Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KONSEP MULTIPLE INTELIGENCE DAN KONSEPP

EQ DOSEN PENGAMPU : Dra St. MARYAM M, S.Pd. M.Pd,

Oleh :

WINNY JUNIANTY
IMRADIYAH 220502552001

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS KELAS


PAREPARE FAKULTAS BAHASA DAN
SASTRA UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat
dan rahmat-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada penulis sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
Makalah berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan” disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Botani. Penulis ucapkan banyak terima kasihkepada semua pihak
yang terlibat dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaianmakalah
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isimaupun tata
bahasanya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifatmembangun dari pembaca demi sempurnanya makalah ini. Kiranya isi
makalah ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Terima kasih.

Makassar, Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Sampul...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB IPENDAHULUAN.................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
A. Konsep Multiple Intelegence................................................................................................3
B. Aplikasi Multiple Intelegence Dalam Pembelajaran............................................................3
C. Konsep EQ (Kecerdasan Emosi)..........................................................................................4
D. Aplikasi EQ Dalam Proses Pembelajaran.............................................................................5
E. Konsep Perkembangan Kognitif Peserta Didik....................................................................6
F. Aplikasi Konsep Perkembangan Kognitif............................................................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................9
A. Kesimpulan...........................................................................................................................9
B. Saran.....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan mahluk ciptaan Allah yang dibekali dengan berbagai
potensi fitrah yang tidak dimiliki mahluk lainnya. Potensi istimewa ini
dimaksudkan agar manusia dapat mengemban dua tugas utama yaitu sebagai
khalifatullah di muka bumi dan juga hamba Allah untuk beribadah kepada-Nya.
Manusia dengan berbagai potensi tersebut memerlukan suatu proses pendidikan,
sehingga apa yang akan diembannya dapat terwujud.

Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna, karena selain


anugerah bentuk yang paling bagus juga dilengkapi dengan akal pikiran. Dengan
potensi yang dimiliki tersebut, manusia memiliki kemampuan untuk
mengembangkan diri baik secara jasmani maupun rohani, yang selaras dengan
perkembangan pengetahuan, zaman dan lingkungan yang positif sehingga
terbentuk kepribadian yang utuh dan sempurna. Manusia adalah makhluk Allah
yang paling sempurna, karena selain anugerah bentuk yang paling bagus juga
dilengkapi dengan akal pikiran. Dengan potensi yang dimiliki tersebut, manusia
memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara jasmani maupun
rohani, yang selaras dengan perkembangan pengetahuan, zaman dan lingkungan
yang positif sehingga terbentuk kepribadian yang utuh dan sempurna.

Potensi Diri sebenarnya lebih populer dalam Psikologi Pendidikan yaitu


Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk) yang diperkenalkan oleh Howard
Gardner.1 Teori tersebut mencoba memperbaiki pandangan umum di dunia
psikologi dan dunia pendidikan yang mengatakan bahwa potensi semua anak
adalah sama, sehingga semua anak harus dididik dengan cara yang sama, mata
pelajaran yang sama dan harus memiliki cita-cita yang sama. Semua serba
seragam itulah nuansa pembelajaran Mono Intelligence. Sebaliknya menurut
Howard Gardner yang dikutip Munif Chatib berpendapat bahwa setiap anak itu
unik, karena uniknya itulah maka setiap orang itu berbeda, karena berbeda itulah
maka sebaiknya pendidikan dan pelatihan yang efektif diberikan juga harus

1
berbeda pula,

2
dengan demikian bidang keahlian dan bidang keterampilannya pun berbeda-beda,
karena setiap anak mempunyai potensi kecerdasan pada bidangnya masing-
masing, dan tidak ada anak yang cerdas pada semua bidang

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini yaitu sebagai berikut :
1. Apa konsep multiple intelegence (kecerdasan majemuk) menurut
Howard Gardner dan beberapa pendapat yang lain ?
2. Apa aplikasi multiple intelegence dalam pembelajaran ?
3. Apa konsep EQ (kecerdasan emosi) menurut Daniel Goleman dan
beberapa pendapat lain ?
4. Apa aplikasi EQ dalam proses pembelajaran ?
5. Apa konsep perkembangan kognitif peserta didik ?
6. Bagaimana konsep perkembangan kognitif dalam proses pembelajaran

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini yaitu sebagai berikut
1. Untuk mengetahui konsep multiple intelegence (kecerdasan majemuk)
menurut Howard Gardner dan beberapa pendapat yang lain ?
2. Untuk mengetahui aplikasi multiple intelegence dalam pembelajaran ?
3. Untuk mengetahui konsep EQ (kecerdasan emosi) menurut Daniel Goleman
dan beberapa pendapat lain ?
4. Untuk mengetahui aplikasi EQ dalam proses pembelajaran ?
5. Untuk mengetahui konsep perkembangan kognitif peserta didik ?
6. Untuk mengetahui konsep perkembangan kognitif dalam proses pembelajaran

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Multiple Intelegence


Kecerdasan Majemuk atau Multiple Intelligence adalah konsep penilaian
kecerdasan seseorang dengan melihat pada beberapa tolak ukur kemampuan
berdasarkan penelitian yang dikembangkan oleh ahli psikologi Howard
Gardner.

Menurut Howard, indikator multiple intelligence terdiri dari sembilan jenis


kecerdasan, antara lain: kecerdasan berbahasa, kecerdasan logis-matematis,
kecerdasan bayang ruang, kecerdasan olah tubuh, kecerdasan bermusik,
kecerdasan menjalin hubungan dengan orang lain, kecerdasan memahami diri,
kecerdasan lingkungan, dan kecerdasan kebermaknaan.

Thomas Armstrong menyebutkan bahwa tiap anak dilahirkan dengan


membawa potensi yang memungkinkan mereka jadi cerdas.Tiap anak
membawa sifat alami berupa rasa ingin tahu, daya eksplorasi, vitalitas,
spontanitas, dan fleksibilitas. Dengan berbagai sifat alaminya itu, maka tugas
orang tua dan lingkungan adalah mempertahankan sifat yang mendasari
kecerdasan tadi untuk terus bertahan hingga dewasa.

B. Aplikasi Multiple Intelegence Dalam Pembelajaran


Aplikasi Multiple Intelligences System (MIS) adalah penerapan suatu
pendekatan yang mempunyai konsep dan sistem yang holistik mulai dari
input, proses dan output. Input MIS adalah penerimaan siswa menggunakan
MIR berupa instrumen riset yang mendeskripsikan tentang kecenderungan
kecerdasan dan gaya belajar anak, proses MIS adalah perancangan strategi
pembelajaran Multiple Intelligences MI oleh guru berdasarkan delapan
potensi kecerdasan anak dan output MIS adalah pengembangan penilaian
autentik yang menitikberatkan pada tiga ranah Taksonomi Bloom yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik.

4
Input Multiple Intelligences System (MIS) adalah penggunaan alat MIR
(Multiple Intelligences Research) yaitu berupa instrumen riset yang berfokus
untuk mengidentifikasi kecenderungan kecerdasan, gaya belajar anak,
kegiatan yang disarankan dan permainan yang disarankan. Aspek pada input
mencakup pelaksana MIR, isi laporan MIR, kualifikasi pelaksana MIR dan
model pelaksanaan MIR
Proses Multiple Intelligences System (MIS) adalah perancangan strategi
pembelajaran Multiple Intelligences (MI) oleh guru berdasarkan delapan
potensi kecerdasan anak yang tertuang dalam lesson plan. Aspek pada proses
mencakup perancangan strategi MI, kegiatan pembelajaran menghasilkan
produk hasil belajar, pembuatan lesson plan dan penerapan Management
Quality Control (MQC).
Output Multiple Intelligences System (MIS) adalah pengembangan
penilaian autentik dengan berlandaskan pada konsep dasar penilaian autentik,
metode penilaian autentik dan alat penilaian autentik yang menitikberatkan
pada tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
C. Konsep EQ (Kecerdasan Emosi)
Beberapa tokoh mengemukakan tentang teori kecerdasan emosional antara
lain, Mayer & Salovey dan Daniel Goleman. Salovey dan Mayer
mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai,
“himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan
memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain,
memilahmilah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing
pikiran dan tindakan.”. Menurut Goleman, kecerdasan emosional adalah
kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to
manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan
pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui
keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan
keterampilan sosial.

Daniel Goleman mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti


dari hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri

5
dengan suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut
akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah
menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya. Lebih lanjut
Goleman mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan
lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam
menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta
mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang
dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan
mengatur suasana hati. Daniel Goleman (Emotional Intelligence)
menyebutkan bahwa kecerdasan emosi jauh lebih berperan ketimbang IQ atau
keahlian dalam menentukan siapa yang akan jadi bintang dalam suatu
pekerjaan.

D. Aplikasi EQ Dalam Proses Pembelajaran


EQ (Emotional Quotients) adalah kecerdasan emosional seperti
kemampuan pengendalian diri sendiri, semangat, ketekunan, kemampuan
untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan
untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, mengatur suasana hati,
menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, empati,
berdoa, menyelesaikan konflik, dan memimpin diri serta lingkungannya.

EQ sering dikenal dengan kemampuan emosianal. Penerapan EQ dalam


dunia pendidikan sangat dibutuhkan. Kecerdasan intelektual yang tidak
diimbangi dengan kecerdasan emosional sama halnya dengan membangun
rumah yang kokoh di atas pasir, kokoh tetapi mudah hancur. Kecerdasan
emosional siswa berperan sebagai self-control yang memberikan semangat,
motivasi, rasa juang yang tinggi, serta keberanian untuk melangkah lebih maju
dengan melihat peluang-peluang yang ada di depan mereka. Contoh penerapan
EQ dalam dunia pendidikan salah satunya adalah semangat belajar yang
tinggi, dapat mengendalikan diri untuk berbagai situasi, lebih mudah bergaul
dengan orang lain, tidak mudah menyerah, mudah bangkit jika mengalami
kegagalan, dan terbuka terhadap pemikiran-pemikiran orang lain. Sikap-sikap
seperti

6
itulah yang akan membuat dunia pendidikan akan terus maju bukan jalan di
tempat.

E. Konsep Perkembangan Kognitif Peserta Didik


Perkembangan kognitif meliputi kemampuan anak sekolah
memecahkan masalah matematika hingga keberanian anak usia sekolah
mengajukan pertanyaan setelah mereka membaca sesuatu. Perkembangan
kognitif dipengaruhi oleh gen dan pengalaman yang dimiliki seorang anak,
hal ini terjadi sepanjang waktu.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kognitif atau


pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk
menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang
memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa
depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu
mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan,
menilai dan memikirkan lingkungannya.

Salah satu aspek perkembangan kognitif yang sangat penting bagi


proses belajar peserta didik di sekolah yaitu keterampilan kognitif, yakni
suatu kemampuan menata dan menggunakan pikiran dalam mengolah
informasi, baik dalam belajar maupun tidak. Peserta didik tidak pernah lepas
dari belajar, baik di sekolah lingkungan keluarga, maupun lingkungan
masyarakat. Kemampuan keterampilan kognitif sangat diperlukan peserta
didik

F. Aplikasi Konsep Perkembangan Kognitif


Pada implementasi proses belajar mengajar di sekolah, bentuk
penerapan teori kognitif adalah guru ketika menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta didik serta memberi ruang bagi mereka untuk saling
berbicara serta diskusi dengan teman-temannya.

Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu


aktivitas belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi
7
perseptual, dan

8
proses internal. Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori belajar
kognitif ini sudah banyak digunakan. Dalam merumuskan tujuan
pembelajaran, tidak lagi mekanistik sebagaimana yang dilakukan dalam
pendekatan behavioristik. Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif
dalam proses belajar amat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi
siswa.

Sedangkan kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip


sebagai berikut: (1) Siswa bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam
proses berpikirnya. Siswa mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-
tahap tertentu; (2) Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat
belajar dengan baik, terutama jika menggunakan benda-benda konkrit; (3)
Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena
hanya dengan mengaktifkan siswa, maka proses asimilasi dan akomodasi
pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik; (4) Untuk menarik
minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengaitkan pengalaman atau
informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki; (5) Pemahaman
dan retensi akan meningkatkan jika materi pelajaran disusun dengan
menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks; dan (6)
Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Agar
bermakna, informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. Tugas guru adalah menunjukan
hubungan antara yang sedang dipelajari dengan apa yang telah diketahui
siswa.

Pengaplikasian teori kognitif dalam belajar bergantung pada


akomodasi. Kepada siswa harus diberikan suatu area yang belum diketahui
agar ia dapat belajar, karena ia tidak dapat belajar dari apa yang telah
diketahui saja. Dengan adanya area baru, siswa akan mengadakan usaha untuk
dapat mengakomodasikan. Peserta didik harus diberikan penghargaan berupa
pujian, angka yang baik, rasa keberhasilan, dan sebagainya sehingga peserta
didik lebih tertarik oleh pelajaran. Kesuksesan yang diraih dalam interaksinya
dengan lingkungan belajar dapat menimbulkan rasa puas. Kondisi ini

9
merupakan

1
sumber motivasi. Apabila terus-menerus muncul pada diri peserta didik, maka
peserta didik akan sanggup untuk belajar sepanjang hidupnya

1
BAB III P ENUTUP

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecerdasan Majemuk atau Multiple Intelligence adalah konsep penilaian
kecerdasan seseorang dengan melihat pada beberapa tolak ukur kemampuan
Aplikasi Multiple Intelligences System (MIS) adalah penerapan suatu
pendekatan yang mempunyai konsep dan sistem yang holistik mulai dari
input, proses dan output..
Menurut Goleman, kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang
mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional
life with intelligence). Salah satu aspek perkembangan kognitif yang sangat
penting bagi proses belajar peserta didik di sekolah yaitu keterampilan
kognitif, yakni suatu kemampuan menata dan menggunakan pikiran dalam
mengolah informasi, baik dalam belajar maupun tidak
B. Saran
Hendaknya kita memahami tentang multiple intelegence dan konsepp EQ
yang saling berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran agar bisa
memeberikan dampak yang positif terhadap pendidikan

1
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Riris, Ahmad Irkham Saputro, and Eri Purwanti. "Internalisasi Kecerdasan Iq, Eq,
Sq Dan Multiple Intelligences Dalam Konsep Pendidikan Islam (Studi Pendekatan
Psikologis): ID." Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Al-Idarah 7.02 (2022): 34-43.
Afandi, Muhamad. Strategi Pembelajaran berbasis Multiple Intelligences. Penerbit NEM,
2021.
Yanti, Y. R., S. M. Amin, and R. Sulaiman. "Representation of students in solving
simultaneous linear equation problems based on multiple intelligence." Journal of
Physics: Conference Series. Vol. 947. No. 1. IOP Publishing, 2018.

Anda mungkin juga menyukai