(MULTIPLE INTELEGENCE)
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK
PADA MATA KULIAH
TEORI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Oleh kelompok 7
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia yang telah Allah berikan sehingga penulisan makalah ini berjalan dengan
lancar tanpa ada halangan yang berarti dari awal hingga akhir penyelesaian.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Prof. Prof. Dr. H. Qowaid
yang telah memberikan berbagai dukungan dan materi sebagai bahan dalam
penulisan makalah ini. Tanpa bantuan beliau kami tidak mungkin bisa
memaparkan materi dengan baik.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
3.1. Kesimpulan............................................................................................35
Daftar Pustaka...................................................................................................37
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Salah satu karakteristik penting dari individu yang perlu dipahami oleh guru
sebagai pendidik adalah bakat dan kecerdasan individu. Guru yang tidak memahami
kecerdasan anak didik akan memiliki kesulitan dalam memfasilitasi proses
pengembangan potensi individu menjadi yang dicita-citakan. Generalisasi terhadap
kemampuan dan potensi individu memberikan dampak negatif yaitu siswa tidak
memiliki kesempatan untuk mengebangkan secara optimal pternsi yang aa pada dirinya.
Akibat penanganan salah seperti yang dilakukan oleh sistem persekolahan saat ini kita
telah kehilangan bakat-bakat cemerlang. Individu-individu yang cerdas tidak dapat
mengembangkan potensi diri mereka secara optimal.
2.2. Macam - Macam Kecerdasan Ganda
Ada delapan jenis intelegensi yang dikemukakan oleh Howard Gardner yaitu :
1. Intelegensi Bahasa (Linguistik)
Kecerdasan bahasa berisi kemampuan untuk berfikir dengan kata-kata dan
menggunakan bahasa untuk mengekspresikan arti yang kompleks.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam
intelegensi bahasa :
a. Senang membaca buku, bercerita atau mendongeng.
b. Senang berkomunikasi, berbicara,berdialog, berdiskusi dan senang
berbahasa asing.
c. Pandani menghubungkan atau merangkaikan kata – kata atau kalimat baik
lisan ataupun tertulis.
d. Pandai menafsirkan kata – kata atau paragraph baik secara lisan maupun
tertulis.
e. Senang mendengarkan musik dan sebagainya dengan baik.
f. Pandai mengingat dan menghafal.
g. Humoris.
• Pengarang
• Penyair
• Wartawan
• Pembicara
• Pembaca berita
6. Intelegensi Intrapersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk
dapat memahami dan dapat melakukan interaksi secara fektif dengan orang lain.
Kecerdasan interpersonal akan dapat dilihat dari beberapa oranng seperti; guru yang
sukses, pekerja sosial, aktor, politisi. Saat ini orang mulai menyadari bahwa kecerdasan
interpersonal merupakan salah satu faktor yang sangat kesuksesan seseorang.
Berikut ini individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi intra personal :
8. Intelegensi Naturalis
Keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies-flora dan fauna di
lingkungannya. Para pecinta alam adalah contoh orang tergolong sebagai orang – orang
yang memiliki kecerdasan ini.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi
naturalis :
a. Senag terhadap flora dan fauna, bertani, berkebun, memelihara binatang,
berinteraksi dengan binatang dan berburu.
b. Pandai melihat perubahan cuaca, meneliti tanaman.
c. Senang kegiatan di alam terbuka.
Apabila guru Pendidikan Agama mengadopsi strategi Zohar dan Marshal dalam
pembelajaran Pendidikan agama, maka upaya yang pertama kali dilakukan adalah
membangkitkan atau membangun kecerdasan spritual peserta didik melalui penyadaran
diri dengan perenungan tentang posisi diri di antara makhluk-makhluk yang lain.
Selanjutnya mengikuti strategi yang lain, sampai ketujuh strategi Zohar dan Marshal
dapat dituntaskan.
Pengembangan kecerdasan spiritual semata-mata dalam pembe-lajaran
Pendidikan Agama juga kurang tepat, mengingat setiap peserta didik memiliki beragam
kecerdasan.
Pengembangan kecerdasan bahasa dalam pembelajaran Pendidikan Agama
dapat dilakukan dengan mengotimalkan rasa dalam memaknai bahasa agama, sehingga
ajaran agama dapat dikomuni-kasikan dengan santun. Begitu juga dengan kecerdasan
logika dikembangkan melalui berfikir matematis-logis, sehingga ajaran agama dapat
dipahami dan diterima secara rasional, begitu juga kecerdasan yang lain.
