Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

MENGENAL POTENSI : KONSEP DIRI DAN IDENTITAS


SISWA DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH :

SUMARIO

QOMARUDDIN

ALPI AYU SOCA

LELIYANAH

(UIN SSC)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SIBER SYEKH NURJATI CIREBON


ABSTRAK

Konsep diri merupakan pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri.
Pandangan diri terkait dengan dimensi fisik, karakteristik individual, dan motivasi diri.
Pandangan diri tidak hanya meliputi kekuatan-kekuatan individual, tetapi juga kelemahan
bahkan kegagalan diri. Siswa yang mempunyai konsep diri menunjukkan karakteristik
dengan cara mengatur tujuan belajar untuk mengembangkan pengetahuan juga meningkatkan
motivasi belajar, menyadari hal-hal yang mempengaruhi emosional juga mempunyai strategi
untuk mengendalikan emosinya supaya mengganggu proses kegiatan pembelajaran.
Guru diharapkan dapat memahami konsep perkembangan perilaku dan pribadi peserta
didik, tahapan, prinsip-prinsip dan implementasinya terhadap pendidikan; mengidentifikasi
tugas-tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak dan keragaman karakteristik peserta
didik, menganalsiis permasalahan perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik dan
menentukan kegiatan pembelajaran untuk memfasilitasi variasi perkembangan peserta didik.
Guru juga diharapkan dapat memahami konsep potensi peserta didik dan pengembangannya
serta menentukan pembelajaran yang memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
Dengan demikian, tugas seorang guru bukanlah memberikan sebanyak-banyaknya
ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, melainkan membimbing mereka untuk tumbuh dan
berkembang.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah,serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Tak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
sebagai suri tauladan dalam kehidupankita.
Makalah ini kami susun sebagai upaya untuk mendalami dan menggali lebih dalam
mengenai Mengenal Potensi : Konsep Diri Dan Identitas Siswa Dalam Konteks
Pembelajaran. Kami menyadari pentingnya pemahaman akan keterkaitan antara pendidikan
agama Islam dengan kemajuan kognitif dan bahasa peserta didik, sehingga makalah ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan pemikiran dan strategi
pembelajaran di bidang ini.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan makalah ini. Ucapan terima
kasih juga kami sampaikan kepada dosen pembimbing yang telah memberikan arahan serta
masukan yang berharga.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa
yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menjadi salah
satu sumbangsih kecil dalam dunia pendidikan agama Islam. Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan hidayah-Nya dalam setiap langkah kita menuju kesempurnaan ilmu
dan amal. Amin.

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3

A. Konsep dasar potensi, konsep diri dan identitas siswa ........................................ 3

B. Konsep penghambat pengembangan potensi diri ................................................ 7

C. Peran guru dan peserta didik dalam mengembangkan potensi diri...................... 7

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 9

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Potensi diri setiap individu sebenarnya merupakan anugerah yang diberikan


