Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENULISAN KARYA ILMIAH

(MENGEMBANGKAN POTENSI PESERTA DIDIK MELALUI


KEGIATAN EKSTRAKULIKULER)

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Rifma, M.Pd.

DISUSUN OLEH

Roza Dwi Anggraini

19002083

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan

menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu,

penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik

iman maupun islam.

            Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan

makalah ini yang menjadi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Penulisan Karya

Ilmiah. Penulis sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampu

mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah, Ibuk Dr. Rifma, M.Pd. dan semua pihak yang

turut membantu proses penyusunan makalah ini.

            Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-

kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya,

oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan

dikemudian hari.

            Demikian makalah ini dibuat, semoga makalah ini memberikan manfaat

umumnya pada para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Aamiin.

Padang , 7 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan masalah..................................................................................................3

C. Tujuan....................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian potensi.................................................................................................4

B. Jenis-Jenis potensi.................................................................................................4

C. Pengertian ekstrakulikuler.....................................................................................8

D. Jenis-jenis ekstrakulikuler.....................................................................................12

E. Pelaksanaan ekstrakulikuler...................................................................................13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................15

B. Saran......................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memanusiakan


manusia melaui pembelajaran dalam bentuk mengembangkan segala potensi yang ada
dalam diri peserta didik sehingga menjadi optimal. Manusia dapat dikatakan sebagai
manusia seutuhnya apabila manusia tersebut dapat mengembangkan kepribadiannya
secara optimal dan seimbang, baik itu aspek ketakwaan terhadap Tuhan, intelektual,
emosi, sosial, fisik, maupun moral (Suyono dan Hariyanto, 2011: 33). Setiap peserta
didik memiliki potensi yang berbeda- beda didalam dirinya. Untuk itu perlu ada
pembinaan yang dilakukan agar potensi yang dimiliki setiap peserta didik bisa
berkembang.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat


menentukan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama bagi
perkembangan dan perwujudan diri individu dalam pembangunan bangsa dan negara.
Kemajuan suatu bangsa bergantung kepada cara kebudayaan bangsa tersebut
mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia dan dalam hal ini
berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada masyarakatnya,
yaitu kepada peserta didik.

Pada umumnya pendidikan bertujuan untuk menyediakan lingkungan yang


memungkinkan siswa didik untuk mengembangkan potensi, bakat dan
kemampuannya secara optimal, sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya dan
berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan
masyarakat. Setiap orang mempunyai potensi yang berbeda-beda dan oleh karenanya
membutuhkan layanan pendidikan yang berbeda pula. Pendidikan bertanggung jawab
untuk memandu (artinya mengidentifikasi dan membina) dan memupuk (artinya

1
mengembangkan dan meningkatkan) potensi-potensi tersebut secara utuh. Salah satu
kegiatan di sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa adalah
dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler yang
diselenggarakan di luar jam pelajaran, selain membantu siswa dalam pengembangan
minatnya, juga membantu siswa agar mempunyai semangat baru untuk lebih giat
belajar serta menanamkan tanggung jawabnya sebagai warga negara yang mandiri.
Asmani (2011), dijelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam
pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah yang dilaksanakan baik di sekolah
ataupun di luar sekolah. Tujuan program kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk
memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara
berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan
manusia seutuhnya. Peranan ekstrakurikuler adalah memperdalam dan memperluas
wawasan dan pengetahuan siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran sesuai dengan
kurikulum. Adapun tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler yaitu pembinaan pemantapan
dan pembentukan nilai-nilai kepribadian siswa. Dengan ada nya kegiatan
ekstrakulikuler di sekolah, peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuia
minta maupun bakat yang dimilikinya.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran


dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan
berwenang di sekolah/madrasah. Kegiatan ekstrakurikuler bukan sekedar tempat
menyalurkan hobi siswa belaka. Jika disalurkan secara efektif terutama yang berbasis
kegiatan fisik, dapat membentuk karakter seorang siswa. Selain itu, kegiatan
ekstrakurikuler ini merupakan salah satu unsur penting dalam membangun
kepribadian siswa. Pengembangan kepribadian siswa merupakan inti dari
pengembangan kegiatan ekstrakurikuler. Karena itu, profil kepribadian yang matang
merupakan tujuan utama kegiatan ekstrakurikuler. Pengembangan kepribadian yang

