Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“ MENEMUKAN POTENSI DAN BAKAT KEWIRAUSAHAAN SEJAK DINI ”


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Rijal Assidiq Mulyana, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Cania Salsabila 2108104067

Baban Heri Mardiansah 2108104068

Siska Putri Adilah 2108104072

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON

2024/2025

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan karunia beserta
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah "Menemukan Potensi dan Bakat
Kewirausahaan Sejak Dini”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kewirausahaan. Selain itu juga makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang
menemukan Potensi dan Bakat Kewirausahaan Sejak Dini secara lebih rinci dan mudah
dipahami.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rijal Assidiq
Mulyana M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan, yang telah memberikan
tugas kelompok membuat makalah sehingga dapat menambah wawasan bagi kami dan para
pembacanya.

Namun demikian kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
pembuatan makalah ini, baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu,
keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa
kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pemateri pada khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Cirebon, 1 Maret 2024

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4

A. Latar Belakang .................................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 6

A. Potensi Anak Usia Dini ................................................................................... 6


B. Program Pengembangan Anak Usia Dini ......................................................... 9
C. Potensi Wirausaha Sejak Dini ........................................................................... 13
D. Peran Lingkungan dalam Memupuk Potensi Wirausaha Sejak Dini ................ 15

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 17

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 17
B. Saran .................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan merupakan kemampuan menciptakan sesuatu yang bernilai bagi
diri sendiri maupun orang lain. Sikap Kreatif, inovatif, mandiri, leadership, pandai
mengelola uang, dan memiliki jiwa pantang Menyerah merupakan beberapa sikap
wirausaha yang perlu ditanamkan kepada anak sejak Dini. Hal ini perlu ditanamkan
sejak dini mengingat berbagai tantangan ekonomi yang Dihadapi Negara Indonesia
semakin besar. Nilai- nilai kewirausahaan ini menjadi pokok-pokok penting dalam
pembentukan kecakapan hidup (lifeskill) pada anak. Selain melalui Pendidikan di
kelurga, pendidikan kewarusahaan dapat diimplementasikan secara terpadu.
Dengan kegiatan pembelajaran di sekolah. Siswa Sekolah Dasar dapat dilatih
untuk Mengembangkan sikap, jiwa dan kemampuan berwirausaha melalui berbagai
kegiatan kreatif yang dapat diintegrasikan dengan kurikulum yang berlaku. Berbagai
strategi dan metode dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan nilai- nilai baik dari
karakter wirausahawan yang Sukses. Pendidikan kewirausahaan yang diajarkan sejak
sekolah dini diharapkan mampu mengurangi Pola konsumtif pada anak dengan melatih
untuk menciptakan sesuatu yang bernilai dan membawa generasi penerus untuk
menciptakan pekerjaan di masa depan. Sehingga dalam hal Ini, guru dan orang tua
memiliki peran penting untuk mengembangkan keterampilan Kecakapan hidup anak
serta menumbuhkan minat dan potensi dalam diri anak melalui Kewirausahaan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang terjadi dan yang telah dituliskan pada latar belakang
tersebut, maka penulis membagi dalam beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Seperti apa potensi anak pada usia dini?
2. Apa saja program pengembangan potensi anak usia dini?
3. Bagaimana mengembangkan potensi wirausaha sejak dini?
4. Bagaimana peran lingkungan dalam memupuk potensi wirausaha sejak dini?

C. Tujuan Pembahasan

4
Sesuai dengan rumusan masalah yang disebutkan, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:

1. Untuk mengetahui seperti apa potensi anak pada usia dini


2. Untuk mengetahui apa saja program pengembangan anak usia dini
3. Untuk mengetahui bagaimana mengembangkan potensi wirausaha sejak dini
4. Untuk mengetahui bagaimana peran lingkungan dalam memupuk potensi
wirausaha sejak dini

