kartu abjad
2) Kartu kata
3) Kartu kalimat
b) Anak yang mengalami kesulitan belajar bahasa
Media khusus yang diperlukan oleh anak yang mengalami kesulitan belajar
bahasa pada saat remedial adalah : (1) Kartu abjad
1) Kartu kata
2) Kartu kalimat
c) Anak yang mengalami kesulitan menulis (Disgrafia)
Anak yang mengalami kesulitan dalam menulis diperlukan remedial menulis
dengan dibantu media belajar seperti :
1) Kartu abjad
2) Kartu kata
3) Kartu kalimat
4) Balok bilangan
a. Anak yang mengalami kesulitan menghitung (Diskalkulia)
Anak yang mengalami kesulitan dalam menghitung atau matematika diperlukan
remedial menghitung dengan dibantu media belajar seperti :
1) Balok bilangan
2) Pias angka
3) Kotak bilangan
4) Papan bilangan

2. Media Pembelajaran Anak Dengan Hambatan Fisik


a. Anak Tunanetra
1) Alat Asesmen Anak Tunanetra
Hambatan penglihatan anak tunanetra memerlukan identifikasi dan asesmen
untuk mengetahui kondisi ketunaannya. Asesmen dilakukan untuk mengukur
kemampuan penglihatan dalam bentuk geogetri, mengenali warna, serta mengukur
ketajaman penglihatan. Alat yang biasa digunakan untuk melakukan asesmen
penglihatan tunanetra antara adalah :
Daftar Alat Asesmen Penglihatan Anak Tunanetra
No Media atau Keterangan
Alat
1 Snellen Chart Untuk tes ketajaman penglihatan dalam
bentuk huruf dan simbol E
2 Ishihara Test Untuk Test buta warna

24
3 SVR (Trial Lens Set) Untuk tes ketajaman penglihatan

4 Snellen Chart Untuk tes ketajaman penglihatan sistem


Electronic elektronik-bentuk huruf dan simbol E

2) Alat Orientasi dan Mobilitas Anak Tunanetra


Anak tunanetra umumnya mengalami hambatan orientasi mobilitas baik
sebagian maupun keseluruhan. Orientasi mobilitas anak tunanetra dapat dilakukan
dengan bantuan alat sebagai berikut.
Daftar Alat Asesmen Penglihatan Anak Tunanetra
No Media atau Alat Keterangan
1 Tongkat panjang Untuk membantu mobilitas berupa tongkat panjang
yang terbuat dari alumunium atau kayu

2 Tongkat lipat Untuk membantu mobilitas berupa tongkat lipat


yang terbuat dari alumunium

3 Tongkat elektrik Untuk membantu mobilitas berupa tongkat yang


berbunyi apabila ada benda didekatnya

4 Bola bunyi Bola sepak atau bola lainnya yang mengeluarkan


bunyi
5 Pelindung kepala Penutup kepala atau helm pengaman

3) Alat Bantu Pembelajaran Akademik Anak Tunanetra


Anak tunanetra juga memerlukan pelayanan pembelajaran baik membaca,
menulis, berhitung serta mengembangkan sikap, pengetahuan dan kreativitas yang
membutuhkan media atau alat bantu pembelajaran.

Daftar Alat Bantu Pembelajaran Akademik Anak Tunanetra


No Media atau Alat Keterangan
1 Peta timbul Peta tiga dimensi bentuk relief untuk mengenali satu
wilayah
2 Abacus Untuk membantu berhitung
3 Penggaris braille Penggaris dengan skala ukur bentuk relief

4 Blokies Sejumlah dadu dengan simbol braille dengan papan


berkotak
5 Papan baca Alat untuk melatih membaca

25
6 Meteran braille Untuk mengukur panjang-lebar dengan skala ukur
dengan simbol braille
7 Kompas braille Pengukur posisi arah angin dengan tanda braille
8 Kompas bicara Petunjuk arah angin dengan suara
9 Talking Watch Jam tangan elektronik yang dapat mengeluarkan suara
10 Gelas rasa Gelas untuk mengukur tingkat sensitifitas rasa

4) Alat Bantu Visual Anak Tunanetra


Hambatan anak tunanetra bervariasi dari yang ringan (low Vision) hingga yang
total (Total Blind). Untuk membantu anak tunanetra yang Low Vision dapat digunakan
alat bantu antara lain :
Daftar Alat Bantu Visual Anak Tunanetra
No Media atau Alat Keterangan
1 Magnifier les set Alat bantu untuk penglihatan bagi low vision bentuk
And and sanding berbagai ukuran
2 Closed circiut Alat bantu baca untuk anak low vision berupa TV
television (CCTV) monitor
3 View Scan Alat bantu baca untuk anak low vision berupa scaner
4 Televisi TV monitor penerima gambar jarak jauh

5 Prism monocular Alat bantu melihat jauh

5) Alat Bantu Auditif Anak Tunanetra


Anak tunanetra perlu dilatih kepekaan pendengarannya saat mengkikuti
pelajaran. Alat yang bisa digunakan antara lain :

Daftar Alat Bantu Auditif Anak Tunanetra


No Media atau Alat Keterangan
1 Tape recorder Alat rekam atau tampil suara model dua tempat kaset
double dek
2 Alat musik pukul Alat-alat musik jenis pukul atau perkusi

3 Alat musik tiup Alat-alat musik jenis tiup

6) Alat Latihan Fisik Anak Tunanetra


Pada umumnya anak tunanetra mengalami hambatan dan kelambanan dalam
melakukan aktivitas fisik atau motorik. Kondisi ini akan mempengaruhi kekuatan fisik
dan kesehatannya.
Daftar Alat Bantu Latihan Fiskk Anak Tunanetra

26
N Media atau Alat Keterangan
o
1 Catur tunanetra Papan catur dengan permukaan tidak sama untuk kotak hitam dan
putih, sehingga buah catur tidak mudah bergerak

2 Bridge tunanetra Kartu Bridge dilengkapi dengan huruf braille


3 Sepak bola berbunyi Bola sepak yang dapat menimbulkan bunyi
4 Papan keseimbangan Papan titian untuk melatih keseimbangan pada saat berjalan
5 Power rider Alat untuk meltih kecekatan motorik
6 Static bycicle Sepeda Permana tidak dapat melaju

b. Anak Tunarunggu
1) Alat Asesmen Anak Tunarungu
Tingkat hambatan pendengaran anak tunarungu atau hambatan komunikasi
menuntut penanganan yang cermat. Sehingga perlu identifikasi dan asesmen
pendengaran untuk mengukur kemampuan dengar atau mengukur tingkat kekuatan
suara dari sumber bunyi. Alat bantu yang dapat dipergunakan antara lain adalah :

Daftar Alat Asesmen Anak Tunarungu


No Media atau Alat Keterangan
1 Scan Test Alat untuk mendeteksi
pendengaran tanpa memerlukan
ruang khusus
2 Bunyi-bunyian Alat yang dapat menimbulkan
berbagai jenis bunyi

2) Alat Bantu Dengar (Hearing Aids) Anak Tunarunggu


Anak tunarungu mengalami hambatan pendengaran baik ringan hingga berat
atau total. Alat bantu pendengaran dapat menggunakan berbagai jenis seperti :
Daftar Alat Bantu Dengar Anak Tunarungu
Media atau
No Alat Keterangan
1 Model saku Alat bantu dengar model saku
2 Model belakang telinga Alat bantu dengar ditempatkan di
belakang telinga

3 Model dalam Alat bantu dengar dimasukkan langsung ke


telinga dalam telinga

3) Alat Latihan Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama Anak Tunarungu

