Anda di halaman 1dari 13

PENGEMBANGAN BAKAT DAN KREATIVITAS ANAK

Disusun oleh:

Ayu Rayanu (21591026)

Hegi Dimas Setiawan (21591067)

Nadila Maulidia (21591141)

Ratikah Fhadillah (21591168)

Yulia Miranda (21591246)

Dosen pengampuh:

Elsa Nanda Shabrina

Kelas:
PGMI 6E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKILTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Subhannaullahu Wata’alla atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. Konsep Keberbakatan .......................................................................................................... 3
B. Konsep Keberbakatan Menurut Model Renzulli ................................................................. 5
C. Perkembangan Keberbakatan Anak ..................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 9
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakat merupakan kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang
relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Kurangnya
pemahaman orang tua terhadap bakat anak mempengaruhi pengembangan anak.
Mengakibatkan, bakat yang dimiliki anak akan sulit dikembangkan.

Pada penelitian yang telah dilakukan Septa Rindu R, dkk pada tahun 2013 dengan
topik mengenai Sistem Pakar Penentuan Bakat Anak Berdasarkan Multiple Intelligences
Menggunakan Metode Fuzzy Logic. Dan masalah yang dibahas mengenai bagaimana
penentuan bakat pada anak. Hasil menggunakan metode ini ialah menghasilkan keakuratan
dalam mengidentifikasi jenis bakat yang dimiliki anak serta saran pengembangan yang
sesuai dengan bakat. (Rindu S. R., dkk, 2013). Pada penelitian yang telah dilakukan Merry
Christinne Steviani Adistiya, dkk pada tahun 2012 dengan topik mengenai Sistem Pakar
Penentuan Minat Dan Bakat Anak Umur 5-10 Tahun. Dan masalah yang dibahas mengenai
bagaiman penentuan bakat pada anak. Hasil menggunakan metode ini ialah menghasilkan
keakuratan dalam mengidentifikasi jenis bakat yang dimiliki anak serta saran
pengembangan yang sesuai dengan bakat. (Adistiya M. dkk., 2012). Pada penelitian yang
telah dilakukan Febi Nur Salisah, dkk pada tahun 2015 dengan topik mengenai Sistem
Pakar Penentuan Bakat Anak Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining. Dan
masalah yang dibahas mengenai bagaiman penentuan bakat pada anak. Hasil menggunakan
metode ini ialah menghasilkan keakuratan dalam mengidentifikasi jenis bakat yang
dimiliki anak serta saran pengembangan yang sesuai dengan bakat. (Salisah, dkk., 2015). 1

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalah yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu:

1. Bagaimana konsep keterbakatan?

1
Ginanjar Tri, dkk. Analisa Bakat Anak Melalui Penerapan Sistem Pakar dengan Metode Forward Chaining

1
2. Bagaimana konsep keterbakatan menurut Model Renzulli?

3. Bagaimana perkembangan keterbakatan siswa?

C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui bagaimana konsep keterbakatan.

2. Untuk mengetahui bagaimana konsep keterbakatan menurut Model Renzulli.

3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan keterbakatan siswa?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Keberbakatan

Astati dan Clark (2021) mengemukakan “definisi keberbakatan adalah suatu konsep yang
berakar biologis, suatu nama dari inteligensia taraf tinggi sebagai hasil dari integrasi yang
maju cepat dari fungsi-fungsi dalam otak meliputi pengindraan (physical sensing), emosi,
kognisi, dan intuisi”. Dalam modul “Karakteristik dan Pendidikan Anak Berbakat” dituliskan
bahwa Moh. Amin menyimpulkan bahwa keberbakatan merupakan istilah yang berdimensi
banyak. Keberbakatan bukan semata-mata karena seseorang memiliki inteligensia tinggi
melainkan ditentukan oleh banyak faktor. Berbakat berarti memiliki kemampuan lebih unggul
diatas rata – rata/normal baik dalam kemampuan intelektual maupun non itelektual.

Bentuk keberbakatan yang dimiliki individu berbeda – beda, bakat dapat berupa dalam
bentuk akademik dan non akademik. Anak berbakat memiliki performa tinggi yang mencakup
kemampuan intelektual, kemampuan akademik secara khusus, berpikir kreatif dan produktif,
kemampuan kepemimpinan, kemampuan dibidang seni serta kemampuan secara psikomotorik.
Individu yang berbakat, mereka memiliki tingkat inteligensinya jauh di atas rata – rata. Namun
apabila hanya didentifikasi berdasarkan tingkat intelegensi, maka individu yang memiliki
kreativitas tinggi tidak akan termasuk dalam individu yang memiliki bakat. Namun
keberbakatan lebih mengacu terhadap individu yang menunjukkan kemampuan unjuk kerja
tinggi di dalam aspek intelektual, kreativitas, seni, kepemimpinan atau bidang akademik
tertentu 2

Bakat berarti kemampuan bawaan yang merupakan potensi awal untuk mencapai suatu
pengetahuan ataupun keterampilan khusus. Selain itu juga, bakat juga perlu dilatih terus
menerus agar bakat dapat berkembang. Anak yang berbakat merupakan anak yang memiliki
pengetahuan dan kemampuan yang lebih tinggi daripada anak yang biasa saja. Dikarenakan

2
Bakhrudin, dkk. KONSEP KEBERBAKATAN, ANAK BERBAKAT DAN PENDIDIKANNYA, Jurnal
Penelitian Guru Indonesia, Volume 4, Nomor 2, Desember 2023. Hlm 691-693

3
anak yang berbakat sudah pasti selalu berkonsisten untuk selalu berusaha dalam
perkembangannya, maka dari itu perlu adanya dorongan dan dukungan. Bentuk dukungan
tersebut diperoleh dari lingkungan keluarga, sekolah, maupun pergaulannya, karena nantinya
karakter dan kepribadian anak akan mencerminkan bagaimana lingkungan dan sekitarnya.3

Berbakat mempunyai kesamaan dengan genius, karena keduanya berkaitan dengan kualitas
intelektual. Namun, keberbakatan belum tentu terwujud dalam suatu karya unggul yang
mendapat pengakuan universal. Jadi, tidak semua anak berbakat adalah anak genius. Menurut
Nurjan (2018) pengertian berbakat itu sendiri tampaknya juga mengalami perubahan, pada
masa lalu berbakat diartikan sebagai orang yang mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi,
jadi dilihat dari skor yang diperoleh dari tes inteligensi. Secara tradisional pengertian tentang
keberbakatan adalah mendasarkan inteligensi umum (general intelligence) sebagaimana yang
diukur oleh tes inteligensi. Keberbakatan (giftedness) dan keunggulan dalam kinerja
mempersyaratkan dimilikinya tiga cluster ciri-ciri yang saling terkait, yaitu: kemampuan
umum atau kecerdasan di atas rata-rata, kreativitas, dan pengikatan diri terhadap tugas sebagai
motivasi internal yang cukup tinggi.

Individu dapat dikatakan berbakat tidak hanya individu yang memiliki tingkat intelegensi
tinggi atau kecerdasan dalam akademik. Individu yang berbakat dapat diketahui dari banyak
aspek seperti dari kreativitas, bidang non akademik, dan ketanggapan individu. Individu yang
berbakat juga memiliki kemampuan psikomotorik yang berbeda dengan individu lain pada
umumnya. Seseorang yang berbakat biasanya memiliki kemampuan tersebut sejak lahir.
Ketika mereka menginjak dalam proses pertumbuhan, maka kemampuan tersebut perlu diasah

3
Kurniawan, Agung Rimba. (2019). Peran Guru dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Sekolah Dasar Negeri 34/I
Teratai. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 12(2), 166 –173.

4
dan dikembangkan sesuai kemampuan yang dimilikinya. Bakat perlu dikembangkan karena
jika tidak maka bakat yang dimilikinya menjadi sia – sia. 4

Menurut U.S. Office of Education (dalam Munan- dar, 1992), definisi anak berbakat (gifted)
sebagai berikut: Anak berbakat adalah mereka yang oleh orang-orang pro- fessional
diidentifikasi sebagai anak yang mampu menca- pai prestasi yang tinggi karena mempunyai
kemampuan yang unggul. Anak-anak tersebut memerlukan program pendidikan yang
berdiferensiasi dan/atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa agar dapat
mereali- sasikan sumbangan mereka terhadap masyarakat maupun untuk pengembangan diri
sendiri.

Kemampuan-kemampuan tersebut, baik secara potensial maupun yang telah nyata,


meliputi:
1) Kemampuan intelektual umum

2) Kemampuan akademik khusus

3) Kemampuan berpikir kreatif-produktif

4) Kemampuan memimpin

5) Kemampuan dalam salah satu bidang seni

6) Kemampuan psikomotor (seperti dalam bidang olah raga)

B. Konsep Keberbakatan Menurut Model Renzulli


1. Above Average Ability (Kecerdasan diatas rata rata)

Semua orang beranggapan bahwa kecerdasan anak dan ketanggapan anak dalam satu hal
diukur dengan tes prestasi belajar yang menentukan berbakatnya anak dan produktivitas
anak tersebut. Dalam kemampuan umum mencakup beberapa bidang yang dimiliki anak

4
Bakhrudin, dkk. KONSEP KEBERBAKATAN, ANAK BERBAKAT DAN PENDIDIKANNYA, Jurnal
Penelitian Guru Indonesia, Volume 4, Nomor 2, Desember 2023. Hlm 691-693

5
dan biasanya diukur dengan berbagai macam res seperti tes inteligensi, tes prestasi, tes
bakat, tes kemampuan mental primer dan tes berpikir kreatif.