oleh Sang Pencipta. Namun, seringkali potensi ini tidak termanfaatkan dengan baik
karena kurangnya kesadaran atau pemahaman akan keberadaannya. Hal ini senada
dengan yang disampaikan Frank Goble yan berpendapat bahwa hampir semua telaah
tentang potensi manusia bertolak pada psikolog besar Amerika William James yang
mengajukan tesis " kebanyakan manusia baik secara fisik, intelektual maupun moral,
hidup dalam lingkaran potensi mereka yang sangat terbatas, manusia memiliki
sumber-sumber kehidupan, namun selama ini tidak pernah berpikir untuk
memanfaatkannya. Oleh karena itu penting bagi setiap individu untuk mengenali dan
mengembangkan potensi diri agar dapat meraih kesuksesan dalam kehidupan,
terutama dalam hal pekerjaan dan karir.
Dalam konteks pendidikan, pengembangan potensi diri siswa sangat penting
untuk meningkatkan prestasi belajar. Konsep diri siswa, yang merupakan pandangan
mereka terhadap diri sendiri, memainkan peran kunci dalam proses ini. Interaksi
dengan lingkungan, termasuk guru dan orangtua, turut memengaruhi pembentukan
konsep diri siswa. Oleh karena itu, penting bagi pendidik dan orang tua untuk
memberikan dukungan dan bimbingan yang positif agar siswa dapat mengembangkan
potensi diri secara optimal.
Menurut Hasan Langgulung tugas pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
(a) pendidikan dipandang sebagai pengembangan potensi, (b). pendidikan dipandang
sebagai pewarisan budaya, (c). pendidikan dipandang sebagai interaksi antara potensi
dan budaya (Hadi, 2017).
Konsep diri siswa terdiri dari diri ideal, citra diri, dan harga diri. Diri ideal
merupakan gambaran tentang bagaimana siswa ingin menjadi, sementara citra diri
adalah gambaran tentang bagaimana siswa melihat dirinya sendiri. Harga diri
mencerminkan penilaian siswa terhadap dirinya sendiri. Dengan memahami konsep
diri siswa, pendidik dapat membantu mereka untuk mengenali potensi diri dan meraih
kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan.

1
Guru atau pendidik memiliki peran yang penting untuk dapat menggali potensi
siswa karena sejatinya Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan atau
karakter yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Konsep potensi diri/ kecerdasan, konsep diri, bakat dan identitas
menurut Islam.
2. Bagaimana Pengembangan potensi diri / kecerdasan dan bakat siswa dalam
konteks pendidikan agama Islam.
3. Bagaimana Strategi pendidik dalam mengidentifikasi dan mengembangkan
potensi kecerdasan dan bakat siswa secara Islami.

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk memahami Konsep potensi diri/ kecerdasan, konsep diri, bakat dan
identitas menurut Islam.
2. Untuk mengetahui Pengembangan potensi diri / kecerdasan dan bakat siswa
dalam konteks pendidikan agama Islam.
3. Untuk mengetahui Strategi pendidik dalam mengidentifikasi dan
mengembangkan potensi kecerdasan dan bakat siswa secara Islami.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dasar potensi, konsep diri dan identitas siswa


1. Potensi diri
Manusia sejak lahir telah membawa berbagai potensi. Salah satu diantara potensi
yang dibawa manusia itu adalah potensi beragama. Dalam pemikiran pendidikan
Islam, Islam memperkenalkan konsep "Fithrah" yang memiliki konotasi dengan idea
"Qabiliyah li al-ilm". Banyak pemikir muslim sepakat bahwa manusia memiliki
potensi yang spesifik. Al Ghazali berpendapat bahwa manusia memiliki potensi
"mu'tadil al~ Shihhah", yang berarti memiliki peluang internal untuk menjadi baik
atau buruk (isti'dad li qabul al-khair wa al-Syarr). Refleksi eksternal dapat
mempengaruhi arah yang dipilih manusia. Sementara itu, Ibnu Khaldun berpendapat
bahwa potensi manusia memiliki kapasitas baik dan buruk, namun kecenderungan
menuju yang baik lebih dominan (Latief, 2008).

2. Konsep diri
a. Pengertian
Konsep diri merupakan cara berpikir seseorang dalam memandang
pribadinya meliputi identitas, pikiran, perasaan, perilaku, penampilan, dan
karakteristik pribadi yang mempengaruhi seseorang dalam berinteraksi dengan
orang lain dan lingkungannya (Putra & Usman, 2019).
Konsep diri diartikan sebagai perasaan individu mengenai dirinya yang
berperan sebagai pribadi utuh dan berkarakteristik unik, sehingga seorang
individu tersebut akan dikenali sebagai individu yang memiliki ciri khas unik.
Konsep diri juga berperan penting sebagai bagian diri yang dapat memahami
kebutuhan dalam diri individu serta introspeksi terhadap kekurangan dan
kelebihan atas dirinya secara obyektif (Hartanti, 2018).