27
Anak tunarungu biasanya juga mengalami hambatan pendengaran baik ringan
maupun secara keseluruhan atau total, sehingga mengakibatkan mengalami hambatan
komunikasi dan bahasa. Untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bahasa
dapat dilakukan dengan menggunakan alat antara lain :

Daftar Alat Bantu Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama Anak Tunarungu
No Media atau Keterangan
Alat
1 Cermin Alat untuk memantulkan gambar
Alat tiup jenis seruling, terompet, peluit untuk merangsang
2 Alat tiup pernafasan yang berguna untuk memperbaiki bicara
3 Alat musik Berbagai jenis seperti gong, gendang, tamborin, triangle,
perkusi drum, kentungan
4 Sikat getar Sikat dengan bulu-bulu khususuntuk melatih kepekaan
terhadap bunyi atau getaran
5 Lampu aksen Untuk kontrol suara dengan lampu indikator

6 Meja latihan Meja tempat anak belajar berbicara


wicara
7 Speech and Alat pelatihan bina bicara yang dilengkapi dengan meja dan
sound cermin
simulation
8 Spatel Alat bantu untuk memposisikan organ artikulasi terbuat dari
stainless steel

4) Alat Bantu Pembelajaran Akademik Anak Tunarungu


Anak tunarungu mengalami hambatan pada pendengaran, maka layanan
pendidikannya meliputi membaca, menulis, berhitung dan mengembangkan perilaku
positif, pengetahuan, dan kreativitas.
Untuk membantu penguasaan kemampuan di bidang akademik, maka diperlukan
layanan alat-alat pembelajaran yang dapat membantu mengembangkan kemampuannya.
Daftar Alat Bantu Akademik Anak Tunarungu
N Media atau Keterangan
o Alat
1 Miniatur benda Bentuk benda sebenarnya dalam ukuran kecil

2 Finger alphabet Bentuk simbol huruf dengan isyarat jari tangan

3 Silinder Bentuk-bentuk benda silinder

28
4 Kartu kata Kartu bertuliskan kata-kata
5 Kartu Kalimat Kartu bertuliskan kalimat singkat
6 Menara segitiga Susunan bentuk segi tiga dengan ukuran berurut
dari kecil ke besar
7 Menara lingkaran Susunan gelang dari diameter kecil sampai
besar
8 Menara segi Susunan bentuk segi empat dengan
empat ukuranberurut dari kecil hingga besar
9 Peta dinding Peta batas wilayah, batas pulau dan batas negara
yang dapat ditempel di dinding
10 Model geometri Model-model bentuk benda beraturan

11 Anatomi telinga Alat bantu menerangkan susunan bagian telinga

12 Model telinga Model bagian-bagian telinga tiga dimensi


13 Torso setengah Model anatomi tubuh setengah badan
badan
14 Puzzle buahbuahan Potongan-potongan bagian dari buahbuahan

15 Puzzle binatang Puzzle bentuk potongan binatang

16 Puzzle konstruksi Puzzle bentuk konstruksi atau rancang bangun


sederhana
17 Atlas Peta batas wilayah, batas pulau, dan batas
negara
18 Globe Bola dunia yang menggambarkan benua dan
batas-batas negara di dunia
19 Miniatur rumah Contoh rumah-rumah adat dalam ukuran kecil
adat dan proporsional
20 Miniatur rumah Contoh rumah-rumah ibadah dalam
ibadah ukuran kecil dan proporsional

5) Alat Latihan Fisik Anak Tunarungu


Pengembangan kemauan motorik atau fisik anak tunarungu memerlukan alat
yang sesuai dengan hambatan belajarnya.
Daftar Alat Bantu Latihann Fisik Anak Tunarungu
No Media atau Alat Keterangan
1 Bola dan net Untuk melatih keterampilan dan
volley kecekatan motorik
2 Bola sepak Untuk melatih keterampilan dan

29
kecekatan motorik
3 Tenis meja Untuk melatih keterampilan dan
kecekatan motorik
4 Bulu tangkis Untuk melatih keterampilan dan
kecekatan motorik
5 Power rider Untuk melatih keterampilan dan
kecekatan motorik
6 Static bycicle Sepeda statis

c. Anak Tunadaksa
1) Alat Asesmen Kemampuan Gerak
Secara umum anak tunadaksa mengalami gangguan perkembangan motorik dan
mobilitas, baik sebagian maupun secara keseluruhan. Variasi kondisi fisik dan
intelektual anak tunadaksa menuntut penanganan secara cermat. Identifikasi kekurangan
dan kelebihan anak tunadaksa perlu dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dan
pelayanan belajarnya.
Asesmen terhadap anak tunadaksa dilakukan untuk mengetahui keadaan postur
tubuh, keseimbangan tubuh, kekuatan otot, mobilitas, intelensi, serta perabaannya.
Daftar Alat Asesmen Kemampuan Gerak
No Media atau Alat Keterangan
1 Finger goniometer Alat ukur sendi daerah gerak
2 Flexiometer Alatukur kelenturan
3 Plastic Alat ukur sendi terbuat dari
goniometer patik
4 Reflex hammer Palu untuk mengukur gerak
reflex kaki
5 Posture Pengukur postur tubuh
Evaluation mengukur kelainan posisi tulang
belakang
6 TPD Mengukur rasa permukaan kulit
Aesthesiometer pada tubuh
7 Ground rhytem Alat ukur persepsi bunyi
Tire instrumen
8 Cabinet geometri Lemari geometris
insert
9 Color sorting box Kotak sortasi warna
10 Tactile board set Papan latih perabaan sets

2) Alat Latihan Fisik - Bina Gerak

30
Secara umum anak tunadaksa mengalami hambatan dalam pindah diri
(ambulasi), dan koordinasi atau keimbangan tubuh. Untuk dapat melakukan kegiatan
hidup sehari-hari anak tunadaksa memerlukan latihan dengan media atau peralatan yang
diperlukan.
Daftar Alat Latihan Fisik Asesmen Kemampuan Gerak
No Media atau Alat Keterangan
1 Pulley Weight Alat untuk menguatkan otot
tangan, pergelangan, dan perut
2 Kanavel Table Alat untuk menguatkan otot
tangan, pergelangan dan jari
tangan
3 Squeez Ball Alat untuk latihan daya remas
tangan
4 Restorator Hand Alat untuk menguatkan otot
tangan
5 Restorator Leg Alat untuk menguatkan otot
kaki, tungkai
6 Treadmill Jogger Alat untuk menguatkan otot
kaki, tungkai, dan jantung
7 Safety Walking Sabuk pengaman ketika berlatih
Strap jalan
8 Straight (tangga) Alat latih memanjat
9 Sand Bag Alat pemberat beban pada
latihan gerak sendi
10 Exercise Mat Alat latihan mobilisasi gerak
tidur dan berguling
11 Neuro Alat latihan untuk merangkak
Development dan keseimbangan dalam posisi
Rolls duduk
12 Incline Mat Alat latihan untuk merangkak
13 Height Alat latihan untuk merangkak

Adjustable
Crowler
14 Floor Sitter Alat untuk latihan duduk tegak
di lantai
15 Kursi CP Alat untuk latihan duduk tegak
posisi normal
16 Individual Stand Alat untuk latihan berdiri tegak
Ni Table dan aktivitas tangan

31
17 Walking Paralel Untuk latihan jalan dengan
pegangan memajang kiri dan
kanan
18 Walker Khusus Untuk latihan mobilitas berjalan
CP
19 Vestibular Board Meja goyang untuk
latihan keseimbangan
20 Balance Beam Papan titian untuk latihan
Set keseimbangan
21 Dynamic Body Latihan keseimbangan dan
and Balance meloncat
22 Kolam Bola-bola Untuk latihan koordinasi mata,
kaki dan tangan
23 Vibrator Untuk mengatasi kekakuan otot
24 Infra Red Lamp Melancarkan peredaran darah
(infra film) dan relaksasi otot
25 Dual Speed Alat pijet double kecepatan
Massager
26 Speed Training Alat latih kecepatan gerakan
Devices mulut pada saat bicara
27 Bola karet Untuk latihan motorik
28 Balok berganda Papan untuk melatih
keseimbangan tubuh dalam
bentuk bertingkat
29 Balok titian Papan untuk melatih
keseimbangan tubuh

