Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KEGIATAN KEAGAMAAN

PEMBIASAAN PERILAKU RELIGIUS DAN


AKHLAK MULIA

MIN 7 PIDIE
2021/2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah menganugerahkan rahmat dan
inayah- Nya atas laporan Panduan Pembiasaan Akhlak Mulia Peserta Didik pada MIN 7
PIDIE. Dalam rangka mewujudkan siswa yang beriman, bertaqwa kepada Allah
SWT.berakhlak mulia, dan taat beribadah, pelaksanaan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam(PAI) pada MIN 7 PIDIE dapat diberikan melalui kegiatan pembiasaan di
sekolah. Tujuan disusunnya Panduan Pembiasaan Akhlak Mulia Peserta Didik pada
MIN 7 PIDIE adalah untuk memberi kemudahan dalam melaksanakan Pembiasaan
Akhlak Mulia bagi peserta didik pada jenjang sekolah menengah sehingga terciptanya
peserta didik muslim yang shalih dan shalihah, beriman dan bertaqwa, serta tangguh
dalam menghadapi tantangan zaman.
Dalam penyusunan panduan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, dapat
diberikan masukan, kritik, dan saran sebagai perbaikan dari laporan dan panduan ini.
Semoga laporan panduan ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat bagi
sekolah atau lembaga yang akan melaksanakan Pembiasaan Akhlak Mulia pada sekolah
menengah.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada
semua pihak yang telah memberikan kontribusi demi kesempurnaan laporan panduan
ini. Semoga bermanfaat dan menjadi amal ibadah kita semua, Aamiin.

Wassalamu'alaykum Wr. Wb.

Penyusun
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang
Pendidikan dikatakan bermutu dari segi proses yaitu belajar mengajar, yang
ditunjang oleh sumber daya manusia, dana, sarana dan prasarana yang memadai.
Pendidikan dikatakan berkualitas apabila dapat mendekati tuntutan tujuan
pendidikan nasional, yang indikatornya meliputi keimanan/ketaqwaan, intelektual,
kepribadian, ketrampilan serta rasa sosial dan kebangsaan. Dan Kualitas
pendidikan dikatakan tinggi apabila terpenuhinya tujuan dan standar pendidikan
nasional.

Salah satu upaya untuk mewujudkan pendidikan karakter, para peserta didik
harus dibekali dengan pendidikan khusus yang membawa misi pokok dalam
pembinaan akhlak mulia. Keluarnya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional, menegaskan kembali fungsi dan tujuan
pendidikan nasional kita. Pada pasal 3 ditegaskan, pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

Pendidikan Agama mengemban misi yang amat mulia dalam pembangunan


bangsa ini. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk perbaikan pendidikan
adalah membangun kultur akhlak mulia di kalangan siswa. Kegitan pembiasaan
akhlak mulia dilakukan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan agama
Islam sehingga dapat terealisasi dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana tujuan
yang diharapkan dari pendidikan Islam.
Dalam Surat Al Ahzab ayat 21 yang artinya : Sesungguhnya telah ada pada
diri Rosul itu Suri tauladan yang baik. Merujuk ayat ayat tersebut diatas maka
pendidikan adalah mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk
tingkah laku ,karena akhlaq adalah insting ( garizah ) yang dibawa manusia sejak
lahir.
Tujuan dari pembiasaan dalam pendidikan agama Islam di antaranya
sebagaimana diungkapkan oleh Al-Ghazali bahwa setiap perbuatan baik yang
sudah menjadi kebiasaan, maka akhlak itu baik akan terpatri dalam dirinya. Dari
sini dapat dipahami rahasia yang ada di balik perintah syariat untuk melakukan
kebaikan, yaitu dalam rangka mengubah hati dari bentuknya (karakter) yang jelek
kepada yang baik, walaupun seseorang melakukannya dengan susah dan terpaksa,
namun tetap akan membekas pada dirinya dan menjadi bagian dari jati dirinya.

B. Dasar Hukum
1. Al Qur’an dan Hadist
2. Undang-Undang Dasar RI 1945 dan perubahannya;
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama
dan Keagamaan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008
tentang Pembinaan Kepesertadidikan;
8. Peraturan Menteri Agama Nomor 16 tahun 2010 tentang
Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun
2014 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini
10. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 148 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini

11. Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 211 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah;
C. Pengertian Pembiasaan Akhlak Mulia
Pembiasaan (habituation) merupakan proses pembentukan sikap dan
perilaku yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran
yang berulang-ulang. Untuk menanamkan pembiasaan terhadap anak usia Sekolah
menengah , yaitu usia 12-15 tahun bersifat fleksibel, dan dapat dilaksanakan
secara rutin, spontan, keteladanan dan terprogram.

D. Tujuan Pembiasaan Akhlak Mulia


Kegiatan Pembiasaan Akhlak Mulia ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia peserta didik.
2. Menerapkan dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-
hari dalam membentuk mental spiritual peserta didik yang memiliki
kepribadian muslim yang kokoh dan mampu menghadapi tantangan negatif
yang datang dari dalam maupun luar dirinya.
3. Melatih kemandirian, keberanian, kejujuran, kebersamaan, dan toleransi.
4. Memberikan pengalaman tentang model kehidupan yang santun dan islami.
BAB II
PENERAPAN PEMBIASAAN PADA MIN 7 PIDIE

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan bangsa Indonesia
dan menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari bahwa peran tersebut, maka internalisasi
nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan.
Penerapan pembiasaan keagamaan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia serta
meningkatkan potensi spiritual. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan
moral.Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman
nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual
ataupun sosial. Peningkatan potensi spritual tersebut, akhirnya bertujuan pada
optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Allah SWT.
Pembiasaan (habituation) merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku
yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-
ulang. Sikap atau perilaku yang menjadi kebiasaan mempunyai ciri; perilaku tersebut
relatif menetap, umumnya tidak memerlukan fungsi berpikir yang cukup tinggi,
misalnya untuk dapat mengucapkan salam cukup fungsi berpikir berupa mengingat atau
meniru saja, bukan sebagai hasil dari proses kematangan, tetapi sebagai akibat atau
hasil pengalaman atau belajar, dan tampil secara berulang-ulang sebagai respons
terhadap stimulus yang sama.
Pembentukan perilaku melalui pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan
secara terus-menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari peserta didik sehingga
menjadi pola pengembangan diri yang baik. Bidang pengembangan diri meliputi aspek
pengembangan moral dan nilai-nilai agama, serta pengembangan sosial, emosional, dan
kemandirian. Dari aspek pengembangan moral dan nilai-nilai agama diharapkan akan
meningkatkan ketaqwaan peserta didik terhadap Allah SWT dan membina sikap peserta
didik
dalam rangka meletakkan dasar agar peserta didik menjadi warga negara yang baik.
Aspek pengembangan sosial dan kemandirian dimaksudkan untuk membina peserta didik
agar dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan
sesamanya maupun dengan orang dewasa dengan baik serta dapat menolong dirinya
sendiri dalam rangka kecakapan hidup. Bidang pengembangan diri dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut.

a. Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik setiap hari sekolah,
misalnya berbaris, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, menlantunkan
shalawat yang dapat membangkitkan motivasi diri, lagu-lagu religius, berjabat
tangan, dan mengucapkan salam baik kepada sesama peserta didik maupun kepada
guru, dan kepada orang-orang yang lebih tua dari mereka.

b. Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan, misalnya meminta
tolong dengan baik, menawarkan bantuan dengan baik, memberi ucapan selamat
kepada teman yang mencapai prestasi baik, dan menjenguk teman yang sakit dan
menjaga kebersihan lingkungan.

c. Pemberian teladan adalah kegiatan yang dilakukan dengan memberi


tcladan/contoh yang baik kepada peserta didik, misalnya: membuang sampah yang
dijumpai di lingkungan sekolah, mengucapkan salam bila bertemu dengan orang
lain, rapi dalam berpakaian, hadir di sekolah tepat waktu, santun dalam bertutur
kata, dan tersenyum ketika berjumpa dengan siapapun.

d. Kegiatan terprogram adalah kegiatan yang di-program dalam kegiatan


pembelajaran (perencanaan semester, satuan kegiatan mingguan dan satuan
kegiatan harian) di sekolah, misalnya: makan bersama di kantin saat jam istirahat,
menggosok gigi di setiap paginya, menjaga kebersihan lingkungan, dan Iain-lain,
(ditinjau kembali merujuk pada pedoman pembiasaan)

Metode pembiasaan MIN 7 Pidie melalui metode uswah hasanah. Dalam


menerapkan metode uswah hasanah guru harus mempunyai pengetahuan yang
memadai:
1. Metode uswah hasanah adalah perbuatan yang patut ditiru baik dengan
memberi contoh yang baik yang berupa prilaku yang nyata khususnya ibadah
dan akhlaq
2. Metode latihan yaitu dengan memberi kegiatan secara continue dan terarah.
Melalui latihan rutin yang dilakukan dengan sungguh sungguh maka kegiatan
pembelajaran yang diharapkan akan tercapai, maka perlu dipupuk dan
dimotivasi secara rutin. Menjadikan suatu perbuatan yang baik sebagai rasa
tanggung jawab sehingga kekal menjadi kebiasaan
3. Metode bimbingan praktek ibadah. Kegiatan praktek langsung ibadah sehari
hari dapat diterapkan melalui pembiasaan, misalnya: membiasakan mengaji
sebelum memulai pembelajaran, melakukan kegiatan praktek sholat, dan lain
sebagainya.
BAB III
BENTUK PEMBIASAAN AKHLAK MULIA DI MIN 7 PIDIE

A. Guru Menyambut Peserta Didik


Guru menyambut peserta didik dipintu gerbang, supaya siswa dapat bersalaman
dengan guru dipagi hari, dilakukan setiap hari oleh guru secara bergantian atau
seluruh guru.

B. Membiasakan mengaji setiap pagi sebelum jam pembelajaran


Pembiasaan mengaji setiap pagi dengan membaca Al-quran dan menghafal surat-
surat pendek dapat dilakukan dengan pilihan cara sebagai berikut:
1. Menghafal dibimbing guru di Mushalla
2. Menghafal dibimbing guru secara klasikal didalam kelas masing-masing

C. Membiasakan menjaga kebersihan dengan cara:


1. Membuang sampah pada tempatnya
2. Merapikan peralatan belajar dan meja kursi yang telah digunakan
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
4. Membersihkan bagian tubuh setelah melakukan buang air besar dan buang air
kecil

D. Membiasakan berbagi dan membantu orang lain dengan cara:


1. Berbagikan makanan dan minuman pada teman
2. Bersedekah untuk orang yang membutuhkan
3. Membantu teman yang membutuhkan bantuan
4. Bekerjasama dalam setiap kegiatan
5. Menyayangi sesama

E. Membiasakan menghormati diri sendiri dan orang yang lebih tua:


1. Rapi dalam berpakaian
2. Menghormati orang tua
3. Berbicara sopan pada orang yang lebih tua
4. Mau mendengarkan orang yang sedang berbicara
5. Mau menerima pendapat orang lain

F. Membiasakan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran


Berdoa sebelum pembelajaran dapat dilakukan dengan dua pilihan
a. Berdoa bersama seluruh kelas
1. Seluruh peserta didik masuk kelas 5 menit sebelum jam masuk
2. Guru memandu doa di dalam kelas
3. Seluruh peserta didik mengikuti doa bersama
b. Berdoa pada masing masing kelas
1. Guru masuk kelas dan mempersilakan peserta didik untuk berdoa
2. Berdoa dipimpin oleh guru
3. Seluruh peserta didik berdoa bersama sama
c. Do’a pulang
1. Guru mengakhiri pelajaran dan mempersilakan peserta didik untuk
berdoa
2. Berdoa dipimpin oleh guru
3. Seluruh peserta didik berdoa bersama sama