2. Kreativitas

Beberapa hal yang dimiliki oleh anak berbakat salah satunya yaitu kreativitas, kreatifitas
adalah kemampuan umum yang tujuannya untuk menciptakan sesuatu atau gagasan yang
baru yang diterapkan untuk memecahkan masalah anak itu atau juga diterapkan sebagai
melihat hubungan baru antara beberapa unsur yang sebelumnya sudah ada. Anak berbakat
memiliki berbagai ciri ciri yaitu: (1) kelancaran dan kecepatan dalam berpikir, (2)
keterbukaan sebagai pengalaman seperti menerima sesuatu hal baru dan berbeda yang
belum mereka dapatkan sebelumnya, (3) mempunyai rasa ingin tahu yang besar, menduga
duga dengan risiko yang besar, cepat menyesuaikan diri, (4) memiliki rasa peka seperti
memiliki rasa ingin bertindak dan bereaksi terhadap gagasan dan perasaan orang lain. 5

3. Komitmen atau Pengikatan Diri Terhadap Tugas

Menurut Renzulli mengartikan komitmen terhadap tugas sebagai kemampuan untuk


mengusahakan sendiri dalam mencapai suatu hal yang telah direncanakan, kehendak yang
kuat, ketekunan dan usaha yang kuat dalam berusaha guna mencapai prestasi yang tinggi.
(Syarifan, Nurjan, Analisis Teoritik Keberbakatan Siswa, Journal Bassic Of Education, vol
2 (2), 2018. Hlm 97). Karakteristik pengikatan diri ditemukan pada individu anak berbakat
adalah sebagai bentuk untuk motivasi internal agar mendorong individu untuk tetap tekun
dan ulet dalam mengerjakan tugasnya meskipun ada hal yang dialami seperti ada kendala,
rintangan dalam menyelesaikan tugas yang sudah menjadi tanggung jawab individu
tersebut.

5
Bakhrudin, dkk. Pengembangan Keberbakatan dan minat siswa dalam konteks pendidikan, jurnal penelitian guru
indonesia, Vol 4, No 1, Desember 2023. Hlm 444

6
C. Perkembangan Keberbakatan Anak
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa tiga komponen perkembangan menurut modelnya
Hill adalah bersifat universal, namun dalam prosesnya dapat terjadi perbedaan. Artinya, setiap
orang pada saat memasuki masa remaja maka mereka mengalami tiga macam transisi yaitu
transisi biologis, kognitif dan sosial. Ketiga macam transisi ini terkait konteks yang berada di
sekitar individu yaitu sekolah, orangtua dan teman sebaya, memunculkan suatu perubahan
psikososial yang berkaitan dengan identitas, kemandirian, persahabatan, seksualitas, dan
prestasi. Termasuk yang mengalami keadaan tersebut adalah anak yang termasuk kategori
berbakat.

Dari sisi transisi biologis, siswa berbakat mengalami perkembangan atau perubahan yang
tidak berbeda dengan remaja pada umumnya, tetapi dari sisi kognitif dan sosial ada perbedaan.
Konteks yang ikut memengaruhi pembentukan perilaku yaitu keluarga, teman sebaya dan
sekolah, namun proses interaksi yang terjadi dapat berbeda, sehingga membawa dampak pada
terjadinya masalah yang berbeda dalam perkembangan psikososial.Silverman menemukan
adanya perbedaan dalam pola pikir dan pola perilaku remaja berbakat dan tidak berbakat.
Siswa berbakat mempunyai kemampuan yang lebih dalam mempertimbangkan untung
ruginya suatu tindakan. Siswa berbakat tidak melakukan tindakan yang tidak mendatangkan
manfaat bagi diri. Akibatnya siswa berbakat dipandang oleh orang lain sebagai kurang
memiliki ketrampilan sosial.

Penelitian Widyorini menunjukkan bahwa siswa berbakat kemampuan sosialnya kurang


baik bila dibandingkan dengan siswa pada umumnya. Proses perubahan dasar, interaksi yang
berbeda itulah yang akhirnya memunculkan suatu karakteristik remaja berbakat. Silverman
menyebutkan bahwa secara umum ada dua kelompok karakteristik pada siswa berbakat, yaitu
karakteristik intelektual dan kepribadian. Masing-masing karakeristik tersebut dirinci sebagai
berikut:

1. Karakteristik intelektual.

Dari sisi kemampuan intelektual, siswa berbakat dapat dikenali berdasarkan


karakteristiknya yakni: kemampuan pemahaman yang baik, rasa ingin tahu yang besar,

7
belajar secara lebih cepat, daya abstraksi yang tinggi, proses berpikir secara kompleks,
tekun dalam belajar, kemampuan melakukan refleksi, berpikir analitis. Furhmann
menambahkan tentangkarakterisitk siswa berbakat dengan kemampuan membaca yang
tinggi,memori yang bagus dan perbendaharaan yang besar. Selain itu siswa berbakat
mempunyai rentang perhatian yang panjang, gagasan yang kompleks, mampu
melakukan penilaian yang bagus. Mereka biasanya juga well informed, memiliki rasa
ingin tahu besar, memahami hubungan dengan orang lain, dan ketrampilan kognitifnya
berkembang lebih awal bila dibandingkan dengan teman sebayanya.