2
matang dalam konteks pengembangan kegiatan ekstrakurikuler tentunya dalam tahap-
tahap kemampuan siswa. Mereka dituntut untuk memiliki kematangan dan keutuhan
dalam lingkup dunia hunian mereka sebagai anak yang tengah belajar. Mereka
mampu mengembangkan bakat dan minat, menghargai orang lain, bersikap kritis,
terhadap suatu kesenjangan, berani mencoba hal-hal positif yang menantang, peduli
terhadap lingkungan, sampai pada melakuan kegiatan-kegiatan intelektual dan ritual
keagamaan.

B. Tujuan Pembuatan Makalah


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui apa
itu potensi, apa itu kegiatan ektrakulikuler dan apa hubungan antara potensi peserta
didik dengan kegiatan ektrakulikuler. Selain itu, tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah sebagai tugas untuk pengganti Ujian Akhir Semester pada mata kuliah
Penulisan Karya Ilmiah.

C. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan proses penjabaran dan penjelasan mengenai manajemen
hubungan sekolah dengan masyarakat, makalah ini memiliki beberapa rumusan
masalah, yaitu:

1. Apa pengertian potensi?


2. Apa saja jenis-jenis potensi?
3. Apa pengertian dari ekstrakulikuler?
4. Apa jenis-jenis kegiatan ekstrakulikuler
5. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian potensi

Potensi berasal dari bahasa latin yaitu potentia yang artinya kemampuan.
Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan.
Potensi adalah sumber yang sangat besar yang belum diketahui dan yang belum
diberikan pada waktu manusia lahir di dunia ini. Potensi adalah kemampuan yang
belum dibukakan, kuasa yang tersimpan, kekuatan yang belum tersentuh,
keberhasilan yang belum digunakan, karunia yang tersembunyi atau dengan kata lain
potensi adalah kemampuan atau kekuatan atau daya, dimana potensi dapat merupakan
bawaan atau bakat dan hasil stimulus atau latihan dalam perkembangan . Potensi
adalah kemampuan, kekuatan, kesanggupan, daya yang mempunyai kemungkinan
untuk dikembangkan. Dalam kamus ilmiah, potensi diartikan sebagai kekuatan,
kesanggupan, kemampuan, kekuatan, pengaruh, daya dan kefungsian. Dari beberapa
pengertian di atas, potensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar yang terpendam
dan dapat dirasakan hasilnya setelah kemampuan itu dikembangkan.

B. Jenis- Jenis Potensi

Potensi dibedakan menjadi potensi fisik dan potensi psikologis (Desmita, 2014:40).


Potensi psikologis berkaitan dengan kecerdasan, bakat (aptitude) dan
kreativitas. Kecerdasan diantaranya yaitu kecerdasan umum (kemampuan
intelektual), kecerdasan majemuk, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual.

4
1. Potensi Fisik

Potensi fisik berkaitan dengan kondisi dan kesehatan tubuh, ketahanan dan


kekuatan tubuh, serta kecakapan motorik (Desmita,2014:53). Ada di antara individu
yang memiliki potensi fisik yang luar biasa, mampu membuat gerakan fisik yang
efektif dan efisien serta memiliki kekuatan fisik yangtangguh. Menurut Gardner
(Sukmadinata, 2007:95) individu yang memiliki kecerdasan kinestetis, berbakat
dalam bidang fisik mampu mempelajari olahraga dengan cepat dan selalu
menunjukkan permainan yang baik atauindividu yang berbakat dalam seni tari
mampu menguasai gerakan-gerakanyang indah dan lentur.

2. Potensi Psikologis

1) Potensi Kecerdasan

a) Potensi Kecerdasan Umum (general intelligence)

Kecerdasan umum (general intelligence) atau kemampuan intelektual


merupakan kemampuan mental umum yang mendasari kemampuan untuk mengatasi
kerumitan kognitif. Kemampuan umum dikaitkan dengan kemampuan untuk
pemecahan masalah, berpikir abstrak, keahlian dalam pembelajaran. Seseorang yang
memiliki kecerdasan yang tinggi maka memiliki kemampuan yang tinggi dalam
mengenal, menerima, dan memahami pengetahuan, menganalisa, mengevaluasi, dan
memecahkan masalah, membaca, menulis, serta mengingat fakta.

b) Kecerdasan Majemuk (multiple intelligentce)

Menurut Gardner setiap anak memiliki kecenderungan dari delapan


kecerdasan, meskipun memiliki tingkat penguasaan yang berbeda.

5
 Kecerdasan bahasa (verbal-linguistic intelligence): kecakapan berpikir melalui
kata-kata, menggunakan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang
kompleks.
 Kecerdasan matematika–logis (logical-mathematical intelligence): kecakapan
untuk menyelesaikan operasi matematika.
 Kecerdasan spasial–visual (visual-spatial intelligence): kecakapan berpikir
dalam ruang tiga dimensi.
 Kecerdasan kinestetis atau gerakan fisik (kinesthetic intelligence): kecakapan
melakukan gerakan dan keterampilan-kecekatan fisik.
 Kecerdasan musik (musical intelligence): kecakapan untuk menghasilkan dan
menghargai musik, sensitivitas terhadap melodi, ritme, nada, tangga nada.
 Kecerdasan hubungan sosial (interpersonal intelligence): kecakapan
memahami dan merespon serta berinteraksi dengan orang lain secara efektif.
 Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence): kecakapan mengenali
dan memahami diri serta menata diri sendiri secara efektif.
 Kecerdasan naturalis adalah kecakapan manusia untuk mengenali tanaman,
hewan dan bagian lain dari alam semesta.

2) Bakat

Bakat merupakan kecakapan dasar atau suatu potensi yang merupakan


pembawaan untuk memperoleh suatu pengetahuan atau keterampilan pada bidang
tertentu.

3) Kreativitas

Kreativitas mengarah ke penciptaan sesuatu yang baru, berbeda, unik, baik itu
berbentuk lisan, tulisan, maupun konkret atau abstrak. Kreativitas timbul dari
pemikiran divergen. Berpikir divergen mempertimbangkan beberapa jawaban yang
mungkin ada untuk suatu masalah. Bono (1991:8) menyebutnya sebagai berpikir

6
lateral. Pola berpikir lateral selalu berkaitan dengan ide-ide baru sehingga nampak
erat kaitannya dengan pola berpikir kreatif. Berpikir secara divergen atau lateral,
memberi kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pendapat sebanyak
mungkin tanpa memikirkan bahwa pendapat yang disampaikan itu benar atau salah,
memberikan jawaban yang berbeda, memberikan beberapa alternatif pemecahan
masalah, dan memberikan gagasan-gagasan yang berbeda atau baru.

a) Hubungan Kreativitas dengan Kecerdasan

Kreativitas dan kecerdasan akan berjalan seiring apabila faktor lingkungan


dan dalam diri individu tidak mengganggu perkembangan kreativitas. Apabila tidak
ada hambatan yang mengganggu perkembangan kreativitas, maka semakin cerdas
anak semakin dapat ia menjadi kreatif.

b) Kondisi yang Meningkatkan Kreativitas

Kreativitas berkembang pada lingkungan yang hangat, menghargai,


mendorong, dan memberi rasa aman untuk mengekspresikan kreativitasnya. Cara
mendidik yang demokratis dan permisif di rumah dan sekolah meningkatkan
kreativitas, sedangkan cara mendidik yang otoriter melemahkanya.