G. Membiasakan menghafal surat-surat pendek dan hadist-hadist pilihan


1. Peserta didik menghafal surat-surat pendek dengan cara sebagai berikut:
a. Hafalan dilaksanakan secara klasikal tiap kelas
b. Dilakukan setiap hari sebelum kegiatan pembelajaran
c. Dipandu oleh guru
d. Jika hafalan belum lancar diulang-ulang sampai hafal
2. Peserta didik menghafalkan hadist-hadist pilihan dengan cara sebagai berikut:
a. Hafalan dilaksanakan secara klasikal tiap kelas
b. Dilakukan setiap hari sebelum kegiatan pembelajaran
c. Dipandu oleh guru
d. Jika hafalan belum lancar diulang-ulang sampai hafal
e. Hadist yang dihafalkan sesuai dengan tema yang diajarkan
H. Membiasakan hafalan do’a-do’a harian
Peserta didik menghafalkan do’a-do’a harian dengan cara sebagai berikut:
1. Hafalan dilaksanakan secara klasikal tiap kelas sesuai dengan tema
2. Dipandu oleh guru
3. Jika hafalan belum lancar diulang-ulang sampai hafal
4. Do’a harian yang dihafalkan sesuai dengan tema yang diajarkan sekolah
diantaranya:
a. Do’a sebelum dan sesudah tidur
b. Do’a masuk dan keluar kamar mandi
c. Do’a Berpakaian
d. Do’a Bercermin
e. Do’a sebelum dan sesudah makan
f. Do’a keluar rumah
g. Do’a naik kendaraan
h. Do’a sebelum dan sesudah belajar
i. Do’a kedua orang tua
j. Do’a masuk dan keluar masjid
k. Do’a sesudah wudhu
*) Do’a yang sudah dihafal diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
I. Membiasakan ijin ketika keluar kelas
Berikut tata cara ijin keluar kelas:
1. Anak menganggkat tangan
2. Guru merespon “Iya silakan”
3. Anak mengatakan “Pak / Bu Saya Mohon Ijin Ke Kamar Kecil”
4. Guru menjawab “Iya silahkan”
5. Anak menjawab “Terima Kasih Pak / Bu” dan bangkit dari tempat duduknya
6. Anak lain yang hendak ijin harus menunggu siswa yang keluar tadi kembali ke
kelas

J. Membiasakan berjabat tangan


Cara peserta didik berjabat tangan dengan guru berbeda-beda, ada yang meletakkan
tangan guru di keningnya, ada yang meletakkan tangan guru pada pipinya, ada juga yang
hanya berjabat tangan saja tanpa mencium tangan gurunya. Perlu disampaikan kepada
seluruh peserta didik dan guru bahwa cara berjabat tangan dengan guru adalah dengan
mencium tangan guru, mencium dengan hidungnya bukan pipi atau kening. Juga berjabat
tangan dengan teman adalah berbeda.

K. Membiasakan menata meja guru sebelum memulai pembelajaran


Terkadang peserta didik diharuskan menata meja guru ketika memasuki sebuah
ruangan, kebanyakan dari ruang kelas berantakan pada saat pulang sekolah.
Hal tersebut kurang baik untuk dibiasakan sehingga perlu diatur untuk menjadi
sebuah kebiasaan, yaitu :
1. Peserta didik melakukan piket secara bergantian setiap harinya
2. Peserta didik melakukan bersih-bersih setiap harinya pada ruang mereka
3. Peserta didik merapikan meja kursi siswa di ruang masing-masing
4. Jika ada buku atau kertas yang berserakan pada lantai petugas dengan sigap
melakukan pembersihan
Siswa sedang membersihkan

kelas dan suasana ruang kelas memjadi nyaman untuk belaarj


L. Membiasakan antri
Pada setiap kesempatan guru harus membiasakan siswa untuk mengantri misalnya
ketika siswa hendak bersalaman dengan guru, ketika guru hendak membagikan
sesuatu kepada siswa belanja di kantin sekolah dan pada saat mencuci tangan serta
lain sebagainya, kebiasaan yang tidak baik adalah siswa berebut untuk
mendapatkan giliran paling depan. Hal ini tidak boleh dibiarkan, dan perlu
dilakukan pembiasaan untuk mengantri pada setiap kesempatan mengantri.