Dalam kaitan ini guru tidak dapat lagi memaksakan kehendak dalam
pembelajaran Pendidikan Agama kepada peserta didik. Ia hanya dapat memotivasi
kecerdasan mana yang akan memimpin dan menonjol dalam diri peserta didik untuk
memahami makna kehadiran agama di kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,
peserta didik akan mengapresiasi ajaran agama sesuai dengan keinginan dan
kesukaannya, bukan karena keterpaksaan. Pada gilirannya ia akan menjalankan ajaran
agama dengan baik di kehidupan sehari-harinya. Biarkan peserta didik berkembang
mengikuti kecerdasan yang dimilikinya agar keterampilan hidup didapat dengan
memuaskan berdasarkan kesukaan dan kerelaan.
Siswa yang terakhir inilah yang paling bagus hasil belajarnya. Hal ini karena
pikiran hanya dapat mengingat kata – kata bukan kalimat. Kata – kata kunci merupakan
kata – kata inti yang menghubungkan satu pengertian dengan pengertian berikutnya
dalam suatu bacaan. Begitu besarnya potensi yang dimiliki oleh indera manusia
sehingga harus dimanfaatkan seoptimal mungkin.
b. Selain dengan test, mengidentifikasi inteligensi juga dapat dilakukan dengan cara
observasi. Observasi dapat dilakukan terhadap apa yang dilakukan anak didik
dikelas dan kegiatan di luar kelas. Observasi di dalam kelas yaitu dengan
melihat/mengamati apa yang dilakukan anak didik selama belajar, selama
mengerjakan tugas, kesukaan terhadap mata pelajaran tertentu, cara mereka
bertanya dan menjawab pertanyaan. Observasi kegiatan anak didik di luar kelas
dapat dilakukan dengan cara mengamati mereka di sela waktu istirahat.
30 % pembelajaran langsung
30 % belajar kooperatif
30% belajar independent
Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda juga perlu menyediakan fasilitas
pendukung selain guru yang berkualitas. Fasilitas tersebut dapat digunakan oleh guru
dan siswa dalam meningkatkan kecerdasan-kecerdasan yang spesifik.
Fasilitas dapat berbentuk media pembelajaran dan peralatan serta perlengkapan
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda. Contoh
fasilitas pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda
antara lain : peralatan musik, peralatan olah raga dan media pembelajaran yang dapat
digunakan untuk melatih kecerdasan spesifik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Setiap individu memiliki tidak hanya memiliki satu kecerdasan tetapi lebih yaitu
disebut juga multiple intelligences atau kecerdasan ganda. Kecerdasan adalah
sehimpunan kemampuan dan ketrampilan. Kecerdasan dapat ditingkatkan
dengan cara belajar yang mengembangkan kemampuannya secara penuh.
3. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang
mengembangkan semua kecerdasan yaitu sebagai berikut :
• Mengaktifkan seluruh indra anak didik
• Melatih intelegensi / kecerdasan yang berimbang
• Melatih silang intelegensi / kecerdasan yang bebeda.
Saran
Dari makalah yang penulis sampaikan adapun saran penulis adalah setelah membaca
makalah ini diharapkan agar setiap orang mau belajar untuk mengasah kecerdasan yang
dimilikinya sehingga jika setiap orang mampu menggunakan inteligensi /
kecerdasannya yang paling kuat maka mereka akan menemukan bahwa belajar itu
mudah dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Thomas. 2003. Sekolah Sang Juara (Multi Intelegences In The Class
Room). Penerjemah: Yudi Murtanto. Bandung: Kaifa.
Budiman, Arif. 2005. Panduan Praktis Mengetes IQ Anak Anda. Bandung: Alfabeta.
Campbell, Linda. Bruce Cambell dan Dee Dickinson. 2006. Metode Praktis
Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Depok: Intuisi Press.
Chatib, Munif & Alamsyah Said. 2012. Sekolah Anak-Anak Juara. Bandung: Kaifa.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Efendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta.
Evelyn, English. 2005. Pembelajaran dengan Empati. Bandung: Nuansa.
Lie, Anita. 2004. 101 Cara Menumbuhkan Kecerdasan Anak. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Muhammad, As’adi. 2009. Menghidupkan Otak Kanan Anak Anda. Yogyakarta: Power
Books Publishing.
Widiyanto, Joko. 2010. SPSS for Windows: Untuk Analisis Data Statistik dan
Penelitian. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.