Anda di halaman 1dari 17

PENDIDIKAN AKHLAK PADA ANAK USIA DASAR

DI MASA PANDEMI COVID 19

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas


Mata kuliah : Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu : Syamsudin, M.Pd

Disusun oleh:
Muh Koyim (20.11.1864)

PROGAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) AN-NUR
YOGYAKARTA
2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan
tugas makalah ini guna memenuhi tugas Pengantar Studi Islam.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah
wawasan tentang “Pendidikan Akhlak Pada Anak Usia Dasar Di Masa Pandemi
Covid 19”. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada rekan-rekan dan semua
pihak yang telah membantu, terutama pertolongan dari Allah, sehingga makalah
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Dengan rela kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya
yang bersifat membangun, agar kami menyusun makalah lebih baik lagi. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, karena
kesempurnaan sesungguhnya hanya datangnya dari Allah SWT. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Akhirnya semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan juga
menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Makalah 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak 6
B. Pendidikan Akhlak 6
C. Tujuan Pendidikan Akhlak 7
D. Strategi Pendidikan Akhlak pada Anak 8
E. Upaya Penanaman Akhlak Bagi Anak Usia Dasar 11
F. Prinsip-Prinsip Dasar Penguatan Pendidikan Akhlak 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 15
B. Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhlak merupakan kehendak “Khaliq” kepada “Makhluk” dalam menjalani


aktivitas kehidupan. Kehendak Allah kepada hamba-Nya tidaklah hadir serta-
merta tanpa instrumen yang diberikan untuk manusia beraktivitas. Sejak lahir,
manusia diberi alat pendengaran, penglihatan, dan juga hati sebagai instrumen
untuk bersyukur kepada Ilahi.

Moralitas atau akhlak menjadi tolak ukur pendidikan menjiwai dan menjadi
nafas kehidupan seseorang. Jenjang pendidikan belum menjadi ukuran mutlak
akan ketentraman hidup seseorang, melainkan akhlak yang ditampilkannya. Untuk
itu, sejak dini (usia dasar) anak diajarkan ad-din (agama) dan menuntun
perkembangan moralnya.

Orang di sekitar anak, akan mempengaruhi perkembangan agama dan nilai


moral. Terutama pendidikan yang diberikan tentang mengenal Tuhan dan rasa
beragama. Ini menunjukkan pentingnya mengajari anak tentang Islam bahkan
Allah swt. sedini mungkin, agar Islam dan mengenal Allah swt. (ketauhidan)
mengakar dalam diri anak.

Anak usia dasar membutuhkan bimbingan serba-kompleks dari orang dewasa,


salah satunya bimbingan bagi perkembangan moral-nilai agama anak. Terlebih
lagi mengimbanginya dengan perkembangan teknologi dan informasi saat ini
dengan segala kemudahan aksesnya menjadikan filterasisasi pesan dan informasi
kepada anak sangat penting. Perkembangan agama dan nilai moral anak sangat
dipengaruhi pesan-pesan yang diterimanya pada setiap fase perkembangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Akhlak?
2. Apa Pendidikan Akhlak?
3. Apa tujuan Pendidikan Akhlak?

4
4. Bagaimana Strategi Pendidikan Akhlak pada Anak?
5. Bagaimama Upaya Penanaman Akhlak Bagi Anak Usia Dasar?
6. Bagaimana Prinsip-Prinsip Dasar Penguatan Pendidikan Akhlak?

C. Tujuan Makalah
Agar penulis dan pembaca mengetahui
1. Pengertian Akhlak
2. Pengertian Pendidikan Akhlak
3. Tujuan Pendidikan Akhlak
4. Strategi Pendidikan Akhlak pada Anak
5. Upaya Penanaman Akhlak Bagi Anak Usia Dasar
6. Prinsip-Prinsip Dasar Penguatan Pendidikan Akhlak

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak

Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq yang bermakna adat
kebiasaan, perangai, tabi’at, watak, adab atau sopan satun dan agama. Di dalam
Al-Qur’an,penggunaan kata khuluq disebutkan sebanyak satu kali, kata akhlak
tidak pernah digunakan dalam Al-Qur’an kecuali untuk menunjukkan pengertian
“Budi pekerti”. Dalam memberikan makna atau arti akhlak Rosihin Anwar
mengutip perkataan Fauruzzabadi yaitu“ Ketahuilah, agama pada dasarnya adalah
akhlak. Barang siapa memiliki akhlak mulia, kualitas agamanya pun mulia.
Agama diletakkan di atas empat landasan akhlak utama, yaitu kesabaran,
memelihara diri, keberanian dan keadilan”.

Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad
Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri
seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan
pikiran terlebih dahulu. Sedangkan sebagaian ulama yang lain mengatakan akhlak
itu adalah suatu sifat yang tertanam didalam jiwa seseorang dan sifat itu akan
timbul disetiap ia bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah) karena
sudah menjadi budaya sehari-hari. Akhlak yang baik akan mengangkat manusia
ke derajat yang tinggi dan mulia. Akhlak yang buruk akan membinasakan seorang
insan dan juga akan membinasakan ummat manusia.1

B. Pendidikan Akhlak
1. Hakikat Akhlak
Akhlak merupakan kebiasaan manusia yang berasal dari dalam diri, atas
kesadaran pribadi yang diejawantahkan dalam perilaku sehari-hari. Dalam
konteks akhlak dimaknai sebagai kehendak Pencipta kepada hamba-Nya,
maka akhlak pada dasarnya bermuara kepada kebaikan, baik dalam pikiran,
tindakan, maupun sikap yang ditampilkan sehari-hari.

1
http://ejournal.uin-suka.ac.id/adab/thaqafiyyat/article/view/1305, 16 Januari 2020, 14.25

6
Pembiasaan merupakan muara dari upaya menanamkan akhlak, dalam
istilah lain dikenal dengan habituating. Sesuatu yang telah meng-habbit dalam
diri manusia, tentu dengan spontanitas tanpa direncanakan sebelumnya akan
memunculkan respon, baik respon terpuji maupun tercela.

Sejatinya, potensi kebaikan dan keburukan telah terpatri dalam diri setiap
individu. Di sinilah “kemerdekaan” yang diberi Allah swt. kepada para
hamba-Nya, untuk mengoptimalkan potensi buruk (fujur) atau potensi baik
(taqwa) dalam dirinya. Dengan demikian, jelas bahwa akhlak adalah fitrah
kemanusiaan untuk mengikuti kehendak yang diridhoi Allah swt.

Berdasarkan uraian di atas, dipahami bahwa akhlak merupakan “nilai”


terpenting yang dididikkan oleh ajaran Islam kepada manusia. Sebab,
kehendak Allah SWT. diejawantahkan dalam bentuk akhlak. Untuk itu, upaya
pembiasaan dan melatih seseorang menjadi aspek yang butuh konsisten dan
komitmen dalam merealisasikannya.

2. Muslim Sejati Sejak Usia Dasar


Muslim sejati merupakan terjemah dari integralitas nilai keimanan, ibadah,
muamalah dan akhlak mulia. Dalam konteks ini, seseorang menampilkan
kepribadian yang utuh dan dimanifestasikan dalam perilaku sehari-hari.

Dengan demikian, muslim sejati merupakan kepribadian utuh yang mesti


dipatrikan ke dalam diri anak sejak usia dasar, baik melalui pendidikan secara
formal, maupun pemaknaan pendidikan secara luas dalam kehidupan anak
sehari-hari.2

C. Tujuan Pendidikan Akhlak

Pendidikan Akhlak dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi


peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

2
http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tazkiya/article/view/836 , 17 Januari
2021, 21.09

7
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan Akhlak bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan
hasil pendidikan di sekolah/madrasah yang mengarah pada pencapaian
pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.3

D. Strategi Pendidikan Akhlak pada Anak

Strategi Pendidikan Akhlak pada Anak secara etimologi, kata “strategi” dapat
diartikan sebagai seni (art), yakni siasat atau rencana, sedangkan menurut kamus
besar bahasa Indonesia mendefinisikan bahwa strategi adalah rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran secara khusus. Strategi
pendidikan mengandung pengertian rangkaian perilaku pendidikan yang tersusun
secara terencana dan sistematis untuk menginformasikan, mentransformasikan
dan menginternalisasikan nilai-nilai Islam, dengan adanya strategi ini menjadikan
anak lebih terarah sehingga dapat membentuk kepribadian muslim seutuhnya.

Strategi pendidikan yang dapat dilakukan dalam upaya pendidikan atau


pembinaan akhlak anak terdapat beberapa strategi yang digunakan diantaranya
adalah:

1. Pendidikan secara langsung yaitu dengan mengadakan hubungan langsung


secara pribadi maupun secara kekeluargaan antara orang tua dengan anak,
ketika dalam lingkungan keluarga atau guru dengan murid, ketika dalam
lingkungan sekolah. Pendidikan secara langsung terdapat tiga macam
yaitu:
a. Teladan
Tingkah laku orang tua atau seorang guru secara langsung ditiru oleh
anaknya. Ketika orang tua mengajari perbuatan baik anak mengikuti
perbuatan baik tersebut, tetapi jika anak diajari perbuatan jelek seorang
3
https://kumparan.com/aya-sofia-1597133642788243193/pendidikan-karakter-masa-pandemi-
1tyt9trC2uX, 17 Januari 2021, 21.30

8
anak juga menirunya sesuai apa yang diajarkan oleh orang tuanya.
Dengan teladan ini akan muncul tentang penyamaan diri dengan orang
yang ditirunya. Sehingga segala bentuk ucapan maupun tindakan orang
tua maupun guru ketika dalam lingkungan sekolah maka akan ditiru
oleh anak-anaknya.
b. Anjuran
Anjuran yaitu saran atau ajakan untuk berbuat atau melakukan sesuatu
yang baik dan berguna, dengan adanya anjuran menanamkan
kedislipinan, melaksanakan kewajiban perintah agama pada anak,
sehingga akhirnya menjalankan segala sesuatu dengan disiplin yang
nantinya akan membentuk suatu kepribadian yang mulia.
c. Latihan
Tujuan dari latihan adalah untuk menguasai gerakan-gerakan dan
menghafalkan ucapan-ucapan. Orang tua ataupun guru harus selalu
mengajari atau melatih anak untuk bertutur kata yang sopan, ramah,
lembut dan santun, karena seorang anak mengikuti ucapan yang dilatih
oleh orang tua maupun oleh gurunya. Tingkah laku seorang anak
tergantung kepada siapa yang mengajarinya kalau anak tersebut dilatih
uacapan ataupun perbuatan baik maka anak juga menjadi baik dan
sebaliknya.

2. Pendidikan secara tidak langung yaitu strategi pendidikan yang bersifat


larangan atau pencegahan, penekanan. Strategi ini ada 3 macam,
diantaranya adalah:
a. Larangan
Larangan ini merupakan suatu keharusan untuk tidak melakukan
perbuatan yang bisa merugikan diri sendiri ataupun orang lain. Usaha
ini merupakan tindakan tegas untuk menghentikan perbuatan-
perbuatan yang sangat jelas kesalahannya. Larangan ini merupakan
suatu perbuatan yang tidak pantas untuk dilakukan seperti mencuri,
berkelahi dengan temannya, dan lain sebagainya. Perbuatan seperti ini

9
harus dilarang sejak anak masih usia dini, agar ketika sudah dewasa
nanti melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama merupakan suatu
pantangan bagi dirinya. Strategi ini bertujuan untuk membentuk
kedislipinan atau perbuata baik bagi anak.
b. Hukuman
Strategi hukuman ini merupakan suatu tindakan yang diberikan kepada
anak yang secara sadar dan sengaja melakukan suatu kesalahan,
sehingga dengan adanya hukuman ini anak muncul rasa penyelasan
dan tidak melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya. Hukuman
ini menghasilkan suatu kedisiplinan pada anak. Pada taraf yang lebih
tinggi menginsyafkan anak untuk tidak melakukan suatu perbuatan
yang dilarang oleh agama. Berbuat atau tidak berbuat bukan karena
takut hukuman, melainkan karena keinsyafan sendiri dan merupakan
suatu ketaatan pada Allah dan selalu mengharapkan ridha-Nya.
c. Hadiah
Pemberian hadiah kepada anak tidak selalu berupa materi atau barang,
tetapi pemberian hadiah ini juga bisa berupa anggukan dengan wajah
yang berseri-seri, acungan jempol dan lain sebagainya, itu semua
sudah termasuk hadiah yang mempunyai pengaruh sangat besar kepada
peserta didik. Karena,dengan adanya hadiah tersebut bisa
menggembirakan anak, menambah kepercayaan pada diri sendiri dan
yang lebih penting lagi bisa menjadi lebih semangat lagi dalam
belajarnya.
d. Pengawasan
Pengawasan Strategi ini digunakan untuk menjaga agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan. Karena manusia tidaklah sempurna, jadi
kemungkinan besar selalu melakukan kesalahan-kesalahan,
penyimpangan-penyimpangan ini selalu ada.
Maka dari itu, sebelum kesalahan dan penyimpangan itu dilakukan
lebih jauh, sebaiknya selalu ada usaha untuk diadakan pengawasan.
Apalagi zaman sekarang anak-anak sudah pandai memainkan gadget,

10
dalam hal ini orang tua harus bisa benar-benar mengawasi, karena
kalau tidak diawasi nanti anak-anak bisa membuka situs-situs yang
terlarang yang semua itu merusak moral dan akhlak anak.4

E. Upaya Penanaman Akhlak Bagi Anak Usia Dasar

Dalam menciptakan karakter yang mulia sesuai dengan tuntunan Alquran


dimasa sekarang yang sedang terjadi pandemi sebagai kendala yang tidak dapat
dijangkau oleh guru dari teknologi yang digunakan dalam membantu proses
pembelajaran secara tidak langsung. Salah satu poin penting dari pendidikan yaitu
Pendidikan Karakter/Akhlakul Karimah pada anak. Adapun upaya-upaya dalam
penanaman Akhlak diantaranya:

1. Pendidikan Meng-upgrade Kualitas Kurikulum Pembelajaran di


Madrasah/Sekolah
Pendidikan merupakan proses tiada henti yang diberikan kepada setiap
orang dalam upaya memanusiakan manusia. Untuk itu, maka pendidikan
seyogyanya melakukan penyegaran dalam aspek perencanaan, pelaksanaan,
dan juga evaluasi. Dalam konteks ini, dibutuhkan upgrade perkembangan
pendidikan dalam upaya menyesuaikan kebutuhan masyarakat saat ini dan
persiapan SDM di masa mendatang

2. Memberikan Internalisasi Nilai (Values)


Era Covid-19 merupakan situasi yang “mengkarantina” manusia bahkan
melumpuhkan aktivitas sosial, ekonomi, termasuk pendidikan. Kedaruratan
masa ini, tentu berdampak pula pada upaya menciptakan SDM unggul melalui
jalur pendidikan. Lembaga pendidikan diliburkan dari aktivitas pembelajaran
tatap muka, dan digantikan dengan pembelajaran daring (berbasis online).
Dalam konteks ini, orangtua memberikan penanaman akhlak yang sesuai
dengan masa pertumbuhan dan perkembangan anak.

4
https://journal.walisongo.ac.id/index.php/sawwa/article/viewFile/1544/1395, 17 Januari 2021,
22.15

11
Butuh pengembangan yang bersifat holistik dalam mematrikan karakter
atau akhlak kepada siswa sejak dini, sehingga dapat terwujud generasi yang
diimpikan, sehat jasmani rohani, cerdas dan berakhlak mulia. Lebih lanjut, di
masa-masa darurat ini, idealnya pematrian nilai dan akhlak penting diberikan
sejak dini kepada siswa.

Ada 5 tahapan penekanan pendidikan nilai yang diberikan kepada siswa


secara komprehensif di era pandemi saat ini, yakni :

1. identifikasi nilai (Value Identification)


2. aktivitas (Activity)
3. alat bantu belajar (Learning Aids)
4. interaksi unit (Unit Interaction)
5. segmen penilaian (Evaluation Segmen).

Tahapan di atas, sejatinya mengindikasikan bahwa pendidikan nilai


menjadi suatu hal urgen yang patut diinternalisasikan kepada anak meski
zaman berubah dan semakin canggih. Untuk itu, kelima tahapan tersebut
menjadi tonggak yang dapat diperhatikan dalam mematrikan nilai melalui
pendidikan akhlak di rumah (selama masa pandemi covid-19).

3. Menumbuhkan Kesadaran Adanya Perubahan Masa


Pendidikan akhlak merupakan proses panjang yang ditempuh umat
manusia dalam mewujudkan perdamaian di dunia. Akhlak merupakan “tali
rasa” penghubung antar ego manusia. Dengan demikian, setiap masa dan
perkembangannya tetap mengedepankan pematrian akhlak dan nilai dalam
tatanan sosial kemasyarakatan.

Era Covid-19 ini, menjadi problematika baru, penanganannya lebih efektif


bila meminimalisir kontak aktivitas sosial, ekonomi, dan pendidikan dengan
proses langsung bertemu/tatap muka saat ini. Untuk itu, menumbuhkan
kesadaran kepada siswa tentang adanya perubahan tak terduga sebelumnya
merupakan solusi awal yang baik dilakukan kepada siswa. Selanjutnya,
penanaman karakter atau akhlak menjadi pondasi penting dalam mewujudkan

12
generasi yang survive dan berdaya saing tinggi dalam menyikapi perubahan
secara sadar dan bermartabat.

4. Membawa Siswa Menemukan Konsep Diri


Konsep diri merupakan gambaran, penilaian, dan persepsi tentang diri.
konsep diri, lazimnya dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang “sering”
dialami siswa. Siswa yang berprestasi kerap kali akan meningkatkan konsep
dirinya, sebaliknya bagi siswa yang memperoleh nilai rendah. Begitupun,
konsep diri tidaklah sekadar diukur melalui aspek intelektualitas siswa.

Konsep diri berfokus pada bagaimana seseorang memandang dirinya


sendiri, secara utuh, holistik, integral, dan spiritual. Untuk itu, perenungan
untuk mengenali diri sendiri menjadi dimensi penting yang diedukasi pada
siswa. Pendekatan saintifik dalam materi pembelajaran, ditambah dengan pola
pikir ilmiah, dapat mengarahkan siswa pada penemuan jati diri positif.

Masa remaja merupakan fase di mana manusia mengalami konflik,


persoalan, kebingungan dalam menemukan jati diri dan tempat dalam ranah
sosial (masyarakat). Sehingga, persiapan sejak usia sekolah dasar merupakan
alternative penting untuk menyikapi fase perkembangan anak.

Pembelajaran akhlak yang diberikan kepada siswa jenjang MI/SD tetap


dilakukan melalui lingkup keluarga masing-masing di rumah. Adapun dimensi
yang ditekankan yakni penanaman karakter terpuji melalui ucapan dan
keteladanan sikap orangtua di rumah. Sehingga, generasi bangsa tetap survive
dengan akhlak terpuji sebagai pondasi beraktivitas, baik sosial, ekonomi,
pendidikan maupun bidang kehidupan lainnya.5

F. Prinsip-Prinsip Dasar Penguatan Pendidikan Akhlak

5
http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tazkiya/article/view/836 , 17 Januari 2021,
21.09

13
Pendidikan yang paling ditekankan adalah pendidikan karakter yang dilakukan
oleh orang tua dari rumah, karena pendidikan orang tua itu adalah pendidikan
yang paling utama.
Semua ajaran, contoh, dan perilaku didapatkan dari lingkungan rumahnya.
Dan point terpenting yang dapat diambil dari kalimat diatas dalam prinsip –
prinsip dasar penguatan pendidikan karakter anak yaitu:
1. Menanamkan nilai keimanan kepada anak
2. Menerapkan kualitas ibadah yang baik pada anak
3. Menciptakan sikap sosial yang tinggi
4. Mendidik anak mulai dini tentang ke-Esaan Tuhan
5. Meningkatkan rasa kepeduliaan terhadap perintah Allah dan orang tua

Yang ini semua akan membantu dalam membentuk akhlak seorang anak yang
sholeh dan baik untuk menjadi bekal bagi dunia akhirat bagi anak dan kedua
orang tua. Ada beberapa perkara yang menguatkan serta meninggikan pendidikan
akhlak diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Meluaskan lingkungan fikiran
2. Berkawan dengan orang yang terpilih
3. Membaca dan menyelidiki perjalanan para pahlawan dan yang berpikiran
luar biasa.
4. Memberi dorongan kepada pendidikan akhlak
5. Membiasakan melakukan kebaikan.6

BAB III

6
https://kumparan.com/aya-sofia-1597133642788243193/pendidikan-karakter-masa-pandemi-
1tyt9trC2uX, 17 Januari 2021, 21.30

14
PENUTUP

A. Kesimpulan

Akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat
memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
Sedangkan sebagaian ulama yang lain mengatakan akhlak itu adalah suatu sifat
yang tertanam didalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap ia
bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah) karena sudah menjadi budaya
sehari-hari.

Akhlak merupakan “nilai” terpenting yang dididikkan oleh ajaran Islam


kepada manusia. Sebab, kehendak Allah SWT. diejawantahkan dalam bentuk
akhlak. Untuk itu, upaya pembiasaan dan melatih seseorang menjadi aspek yang
butuh konsisten dan komitmen dalam merealisasikannya.

Pendidikan Akhlak dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi


peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Adapun upaya-upaya dalam penanaman Akhlak diantaranya:


1. Pendidikan Meng-upgrade Kualitas Kurikulum Pembelajaran di
Madrasah/Sekolah
2. Memberikan Internalisasi Nilai (Values)
3. Menumbuhkan Kesadaran Adanya Perubahan Masa
4. Membawa Siswa Menemukan Konsep Diri

Semua ajaran, contoh, dan perilaku didapatkan dari lingkungan rumahnya.


Ada beberapa prinsip – prinsip dasar penguatan pendidikan karakter anak yaitu:
1. Menanamkan nilai keimanan kepada anak
2. Menerapkan kualitas ibadah yang baik pada anak
3. Menciptakan sikap sosial yang tinggi
4. Mendidik anak mulai dini tentang ke-Esaan Tuhan

15
5. Meningkatkan rasa kepeduliaan terhadap perintah Allah dan orang tua

B. Saran & Kritik

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun
dari para pembaca.

16
Daftar pustaka

http://ejournal.uin-suka.ac.id/adab/thaqafiyyat/article/view/1305

https://kumparan.com/aya-sofia-1597133642788243193/pendidikan-karakter-
masa-pandemi.
https://journal.walisongo.ac.id/index.php/sawwa/article/viewFile/1544/1395

17

Anda mungkin juga menyukai