b. Dimensi Konsep diri


Konsep diri adalah suatu konsep yang melibatkan tiga dimensi yang
berbeda. Menurut Calhoun & Acocella, 1995 dalam (Hartanti, 2018) yaitu :

3
Dimensi pertama adalah dimensi pengetahuan, di mana individu memiliki
pengetahuan tentang dirinya sendiri. Ini mencakup pemahaman individu tentang
gambaran dirinya, termasuk kekurangan dan kelebihannya. Individu memiliki
pemahaman yang jelas tentang siapa dirinya dan apa yang membuatnya unik.
Dimensi kedua dari konsep diri adalah harapan. Ini melibatkan pemahaman
individu tentang kemungkinan dirinya di masa mendatang. Individu memikirkan
apa yang mereka harapkan untuk mencapai dan menjadi dalam hidup mereka.
Mereka memiliki visi tentang apa yang mereka ingin capai dan bagaimana mereka
ingin menjadi.
Dimensi ketiga dari konsep diri adalah penilaian. Ini melibatkan
kemampuan individu untuk menilai dirinya sendiri. Individu mempertimbangkan
siapa mereka saat ini dan siapa yang seharusnya mereka menjadi. Mereka
mengevaluasi apakah mereka telah mencapai tujuan dan harapan mereka, dan jika
tidak, mereka mencari cara untuk meningkatkan diri mereka.
Dalam keseluruhan, konsep diri melibatkan pemahaman individu tentang
dirinya sendiri, harapan mereka untuk masa depan, dan kemampuan mereka untuk
menilai diri mereka sendiri. Ini adalah konsep yang kompleks dan penting dalam
pengembangan pribadi dan identitas individu.

c. Langkah-langkah memiliki konsep diri


Dalam bukunya yang berjudul "Faidlul Khotir", Ahmad Amin dalam
(Rosyidi, 2024) menjelaskan langkah-langkah untuk memiliki konsep diri dalam
meraih prestasi. Salah satunya adalah dengan berusaha memahami diri sendiri,
yang melibatkan pengenalan terhadap kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.
Kelebihan yang dimiliki harus dikembangkan, sementara kekurangan harus
diperbaiki. Memahami diri sendiri juga dapat dilakukan melalui penyelesaian
setiap persoalan yang dihadapi.
Selain itu, Ahmad Amin juga menekankan pentingnya berpikir positif dan
bersikap optimis. Prestasi atau kesuksesan bukanlah hak prerogatif orang-orang
yang pintar dan cerdas saja. Setiap individu memiliki hak untuk menentukan arah
hidupnya, termasuk dalam meraih kesuksesan. Prestasi tidak akan datang dengan
mudah, melainkan melalui perjuangan dan usaha yang sungguh-sungguh untuk
mengatasi rintangan yang ada.
4
Ahmad Amin juga menyarankan untuk berfikir secara sistematis sebagai
senjata dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan perubahan dan
tantangan. Selain itu, mencari tokoh idola dalam berbagai bidang kehidupan juga
dapat menjadi motivasi untuk terus berusaha menjadi lebih baik. Menanamkan
rasa percaya diri dan keyakinan bahwa diri layak untuk meraih prestasi dan
kesuksesan juga merupakan hal yang sangat penting dalam perjalanan menuju
tujuan yang diinginkan.

3. Pengertian Identitas
A. Konsep Identitas diri menurut al-Ghazali terdapat dalam kitab kimia kebahagiaan
karangan miliknya. Konsep identitas diri ini masuk pada bab pertama berjudul
“mengenal diri”, disitu disebutkan bahwa mengenal diri adalah kunci untuk
mengenal Tuhan. Hal ini sesuai dengan Hadis “Siapa yang mengenal dirinya, Ia
mengenal Tuhannya”.Penguatan urgensi mengenal diri menurut al-Ghazali adalah
bahwa manusia harus mampu membedakan pengetahuan yang benar tentang siapa
dirinya.
Empat pertanyaan identitas diri menurut al-Ghazali, yaitu:
1. Siapakah saya dan darimana saya datang? Maka jawabannya adalah Saya hamba
allah dan datang dari Allah.
2. Kemana saya akan pergi? Maka jawabannya adalah saya akan pergi ke akhirat
untuk diadili oleh Allah.
3. Apa tujuan persinggahan saya di dunia ini? Maka jawabannya adalah mencari
bekal sebanyak-banyaknya untuk di bawa ke akhirat dan beribadah kepada
Allah.
4. Dan dimanakah kebahagiaan sejati dapat ditemui? Maka jawabannya adalah
ketika berjumpa dengan Allah.

Identitas Siswa: Memahami Keunikan Individu

➢ Keunikan Individu

Setiap siswa memiliki latar belakang, minat, dan karakteristik yang unik.
Memahami identitas mereka sebagai individu yang beragam sangat penting untuk
mendukung pembelajaran yang efektif.
5
➢ Potensi Tersembunyi

Setiap siswa memiliki potensi tersembunyi yang harus digali. Mengenali dan
mengembangkan identitas unik dapat membantu siswa menemukan dan
mengoptimalkan kemampuan mereka.

➢ Pengakuan Keunikan

Mengapresiasi dan merayakan keunikan setiap siswa dapat meningkatkan rasa


percaya diri dan motivasi mereka dalam belajar. Hal ini mendorong siswa untuk
berkembang sesuai dengan identitas mereka.

B. Pengembangan potensi diri / kecerdasan dan bakat siswa dalam konteks


pendidikan agama Islam. Pengembangan potensi peserta didik adalah proses yang
disengaja dan sistematis untuk membiasakan peserta didik agar memiliki
kecakapan dan keterampilan hidup. Dalam mengembangkan potensi ini, penting
bagi pendidik untuk memahami peserta didik dan melatih mereka dalam berpikir
kritis, strategis, dan taktis. Konsep diri dan pemahaman yang benar tentang kecerdasan
juga penting dalam menggali potensi peseta didik.

C. Strategi pendidik dalam mengidentifikasi dan mengembangkan potensi kecerdasan


dan bakat siswa secara Islami. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
dalam menumbuhkan kecerdasan emosional Pada proses kegiatan belajar
mengajar, seorang guru terutama pada guru pendidikan Agama Islam harus
memiliki strategi agar peserta didik tersebut bisa belajar dengan cara yang efektif
dan efisien. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus bisa
menguasai teknik- teknik penyajian atau biasanya disebut dengan metode
mengajar. Strategi pembelajaran sangatlah penting untuk kelangsungan dan
kesuksesan dalam proses belajar mengajar. Strategi merupakan cara atau metode
yang dapat digunakan dalam melakukan pengajaran yang baik dan efektif.
Terutama dalam proses penumbuhan kecerdasan emosional perlu adanya sistem
atau metode yang tepat agar siswa mampu memahami dan menerima konsep
kecerdasan emosional yaitu dengan mampu mengendalikan diri dengan baik.

6
Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru pendidikanAgama Islam
dalam menumbuhkan kecerdasan emosional sebagai berikut:
a. Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS).
Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran di didesain untuk
membelajarkan siswa. yang mana sistem pembelajaran menempatkan siswa
sebagai subjek belajar. Yang biasa disebut dengan strategi pembelajaran
berorientasi aktivitas siswa (PBAS).
Dari konsep tersebut ada dua hal yang harus dipahami.
Pertama, dipandang dari sisi proses pembelajaran, PBAS menekankan
kepada aktivitas siswa secara optimal, artinya PBAS menghendaki antara
keseimbangan fisik, mental, termasuk emosional dan aktivitas intelektual.
Kedua, dipandang dari sisihasil belajar, PBAS menghendaki hasil belajar
yang seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual (kognitif), sikap
(afektif), dan keterampilan (psikomotor).
b. Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi pembelajaran kooperartif merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang dalam implementasinya mengarahkan para peserta didik
untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil dan kelompok-
kelompok yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran akan diberikan
penghargaan. Menurut Reinhartz dan Beach, Strategi pembelajaran
kooperatif adalah strategi dimana peserta didik bekerja dalam kelompok-
kelompok atau tim untuk mempelajari konsep-konsep.
c. Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi afektif adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
pembentukan sikap yang positif pada diri peserta didik. Dalam hal ini nilai
merupakan suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia yang sifatnya
tersembunyi, tidak berada di dalam dunia empiris. Nilai juga berhubungan
dengan pandangan seseorang tentang baik dan buruk, indah dan tidak indah,
layak dan tidak layak, adil dan tidak adil dan lain sebagainya.

7
B. Faktor Penghambat Pengembangan Potensi Diri.
Ada beberapa faktor penghambat berkembangnya potensi diri, antara lain:
a. Lingkungan.

Lingkungan kadang-kadang menjadi penghambat pengembangan potensi diri.


Sebagai contoh faktor senioritas dimana kita bergaul.
b. Individu Sendiri.
Individu juga bisa menjadi faktor penghambat pengembangan potensi diri.
Penyebabnya antara lain : (a) Faktor tujuan hidup yang belum/tidak tergambar
dengan jelas, (b) Faktor motivasi dan faktor keengganan untuk menelaah diri. (c)
Kadang- kadang manusia takut untuk menerima kenyataan bahwa ia memiliki
kekurangan ataupun kelebihan pada dirinya.
c. Faktor Usia. Kadang-kadang orang yang sudah tua tidak melihat bahwa kearifan
dan kebijaksanaan dapat dicapainya. Mereka cenderung memandang bahwa usia
muda lebih hebat karena produktif. Begitu juga sebaliknya.

C. Peran Guru dan Peserta Didik dalam Mengembangkan Potensi Diri.


Dua kelompok manusia yang terlibat secara langsung dalam kegiatan
pendidikan adalah guru dan peserta didik.Masing-masing pihak berada dalam suatu
interaksi, namun dengan peranan yang berbeda. Guru sebagai penolong berusaha
member bantuan kepada peserta didik untuk mengembangkan dirinya secara utuh
bardasarkan kasih yang membarui. Guru berada di antara peserta didik dan Tuhan
yang memberinya tanggung jawab. Guru dengan ilmu pengetahuan yang terus
menerus dikuasainya beserta dengan seluruh pengalamannya mengantarkan peserta
didik ke arah pengenalan akan ciptaan Tuhan dengan segala hukum-hukum-
Nya.(W.Gulo, 2004:22). Guru harus selalu terbuka, termasuk kepada peserta didik
untuk bersama-sama mencari sesuatu yang ingin diketahui. peserta didik bukanlah
makhluk bodoh. Ia adalah manusia ciptaan seperti halnya dengan guru. Hanya ia
belum berkembang setinggi seperti gurunya. Ia telah diberi potensi. untuk itu guru
berkewajiban untuk mengembangkannya. Oleh karena itu, guru harus mengenal
potensi- potensi yang dimiliki olah peserta didik untuk dikembangkan (W. Gulo,
2004:23).
Peran peserta didik dalam proses belajar-mengajar ialah berusaha secara aktif
untuk mengembangkan dirinya di bawah bimbingan guru dalam kegiatan belajar.
8
Guru hanya menciptakan situasi yang memaksimalkan kegiatan belajar peserta didik.
Kegiatan pendidikan akan mengalami kegagalan kalau kegiatan mengajar tidak
menghasilkan kegiatan belajar. karena fungsi belajar peserta didik sangat menentukan
keberhasilan pendidikan. Peserta didik bukanlah objek pendidikan, sebagai manusia ia
adalah subjek dalam segala modalitas. ia harus diperlakukan dan memperlakukan
dirinya bukan sebagai objek, tetapi sebagai subjek yang aktif dalam kegiatan belajar-
mengajar yang mengalami proses perubahan untuk menjadikan dirinya sebagai
seorang individu dan personal yang mempunyai kepribadian dan dengan kemampuan
tertentu. Bantuan guru, orang tua, dan masyarakat sangat menentukan.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setiap manusia memiliki bermacam-macam potensi diri yang dapat dikembangkan.


Dalam pendidikanpun tidak sedikit pihak-pihak yang terkait di dalamnya belum sepenuhnya
mengembangkan dan menggunakan potensi yang ada pada diri siswanya. Hal ini terjadi
dikarenakan mereka belum atau bahkan tidak mengenal potensi dirinya dan hambatan-
hambatan dalam pengembangan potensi diri tersebut.kemampuan mengembangkan potensi
diri secara efektif bergantung pada motivasi diri dari semua pelaku pendidikan, karena
pengembangan potensi diri merupakan suatu proses yang sistematis, bertahap dan melibatkan
semua yang terkait dalam dunia pendidkan, sehingga setiap peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, I. A. (2017). Peran Penting Psikologi Dalam Pendidikan Islam. Nadwa | Jurnal
Pendidikan Islam, 11, 251–268.
Hartanti, J. (2018). Konsep Diri Karakteristik Berbagai Usia. Surabaya: Universitas PGRI
Abdi Buana.
Latief, M. J. (2008). Alternatif Model Pengembangan Potensi Diri dalam Pendidikan. Jurnal
Kependidikan Islam, 3(1).
Putra, G. J., & Usman. (2019). Konsep Diri pada Pasien Luka Kaki Diabetik. Sidoarjo:
Aksara Publishing.
Rosyidi, A. W. (2024). Menggali Potensi Diri. Artikel Fakultas Humaniora UIN Maulana
Malik Ibrahim, 1–6.

11
Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

MENGENAL POTENSI : KONSEP DIRI DAN


IDENTITAS SISWA DALAM KONTEKS
PEMBELAJARAN
Oleh :
Kelompok 4
- Sumario
- Qomarudin
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SIBER
- Alpi Ayu Soca
- Leliyanah SYEKH NURJATI CIREBON
Memahami Konsep Diri
dan Identitas Siswa

Siswa membawa berbagai karakteristik unik


serta potensi diri yang perlu dipahami guru.
Mengenal konsep diri dan identitas siswa dapat
membantu guru merancang pembelajaran yang
lebih baik sesuai dengan kebutuhan masing-
masing.

02
Definisi Konsep Diri
1. 2. 3.
Persepsi Diri Kesadaran Diri Konsep Diri Dinamis
Konsep diri bukan
Konsep diri adalah Konsep diri mencakup sesuatu yang statis,
pandangan dan penilaian kesadaran individu akan melainkan terus
seseorang terhadap dirinya identitas, peran, dan berkembang seiring
sendiri, termasuk sifat, potensi dalam konteks dengan pengalaman
kemampuan, dan keunikan
sosial dan dan interaksi individu
yang dimiliki
lingkungannya dengan lingkungan

03
Komponen Konsep Diri
Pengetahuan Diri : Pemahaman seseorang tentang dirinya
1. sendiri, seperti karakter, kemampuan, dan minat

Harga Diri : Penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri,


2. apakah ia merasa berharga dan kompeten

Identitas Diri : Gambaran yang dimiliki seseorang


3. mengenai siapa dirinya dan bagaimana ia melihat dirinya

04
Pembentukan Konsep Diri
Pengalaman Masa Kanak-kanak Proses Refleksi Diri
Pengalaman di masa kanak-kanak Kemampuan untuk
termasuk interaksi dengan orang mengevaluasi dan
tua dan lingkungan sekitar, sangat
mereflesikan diri sendiri juga
memengaruhi pembentukan
konsep diri seorang individu
berkontribusi pada
pembentukan konsep diri yang
semakin matang
Umpan Balik Sosial
Penilaian dan umpan balik dari
orang-orang penting di sekitar
kita, seperti keluarga, teman, dan
guru, turut membentuk konsep
diri kita.

05
Konsep diri seseorang dipengaruhi oleh berbagai
faktor, termasuk lingkungan keluarga, teman
Faktor-faktor yang sebaya, sekolah dan masyarakat. Pengalaman

mempengaruhi Konsep individu, pola asuh orang tua, serta umpan balik
dari orang-orang di sekitar juga turut membentuk
Diri konsep diri seseorang.

Faktor-faktor lain yang memengaruhi konsep diri adalah


budaya, media, dan prestasi yang diraih. Pemahman diri
yang positif dapat membantu siswa mengembangkan
potensinya secara optimal dalam proses pembelajaran.

06
Konsep diri siswa memainkan peran penting dalam
proses pembelajaran.
Siswa dengan konsep diri yang positif cenderung lebih
percaya diri, motivasi tinggi dan mampu
Pentingnya Konsep mengembangkan potensi mereka secar optimal.
Diri dalam Konsep diri yang baik membantu siswa mengatasi
Pembelajaran hambatan belajar dan meraih prestasi akademik yang
lebih baik.

07
Identitas Siswa :Memahami Keunikan Individu
1. 2. 3.
Keunikan Individu Potensi Tersembunyi Pengakuan Keunikan
Setiap siswa memiliki latar
Setiap siswa memiliki potensi
belakang, minat, dan karakteristik Mengapresiasi dan merayakan
tersembunyi yang harus digali.
yang unik. Memahami identitas keunikan setiap siswa dapat
Mengenali dan mengembangkan
mereka sebagai individu yang meningkatkan rasa percaya diri
identitas unik dapat membantu
beragam sangat penting untuk dan motivasi mereka dalam
siswa menemukan dan
mendukung pembelajaran yang belajar. Hal ini mendorong
mengoptimalkan kemampuan
efektif. siswa untuk berkembang
mereka.
sesuai dengan identitas
mereka.

08
Guru memiliki peran penting dalam membantu
siswa mengembangkan konsep diri yang positif.
Melalui interaksi yang suportif dan penghargaan
yang tulus, guru dapat menanamkan rasa percaya
diri dan harga diri pada siswa.
Peran Guru dalam selain itu, guru dapat memfasilitasi siswa untuk
Mengembangkan mengenali potensi dan kelebihan mereka,
Konsep Diri Siswa sehingga siswa dapat membangun gambaran diri
yang realistis dan mengembangkan motivasi
belajar yang kuat.

10
Strategi Pembelajaran Berbasis Konsep Diri
dan Identitas

1 2 3

Pembelajaran Berpusat pada Siswa Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Afektif


Menempatkan siswa sebagai strategi pembelajaran yang dalam
implementasinya mengarahkan para Pembelajaran menekankan
pusat dalam proses
peserta untuk bekerja sama dalam pada pembentukan sikap yang
pembelajaran
kelompok positif pada diri peserta didik

09
1. Konsep Diri Penting dalam Pembelajaran

Pemahaman akan konsep diri dan identitas siswa memainkan peran penting
dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan meningkatkan
motivasi serta prestasi siswa
Kesimpulan
2. Stategi Pembelajaran aberbasis Identitas

Guru dapat menerapkan strategi pembelajaran yang mengakomodasi keunikan dan


kebutuhan individu siswa, seperti pembelajaran yang berpusat pada siswa dan
mendorong pengembangan potensi diri

3. Peran Guru dalam Pembentukan Konsep Diri

Hasil dari pemahaman konsep diri dan identitas siswa dapat diimplememtasikan dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan
kebutuhan individu

10
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai