Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BIMBINGAN ANAK CERDAS BERBAKAT


Disusun untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah BIMBINGAN SD

Dosen pengampu:
LILIK MUAROFAH.

NAMA KELOMPOK :
1. ELITA SHIFIA
2. MARIA ULFA SULFIYAH
3. KHOLADA AISYAFURI
4. ZUMROTUL IZZA

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR


PRODI ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL(PGSD)
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa,karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehinggamakalah ini bisa selesai pada waktunya.Terima kasih juga kami ucapkan kepada
teman-teman yang telah berkontribusidengan memberikan ide-idenya sehingga makalah
ini bisa disusun dengan baik dan rapi.Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah
pengetahuan para pembaca.Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sem purna, sehingga k ami sangat
me ngharapk an kriti k se rta sar an yang ber sifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Malang, 25-maret-2021.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang......................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah................................................................................................1
C.     Tujuan...................................................................................................................2
D.    Manfaat................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Anak Cerdas dan Berbakat..................................................... 3
B.     Kebutuhan dan Karakteristik Anak Cerdas dan Berbakat........................ 4
C.     Penyelenggara Pendidikan Bagi Anak Cerdas dan Berbakat................... 9
D.    Tehnik Membimbingan Bagi Anak Cerdas dan Berbakat......................... 10
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................ 12
B.     Saran.......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Salah satu bimbingan  dan konseling di Sekolah Dasar adalah bimbingan bagi anak
cerdas berbakat. Pelaksana bimbingan anak cerdas berbakat merupakan amanah rakyat yang
dituangkan dalam GBHN 1993 dan UU nomor 2 Tahun 1998 tentang sistem pendidikan
nasional. Oleh karena itu, pemahaman tentang siapa anak cerdas berbakat hendaknya
multidimensional dan hendaknya menyeluruh. Bimbingan bagi anak cerdas hendaknya
mengacu pada karakteristik dan kebutuhan murid itu sendiri. Pemahaman akan kebutuhan
dan karakteristik anak cerdas berbakat merupakan fondasi bagi guru dalam memberikan
bimbingan bagi anak cerdas berbakat. Berbagai bentuk program pengembangan murid cerdas
dan berbakat, salah satu diantaranya dapat didekati dari bimbingan dan konseling. Tehnik
bimbingan merupakan alternatif yang dapat diterapkan dalam mengembangkan kemampuan
anak cerdas berbakat. Penyelengara kelas unggulan di Sekolah Dasar yang telah dirintis sejak
tahun ajaran 1996/1997 merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengembangkan anak
cerdas berbakat, khususnya bakat akademik.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam  makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud anak cerdas dan berbakat ?
2.      Bagaman kebutuhan dan karakteristik murid cerdas dan berbakat ?
3.      Bagaimana penyelenggara pendidikan bagi anak cerdas dan berbakat ?
4.      Bagaimana tehnik membimbingan bagi anak cerdas dan berbakat ?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah tentang bimbingan bagi anak cerdas dan berbakat ini
adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui anak cerdas dan berbakat.
2.      Mengetahui kebutuhan dan karakteristik anak cerdas dan berbakat.
3.      Mengetahui penyelenggara pendidikan bagi anak cerdas dan berbakat.
4.      Mengetahui tehnik membimbingan bagi anak cerdas dan berbakat.
D.    Manfaat
Manfaat penulisan makalah  tentang anak cerdas berbakat dalam pembelajaran ini
adalah sebagai berikut :
1.      Pengetahuan tentang anak cerdas dan berbakat dapat memberikan harapan yang realistik
terhadap anak dalam pembelajaran.
2.      Pengetahuan tentang anak cerdas dan berbakat dapat membantu kita dalam memberikan
respons yang tepat terhadap pembelajaran.
3.      Mempelajari tentang anak dan cerdas berbakat akan memberikan banyak informasi yang
bermanfaat terutama calon guru.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Anak Cerdas dan Berbakat


Guna menjawab siapa murid yang cerdas dan berbakat memang bukan hal yang mudah,
tergantung pada filosofis, definisi, penentuan presentase, prosedur, seting/adegan, model dan
model pengayaan yang digunakan. Sampai sekarang belum ada definisi tunggal dan sulit
untuk merumuskan pengertian anak cerdas berbakat, bahkan istilah anak berbakat
diterjemahkan dari “gifted child” masih nampak digunakan dalam berbagai sebutan. Bakat
adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang “interent” dalam diri seseorang dibawa
sejak lahir dan terkait erat dengan struktur otak. Secara genetis struktur otak itu sangat
ditentukan oleh caranya lingkungan berinteraksi dengan anak manusia itu sendiri. Salah satu
ciri yang paling umum diterima sebagai ciri anak berbakat ialah memiliki kecerdasan yang
lebih tinggi dari pada anak normal lainnya, sebagaimana diukur oleh alat ukur kecerdasan
yang sudah baku. Sementara itu ada pandangan lain dan pandangan ini lebih banyak dianut,
yang cenderung menekankan bahwa masalah keterbakatan harus didekati dari sudut pandang
berdimensi ganda. Menurut pandangan ini keterbakatan tidak hanya ditinjau dari segi
kecerdasan melainkan juga dari sudut pandang prestasi, kreativitas dan karakter pribadi dan
sosial lainnya. Pengertian anak cerdas berbakat menurut dokumen resmi pemerintahan
digunakan istilah yang berbeda. Istilah murid berbakat merupakan terjemahan dari “gifted”
yang berarti kemampuan intelektual tinggi. Jadi murid berbakat adalah murid yang memiliki
kemampuan intelektual atau taraf intelegensi yang unggul. Dengan keunggulan ini ia
diharapkan memiliki peluang besar untuk mencapai prestasi tinggi dan menonjol didalam
bidang pekerjaannya.
Sedangkan murid cerdas berbakat ialah anak-anak yang menampilkan kapabilitas unjuk
kerja yang tinggi dalam bidang-bidang seperti intelektual, kreatif, artistik, kepemimpinan,
kemampuan, atau lapangan-lapangan akademik tertentu, dan memerlukan layanan-layanan
atau kegiatan yang tidak biasa di sediakan oleh sekolah dalam rangka untuk mengembangkan
kemampuannya secara penuh.
Menurut skala yang dibuat oleh Wechsler, murid cerdas berbakat adalah murid yang
memiliki taraf intelegensi 130 atau lebih, yang dibedakan atas luar biasa cerdas atau gifted
(IQ 145 ke atas) dan sangat cerdas atau superior (IQ 130-144) yang banyaknya 2,5 % dari
banyaknya murid.
Berdasarkan uraian diatas jelaslah yang dimaksud anak cerdas berbakat adalah anak yang
memiliki taraf intelegensi sangat tinggi, serta memiliki tingkat kreativitas yang tinggi pula,
dan dengan adegan kemampuannya memungkinkan bagi dirinya berhasil dengan baik dalam
pekerjaan atau karirnya. Murid seperti ini umumnya memerlukan program khusus yang
terencana selain dari program umumnya, biasanya di laksanakan di sekolah untuk
pengembangan kemampuannya.
B.     Kebutuhan dan Karakteristik Anak Cerdas dan Berbakat
Perbedaan program pendidikan anak cerdas berbakat dengan anak biasa lainnya bukan
sekadar berbeda tetapi secara kualitatif memang harus berbeda. Perbedaan kualitatif ini
mutlak perlu karena anak cerdas berbakat memiliki karakteristik dan kebutuhan serta
permasalahan yang berbeda dari peserta didik biasanya. Sekalipun pengembangan program
pendidikan untuk peserta didik anak cerdas berbakat akan menyangkut berbagai
pertimbangan aspek filosofis, tujuan pendidikan peserta didik anak cerdas berbakat.
Anak cerdas berbakat pada umumnya memiliki karakteristik seperti berikut :
1.      Membaca pada usia lebih muda
2.      Membaca lebih cepat dan lebih banyak
3.      Memiliki perbendaharaan yang luas
4.      Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
5.      Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa
6.      Mempunyai inisiatif dan cepat berkerja sendiri
7.      Menunjukan keasliannya dalam ungkapan variabel
8.      Memberikan jawaban-jawaban yang baik
9.      Dapat memberikan banyak gagasan
10.  Luwes dalam berfikir
11.  Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan
12.  Mempunyai pengamatan yang tajam
13.  Dapat berkonsentrasi untuk waktu jangka panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang
diminati
14.  Berfikir kritis, juga terhadap diri sendiri
15.  Senang mencoba hal-hal yang baru
16.  Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintetis yang tinggi
17.  Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah
18.  Cepat menangkap hubungan sebab-akibat
19.  Berperilaku terarah pada tujuan
20.  Mempunyai daya imajinasi yang kuat
21.  Mempunya banyak kegemaran
22.  Mempunyai daya ingat yang kuat
23.  Tidak cepat puas dengan prestasinya
24.  Peka serta menggunakan firasat
25.  Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan.
Clark mengemukakan secara kualitatif anak cerdas berbakat menunjukan karakteristik
yang berbeda dari anak normal lainnya dalam aspek kognitif, afektif, sensasi fisik, intuisi,
dan kemasyarakatan. Dalam upaya pengembangan model program pendidikan yang kondusif
bagi anak cerdas berbakat perlu dilakukan analisis kebutuhan dan permasalahan
perkembangan yang mungkin muncul dari aspek yang disebutkan diatas serta implikasinya
bagi pengembangan program pendidikan.
1.      Perkembangan Fisik
Selama usia sekolah anak berbakat sangat mungkin mengalami kesenjangan antara
perkembangan fisik, intelektual dan sekolah secara tidak sengaja mungkin mengambat
aktifitas mereka. Apabila perkembangan intelektualnya lebih cepat daripada perkembangan
fisik maka anak akan merasa tidak kuat secara fisik. Sementara itu jika tuntutan sensasi fisik
kurang menantang akan menjadikan anak berbakat kurang tertarik dan tidak memperoleh
kepuasan melakukan kompetisi di dalam kelompok sebaya. Melihat karakteristik dan
kebutuhan fisik anak berbakat, maka program pendidikan bagi mereka sepatutnya
mempertimbangkan kebutuhan untuk melakukan aktifitas yang memungkinkan terjadinya
interaksi dan asimilasi dan sensorik, apresiasi kapasitas fisik, menjelajahi aktifitas fisik yang
menimbulkan kesenangan. Kepuasan, menjelajahi aktifitas fisik yang mengarah kepada
keterpaduan antara pikiran dan badan.
2.      Perkembangan Kognitif
Para ahli dengan hasil penelitiannya (thompson, berger, berry, dan mac. Lean)
menunjukan secara biologis memang ada perbedaan struktur otak antara anak berbakat
dengan anak normal. Anak berbakat mampu kedua belahan otak kiri dan kanan sebagai alat
berfikir dan seluruh fungsi-fungsi lain. Secara terintegritas sehingga mewujudkan perilaku
kreatif.
Berbagai karakteristik perkembangan kognitif anak berbakat menjunjukan kemudahan yang
dimilikinya dalam belajar. Namun hendaknya ciri itu tidak menjadikan kita berfikir bahwa
anak berbakat akan selalu mudah untuk menjadi peserta didik terpandai di kelasnya. Apabila
karakteristik tersebut tidak tersalurkan dengan sebagaimana mestinya maka tidak mustahil
muncul masalah-masalah perkembangan.
Perkembangan kognitif anak berbakat juga disertai dengan kemampuan intuitif yang akan
mengarahkan kepada permunculan perilaku kreatif. Kreatif adalah ekspresi tertinggi dari
keberbakatan. Kaitan intuisi anak berbakat ditandai dengan kecenderungan untuk terlibat dan
peduli terhadap pengetahuan intuitif dan fenomena-fenomena metafisik, terbuka terhadap
pengalaman-pengalaman metafisi, dan menunjukan perilaku kreatif dalam banyak hal.
Karena kekuatan imajinatif yang luar biasa sehingga bisa menimbulkan cemoohan sesamanya
atau tidak mendapatkan tanggapan serius dari orang lain yang lebih tua usianya karena di
pandang berperilaku aneh, menyimpang, dan dianggap sebagai pembuat kekacauan.
3.      Perkembangan Emosi
Karakteristik kemampuan kognitif yang tinggi pada anak berbakat dan kepekaannya
terhadap dunia sekitar menjadikan anak berbakat memiliki akumulasi informasi yang banyak,
apabila dengan fungsi kognitif dia mampu mengolah informasi dan menumbuhkan kesadaran
akan diri dan dunianya akan menjadikan anak berbakat menunjukan perkembangan emosi
yang lebih matang dan stabil. Kesadaran yang tinggi ini akan disertai dengan perasaan yang
berbeda dari murid yang lain. Di sisi lain karakteristik kognitif yang tinggi belum tentu
disertai dengan terjadinya perkembangan emosi yang tinggi pula. Akumulasi informasi yang
terjadi pada anak berbakat karena sensitifitas atau kepekaannya terhadap dunia sekitar
mungkin tidak mencuat ke kesadaran. Anak cerdas berbakat seringkali menunjukan harapan
yang tinggi terhadap dirinya maupun orang lain. Karena harapan ini tidak selalu disertai
dengan kesadaran diri, maka tidak jarang membawa dirinya, orang lain maupun situasi.
Karakteristik kehidupan emosi murid berbakat seperti itu menghendaki keseimbangan
dengan pengembangan fungsi kognitif yang ada pada dirinya untuk mengembangkan
kesadaran akan dunianya. Jika tidak, maka perilaku bermasalah mungkin muncul adalah
rawan terhadap kritikan orang lain, kebutuhan untuk diakui yang berlebihan, bersikap sinis
dalam mengkritik orang lain yang akan menimbulkan gangguan antar pribadi. Motivasi dan
daya saing yang kuat, hasrat ingin tahu yang besar dan minat ekplorasi yang tiada terunjang
pada anak berbakat mungkin dapat menimbulkan keirian mereka terhadap gurunya. Karena
gurunya dirasakan tidak memahami kebutuhannya. Akibatnya mereka memiliki gambaran
diri yang terlalu tinggi, selalu menganggap benar pendapat sendiri yang dapat menumbuhkan
kesan bersikap angkuh dan sombong.
4.      Perkembangan Sosial
Karakteristik perkembangan sosial anak berbakat temuan dan generalisasi sering kali
menunjukan karakteristik populasi yang selalu tidak dapat diterapkan secara individual.
Kecenderungan menunjukan bahwa perkembangan sosial anak berbakat memang lebih baik
dari pada anak yang normal pada umumya. Clark menghimpun dan menyimpulkan berbagai
hasil studi yang dilakukan banyak ahli tentang perkembangan sosial dan emosional anak
berbakat sebagai berikut :
1.      Anak berbakat, jika dibandingkan dengan teman sebayanya, merasa lebih senang dan puas
dengan keadaan dirinya sendiri dan hubungan antar pribadi.
2.      Anak berbakat cenderung lebih mandiri dan kurang berkomformitas terhadap pendapat
sebayanya lebih dominan, lebih mampu mengendalikan lingkungan dan lebih kompeptitif.
3.      Anak berbakat menunjukan kecakapan kepemimpinan dan menjadi terlibat dalam kegiatan
dan kepedulian sosial.
4.      Anak berbakat lebih cenderung memilih teman yang memiliki kesebayaan usia intelektual
dari pada memilih teman yang secara kronologis berada pada usia yang sama.
Karakteristik perkembangan sosial anak berbakat seperti di uraikan di atas dapat
menimbulkan perilaku bermasalah, seperti frustasi atau perasaan-perasaan yang tak
tertantang, potensi kepemimpinan yang tak berkembang karena mungkin tidak memperoleh
kesempatan, kecenderungan mengambil pemecahan masalah secara cepat tanpa
memperhitungkan kompleksitas masalah.
C.    Penyelenggaraan Pendidikan Bagi Anak Cerdas Berbakat
Penyelenggaraan pendidikan bagi anak cerdas berbakat secara konvensional dapat
dikelompokan ke dalam beberapa model, antara lain :
1.      Akselerasi (acceleration)
Model akselerasi bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari memasuki SD pada
usia dini, loncat kelas atau mengikuti bidang studi tertentu di kelas tinggi.
2.      Pengayaan (enrichment)
Model pengayaan yaitu dengan memberikan tugas-tugas tambahan bagi siswa yang
memiliki kemampuan unggul. Model ini dapat memenuhi harapan ana cerdas berbakat
dengan tidak memisahkan mereka dari teman-teman yang biasa.
3.      Kelas Unggul (ability grouping)
Model ketiga adalah pengelompokan berdasarkan kemampuan. Model ini dapat berupa
kelas khusus didalam sekolah. Model pengelompokan berdasarkan kemampuan di khawatiran
akan menumbuhkan sikap ekslusif, elitisme, dan memiliki peranan yang berbeda dari yang
lain.
4.      Bimbingan Konseling
Bagi anak-anak cerdas dan berbakat, bimbingan konseling merupakan sebuah
kebutuhan. Memahami kekhasan siswa cerdas dan berbakat serta peranan konseling dalam
menangani permasalahan yang timbul akibat kekhasannya adalah sangat penting. Dimana
guru sebagai konselor bagi siswa berkemampuan unggul sangat penting peranannya.

D.    Tekhnik Bimbingan Bagi Anak Cerdas Berbakat


Karakteristik anak berbakat masalahnya yang digambarkan pada bagian terdahulu,
mengandung implikasi bagi kemampuan layanan bimbingan anak cerdas berbakat. Layanan
bimbingan yang dimaksud tidak diarahkan kepada layanan yang bersifat ekslusif melainkan
dikembangkan secara terpadu di dalam sistem bimbingan yang ada.
Layanan bimbingan bagi anak cerdas berbakat tetap bertolak belakang dari pandangan
tentang hakikat manusia sebagai makhluk pribadi, sosial dan makhluk Tuhan. Dengan kata
lain, anak cerdas berbakat dipandang sebagai suatu keutuhan pribadi sehingga program
layanan bimbingan yang dikembangkan mampu menyentuh semua dimensi perkembangan
secara utuh. Sejalan dengan karakteristik dan kebutuhan yang diuraikan dengan hasil teman
studi, dimensi keutuhan perkembangan pribadi yang dimaksud akan mencakup unsur-unsur
berikut :
1.      Perkembangan Ranah Kognitif/Intelektual
Hal ini mengandung implikasi bagi guru untuk menyediakan tentang pengalaman
belajar yang luas dan dapat di akselerasikan dan mengakselerasikan perkembangan kognitif
anak berbakat. Pengolahan bahan dan tugas ajar secara khusus yang didasarkan kepada
kurikulum yang ada merupakan hal yang harus dilakukan guru untuk dapat memberian
layanan yang optimal bagi anak berbakat. Layanan bimbingan yang perlu diberikan ialah
memahami pikiran dan harapan anak berbakat dengan sikap terbuka dan membantu anak
memahami pikiran dan harapan yang ada pada dirinya serta kemungkinan pemenuhannya
didalam kehidupan.
2.      Pengembangan Ranah Fisik
Kemampuan anak berbakat yang cenderung berkembang lebih awal dari usia pada
umumnya menghendaki layanan pendidikan yang memungkinkan anak memperoleh
pengalaman yang memadukan pola perkembangan berfikir dengan perkembangan fisik.
3.      Pengembangan Ranah Intuitif
Layanan pendidikan bagi anak berbakat perlu memperdulikan pengembangan
pengalaman yang mendorong dia untuk berimajinasi dan berkreasi. Layanan bimbingan di
berikan dalam bentuk pengembangan lingkungan belajar yang menghadapkan anak kepada
situasi atau stimulus baru yang dapat memunculkan imajinasi dan kreativitas anak.
4.      Pengembangan Ranah Kemasyarakatan
Layanan bimbingan yang dapat diberikan ialah membantu anak memperoleh
pengalaman mengembangkan dirinya menjadi anggota kelompok dan mampu berpartisipasi
dalam proses kelompok, memperluas perasaan keanggotaan kemasyarakatan, memperluas
identifikasi diri dari masyarakat terbatas ke arah identifikasi terhadap masyarakat luas.
BAB III
 PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Murid cerdas berbakat adalah murid yang memiliki taraf intelegensi yang sangat tinggi, serta
memiliki tingkat kreativitas yang tinggi pula, dan dengan kemampuannya memungkinkan
bagi dirinya berhasil dengan baik dalam pekerjaan atau karirnya. Murid seperti ini umumnya
memerlukan program khusus yang terencana selain dari program umumnya biasanya di
laksanakan di sekolah untuk pengembangan kemampuannya.
2.      Perbedaan program pendidikan anak cerdas berbakat dengan anak biasa bukan sekedar
berbeda tetapi secara kualitatif memang harus berbeda. Perbedaan kualitatif ini mutlak perlu
karena anak cerdas berbakat memiliki karakteristik dan kebutuhan serta permasalahn yang
berbeda dari anak biasanya. Sekalipun pengembangan program pendidikan untuk peserta
didik anak cerdas berbakat akan menyangkut pertimbangan aspek filosofis, tujuan pendidikan
peserta didik anak cerdas berbakat.
3.      Penyelenggaran pendidikan bagi anak cerdas berbakat secara konvensional dapat
dikelompokan ke dalam beberapa model, antara lain :
a.       Akselerasi (acceleration)
b.      Pengayaan (enrichment)
c.       Kelas Khusus (ability grouping)
d.      Bimbingan Konseling
4.      Tehnik bimbingan bagi anak cerdas berbakat tetap bertolak belakang dari pandangan tentang
hakikat manusia sebagai makhluk pribadi, sosial dan makhluk Tuhan. Dengan kata lain, anak
cerdas berbakat dipandang sebagai suatu keutuhan pribadi sehingga program layanan
bimbingan yang dikembangkan mampu menyentuh semua dimensi perkembangan secara
utuh. Sejalan dengan karakteristik dan kebutuhan yang diuraikan sebagai hasil temuan studi,
dimensi keutuhan perkembangan pribadi yang dimaksud akan mencakup unsur-unsur
berikut :
a.       Pengembangan ranah kognitif/intelektual
b.      Pengembangan ranah fisik
c.       Pengembangan ranah intuitif
d.      Pengembangan ranah kemasyarakatan
B.     Saran
Orang tua merasa perlu menambah wawasan tentang tumbuh kembang anak, hal ini
mencakup tahap-tahap perkembangan anak, pola asuh dan pola didik anak. Dengan
mengetahui informasi tentang tahap perkembangan anak, maka orang tua bisa secara dini
mengenali hak-hak yang tidak biasa yang ada pada diri anak.
Kemudian dengan memahami konsep-konsep pola asuh dan pola didik yang ilmiah,
maka orang tua akan mampu meminimalisir kesalahan dalam menerapkan nilai, sikap dan
perilaku dalam menghadapi anak, terutama ketika anak-anak menunjukan kebiasaan-
kebiasaan yang berbeda dengan anak-anak seusianya.
Disamping orang tua, seorang tenaga pendidik atau guru dianjurkan juga menambah
wawasan pengetahuan tentang perkembangan anak, disamping menguasai substansi mata
pelajaran yang diajarkannya di dalam kelas, tentunya hal ini akan memudahkan bagi guru
dalam mengambil pendekatan sesuai dengan kepribadian si anak.
Pemerintah sebagai payung utama pertumbuhan dan perkembangan warga negaranya,
semestinya menaruh perhatian besar terhadap penelitian, pengembangan-pengembangan
terkait dengan pendidikan anak cerdas berbakat. Karena hal ini terkait dengan kesuksesan
generasi muda sebuah negara dalam menyongsong masa depannya.

DAFTAR PUSTAKA
Desmita, 2009, Psikologi Perkembangan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kartadinata, Sunaryo dkk. 1998. Bimbingan di Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud,

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Mangunsong, Frieda. 1998. Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa. Jakarta: LPSP3 UI.

Syah Muhibbin, 2010, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung, Remaja


Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai