Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KECERDASAN JAMAK

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN JAMAK DENGAN KEGIATAN


BIMBINGAN

Disusun Oleh:
Kelompok 10

1. Kharisma Dwi Tanti (1810210012)


2. Silvia agustina (1810210031)
3. Siti novita (18302100)

DosenPengampu:
Elinda Novriana M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN FATAH
PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr.Wb…

Dengan nama allah swt yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis
memanjatkan puji syukur atas kehadirat allah swt. karena atas rahmat, dan
hidayah nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. begitupula
shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi muhammad saw beserta
sahabat, keluarga dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Dalam penyusunan makalah ini penulis sedikit mengalami kesulitan dan
rintangan, namun berkat bantuan yang diberikan dari berbagai pihak, sehingga
kesulitan-kesulitan tersebut bisa teratasi dengan baik. dengan demikian penulis
lewat lembaran ini hendak menyampaikan ucapan terimah kasih yang setinggi-
tingginya kepada mereka, teriring doa agar segenap bantuannya dalam urusan
penyelesaian makalah ini, sehingga bernilai ibadah disisi allah swt.
Akhirnya penyusun menyadari bahwa makalah ini bukanlah sebuah proses
akhir dari segalanya, melainkan langkah awal yang masih memerlukan banyak
koreksi, olehnya itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya. aamiin.

Palembang, juni 2021

Kelompok 10

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................3


BAB I PENDAHULAN............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG MASALAH ..........................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................5
C.TUJUAN ...........................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................7
A. PENGERTIAN KECERDASAN
JAMAK ................................................................................7
B.PENGUKURAN KECERDASAN JAMAK ...............................................................................9
C. HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN JAMAK DENGAN KEGIATAN
BIMBINGAN.......................................................................................................................11
D. BENTUK LAYANAN KEGIATAN BIMBINGAN DI PAUD....................................................14
E. MEDIA BIMBINGAN KONSELING UNTUK AUD...............................................................16
BAB III PENTUTUP.............................................................................................................17
A. KESIMPULAN.................................................................................................................17
B. SARAN...........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .

Anak adalah sosok manusia yang unik, menyimpan banyak potensi sekaligus
rahasia dan misteri yang terus tumbuh dan berkembang dalam tahap-tahap
perkembangan anak tersebut. Seluruh aspek perkembangan anak, yaitu
perkembangan fisik, bahasa, sosial emosional, seni, dan kognitif secara langsung
berkaitan erat dengan pengembangan kecerdasan jamak ini. Anak memiliki
kemampuan dan kecerdasan jamak dalam tingkatan yang berbeda dengan orang
dewasa, pada tahapan awal perkembangan otak anak lebih pada perkembangan
otak kanan, karena itu kecerdasan jamak lebih berorientasi pada bagian ini.
Kecerdasan merupakansuatu potensi atau kemampuan yang dimiliki seseorang
sebagai bekal untuk memecahkan suatu masalah. Sebagian besar kita masih salah
dalam memaknai arti kecerdasan. Anggapan kita bahwa anak yang cerdas itu
hanya mereka yang memiliki nilai tertinggi di sekolah dan anak yang memiliki
nilai rendah dianggap sebagai anak yang bodoh.Padahal seorang anak bisa jadi
lemah di suatu bidang, tetapi unggul di bidang lain, ini artinya bahwa setiap anak
memiliki tipe kecerdasan yang berbeda-beda. Menurut Gardnerdalam (Morrison,
2012:85), tidak ada anak yang bodoh atau pintar yang ada anak yang menonjol
dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan.Setiap anak yang dilahirkan
dengan potensi bawaan yang berbeda-beda

4
Sebagaimana pendapat Montessori (dalam Magta, 2013:226) menyatakan
bahwa anak memiliki bawaan, kemampuan, dan perkembangannya masing-
masing, sehingga setiap anak membutuhkan perhatian secara individual. Potensi
bawaan dapat berasal dari stimulasi sejak kandungan, faktor hereditas, bahkan
makanan yang dikonsumsi orang tua.Berbedadengan pendapat tersebut, Locke
(dalam Morrison, 2012:35) menyatakan bahwa setiap anak yang dilahirkan seperti
kertas putih, baik buruknya anak dipengaruhi oleh lingkungan.Menurut pendapat
ini, anak yang baru lahir belum mempunyai potensi apapun karena mereka belum
mendapatkan stimulasi dan pendidikan apapun sehingga dapat di berikan
stimulasi apapun agar mampu menguasai kecerdasan tertentu.

Berdasarkan dua pendapat di atas, dapat pahami bahwa setiap anak dapat
dibentuk sesuai dengan keinginan yang membentuknya. Jika kita menghendaki
anak menjadi baik, dapat dilakukan dengan stimulasi hal-hal yang positif, begitu
pula sebaliknya. Sejalan dengan itu, apabila seorang anak dikendaki untuk
menguasai suatu kemampuan atau kecerdasan tertentu akan dapat juga
dikembangkan. Terdapat berbagai jenis potensi kemampuan yang dapat dimiliki
seseorang yang meliputi kecerdasan verbal-linguistik, logis-matematik, visual-
spasial, berirama-musik atau musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan
naturalis. Kecerdasan-kecerdasan tersebut di istilahkan oleh Gardner dengan
sebutan multipleintelegences (kecerdasan jamak/majemuk).Anak yang memiliki
berbagai macam kecerdasan (kecerdasan jamak) merupakan salah satu ciri anak
yang dapat berkembang optimal sebagaimana yang diharapkan. Kecerdasan jamak
juga merupakan modal dasar bagi seorang anak dalam mengembangkan aspek-
aspek perkembangan lainsehingga memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
selanjutnya.

1.2. Rumusan Maslah

1. Apa yang Dimaksud Dengan Kecerdasan Jamak ?


2. Apa saja Jenis-jenis Kecerdasan jamak ?
3. Apa yang Dimaksud Pengukuran Kecerdasan Jamak?

5
4. Bagaimana Hubungan Kecerdasan Jamak Dengan Kegiatan Bimbingan ?

1.3. Tujuan

1. ntuk Mengetahui Apa itu Kecerdasan Jamak


2. Untuk Mengetahui apa saja jenis - jenis kecerdasan jama
3. Untuk Mengetahui apa itu pengukuran kecerdasan jamak|
4. Untuk mengetahui hubungan kecerdasan jamak dengan kegiatan
bimbingan

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecerdasan Jamak.


Kecerdasan jamak merupakan istilah dalam kajian tentang kecerdasan yang
diprakarsai oleh seorang pakar pendidikan Amerika Serikat bernama Howard
Gardner. Terdapat keragaman terjemahan tentang Multiple Intelligences ini,
sebagian orang menerjemahkan dengan kecerdasan ganda, kecerdasan majemuk
dan kecerdasan jamak. Dalam tulisan ini yang dipergunakan sebagai terjemahan
multiple intellegences adalah kecerdasan jamak.
Gardner mengutarakan serangkaian kelebihan teori kecerdasan jamak yaitu
(a) memiliki dukungan riset multidisiplin yakni antropologi, psikologi kognitif,
psikologi perkembangan, psikometri, studi biografi, fisiologi hewan dan
neuroanatomi; dan (b) apabila dibandingkan dengan teori kecerdasan lain, jumlah
kecerdasan dalam kecerdasan jamak beragam, sehingga akan tampak “keadilan”
dalam menentukan dominasi kecerdasan tertentu untuk tiap individu.
Dijelaskan Gardner (Amstrong,2003:12) bahwa kecerdasan jamak memiliki
karakteristik konsep sebagai berikut ini : (a) semua intelegensi itu berbeda-beda,
tetapi semuanya sederajat. Dalam pengertian ini, tidak ada kecerdasan yang lebih
baik atau lebih penting dari kecerdasan yang lain; (b) semua kecerdasan dimiliki
manusia dalam kadar yang tidak persis sama; (c) terdapat banyak indikator
kecerdasan dalam tiap-tiap kecerdasan; (d) semua kecerdasan yang berbeda-beda
tersebut bekerjasama untuk mewujudkan aktivitas yang dilakukan individu; (e)
semua jenis kecerdasan tersebut ditemukan di seluruh/semua lintas kebudayaan di
seluruh dunia dan kelompok usia; dan (f) saat seseorang dewasa, kecerdasan
diekspresikan melalui rentang pencapaian profesi dan hobi.

1. Jenis-jenis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences)


a. Kecerdasan verbal (linguistik)
Kecerdasan verbal/linguistik adalah bagian dari kecerdasan jamak
berkaitan dengan kepekaan terhadap bunyi, struktur, makna dan fungsi kata serta
bahasa yang muncul melalui kegiatan bercakap-cakap, berdiskusi dan membaca.

7
Ciri-ciri yang dapat diidentifikasi dari kemunculan kecerdasan ini adalah: senang
membaca, menulis, bercerita, bermain games kata-kata, dll.
b. Kecerdasan logika matematika
Kecerdasan logika matematika adalah bagian dari kecerdasan jamak
berkaitan dengan kepekaan dalam mencari dan menemukan pola yang digunakan
untuk melakukan kalkulasi hitung dan berpikir absrak serta berpikir logis dan
berpikir ilmiah.

c. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah bagian dari kecerdasan jamak yang
berkaitan dengan kepekaan dalam melakukan instrospeksi terhadap diri sendiri
dan membandingkannya dengan kelemahan dan kekuatan orang lain. Ciri-ciri dari
kemunculan kecerdasan ini dapat dilihat dari sikap bebas dan memiliki pandangan
sendiri, memiliki kemauan yang kuat, belajar dan bekerja sendiri, belajar dari
pengalaman masa lalu, mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan tepat.

d. Kecerdasan Interpersonal
Bagian dari kecerdasan jamak (multiple intelligences) yang berkaitan
dengan kepekaan dalam membedakan dan merespon perilaku yang ditampilkan
orang lain. Kemunculan dari kecerdasan ini dapat dilihat kemampuan
menggerakkan dan berkomunikasi dengan orang lain, bekerja sama dalam tim,
disenangi oleh orang-orang lain yang berada disekitarnya, kemampuan
menggerakkan dan berkomunikasi dengan orang lain.

e. Kecerdasan naturalis
Kecerdasan naturalis adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan
dengan kepekaan dalam mengapresiasi alam dan lingkungan sekitar. Kemunculan
kecerdasan ini dapat dilihat dari kecintaan terhadap alam dan lingkungan melalui
berbagai kegiatan seperti kepedulian terhadap lingkungan atau konservasi
lingkungan alam sekitar.

f. Kecerdasan kinestetik dan gerakan tubuh (bodily – kinesthetic)

8
Kecerdasan kinestetik adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan
dengan kepekaan dan keterampilan dalam mengontrol koordinasi gerakan tubuh
melalui gerakan motorik kasar dan halus, seperti menggunakan alat-alat secara
terampil, melompat, berlari, berhenti secara tiba-tiba dengan terampil dalam
rangka melakukan gerakan senam atau tari.

g. Kecerdasan Musik-Irama
Kecerdasan musik irama adalah bagian dari kecerdasan jamak yang
berkaitan dengan kepekaan dalam mendengarkan suara, musik, dan suara lainnya.
Kemunculan kecerdasan ini dapat dilihat dari kemampuan dalam menghasilkan
dan mengapresiasi ritme dan musik yang dapat diwujudkan dalam kemampuan
mempersepsikan, misalnya sebagai pemain musik, membedakan, misalnya
sebagai kritisi musik, dan mengekspresikan.

h. Kecerdasan Visual-Spatial
Kecerdasan visual-spatial adalah bagian dari kecerdasan jamak yang
berkaitan dengan kepekaan dalam memadukan kegiatan persepsi visual (mata)
maupun pikiran serta kemampuan mentransformasikan persepsi visual spatial
seperti yang dilakukan dalam kegiatan melukis, mendesain pola, merancang
bangunan, dll. Kecerdasan ini melibatkan kepekaan terhadap warna, garis, bentuk,
ukuran, luas, dan hubungan-hubungannya yang ada di antara unsur-unsur itu.
B. Pengukuran Kecerdasan Jamak
Berangkat dari karakteristik kecerdasan jamak, dapat diidentifikasi aspek-
aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengukuran terhadap kecerdasan
jamak, seperti berikut ini.
a. Kecerdasan Linguistik
Menulisnya lebih baik dari anak-anak seusianya; banyak berbicara
tentang hal-hal yang diketahui, sering membuat lelucon, sering menceritakan
cerita-cerita; mudah mengingat nama, tempat-tempat, tanggal, kejadian-kejadian
penting; senang games kata-kata; senang membaca buku-buku; mengeja kata
dengan tepat (untuk) anak usia dini, cara mengejanya dibandingkan dengan anak-
anak lain, lebih maju); menyenangi puisi, irama kata, dan ucapan yang berirama;

9
menyenangi untuk mendengarkan ceritera di radio, cerita film; memiliki kosa kata
yang lebih dari anak-anak seusianya.

b. Kecerdasan Logika-Matematika
Banyak bertanya tentang bagaimana sesuatu itu bekerja/berungsi;
menghitung dengan cepat di luar kepala; senang pelajaran matematika; senang
bermain catur, dam atau permainan strategi lainnya; senang mengerjakan teka-teki
yang logis; senang memasukan hal/barang dalam kategori atau hirarki; senang
bereksperimen yang menunjukkan kemampuan kognitif tinggi; senang berpikir
abstrak atau konseptual melebih anak-anak seusianya.

c. Kecerdasan Visual-Spasial
Melaporkan dengan baik imajinasi visual; mudah membaca peta, diagram,
lebih mudah dari teks; menyenangi pekerjaan seni; membuat gambar-gambar
lebih dari anak-anak seusianya; senang nonton film, slide, atau presentasi visual
lainnya; senang mengerjakan teka-teki silang atau kegiatan visual lainnya.

d. Kecerdasan Bodily-Kinesthetic
Menunjukkan kegiatan fisik melebihi anak-anal seusianya; saat duduk
banyak bergerak; bergerak mimik dan pantomimik melebihi anak-anak seusianya;
senang membuat benda dipisah-pisahkan kemudian disatukan lagi; secepatnya
menaruh tangannya terhadap satu hal/barang yang baru dilhatnya; senang
melompat-lompat, berlari, bergulat, dan kegiatan sama lainnya.

e. Kecerdasan Musik
Sewaktu mendengarkan lagu, menceritakan bahwa ada yang salah,
sumbang; mudah mengingat melodi lagu-lagu; memiliki suara bernyanyi yang
bagus; mampu memainkan alat musik atau bernyanyi bersama teman; memiliki
cara berbicara berirama atau dalam bergerak; saat bekerja, mengetuk-
ngetuk/memukul meja secara berirama; peka terhadap bunyi dari luar.

f. Kecerdasan Interpersonal

10
Senang bergaul dengan teman lainnya atau memimpin teman-temannya
serta memberikan nasihat kepada teman yang bermasalah; tidak suka membuat
masalah dengan teman; senang berkumpul, dalam klub, organisasi, mengajar
teman-temannya secara informal, bermain games, dan punya banyak teman-
teman; memiliki rasa empati atau kepedulian apa yang dirasakan orang; senantiasa
mencari kelompok bermain

g. Kecerdasan Intrapersonal
Menampakkan rasa kebebasan dan kemauan yang tinggi; merasakan
secara mendalam kelebihan dan kelemahan dirinya; mengerjakan dengan baik
apabila menyendiri; membuat irama sendiri sewaktu sedang belajar musik;
memiliki hobi dan kesenangan yang disimpan untuk diri sendiri, rasa senang
dalam mengarahkan diri sendiri; bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang
lain; tepat menggambarkan perasaan dan hasil pekerjaan sendiri; senang belajar
dari keberhasilan dan kegagalan diri sendiri.

h. Kecerdasan Naturalis
Lebih senang belajar di luar dari pada di dalam kelas dan menyenangi
flora dan fauna; akrab dengan hewan peliharaan; menikmati berjalan-jalan di alam
terbuka; peka terhadap bentuk-bentuk alam dan suka berkebun atau berada dekat
kebun; senang dan menangkap serangga, daun-daun dan benda-benda alam
lainnya.

C. Hubungan antara Kecerdasan Jamak Dengan Kegiatan Bimbingan


Upaya mengembangkan kecerdasan jamak anak tergolong pada kelompok
pendekatan perkembangan dalam bimbingan dan konseling. Pendekatan
perkembangan menurut Nurihsan (2003:29) menekankan pada pengembangan
potensi dan kekuatan yang ada pada individu secara optimal. Setiap individu
memiliki potensi dan kekuatan-kekuatan tertentu, melalui penerapan berbagai
teknik bimbingan, potensi dan kekuatan-kekuatan tersebut dikembangkan.
Dalam pendekatan ini, layanan bimbingan diberikan kepada semua
individu, bukan hanya kepada individu yang mengalami masalah. Dalam

11
implementasinya, bimbingan perkembangan dapat dilaksanakan secara individual,
kelompok, bahkan klasikal, melalui pemberian layanan informasi, diskusi, proses
kelompok, penyaluran bakat dan minat.
Kaitan antara kecerdasan jamak dengan orientasi bimbingan, pada
dasarnya lebih memfokuskan pada kegiatan bimbingan karier (Amstrong, 2003 :
245). Menurut Amstrong, teori kecerdasan jamak menekankan pada cara orang
melaksanakan pekerjaan dalam hidup, khususnya di masa yang akan datang,
sehingga teori kecerdasan jamak sebetulnya membantu anak-anak dalam
merancang karier pekerjaan.Sejumlah jenis karier pekerjaaan dikelompokkan
berdasarkan kedelapan jenis kecerdasan yang menurut Armstrong (2003:246-247)
menjadi gambaran alternatif pilihan karier anak di masa yang akan datang.
1. Kecerdasan Linguistik.
Pustakawan, pengelola arsip, kurator, ahli patologi kemampuan bicara,
penulis, penyiar radio atau televise, wartawan, sekretaris, ahli hukum, juru tulis
dan juga guru bahasa.
2. Kecerdasan matematis-logis.
Auditor, akuntan, agen pembelian, petugas penghitung tanggungan
asuransi, ahli matematika, ilmuwan, ahli statistika,pakar resiko dan premi
asuransi, analis computer, ekonom, teknisi, petugas pembukuan,guru ilmu pasti
dan ilmu alam.
3. Kecerdasan Spasial.
Insinyur, ahli lahan pertanian, arsitek, perencana pembangunan kota,
seniman grafis, ahli dekorasi, interior, fotografer, guru kesenian, ahli pencipta,
ahli menggambar peta, pilot, perajin seni halus, dan pematung.
4. Kecerdasan Kinestetis-Jasmani.
Ahli terapi jasmani, pemain acrobat, penari, aktor, mekanik, tukang kayu,
perajin, guru olah raga, pekerja pabrik, koreografer, olahragawan professional,
dan ahli permata.
5. Kecerdasan Musikal.
Disc Jockey, musisi, perajin alat musik, penyetem piano, ahli terapi musik,
penjual alat musik, pencipta lagu, teknisi studio, pemimpin paduan suara,
penyanyi, guru musik, dan penulis notasi lagu.

12
6. Kecerdasan Interpersonal.
Administrator/pengarah sekolah, manajer, kepala sekolah, petugas bagian
personalia, penengah dalam sengketa, sosiolog, antropolog, konselor, ahli jiwa,
juru rawat, petugas humas, petugas bagian penjualan, agen perjalanan atau travel,
dan pengarah sosial.
7. Kecerdasan Intrapersonal.
Psikolog,ulama agama, dosen psikologi, ahli terapi, konselor, teolog,
perencana program, dan wiraswastawan.
8. Kecerdasan Naturalis
Penjaga hutan, ahli ilmu hewan, naturalis, ahli biologi kelautan, dokter
hewan, pemelihara lebah, ekolog, petani, peternak, pemandu alam, ahli
horikultural, ahli buah-buahan, dan ahli serangga1
Menurut Gardner, setiap individu memiliki ke delapan jenis kecerdasan
tersebut di atas, hanya saja tingkat perkembangan dari masing-masing kecerdasan
berbeda pada satu individu dengan individu lainnya. Lebih lanjut Gardner
menegaskan bahwa “Although we all receive these intelligences as part of our
birthright no two people have exactly the same intelligences in the same
combinations. After all, intelligences arise from the combinations of a persons’s
genetic heritage and life conditions in a given culture and era” (Gardner, 1999:
41).
Keterangan di atas menyatakan bahwa Setiap individu memiliki ke
delapan jenis kecerdasan sebagai bagian dari hak azazi alami manusia yang
terlahir. Tidak akan ada dua orang memiliki kombinasi kecerdasan yang sama,
karena kecerdasan merupakan kombinasi dari dua faktor yaitu turunan (genetic)
dengan faktor lingkungan atau kondisi dan situasi dalam suatu budaya dan dalam
suatu kurun waktu atau era. Oleh karena itu setiap individu akan berbeda satu
dengan yang lainnya sesuai dengan kadar kombinasi dan perkembangan dari
masing-masing kecerdasan.
Ada tiga hal yang dapat disimpulkan dari temuan riset Howard Gardner,
Pertama, Kecerdasan bukan hanya merupakan kemampuan jiwa atau berfikir tapi
juga merupakan kemampuan fisik. Kedua, kecerdasan tidak hanya tunggal melain
1
Rifda .(2020), Perkembangan Meningkatkan Kecerdasan Spritual Anak , (Raja Grafindo : Depok ).
Hal 25-26

13
jamak, didalam diri seorang indvidu terdapat delapan kecerdasan. Ketiga,
kecerdasan seseorang dibangun dari gabungan antara warisan genetis (genetic
heritage) dan lingkungan atau sautu kondisi kehidupan dalam suatu budaya dan
pada suatu kurun waktu atau era.2
D. BENTUK LAYANAN KEGIATAN BIMBINGAN DI PAUD
Layanan kegiatan bimbingan diberikan kepada semua anak untuk
membantu perkembangan anak secara optimal. Namun dalam proses
perkembangannya, mungkin ditemukan berbagai kesulitan atau masalah yang
dikhawatirkan akan menghambat proses tumbuh kembangn anak. Oleh karenanya
upaya bimbingan juga diarahkan untuk membantu mengurangi berbagai hambatan
yang dialami anak.
Adhiputra (2013) menguraikan bahwa guru selaku pembimbing di PAUD
perlu memahami dan menguasai sejumlah layanan bimbingan, karena melalui
pemahaman terhadap layanan ini, maka bimbingan dilakukan guru lebih terarah.
Adapun beberapa layanan bimbingan yang dapat dilakukan bagi anak usia dini
yaitu sebagai berikut:
1. Layanan Pengumpulan Data
Layanan ini merupakan layanan pertama yang dilakukan guru dalam
bimbingan, layanan ini dimaksudkan untuk mengumpulkan berbagai data yang
berkaitan dengan segala aspek kepribadian dan kehidupan anak usia dini dan
keluarga. Data yang perlu dikumpulkan meliputi data anak dan orang tua atau
wali. Layanan pengumpulan data dapat dilakukan guru ketika anak mulai belajar
di PAUD dengan berbagai teknik/alat pengumpul data seperti: observasi,
wawancara, pemeriksaan medis, dan kunjungan rumah (home visit).
2. Layanan Informasi
Layanan ini bertujuan untuk memberikan wawasan terhadap anak dan
oranag tua tentang hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan perkembangan
anak. diharapkan melalui layanan informasi anak lebih mampu mengenal diri dan
lingkungan sekitarnya sehingga bisa beradaptasi terhadap perubahan lingkungan
di kemudian hari.
3. Layanan Konseling

2
Buzan, Tony. Brain Child. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005. Hal 15

14
Layanan konseling dapat dilakukan terhadap anak yang mengalami
masalah atau pada orang tuanya dengan maksud untuk pemecahan terbaik dalam
membantu masalah yang dihadapi anak. bentuk layanan ini dilakukan melalui
pertemuan tatap muka antara guru dan anak atau orang tua. Untuk membantu
pencapaian perkembangan anak secara optimal, maka baik orang tua maupun
anggota keluarga didorong untuk turut memperbaiki kondisi anak melalui layanan
konseling. Dalam melaksanakan layanan konseling, guru perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut : (1) kondisi anak atau orang tua, apakah bersedia
melaksanakan konseling, (2) menciptakan situasi yang aman dan menyenangkan
sehingga dapat tercipta komunikasi yang wajar, (3) adanya toleransi terhadap
kondisi anak atau orang tua, guru tidak berkesan memaksa keinginan, dan (d)
terciptanya hubungan yang baik selama proses konseling berlangsung (Syaodih,
2003).
4. Layanan Penempatan
Layanan ini merupakan layanan yang memungkinkan anak didik
memperoleh penempatan yang tepat sesuai dengan kondisi dan potensinya,
melalui layanan penempatan ini diharapkan anak dapat berada pada posisi dan
pilihan yang tepat. Di pendidikan anak usia dini akan ditemukan anak-anak
memiliki kemampuan-kemampuan yang cukup tinggi, misalnya dalam hal
intelegensi, dapat dilihat dari kemampuan penyelesaian pekerjaan atau
kemampuan merespon berbagai hal yang diberikan oleh guru pada anak. Seorang
anak cerdas umumnya dapat dengan mudah dan cepat menyelesaikan suatu
persoalan yang diberikan padanya, sementara anak yang lambat menunjukkan
kemampuan sebaliknya.

5. Layanan Evaluasi dan Tindak Lanjut


Layanan evaluasi dan tindak lanjut merupakan layanan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan penanganan yang telah dilakukan guru pada anak. Ukuran
keberhasilan suatu layanan bimbingan dapat dilihat dari seberapa jauh perubahan
perilaku yang terjadi pada anak. Keberhasilan layanan bimbingan dan konseling
pada anak usia dini tidak dapat dihitung dalam ukuran waktu yang pendek, karena
kemampuan anak untuk memahami, beradaptasi, dan merubah perilaku bukanlah

15
suatu hal yang mudah. Anak akan sangat dipengaruhi oleh keadaan di saat anak
memiliki kapasitas kemampuan yang berbeda-beda. 3
E. MEDIA BIMBINGAN KONSELING UNTUK ANAK USIA DINI
Lestari (2014) mengatakan bahwa media bimbingan dan konseling
berbasis Islami dengan media mainan bagi pembentukan karakter kemandirian
anak usia dini dilakukan menjadi beberapa tahapan pada setiap permainan yang
ada dalam dalam satu kotak tersebut. Sebelum masuk dalam intervensi masing-
masing permainan, anak diminta untuk membaca doa belajar dan memahami
makna dari do’a tersebut terlebih dahulu. Diantara contoh permainan anak adalah
perkenalan boneka jari, tangkap bola bernomor, alur bola bekel, lonceng tiang
meronce, puzzle, dan lain sebagainya.
Setiap permainan memiliki tujuan dalam membentuk karakter mandiri
anak usia dini dengan penanaman moral sebagai dasar intervensi dalam media
yang dikembangkan. Secara lengkap tertuang dalam bahan ajar media bimbingan
dan konseling berbasis Islami dalam membentuk karakter mandiri anak usia dini.4

3
Adhiputra, A. A. N. (2013). Bimbingan dan Konseling: aplikasi di sekolah dasar dan
taman kanak-kanak. Graha Ilmu. hal 35
4
Lestari, I. (2014). Pengembangan Media Bimbingan Dan Konseling Berbasis Islami
Untuk Membentuk Karakter Mandiri Anak Usia Dini. In Seminar nasional pendidikan"
Menyiapkan pendidik yang melek hukum terhadap perlindungan anak". Universitas
Muria kudus. Hal 15

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Kecerdasan jamak merupakan istilah dalam kajian tentang kecerdasan
yang diprakarsai oleh seorang pakar pendidikan Amerika Serikat bernama
Howard Gardner. Terdapat keragaman terjemahan tentang Multiple
Intelligences ini, sebagian orang menerjemahkan dengan kecerdasan
ganda, kecerdasan majemuk dan kecerdasan jamak. Dalam tulisan ini yang
dipergunakan sebagai terjemahan multiple intellegences adalah kecerdasan
jamak.
2. Jenis-jenis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences)
a. Kecerdasan verbal (linguistik)
b. Kecerdasan logika matematika
c. Kecerdasan Intrapersonal
d. Kecerdasan Interpersonal
e. Kecerdasan naturalis
f. Kecerdasan kinestetik dan gerakan tubuh (bodily – kinesthetic)
g. Kecerdasan Musik-Irama
h. Kecerdasan Visual-Spatial
3. Kaitan antara kecerdasan jamak dengan orientasi bimbingan, pada
dasarnya lebih memfokuskan pada kegiatan bimbingan karier (Amstrong,
2003 : 245). Menurut Amstrong, teori kecerdasan jamak menekankan pada
cara orang melaksanakan pekerjaan dalam hidup, khususnya di masa yang
akan datang, sehingga teori kecerdasan jamak sebetulnya membantu anak-
anak dalam merancang karier pekerjaan.Sejumlah jenis karier pekerjaaan
dikelompokkan berdasarkan kedelapan jenis kecerdasan yang menurut
Armstrong (2003:246-247) menjadi gambaran alternatif pilihan karier
anak di masa yang akan datang.
4. Ada tiga hal yang dapat disimpulkan dari temuan riset Howard Gardner,
Pertama, Kecerdasan bukan hanya merupakan kemampuan jiwa atau
berfikir tapi juga merupakan kemampuan fisik. Kedua, kecerdasan tidak

17
hanya tunggal melain jamak, didalam diri seorang indvidu terdapat
delapan kecerdasan. Ketiga, kecerdasan seseorang dibangun dari gabungan
antara warisan genetis (genetic heritage) dan lingkungan atau sautu
kondisi kehidupan dalam suatu budaya dan pada suatu kurun waktu atau
era.
5. bentuk layanan kegiatan bimbingan di paud

a. Layanan Pengumpulan Data


b. Layanan Informasi
c. Layanan Konseling
d. Layanan Penempatan
e. Layanan Evaluasi dan Tindak Lanjut

6. Lestari (2014) mengatakan bahwa media bimbingan dan konseling


berbasis Islami dengan media mainan bagi pembentukan karakter
kemandirian anak usia dini dilakukan menjadi beberapa tahapan pada
setiap permainan yang ada dalam dalam satu kotak tersebut. Sebelum
masuk dalam intervensi masing-masing permainan, anak diminta untuk
membaca doa belajar dan memahami makna dari do’a tersebut terlebih
dahulu. Diantara contoh permainan anak adalah perkenalan boneka jari,
tangkap bola bernomor, alur bola bekel, lonceng tiang meronce, puzzle,
dan lain sebagainya.

B. SARAN
dalam proses pembuatan makalah ini pasti akan banyak ditemukan
kekurangan dan kesalahan kata dari kami selaku penulis, oleh karena itu dengan
senang hati kami akan menerima saran dan kritik kepada penulis dalam rangka
untuk meningkatkan kualitas dari makalah yang ada saat ini. semoga dengan kami
menyajikan materi dalam makalah ini akan dapat menjadi ilmu kita bersama dan
dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari-sehari.

18
DAFTAR PUSTAKA
Rifda .(2020), Perkembangan Meningkatkan Kecerdasan Spritual Anak ,
(Raja Grafindo : Depok ).
Buzan, Tony. Brain Child. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005
Adhiputra, A. A. N. (2013). Bimbingan dan Konseling: aplikasi di sekolah
dasar dan taman kanak-kanak. Graha Ilmu.
Lestari, I. (2014). Pengembangan Media Bimbingan Dan Konseling
Berbasis Islami Untuk Membentuk Karakter Mandiri Anak Usia Dini. In Seminar
nasional pendidikan" Menyiapkan pendidik yang melek hukum terhadap
perlindungan anak". Universitas Muria kudus.

19

Anda mungkin juga menyukai