Hal-hal yang dapat mendukung kreativitas: waktu, kesempatan, dorongan, sarana,


lingkungan, percaya diri, cara didik, pengetahuan.

c) Karakteristik Kreativitas

Ciri-ciri kreativitas: senang mencari pengalaman baru, memiliki keasyikan dalam


mengerjakan tugas-tugas sulit, memiliki inisiatif, sangat tekun, cenderung bersikap
kritis terhadap orang lain, berani menyatakan pendapat dan keyakinannya, selalu
ingin tahu, peka atau perasa, enerjik dan ulet, menyenangi tugas-tugas yang majemuk,
percaya diri, memiliki rasa humor, memiliki rasa keindahan, berwawasan masa depan
dan penuh imajinasi.

7
d) Tahapan Kreativitas

Keberhasilan orang-orang kreatif dalam mencapai ide, gagasan, pemecahan, cara


kerja, dan karya baru biasanya melewati beberapa tahapan seperti berikut ini.

 Persiapan meletakan dasar: mempelajari latar belakang masalah, seluk beluk


dan problematikanya. Pada tahapan ini diperlukan minat dan antusiasme
untuk memperoleh pengetahuan dan informasi sebagai persiapan untuk
kreativitas. Guru perlu memberikan informasi atau pengetahuan yang
memadai kepada peserta didik sebagai dasar pengembangan kreativitasnya.
 Inkubasi: mengambil waktu untuk meninggalkan masalah, istirahat, santai.
Pada tahap ini proses pemecahan masalah diendapkan dalam alam pra sadar.
 Iluminasi: tahap ini disebut sebagai tahap pemahaman, suatu tahap
mendapatkan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, dan jawaban
baru.
 Verifikasi/produksi: menghadapi dan memecahkan masalah-masalah praktis,
sehubungan dengan perwujudan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara
kerja, dan jawaban baru. Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah untuk
mewujudkan ide dan gagasan kreatif menjadi karya kreatif dan inovatif.

 C. Pengertian Kegiatan Ekstrakulikuler

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah dalam mengembangkan bakat dan


minat siswa diluar jam pelajaran. Ekstrakurikuler menurut Asmani (2011: 62) adalah
kegiatan pendidikan diluar jam mata pelajaran dan pelayan konseling untuk
membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan
minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik
dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah. Noor
(2011: 32) mengemukakan setelah kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan sejak

8
lama di sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi
dampaknya belum signifikan bagi pengembangan keterampilan peserta didik, hal
tersebut disebabkan dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah belum
maksimal dan hanya cenderung mendorong pengembangan bakat dan minat peserta
didik. Menurut Asmani (2011:63) kegiatan ekstrakurikuler selama ini dipandang
sebelah mata, hanya sebagai pelengkap kegiatan intrakurikuler. Hal itu sangat
disayangkan sekali, karena menurut Karim (2013: 2) melalui ekstrakurikuler siswa
diarahkan memiliki karakter yang abadi dan universal seperti kejujuran, kedisiplinan,
menghargai pluralisme, mempunyai empati dan simpati. Semua aspek ini akan sangat
menunjang kesuksesan peserta didik kelak di masa mendatang.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang


berkaitan dengan program kokurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan ini dapat
dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut.
Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk
sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para siswa. Berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Pembinaan Kesiswaan (2008: 4), kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur
pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh
siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat
memperkaya dan memperluas diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan dengan
memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap dan nilai-nilai.
Pengertian ekstrakurikuler menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 291) yaitu
suatu kegiatan yang berada di luar program yang 10 tertulis didalam kurikulum
seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa.

Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib.


Kegiatan ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan kegiatan
sesuai dengan bakat dan minat mereka. Berdasarkan penjelasan tentang
ekstrakurikuler tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah

9
kegiatan diluar jam pelajaran yang dilakukan, baik di sekolah ataupun di luar sekolah
yang bertujuan untuk memperdalam dan memperkaya pengatahuan siswa, mengenal
hubungan antar berbagai pelajaran, serta menyalurkan bakat dan minat.

a. Fungsi dan Tujuan Ekstrakurikuler

Fungsi kegiatan ekstrakurikuler yang dijelaskan oleh Mumuh Sumarna


(2006:10) yaitu: “Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksudkan untuk lebih
mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum dengan
keadaan dan kebutuhan lingkungan”. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa fungsi ekstrakurikuler adalah sebagai sarana penunjang bagi
proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah yang berguna untuk
mengaplikasikan teori dan praktik yang telah diperoleh sebagai hasil nyata proses
pembelajaran. Semua kegiatan yang dilakukan memiliki tujuan, karena tanpa tujuan
yang jelas, kegiatan tersebut akan sia-sia. Begitu pula dengan kegiatan
ekstrakurikuler tertentu memiliki tujuan tertentu. Mengenai tujuan dalam
ekstrakurikuler dijelaskan oleh Roni Nasrudin (2010: 12) berikut ini. Kegiatan
ekstrakurikuler memiliki tujuan sebagaimana dijelaskan berikut ini.

1) Siswa dapat memperdalam dan memeperluas pengetahuan keterampilan mengenai


hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta
melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya yang:

a) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Berbudi pekerti luhur

c) Memiliki pengetahuan dan keterampilan

d) Sehat rohani dan jasmani

e) Berkepribadian yang mantap dan mandiri

10
f) Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan

2) Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta mengaitkan


pengetahuan yang diperolehnya dalam program kurikulum dengan kebutuhan dan
keadaan lingkungan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan (2008: 4), pembinaan
kesiswaan memiliki tujuan sebagai mana dijelaskan berikut ini.

1) Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat,
minat, dan kreativitas.

2) Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai


lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dari pengaruh negatif dan
bertentangan dengan tujuan pendidikan.

3) Mengaktualisasi potensi siswa dalam pencapaian potensi unggulan sesuai bakat


dan minat.

4) Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia,


demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan
masyarakat mandiri (civil society). Penjelasan diatas pada hakekatnya menjelaskan
tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang ingin dicapai adalah untuk kepentingan siswa,
dengan kata lain kegiatan ekstrakurikuler memiliki nilai-nilai pendidikan bagi siswa
dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya.

b. Keterlibatan Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler

Keaktifan dan keterlibatan siswa dalam suatu organisasi atau kegiatan yang
diikutinya merupakan gambaran perkembangan sosial siswa tersebut. Roni Nasrudin
(2010: 18), menjelaskan bahwa karakteristik siswa remaja yang mengikuti
kelompok/karakteristik siswa aktifis sekurang-kurangnya memiliki hal-hal berikut ini.

11
1) Keikutsertaan atau keterlibatan pada salah satu organisasi dalam hal ini adalah
salah satu unit kegiatan ekstrakurikuler.

2) Adanya peranan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, meliputi posisi mereka


dalam struktur berorganisasi dan tanggung jawab serta loyalitas terhadap kegiatan.

3) Adanya tujuan yang jelas dalam kegiatan ekstrakurikuler, baik tujuan yang bersifat
kepentingan pribadi, sosial maupun akademis.

4) Adanya manfaat yang mereka rasakan dari kegiatan yang mereka ikuti, baik
manfaat yang bersifat pribadi, sosial maupun akademis.

5) Adanya dukungan dalam keikutsertaan siswa pada kegiatan yang mereka dikuti,
baik itu dukungan diri sendiri, guru, maupun teman.

6) Adanya prestasi yang pernah diraih. Kegiatan ekstrakurikuler berbeda-beda


sifatnya, ada yang bersifat sesaat dan ada pula yang berkelanjutan. Kegiatan yang
bersifat sesaat seperti karyawisata dan bakti sosial, itu hanya dilakukan pada waktu
sesaat dan alokasi waktu yang terbatas sesuai dengan kebutuhan, sedangkan yang
sifatnya berkelanjutan maksudnya kegiatan itu tidak hanya untuk hari itu saja,
melainkan kegiatan tersebut telah diprogramkan sedemikian rupa sehingga dapat
diikuti terus sampai selesai kegiatan sekolah.

D. Jenis- jenis ekstrakulikuler

Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk :

1. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinn Siswa (LDKS),


Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).

2. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan


keilmuan dan kemampuan akademik dan penelitian.

12
3. Latihan atau lomba keberbakatan atau prestasi, meliputi pengembangan bakat
olahraga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, trater, dan keagamaan.

4. Seminar, lokakarya, dan pameran atau bazar, dengan substansi antara lain karir,
Pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan dan seni budaya.

Selanjutnya menurut Depdikbud (1987:27) kegiatan ekstrakurikuler dibagi


menjadi dua jenis yaitu :

a). Kegiatan yang bersifat sesaat, misal: karyawisata, bakti sosial.

b). Kegiatan yang bersifat kelanjutan, misal: pramuka, PMR, dan sebagainya.

E. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Pelaksanaan program-program kegiatan ekstrakurikuler hendaknya


dikendalikan untuk pencapaian tujuan-tujuan yang telah diterapkan dan kontribusinya
terhadap perwujudan visi sekolah. Dari setiap pelaksanaan program kegiatan
ekstrakurikuler hendaknya diusahakan suasana yang kondusif, tidak terlalu
membebani siswa dan tidak merugikan aktivitas kurikuler sekolah. Usahakan
pelaksanaan kegiatan konsisten sebagaimana terjadwal dan terpublikasikan. Kerja
sama tim adalah fundamental, hindari pembatasan untuk partisipasi. Setiap personil
disekolah, sesuai dengan fungsinya, pada dasarnya bertanggungjawab atas
pengembangan program ekstrakurikuler yang diselenggarakan.Adapun ragam dan
banyaknya sumber daya manusia yang diperlukan untuk menangani pengelolaan
program ekstrakurikuler itu tergantung pada kebutuhan yang berkembang,
kompleksitas tugas-tugas penyelenggaraan program, dan kebijakan dari pimpinan
sekolah sebagaimana hasil kesepakatan antar pihak yang
berkepentingan (stakeholders). Peran-peran kunci dari setiap personil disekolah
seperti kepala sekolah, para wakil kepala sekolah, guru-guru, wali kelas, guru/petugas
BP, pustakawan, dan kepengurusan OSIS, hendaknya dioptimalkan dalam jabatannya

13
dan terkait secara langsung dengan pengembangan program kegiatan ekstrakurikuler.
Demikian halnya dengan peran-peran kunci personil yang berada diluar organisasi
sekolahdan dimiliki keterkaitan fungsional dengan kepentingan penyelenggaraan
program ekstrakurikuler, seperti pengurus Komite Sekolah, orang tua siswa, tokoh
masyarakat yang peduli, pengurus MGMP, pemerintahan setempat dan lain-lain,
hendaknya juga dioptimalkan.

Untuk tenaga guru/instruktur, seyogianya adalah guru yang ada di sekolah


yang memiliki latar belakang pendidikan yang relevan dan atau guru memiliki minat
yang kuat untuk itu. Jika sekolah tidak memiliki guru/instruktur yang berlatar
belakang pendidikan relevan dan tidak mempunyai guru yang berminat untuk
menyelenggarakan program ekstrakurikuler, sekolah dapat mengusahakan dengan
cara mengundang guru/instruktur di bidang ekstrakurikuler dari sekolah/lembaga
pendidikan lain yang berdekatan melalui kerja sama yang saling menguntungkan.
Memanfaatkan nara sumber/tenaga ahli yang ada dan potensial pada masyarakat
sekitar sekolah. Membina kemampuan yang dibutuhkan melalui MGMP, program
pendampingan tenaga guru dalam mengelola kegiatan ekstrakurikuler dan
keikutsertaan guru dalam suatu program pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan.
Fasilitas untuk setiap program kegiatan hendaknya dipikirkan guna mendukung
terlaksankannya program kegiatan ekstrakurikuler yang efektif. Fasilitas program ini
mislnya mencakup, pedoman/sumber dan kesempatan mengikuti program
ekstrakurikuler yang ditawarkan. Form bio data siswa. Alat test dan form interview.
Form penawaran pilihan atas jenis kegiatan ekstrakurikuler. Daftar siswa/kelompok
siswa untuk layanan kegiatan ekstrakurikuler. Form pengaturan jadwal kegiatan
ekstrakurikuler dan liburan sekolah. Form rancangan program kegiatan
ekstrakurikuler. Form MOU, form perizinan. Form monitoring pelaksanakaan
kegiatan ekstrakurikuler dan pembimbingan. Form pelaksanaan evaluasi hasil
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Form sertifikasi atas penyelesaian
keikutsertaan siswa dalam program kegiatan ekstrakurikuler yang dipercaya.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sekolah merupakan lembaga Pendidikan resmi tempat peserta didik di didik.


Sekolah tidak hanya memiliki peranan untuk membuat peserta didik menjadi pintar,
namun sekolah juga memiliki peran untuk mengembangkan segala potensi yang ada
dalam diri peserta didik. Salah satu wadah di sekolah yang dapat mengembangkan
segala potensi yang ada pada peserta didik adalah kegiatan ekstrakuikuler. Kegiatan
ekstrakulikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran yang digunakan untuk
mengembangkan potensi, minat dan bakat peserta didik. Ada banyak kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat membantu peserta didik mengembangkan potensinya. Ada
ekstrakulikuler yang bergerak di bidang keolahragaan, bidang kesehatan, bidang
keagamaan, bidang kesenian, dan lain-lain.

Fungsi ekstrakurikuler adalah sebagai sarana penunjang bagi proses


pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah yang berguna untuk mengaplikasikan
teori dan praktik yang telah diperoleh sebagai hasil nyata proses pembelajaran. Dalam
pelaksanaannya, perlu adanya bimbingan dari guru sebagai Pembina kegiatan
ekstrakulikuler. Guru yang ada di sekolah yang memiliki latar belakang pendidikan
yang relevan dan atau guru memiliki minat yang kuat untuk itu. Jika sekolah tidak
memiliki guru/instruktur yang berlatar belakang pendidikan relevan dan tidak
mempunyai guru yang berminat untuk menyelenggarakan program ekstrakurikuler,
sekolah dapat mengusahakan dengan cara mengundang guru/instruktur di bidang
ekstrakurikuler dari sekolah/lembaga pendidikan lain yang berdekatan melalui kerja
sama yang saling menguntungkan.

15
Untuk itu, segala kegiatan ekstrakulikuler perlu diawasi dan dipantau agar
dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan yaitu salah
satunya mengembangkan potensi peserta didik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan makalah diatas, maka penulis akan mengajukan beberapa


saran yaitu :

1. Bagi sekolah, mengingat kegiatan ekstrakurikuler sangat bermanfaat bagi


pengembangan potensi peserta didik, maka perlu adanya upaya sekolah untuk
meningkatkan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler.

2. Bagi para peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler harus selalu
meningkatkn semangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler agar dapat
mengembangkan potensinya dan mendapat prestasi dari kegiatan ekstrakulikuler yang
dijalankan.

3. Bagi guru/Pembina ekstrakulikuler, agar lebih memperhatikan dan dapat


menemukan potensi potensi baik dari peserta didik melalui kegiatan ekstrakulikuler
dan mengembangkannya dengan cara melakukan pembinaan sebaik mungkin.

4. Bagi para orang tua/wali, hendaknya dapat memberikan dorongan kepada putra-
putrinya untuk selalu aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler.

16
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional 2003. Jakarta :


C.V. Eka Jaya

Dimyati & Mujiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Malang: Depdiknas
UNM.

Nuryanto, Slamet. 2017. Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler di SD Al Irsyad 01


Purwokerto. Jurnal Kependidikan. Vol. 5 No. 1, pp: 115-129.

Prihatin, Eka. 2011. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.

Yuni Lestari, Ria. 2016. Peran Kegiatan Ekstrakulikuler dalam Mengembangkan


Watak Kewarganegaraan Peserta Didik. Untirta Civic Education Journal. Vol. 1
No. 2, pp: 136-152.

17

Anda mungkin juga menyukai