M. Memberi infaq se ikhlasnya walaupun sedikit

- Bila ada teman yang sakit, sedekah hanya dari teman sekelas

- Bila orang tua meninggal maka sedekah akan diberikan oleh semua siswa dari kelas
s/d kelas VI

N. Bila ada uang jajan yang hilang atau barang lainnya maka siswa akan melapor kepada dewan
guru dan akan di umumkan lewat mikrofon sekolah

- Bila ada siswa yang menemukan uang jajan atau barng lainnya siswa akan menyerahkan nya
ke kantor dewan guru untuk di beritahukan kepada siswa melalui mikrofon
Gambar yang menemukan uang jajan teman dan menyerahkan ke kantor dewan guru
BAB IV

PELAPORAN DAN MONITORING

1. Pelaporan
a. Pelaporan Manual
1. Kegiatan pembiasaan akhlak mulia di madrasah dilaporkan oleh guru
kelas pada akhir semester pada mata pelajaran Aqidah Ahklak, Fiqih dan
Alquran Hadist
2. Wali kelas akan mencatat setiap siswa yang melakukan pembiasaan yang baik
3. Laporan ditujukan kepada pengawas Madrasah diketahui kepala sekolah
4. Pengawas PAI menindak lanjuti laporan
5. Bentuk laporan sebagai terlampir
b. Laporan monitoring
1. Monitoring dilakukan secara berkelanjutan
2. Monitoring pada sekolah dilaksanakan oleh pengawas Madrasah
3. Instrumen monitoring sebagaimana terlampir
BAB V
JADWAL KEGIATAN KEAGAMAAN
SETIAP HARI Di MIN 7 PIDIE
TAHUN 2021/2022

A. JADWAL KEGIATAN HARIAN

NO WAKTU JENIS KEGIATAN PEMATERI


1 07.30 - 08.00 TAHSIN QUR’AN / TAHFIZ GURU
2 07.30 - 08.00 TAHSIN QUR’AN / TAHFIZ GURU

3 07.30 - 08.00 TAHSIN QUR’AN / TAHFIZ GURU

4 07.30 - 08.00 TAHSIN QUR’AN / TAHFIZ GURU

5 07.30 - 08.00 TAHSIN QUR’AN / BACA YASIN GURU

6 07.30 - 08.00 TAHSIN QUR’AN / TAHFIZ GURU

Mengetahui
Kepala MIN 7 Pidie Mali Mesjid, 20 -05-2022

Ruhamah,S.Pd.I H. Baktiar, S.Pd


NIP.196910121998032002 NIP. 196808182007011051
BAB VI
PENUTU
P

Panduan ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pembiasaan akhlak
mulia pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah. Pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilakukan
di masing-masing Madrasah, dilaksanakan secara berkesinambungan dilakukan
pengawasan, pembinaan dan penilaian oleh pengawas dan pihak terkait.

Apabila masih terdapat kekurangan dalam pedoman ini, Bidang Pendidikan Agama
Islam Kantor Kementerian Agama Kab Pidie akan melakukan evaluasi, revisi, dan
penyempurnaan terkait dengan hal-hal lain yang belum diatur dalam petunjuk teknis ini.

Diharapkan seluruh guru MIN 7 PIDIE dapat berperan aktif dalam mendukung
kegiatan pembiasaan akhlak mulia di sekolah dan daerahnya masing-masing sehingga
terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta berkepribadian muslim yang kokoh.
LAMPIRAN

1. SISWA MENUNJUKKAN PERILAKU RELIGIUS DENGAN


PENGALAMANNYA DALAM AKTIVITAS DI SEKOLAH/
MADRASAH PERILAKU RELIGIUS
a. Kebiasaan Berdoa di kelas

b. Baca yasin bersama di halaman setiap hari jumat


Baca Yasin Bersama setiap Jumat
c. Kebiasaan Mengucapkan Salam dengan pembiasaan 3S (Senyum,
Sapa, Salam)
d. Kepeduliaan Sosial

Pengumpulan infaq untuk siswa yang terdampak musibah


Santunan kepada anak yatim/piatu
Penyerahan paket Ramadhan
PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN PERINGATAN HARI BESAR
KEAGAMAAN

Anda mungkin juga menyukai