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Potensi Anak Usia Dini


Pertumbuhan dan perkembangan diri anak tidak berjalan secara linier, namun
semua bagian diri anak dapat di stimulus secara bersamaan. Dalam proses
perkembangannya, ada saat-saat yang prima suatu bagian dalam diri anak berkembang
dengan pesat, namun juga ada saat-saat tertentu perkembangan dri anak mengalami
statis. Pada saat-saat ini, orang tua perlu memberikan perhatian khusus pada anak,
dengan cara memberikan pengalaman yang beranekaragam, sehingga kebutuhan dari
perkembangan masing-masing bagian dapat terpenuhi. Bagian-bagian yang perlu
mendapatkan perhatian pada masa perkembangan terlihat pada aspek penglihatan,
bahasa, keterampilan motorik, berhitung, musik, perasaan dan logika. Bagian-bagian
tersebut mempunyai jendela kesempatan (window of opportunity), baik terjadi pada
waktu mingguan, bulanan maupun tahunan. Agar jendela kesempatan (window of
opportunity) tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal, maka pengembangan anak
dini usia dilakukan melalui beberapa pendekatan yang sesuai dengan karakteristik anak,
yang diarahkan pada pengembangan potensi-potensi dasar anak dengan memperhatikan
berbagai imajinasi stimulasi.
Dalam beberapa kajian dinyatakan bahwa perkembangan kecerdasan anak
terjadi sangat cepat pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% kapabilitas
kecerdasan anak usia dini telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 80% telah terjadi
ketika anak berumur 8 tahun, dan mencapai titik kulminasi ketika anak berumur sekitar
18 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu
4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu
14 tahun berikutnya, dan selanjutnya perkembangan otak akan mengalami stagnasi.
Kapabilitas kecerdasan dapat diibaratkan sebagai processor sebuah komputer yang
berfungsi untuk memproses dan menyimpan data dan informasi. Jika sebuah komputer
procesornya canggih, maka kemampuan memproses data akan lebih cepat dan
kemampuan memorinya lebih tinggi. Demikian otak anak-anak, mereka memerlukan
kapabilitas kecerdasan yang tinggi pula. Itulah mengapa masa ini dinamakan sebagai
masa emas perkembangan, karena setelah masa perkembangan ini lewat berapapun

6
kapabilitas kecerdasan yang dicapai oleh masing-masing individu, tidak akan
mengalami peningkatan lagi. Untuk itu rangsangan/stimulus melalui pelayanan
pendidikan anak usia dini sangat diperlukan. Berbagai cara dalam membantu
pengembangan potensi anak dapat dilakukan, mulai dari pengelolaan pembelajaran,
pengorganisasian lembaga maupun membentuk kultur di berbagai kondisi dan
lingkungan pembelajaran.
Anak usia dini, umumnya memiliki potensi yang beragam. Potensi ini
mencakup kemampuan bawaan yang belum terasah, sementara bakat merupakan
kemampuan yang sudah mulai terlihat menonjol dibandingkan teman seusianya.
Berikut adalah beberapa potensi (kemampuan) yang biasanya dimiliki anak usia dini:
1. Kemampuan Linguistik, Kemampuan ini meliputi pemahaman dan penggunaan
bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Seperti:
a. Mampu memahami kata-kata dan kalimat sederhana.
b. Mampu berbicara dengan kalimat yang jelas dan mudah dipahami.
c. Mampu menceritakan pengalaman dan idenya dengan bahasa.
d. Mampu mengikuti instruksi dan menyelesaikan permintaan.
e. Mampu membaca dan menulis dengan baik.

2. Kemampuan Logika Matematika, Kemampuan ini meliputi kemampuan untuk


berpikir logis, bernalar, dan menyelesaikan masalah matematis. Seperti:
a. Mampu memahami konsep dasar matematika, seperti penjumlahan dan
pengurangan.
b. Mampu menyelesaikan masalah sederhana dengan menggunakan logika.
c. Mampu memahami pola dan urutan.
d. Mampu mengklasifikasikan benda berdasarkan kategori tertentu.
e. Mampu memahami konsep waktu dan ruang.

3. Kemampuan Visual Spasial, Kemampuan ini meliputi kemampuan untuk melihat


dan memahami dunia di sekitarnya. Seperti:
a. Mampu membedakan bentuk, warna, dan ukuran.
b. Mampu memahami hubungan spasial, seperti atas-bawah, depan-belakang,
dan kiri-kanan.
c. Mampu menggambar dan membuat karya seni.
d. Mampu membaca peta dan diagram.

7
e. Mampu memahami konsep geometri sederhana.

4. Kemampuan Musikal, Kemampuan ini meliputi kemampuan untuk merasakan,


memahami, dan menghasilkan musik. Seperti:
a. Mampu menyanyi dan menari dengan irama.
b. Mampu memainkan alat musik sederhana.
c. Mampu memahami dan membedakan nada dan melodi.
d. Mampu menciptakan musik sederhana.
e. Mampu merasakan dan menikmati musik.

5. Kemampuan Kinestetik, Kemampuan ini meliputi kemampuan untuk bergerak dan


mengontrol tubuh dengan baik. Seperti:
a. Mampu berlari, melompat, dan memanjat.
b. Mampu memegang dan menggunakan benda dengan baik.
c. Mampu menari dan melakukan gerakan atletik.
d. Mampu mengekspresikan diri melalui gerakan.
e. Mampu mengkoordinasikan gerakan tangan dan mata.

6. Kemampuan Naturalis, Kemampuan ini meliputi kemampuan untuk memahami


dan menghargai alam. Seperti:
a. Mampu mengamati dan mempelajari alam sekitar.
b. Mampu merawat tanaman dan hewan.
c. Mampu memahami konsep daur ulang dan menjaga kelestarian lingkungan.
d. Mampu merasakan kedekatan dengan alam.
e. Mampu memahami peran manusia dalam menjaga keseimbangan alam.

7. Kemampuan Interpersonal, Kemampuan ini meliputi kemampuan untuk


berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain dengan baik. Seperti:
a. Mampu menjalin hubungan dan bekerja sama dengan orang lain.
b. Mampu memahami dan merasakan empati terhadap orang lain.
c. Mampu berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.
d. Mampu membangun dan memelihara hubungan yang positif dengan orang

lain.

8. Kemampuan Intrapersonal, Kemampuan ini meliputi kemampuan untuk memahami


diri sendiri dan mengelola emosinya. Seperti:
a. Mampu mengenali dan memahami perasaannya.

8
b. Mampu mengendalikan emosinya dengan baik.
c. Mampu memiliki rasa percaya diri dan harga diri yang positif.
d. Mampu membuat keputusan dan menyelesaikan masalah secara mandiri.
e. Mampu memahami kekuatan dan kelemahannya.

9. Kecerdasan Spiritual, Kemampuan ini meliputi kemampuan untuk memahami dan


mengembangkan nilai-nilai spiritual. Seperti:
a. Mampu memahami konsep ketuhanan dan nilai-nilai moral.
b. Mampu memiliki rasa hormat dan toleransi terhadap agama dan
kepercayaan orang lain.
c. Mampu mengembangkan rasa syukur dan cinta kasih kepada sesama.

Dari kesembilan kemampuan tersebut, secara operasional disederhanakan ke dalam


enam aspek pengembangan, yaitu:

1) pengembangan moral dan nilai-nilai agama


2) fisik
3) bahasa
4) kognitif
5) sosial emosional dan
6) pengembangan seni.
B. Program Pengembangan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani anak usia dini agar anak menjadi memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut. Untuk mengetahui potensi dalam diri anak, pendidikan anak usia dini
diarahkan sebagai: a) proses belajar dalam diri anak. Anak harus diberikan kesempatan
untuk belajar secara optimal, kapan saja dan di mana saja, b) proses sosialisasi, anak
diberikan kesempatan untuk melatih diri menjadi anak yang bertanggung jawab,
bermoral dan beretika, c) proses pembentukan kerjasama peran, anak diberi kesempatan
untuk mengembangkan potensi sosialnya, agar anak menyadari sebagai makhluk sosial
yang selalu beriteraksi dengan orang lain. Kegiatan pendidikan anak usia dini
hendaknya memperhatikan 9 kemampuan belajar anak yang meliputi: a) kemampuan
linguistik, b) kemampuan logika matematik, c) kemampuan visual spasial, d)

9
kemampuan musical, e) kemampuan kinestetik, f) kemampuan naturalis, g)
kemampuan interpersonal, h) kemampuan intrapersonal, dan i) kecerdasan spiritual.
Dari kesembilan kemampuan tersebut, secara operasional disederhanakan ke dalam
enam aspek pengembangan, yaitu:

1. Pengembangan Moral dan Nilai-Nilai Agama: Menanamkan nilai-nilai moral


dan agama kepada anak, seperti kejujuran, kebaikan, dan kasih sayang.
2. Fisik: Mengembangkan kemampuan fisik anak, seperti motorik kasar, motorik
halus, dan kesehatan.
3. Bahasa: Mengembangkan kemampuan bahasa anak, seperti berbicara,
membaca, dan menulis.
4. Kognitif: Mengembangkan kemampuan berpikir anak, seperti logika,
matematika, dan pemecahan masalah.
5. Sosial Emosional: Mengembangkan kemampuan sosial dan emosional anak,
seperti kerjasama, komunikasi, dan pengelolaan emosi.
6. Pengembangan Seni: Mengembangkan kemampuan seni anak, seperti
menggambar, menari, dan bermusik.
Setiap anak dilahirkan dengan potensi unik yang harus diidentifikasi dan
dikembangkan sejak dini. Memahami bakat dan minat anak dapat membantu orang tua
dan pendidik dalam mendukung perkembangan optimal anak. Hal ini akan
mengajarkan cara mengenali potensi anak sejak dini dan bagaimana mendorongnya
untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan keunikan masing-masing individu.
Berikut ada beberapa cara mengenal potensi anak sejak dini:

1. Perhatikan Perkembangan Awal Anak


Sejak bayi, setiap anak menunjukkan ciri-ciri perkembangan yang
berbeda. Perhatikan bagaimana anak bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya,
apakah ia lebih suka bermain dengan benda-benda atau orang lain, apakah ia
lebih senang berbicara atau bergerak, dan sebagainya. Catat semua kemajuan
dan ciri-ciri unik yang Anda temui, karena hal ini dapat memberikan petunjuk
awal tentang potensi bakat dan minat anak.
2. Amati Minat dan Aktivitas yang Disukainya
Anak-anak cenderung tertarik pada berbagai aktivitas. Amati apa yang
paling mereka nikmati dan tekuni, apakah itu seni, musik, olahraga,
matematika, membaca, atau hal lainnya. Ketika anak menunjukkan minat yang

10
konsisten dalam suatu bidang, itu bisa menjadi indikator awal bakat yang perlu
dijelajahi lebih lanjut.
3. Libatkan Anak dalam Beragam Kegiatan
Dorong anak untuk mencoba berbagai macam kegiatan dan hobi.
Aktivitas-aktivitas ini bisa dilakukan di rumah atau di luar ruangan. Dengan
melibatkan anak dalam beragam kegiatan, Anda dapat membantu mereka
menemukan apa yang paling mereka sukai dan menunjukkan potensi
tersembunyi mereka.
4. Dukung Kreativitas dan Imajinasi Anak
Anak-anak memiliki imajinasi yang luar biasa dan seringkali
mengekspresikan kreativitas mereka melalui bermain. Berikan dukungan dan
fasilitasi untuk memupuk kreativitas anak. Biarkan mereka bermain dan
berkreasi dengan berbagai bahan, seperti cat, kertas, mainan, dan lainnya.
Aktivitas ini membantu anak mengembangkan keterampilan dan bakat mereka
yang mungkin belum terlihat sebelumnya.
5. Observasi dalam Konteks Sosial dan Akademis
Perhatikan juga bagaimana anak berinteraksi dengan lingkungan sosial
dan akademisnya. Amati bagaimana mereka berinteraksi dengan teman sebaya,
bagaimana cara mereka menyelesaikan tugas-tugas sekolah, dan apakah ada
area di mana mereka menunjukkan keunggulan atau kesulitan. Observasi
semacam ini membantu Anda memahami bagaimana cara terbaik untuk
mendukung perkembangan anak.
6. Buka Komunikasi yang Terbuka
Komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak sangat penting.
Biarkan anak merasa nyaman untuk berbicara tentang minat dan cita-citanya.
Ajukan pertanyaan yang mendorong anak untuk berbicara tentang apa yang
mereka nikmati, apa yang ingin mereka pelajari lebih lanjut, dan apa yang ingin
mereka capai di masa depan.
7. Berikan Pujian dan Dukungan
Jangan ragu untuk memberikan pujian dan dukungan atas prestasi anak,
baik itu dalam hal akademis maupun aktivitas di luar sekolah. Pujian yang tulus
dan dukungan positif dapat memotivasi anak untuk terus mengembangkan
potensi mereka dan memberikan kepercayaan diri yang diperlukan untuk
tumbuh dan berkembang.

11
Mengenali potensi anak sejak dini adalah langkah penting dalam membantu
mereka mencapai perkembangan optimal. Dengan memahami bakat dan minat anak,
orang tua dan pendidik dapat memberikan dukungan yang tepat untuk mengarahkan
anak ke jalur yang sesuai dengan keunikan dan potensi mereka. Ingatlah bahwa setiap
anak adalah individu yang unik, dan memberikan dukungan yang tepat akan membantu
mereka mencapai prestasi dan kebahagiaan yang tinggi dalam hidup mereka.

Sebagai orang tua atau pendidik, penting juga bagi kita untuk memahami peran
kita dalam membantu anak-anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan bakat dan
minat mereka. Berikut beberapa cara-cara efektif untuk mengembangkan potensi anak
dan membantu mereka mencapai prestasi yang tinggi dalam berbagai aspek kehidupan:

1. Mengenali Bakat dan Minat Anak


Langkah pertama dalam mengembangkan potensi anak adalah dengan
mengenali bakat dan minat mereka. Amati dengan cermat apa yang paling
mereka nikmati, apa yang paling mereka kuasai, dan apa yang membuat mereka
antusias. Dengan memahami bakat dan minat anak, kita dapat memberikan
dukungan yang lebih tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka.
2. Berikan Kesempatan untuk Belajar dan Eksplorasi
Beri anak kesempatan untuk belajar dan eksplorasi dalam berbagai bidang.
Dorong mereka untuk mencoba hal-hal baru dan memberikan akses ke berbagai
jenis pengetahuan dan keterampilan. Dalam proses eksplorasi ini, anak dapat
menemukan bakat tersembunyi yang belum mereka ketahui sebelumnya.
3. Fokus pada Kekuatan Anak
Alihkan perhatian pada kekuatan dan prestasi anak, bukan pada kelemahan
mereka. Dengan memberikan pujian dan pengakuan atas apa yang telah mereka
capai, anak-anak akan merasa termotivasi untuk terus berkembang dan
mengeksplorasi potensi mereka. Tetapkan tujuan yang realistis dan pencapaian
yang dapat diukur, dan rayakan setiap langkah maju yang mereka lakukan.
4. Dukung Kreativitas dan Imajinasi
Dorong kreativitas dan imajinasi anak dengan memberikan ruang untuk
bermain dan bereksperimen. Biarkan mereka menggambar, menulis cerita,
bermain peran, atau menciptakan karya seni mereka sendiri. Dalam proses ini,
mereka akan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan menemukan
bakat dalam seni dan ekspresi diri.

12
5. Berikan Peluang Kolaborasi
Fasilitasi peluang untuk kolaborasi dengan anak-anak lain dalam berbagai
proyek atau aktivitas.

Kolaborasi membantu anak-anak belajar tentang kerja sama,


komunikasi, dan berbagi ide. Selain itu, mereka juga dapat saling menginspirasi
dan tumbuh bersama dalam proses berkolaborasi.
6. Berikan Pengalaman Praktis
Pengalaman praktis adalah cara yang efektif untuk mengembangkan potensi
anak. Biarkan mereka terlibat dalam kegiatan nyata, seperti kunjungan ke
museum, kebun binatang, atau lokasi lain yang dapat memperkaya pengetahuan
mereka. Jika memungkinkan, ajak mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan
sukarela atau magang di bidang yang diminati.
7. Berikan Dukungan Emosional
Penting bagi anak-anak untuk merasa didukung secara emosional dalam
usaha mereka mengembangkan potensi. Jadilah pendengar yang baik ketika
mereka ingin berbicara tentang perasaan, kekhawatiran, atau tantangan yang
mereka hadapi. Berikan semangat dan dorongan ketika mereka merasa putus
asa atau meragukan diri sendiri. Dukungan emosional ini akan membantu
mereka mengatasi rintangan dan mencapai prestasi yang lebih tinggi.

Mengembangkan potensi anak adalah tugas penting yang harus dilakukan oleh
orang tua dan pendidik. Dengan mengenali bakat dan minat anak, memberikan
kesempatan untuk belajar dan eksplorasi, serta memberikan dukungan dan dorongan,
kita dapat membantu anak-anak mencapai prestasi yang luar biasa dalam berbagai
aspek kehidupan mereka. Mengembangkan potensi anak bukan hanya tentang
mencetak prestasi akademis tinggi, tetapi juga tentang membantu mereka menjadi
individu yang bahagia, percaya diri, dan mampu menghadapi tantangan kehidupan
dengan baik.

C. Potensi Wirausaha Sejak Dini


Kewirausahaan merupakan sikap dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang berbeda, kreatif serta inovatif, selain itu memberikan manfaat dan hasilnya
berguna bagi orang lain. Kewirausahaan disebut juga kunci penting dalam
pembangunan ekonomi dan kemajuan bangsa. Menanamkan jiwa wirausaha sejak usia

13
dini sangatlah penting untuk membangun generasi yang kreatif, inovatif, dan mandiri.
Setelah memahami potensi anak usia dini, seperti apa kemampuannya dan cara-cara
mengembangkan setiap potensi yang dimiliki seorang anak, secara tidak langsung kita
sudah mengajari anak memiliki potensi kewirausahaan. Potensi wirausaha pada anak
usia dini bukan berarti tentang membangun bisnis atau menjadi pengusaha sukses,
melainkan menumbuhkan jiwa dan mental wirausaha atau yang sering disebut sebagai
jiwa entrepreneurship, adalah kombinasi dari karakteristik, sikap, dan pola pikir yang
dimiliki seseorang yang membuatnya terdorong untuk membangun dan menjalankan
usaha sendiri. Sebelum lanjut, kita harus memahami terlebih dahulu seperti apa jiwa
dan mental wirausaha itu sendiri? Seorang wirausaha harus memiliki sikap mandiri dan
percaya diri, berani mengambil risiko, pantang menyerah, mereka memiliki ketekunan
dan kegigihan untuk terus berusaha meskipun menghadapi kegagalan. Kreatif dan
inovatif, seorang wirausaha selalu mencari peluang dan ide-ide baru untuk
mengembangkan usahanya, serta disiplin dan fokus, memiliki kemampuan untuk
mengatur waktu dan sumber daya secara efektif. Maka dari itu, anak-anak perlu
ditanamkan hal-hal tersebut sejak dini untuk membangun jiwa wirausaha mereka.
Dengan penanaman jiwa dan mental wirausaha sejak dini, diharapkan anak-anak dapat
menjadi individu yang mandiri, kreatif, dan inovatif, serta siap untuk menghadapi
berbagai tantangan dan peluang di masa depan.
Untuk mengajarkan anak usia dini untuk tidak malu berwirausaha, penting
untuk menciptakan lingkungan yang mendukung di rumah dan di sekolah. Pertama,
sebagai orang tua, kita dapat menjadi contoh yang baik dengan berbagi pengalaman
wirausaha kita sendiri dan mendorong anak untuk mengeksplorasi minat dan bakat
mereka. Memberikan kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan
ekonomi sederhana seperti menjual mainan atau membuat karya seni bisa menjadi
langkah awal yang baik. Selain itu, penting untuk memupuk rasa percaya diri dan
kemandirian pada anak dengan memberikan pujian dan dorongan positif saat mereka
mengambil inisiatif dalam menciptakan sesuatu.
Di sekolah, beberapa program penerapan pendidikan kewirausahaan pada anak
usia dini bisa dimulai dari menanamkan sikap dan sifat kemandirian, amanah, santun,
jujur dan dapat dipercaya. Nilai nilai tersebut sangat penting untuk ditanamkan kepada
seorang pengusaha dan ditanamkan sejak dini agar anak tersebut tumbuh menjadi
wirausaha yang gigih dan jujur. Dalam penanaman sikap kemandirian dapat
diintegrasikan dalam semua tema pembelajaran.

14
Kedua, melaksanakan kegiatan di luar kelas yaitu ke tempat-tempat wirausaha
agar anak dapat belajar secara langsung. Dengan mengunjungi tempat-tempat
wirausaha maka anak mendapatkan pengamatan melihat secara langsung.
Ketiga, anak usia dini bisa dikenalkan dengan kewirausahaan melalui program-
program di sekolah yang mendukung pembelajaran wirausaha. Contohnya seperti
mengadakan kegiatan membuat suatu kerajinan, pada saat sebelum dikumpulkan, anak-
anak bisa bermain peran dan menirukan kegiatan berdagang bersama teman-teman
yang lain dan tentunya akan dipandu oleh guru. Ini merupakan kegiatan yang menarik
dan menyenangkan bagi anak usia dini yang akan menumbuhkan kemampuan
kewirausahaan sejak dini.
Beberapa cara tersebut bertujuan agar peserta didik dapat menanamkan nilai-
nilai kewirausahaan yang sudah tertanam dalam diri anak sejak kecil tanpa rasa malu
dan diharapkan agar peserta didik tersebut tumbuh menjadi pengusaha yang gigih dan
jujur.
D. Peran Lingkungan dalam Memupuk Potensi Wirausaha Sejak Dini
Peran lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam memupuk potensi
kewirausahaan sejak dini merupakan hal yang penting dalam mendukung
perkembangan jiwa kewirausahaan sejak usia dini. Lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat memiliki peran yang sangat vital dalam membentuk karakter serta
meningkatkan kesadaran dan kemampuan individu untuk berwirausaha sejak usia
muda.
1. Peran Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga memiliki dampak yang besar dalam membentuk
pola pikir dan perilaku kewirausahaan seorang individu sejak dini. Para
orangtua dapat memberikan contoh positif tentang kewirausahaan melalui
usaha-usaha kecil di rumah, mendukung kreativitas, serta memberikan
dorongan dan motivasi kepada anak-anak untuk berpikir dan bertindak secara
kreatif serta inovatif dalam menciptakan peluang bisnis. Selain itu, lingkungan
keluarga yang menyediakan ruang diskusi dan pendampingan dalam memahami
dunia bisnis juga akan memupuk jiwa kewirausahaan sejak dini pada anak.
2. Peran Lingkungan Sekolah
Sekolah juga memiliki peran yang besar dalam memupuk potensi
kewirausahaan sejak dini. Melalui kurikulum yang memperkenalkan konsep-
konsep wirausaha, pelatihan keterampilan kewirausahaan, serta pendekatan

15
pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan kreativitas dan inovasi,
sekolah dapat membantu siswa mengembangkan minat dan jiwa kewirausahaan
sejak usia muda. Lingkungan sekolah yang mendukung serta memberikan
kesempatan pada siswa untuk menjajal ide-ide bisnis kecil juga akan sangat
berpengaruh dalam membentuk kemampuan wirausaha mereka.
3. Peran Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat, termasuk komunitas lokal dan faktor ekonomi
di sekitar individu, juga memainkan peran penting dalam mempengaruhi
potensi kewirausahaan sejak dini. Dengan adanya dukungan dari komunitas
sekitar yang menghargai dan mendorong budaya kewirausahaan, serta
terdapatnya peluang bisnis yang dapat diakses oleh generasi muda, akan
membantu dalam mengasah kemampuan serta keberanian anak-anak dan remaja
untuk mencoba terjun ke dunia bisnis sejak usia dini.

Dengan memperhatikan peran penting yang dimainkan oleh lingkungan keluarga,


sekolah, dan masyarakat dalam memupuk potensi kewirausahaan sejak dini, diharapkan
bahwa upaya bersama dari berbagai pihak tersebut dapat menciptakan generasi muda yang
memiliki semangat dan keterampilan berwirausaha yang kuat untuk masa depan yang lebih
baik. Dalam membahas peran lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam
memupuk potensi kewirausahaan sejak dini, perlu dipahami bahwa kolaborasi antara ketiga
lingkungan tersebut memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk jiwa
kewirausahaan pada individu sejak usia dini. Terdapat faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menumbuhkan kesadaran serta membentuk keterampilan
wirausaha sejak dini, sehingga upaya yang dilakukan oleh lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat harus saling terkait dan terintegrasi.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pembahasan ini, kita telah membahas pentingnya menemukan dan
mengembangkan potensi serta bakat kewirausahaan sejak usia dini. Melalui
pembahasan tentang lingkungan pendukung di rumah dan di sekolah, serta peran orang
tua dan pendidik dalam membimbing anak-anak untuk mengambil langkah-langkah
awal dalam menemukan dan mengembangkan potensi mereka, kita juga memahami
bahwa kewirausahaan bukan hanya relevan bagi orang dewasa, tetapi juga penting
untuk ditanamkan sejak dini. Dengan menciptakan kesempatan dan lingkungan yang
mendukung, anak-anak dapat belajar untuk mengenali potensi dan minat mereka
sendiri, mengembangkan keterampilan yang diperlukan, dan membangun rasa percaya
diri dalam menjalani perjalanan kewirausahaan mereka.
Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi perkembangan individu secara pribadi, tetapi
juga dapat membantu menciptakan generasi masa depan yang inovatif, mandiri, dan
siap menghadapi tantangan dalam dunia bisnis yang terus berkembang. Dengan
demikian, hal ini merupakan hal yang penting bagi kita semua untuk memberikan
perhatian dan dukungan yang tepat untuk menemukan dan mengasah potensi dan bakat
kewirausahaan sejak usia dini.

B. Saran
Saran untuk menemukan dan mengembangkan potensi serta bakat kewirausahaan
sejak usia dini adalah dengan mendorong pendidik dan orang tua untuk aktif terlibat
dalam mengidentifikasi minat anak, menyediakan lingkungan yang mendukung di
rumah dan di sekolah, memberikan kesempatan bagi anak untuk berpartisipasi dalam
kegiatan ekonomi sederhana, mengadopsi pendekatan pembelajaran berbasis
pengalaman, memberikan dorongan positif, dan memfasilitasi akses anak terhadap
sumber daya dan dukungan yang diperlukan agar anak-anak dapat lebih percaya diri
dan siap menghadapi tantangan dalam dunia kewirausahaan di masa depan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Indah Ayu, dkk. "Mengidentifikasi Minat Bakat Siswa Sejak Usia Dini di SD
Adiwiyata." Islamika: Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan 2.1 (2020): 161-169.

Atabik, Ahmad. "Pendidikan dan Pengembangan Potensi Anak Usia Dini." Jurnal Thufula: Jurusan
Tarbiyah STAIN Kudus 2.1 (2014): 149-165.

BFI. "Menanamkan Jiwa Entrepreneurship Pada Anak, Membangun Generasi Tangguh dan
Kreatif." BFI Blog, 14 November 2023, https://www.bfi.co.id/id/blog/menanamkan-jiwa-
entrepreneurship-pada-anak-membangun-generasi-tangguh-dan-kreatif.

Hasibuan, A. "Aksesibilitas Sumber Daya Dukungan untuk Pengembangan Potensi Kewirausahaan


Anak-Anak dan Remaja." Jurnal Pengembangan Entrepreneurship 6.1 (2018): 45-58.

"Pendidikan dan Pengembangan Potensi Anak Usia Dini." Journal of Thufula: Jurusan Tarbiyah
STAIN Kudus, 2014,
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/thufula/article/viewFile/4270/2771.

Mukzam, M. Pendidikan Kewirausahaan Sejak Dini: Konsep dan Implementasinya. Jakarta:


Penerbit Prestasi Pustaka, 2017.

Putra, P. A. "Peran Keluarga Dalam Membentuk Kesiapan Berwirausaha Pada Anak Usia Sekolah
Dasar." Jurnal Ilmiah Psikologi 3.2 (2015): 112-123.

Siregar, D. "Pengaruh Lingkungan Komunitas Terhadap Minat Berwirausaha Remaja." Jurnal


Manajemen dan Kewirausahaan 5.2 (2017): 78-89.

Sukmana, B., & Utama, R. "Peran Kreativitas dan Inovasi dalam Pengembangan Potensi
Kewirausahaan Anak-Anak dan Remaja." Jurnal Inovasi Kewirausahaan 4.2 (2019): 30-41.

Wahyudi, A. "Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Sekolah terhadap Pengembangan Minat


Berwirausaha pada Anak Usia Dini." Jurnal Kewirausahaan 3.2 (2015): 87-102.

Wibowo, A. S. "Pentingnya Lingkungan Sekolah Dalam Meningkatkan Minat Berwirausaha


Siswa." Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis 6.1 (2018): 45-56.

18

Anda mungkin juga menyukai