3) Alat Bina Diri


Keterbatasan yang dimiliki anak tunadaksa mengakibatkan mereka
mengalami hambatan dalam merawat diri sendiri. Untuk itu diperlukan peralatan
perawatan diri dan kegiatan hidup sehari-hari (activity of daily living).
Daftar Alat Bina Diri Anak Tunadaksa
No Media atau Alat Keterangan
1 Swivel utensil Sendok khusus yang dimodifikasi
2 Dressing France Rangka pemasangan pakaian
set
3 Lacing shoes Kaus Lai
4 Deluxe Mobile Alat latih buang air-kloset jalan
commade

32
4) Alat Orthotic dan Prosthetic
Alat orthotic dan prosthetic sangat diperlukan bagi anak tunadaksa, agar mereka
dapat mengatasi hambatan pindah diri (ambulansi) dan memudahkan melakukan
kegiatan sehari-hari.
Daftar Alat Orthotic Prosthetic Anak Tunadaksa
No Media atau Alat Keterangan
1 Cock-up testing splint Untuk meluruskan permukaan tangan dan jari

2 Rigid immobilitation Le Bob Untuk mengatasi gerakan siku pada posisi fleksi 90
brace derajat
3 Flexion extention Untuk membantu gerakan sendi siku
4 Back splint Untuk menahan sendi lutut agar tidak melinting ke
belakang dan sebagai penguat kaki pada saat berjalan
5 Night splint Untuk mengistirahatkan kaki dalam posisi normal dan
mencegah salah bentuk
6 Denish Brown splint Untuk mengendalikan kaki yang salah bentuk

7 X splint Untuk mengendalikan bentuk kaki yang bentuk X

8 O splint Untuk mengendalikan bentuk kaki O


9 Long lega brace set Untuk menopang kaki yang lemes atau layu agar kuat
berjalan atau berdiri
10 Ankle bor Short lega brace Untuk meluruskan tendon yang pendek atau
meluruskan kaki serang
11 Original Thomas Untuk penyangga leher
collar
12 Simple cervical brace Untuk mengoreksi leher dan menegakkan bahu

13 Corsett Untuk mengoreksi kelainan tulang punggung

14 Crutch (kruk) Untuk menopang tubuh


15 Clubfoot Walker shoes Untuk mengendalikan bentuk kaki yang tidak
terkendali saat berjalan
16 Thomas Hegel Sepatu dengan hak yang bisa miring kiri-kanan
shoes
17 Wheel cair Kursi roda
18 Kaki Palsu Lutut Pengganti kaki sebatas lutut
19 Kaki Palsu Paha Pengganti kaki sebatas paha

5) Alat Bantu Pembelajaran Akademik


Anak tunadaksa memerlukan pelayanan pembelajaran yang meliputi membaca,
menulis, berhitung, pengembangan sikap, dan kreativitas dalam berbagai aktivitas.
Dalam pembelajaran anak tunadaksa mengalami hamatan motorik dan intelegensi. Oleh