2. Karakteristik kepribadian.

Apabila dilihat dari sisi kepribadian, siswa berbakat terlihat mempunyai pemahaman
yang baik, membutuhkan perhatian yang lebih banyak, kebutuhan stimulasi mental
yang tinggi, perfeksionis, ingin selalu tepat dan akurat. Memiliki kepekaan yang kuat,
mementingkan intensitas, mempunyai kesadaran diri yang akut, non konformis,
cenderung ke arah introversi. Piechowski, menambahkan bawa dari sisi emosi, siswa
berbakat pada umumnya mempunyai kesadaran yang tinggi terhadap perasaan dan
emosinya. Hal ini karena anak mempunyai tipe emosi yang cenderung ke
arahinstrospective development. Emosi jenis ini menurut Dabwroski dan juga Averill
dan Nunley (dalam Piechowski) menyebabkan berkembangnya kehidupan emosi yang
kreatif (emotionally creative life), dan perkembangan yang jenis ini ditemukan dalam
diri siswa berbakat.

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang disebut sebagai siswa
berbakat adalah seseorang yang dari sisi usia kronologis berada padarentang usia 12-16
tahun, dan sedang mengalami perubahan psikososial, serta memiliki kemampuan umum
atau inteligensi di atas rata-rata, tingkat kreativitas yang tinggi, serta komitmen terhadap
tugas6.

6
Syarifan, Nurjan, Analisis Teoritik Keberbakatan Siswa, Journal Bassic Of Education, vol 2 (2), 2018. Hlm 98 -99)

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep Keberbakatan

Konsep Keberbakatan, Bentuk keberbakatan yang dimiliki individu berbeda – beda,


bakat dapat berupa dalam bentuk akademik dan non akademik. Anak berbakat memiliki
performa tinggi yang mencakup kemampuan intelektual, kemampuan akademik secara
khusus, berpikir kreatif dan produktif, kemampuan kepemimpinan, kemampuan dibidang
seni serta kemampuan secara psikomotorik. Individu yang berbakat, mereka memiliki
tingkat inteligensinya jauh di atas rata – rata. Berbakat mempunyai kesamaan dengan
genius, karena keduanya berkaitan dengan kualitas intelektual. Namun, keberbakatan
belum tentu terwujud dalam suatu karya unggul yang mendapat pengakuan universal. Jadi,
tidak semua anak berbakat adalah anak genius.

Konsep Keberbakatan Menurut Model Renzulli

1. Above Average Ability (Kecerdasan diatas rata rata)

2. Kreativitas

3. Komitmen atau Pengikatan Diri Terhadap Tugas

Perkembangan Keberbakatan Anak

Penelitian Widyorini menunjukkan bahwa siswa berbakat kemampuan sosialnya kurang


baik bila dibandingkan dengan siswa pada umumnya. Proses perubahan dasar, interaksi
yang berbeda itulah yang akhirnya memunculkan suatu karakteristik remaja berbakat.
Silverman menyebutkan bahwa secara umum ada dua kelompok karakteristik pada siswa
berbakat, yaitu karakteristik intelektual dan kepribadian. Masing-masing karakeristik
tersebut, yaitu karakteristik intelektual dan karakteristik kepribadian.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ginanjar Tri, dkk. Analisa Bakat Anak Melalui Penerapan Sistem Pakar dengan Metode Forward Chaining

Bakhrudin, dkk. KONSEP KEBERBAKATAN, ANAK BERBAKAT DAN PENDIDIKANNYA, Jurnal


Penelitian Guru Indonesia, Volume 4, Nomor 2, Desember 2023. Hlm 691-693

Kurniawan, Agung Rimba. (2019). Peran Guru dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Sekolah Dasar
Negeri 34/I Teratai. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 12(2), 166 –173.

Bakhrudin, dkk. Pengembangan Keberbakatan dan minat siswa dalam konteks pendidikan, jurnal penelitian
guru indonesia, Vol 4, No 1, Desember 2023. Hlm 444

Syarifan, Nurjan, Analisis Teoritik Keberbakatan Siswa, Journal Bassic Of Education, vol 2 (2), 2018. Hlm
98 -99)

10

Anda mungkin juga menyukai