33
karena itu untuk mengatasi hambatan dalam pembelajaran anak tunadaksa diperlukan
sejumlah media atau alat bantu.
Daftar Alat Bantu Pembelajaran Anak Tunadaksa
No Media atau Alat Keterangan
1 Kartu abjad Untuk mengenal huruf
2 Kartu kata Untuk mengenal kata
3 Kartu kalimat Untuk mengenal kalimat
4 Torso seluruh Untuk mengenal bagian anggota
badan tubuh manusia
5 Geometri sharpe Untuk mengenal bentuk dan untuk
menyortir bentuk geometri
6 Menara gelang Untuk latihan koordinasi mata dan
tangan
7 Menara segi tiga Untuk mengenal bentuk segitiga
8 Menara segi Untuk mengenal bentuk segi
empat empat
9 Gelas rasa Untuk membedakan macam-
macam rasa
10 Botol aroma Untuk membedakan macam-
macam bau atau aroma
11 Abacus Untuk belajar berhitung
12 Washer Untuk belajar berhitung
13 Papan pasak Untuk belajar berhitng dan
koordinasi
14 Kota bilangan Untuk belajar berhitung

d. Anak Tunalaras
1) Alat Asesmen Gangguan Perilaku
Anak tunalaras adalah anak yang mengalami penyimpangan perilaku, sosial, dan
emosi yang dapat merugikan diri sendiri atau orang lain. Anak tunalaras menuntut
penanganan yang cermat melalui identifikasi kekurangan dan kelebihan yang mereka
miliki. Hal ini penting untuk menentukan apa yang mereka butuhkan dalam pelayanan
pendidikan.
Asesmen anak tunalaras untuk mengetahui penyimpangan perilaku, sosial, atau
emosi dengan menggunakan alat :
a) Adaptive Behavior Inventory for Children
b) Adaptive Behavior Scale (AAMD)

2) Alat Terapi Perilaku

34
Reduksi hambatan perilaku anak tunalaras perlu dilakukan terapi dengan
menggunakan sejumlah alat bantu sesuai dengan kebutuhan.
Daftar Alat Terapi Perilaku Anak Tunalaras
No Media atau Alat Keterangan
1 Pretend Games Untuk membantu anak dalam bersosialisasi dengan
orang lain
2 Hide way Untuk bermain sembunyi-sembunyian
3 Put me a tune Untuk latihan menuangkan air ke cangkir
4 Copy cats Untuk menjalin interaksi dengan orang lain
5 Jig saw puzzle Teka teki untuk melatih memecahkan masalah
6 Puppen house Untuk melatih bermain peran
7 Hunt the timble Permainan sulap untuk mengingatkan
kembali permainan masa lalu

3) Alat Terapi Fisik


Anak tunalaras perlu dikembangkan kemampuan motorik-
fisiknya, dengan berbagai jenis alat yang disesuai. Daftar Alat Terapi Fisik
No Media atau Alat Keterangan
1 Matras
2 Straight-type staircase
3 Bola sepak
4 Bola-net volly
5 Meja pingpong
6 Power rider
7 Strickleiter
8 Trecketsando (5 flat)
9 Rope lader

e. Anak Autis
Anak autis cenderung mengalami hambatan dalam interaksi, komunikasi,
perilaku sosial. Pelayanan pembelajaran anak autis memerlukan sejumlah media atau
alat baik untuk pembelajaran, pengembangan kreativitas dan kemandirian sehari-hari.
Daftar Alat Terapi Anak Autis
No Media atau Alat Keterangan
1 Wire Game Peralatan digunakandalam
2 Bulding Block Warna kegiatan terapi perilaku,
3 Balok Profesi wicara, okupasi, sensori
4 Balok Imitasi integrasi, untuk
5 Balok Karet membentuk dan melatih
emosi, mengenal warna,
6 Kereta Sirkus

35
7 Kereta Putar menguatkan daya ingat,
8 Kereta Susun melatih otot atau motorik,
9 Kereta Angka

f. Anak Hiperaktif (Attention Deficit Hyperactivity Disorder - ADHD)


ADHD adalah kondisi anak yang memperlihatkan ciri atau gejala kurang
konsentrasi, hiperaktif dan impulsive yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan
sebagian besar aktifitas hidupnya. Berbagai media dan alat yang dapat dipergunakan
untuk penanganan anak hiperaktif bisa menggunakan peralatan seperti yang
dipergunakan bagi anak yang mengalami hambatan sosial, emosi dan perilaku melalui
kegiatan terapi seperti terapi modifikasi perilaku, terapi integrasi sensori terapi musik,
terapi bermain, terapi konsentrasi, terapi gelombang otak, dan terapi wicara

36
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

RPP yaitu suatu rencana atau prosedur pembelajaran yang harus disusun oleh
guru sebelum melaksanakan suatu proses belajar mengajar demi ketercapaian proses
pembelajaran yang diharapkan. Penyusunan RPP ini merupakan upaya untuk mencapai
tujuan dari proses pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran dan juga upaya mencapai kompetensi yang diharapkan, yakni kompetensi
kognitif, afektif dan kompetensi psikomotor.
Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk: (1) mempermudah,
memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar-mengajar; (2) dengan menyusun
rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan
mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran
sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana. Sedangkan Fungsi rencana
pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar-
mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan
efisien.
Manfaat dari RPP antara lain sebagai pedoman kegiatan pembelajaran, mencapai
tujuan pembelajaran dengan baik, sebagai alat ukur, dasar pengembangan keterampilan,
memiliki persiapan sebelum mengajar, menghemat waktu dan tenaga, pola
pembelajaran tertata, mempermudah evaluasi diri, danmemberikan gambaran
pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran di sekolah inklusif yakni berdasarkan perencanaan
adalah suatu kegiatan dalam merancang sebuah pengajaran dalam rangka
mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan
Media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat bantu berupa fisik maupun
non fisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara tenaga pendidik dan peserta
didik dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Sehingga
materi pembelajaran lebih cepat diterima peserta didik dengan utuh serta menarik minat
peserta didik untuk belajar lebih lanjut.
Tujuan penggunaan media dalam pembelajaran yaitu untuk mengefektifkan
proses penyampaian informasi kepada peserta didik.
Fungsi media dalam pembelajaran secara keseluruhan yaitu mempermudah,
memperjelas, serta sebagai alat dan bahan untuk membantu guru dalam proses belajar
mengajar sehingga peserta didik dengan mudah memahami isi materi pembelajaran dan
menumbuhkan rasa semangat belajar bagi peserta didik.

37
Depdiknas, 2007 telah mengidentifikasi beberapa kebutuhan dan pengelolaan
sarana dan prasarana pendidikan sebagai media pembelajaran Anak Berkebutuhan
Khusus. Media pembelajaran bagi Anak Berkebutuhan Khusus yang mendapatkan
pelayanan pendidikan di sekolah inklusif dapat dikelompokkan sesuai dengan hambatan
anak dalam belajar.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis menyarankan kepada:

1. Guru kelas
Mengingat pentingnya peran seorang guru di dalam kelas inklusif, guru
diharapkan mampu memahami karakteristik setiap peserta didiknya sehingga mampu
memberikan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

2. Kepala Sekolah
Dengan adanya pendidikan inklusi, setiap anak berhak mendapatkan pelayan
pendidikan tanpa terkecuali. Oleh sebab itu, setiap kepala sekolah diharapkan untuk
bekerja sama dengan guru dan juga wali murid untuk terus memantau perkembangan
anak didiknya. Sebagai pemegang kebijakan sekolah, kepala sekolah diharapkan
mampu memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan sehingga pelayanan
pendidikan yang baik bisa diberikan.

38
DAFTAR PUSTAKA

Amka. H. 2018. Media Pembelajaran Inklusi. Sidoarjo: Nizamia Learning Center


Kunandar. 2011. Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru). Jakarta: Raja Grafindo Persada
Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Supini Epin. 2021. Manfaat Beserta Tips Menyusun Rencana Pembelajaran bagi Guru.
https://blog.kejarcita.id/manfaat-beserta-tips-menyusun-rencana-pembelajaran-
bagi-guru/amp/. [Diakses pada 09 November 2021 Pukul 16.11 Wita]

39

Anda mungkin juga menyukai