Anda di halaman 1dari 25

TEORI BELAJAR KECERDASAN GANDA

(MULTIPLE INTELEGENCE)

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK
PADA MATA KULIAH
TEORI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. H. Qowaid

Oleh kelompok 7

Siti Masitho 2286108010028


Aji Budi 2286108010027
Deni Ramdhani 2286108010031
M. Azqi Rojabi 2286108010030

JURUSAN MENEJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
IAIN LAA ROIBA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia yang telah Allah berikan sehingga penulisan makalah ini berjalan dengan
lancar tanpa ada halangan yang berarti dari awal hingga akhir penyelesaian.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Prof. Prof. Dr. H. Qowaid
yang telah memberikan berbagai dukungan dan materi sebagai bahan dalam
penulisan makalah ini. Tanpa bantuan beliau kami tidak mungkin bisa
memaparkan materi dengan baik.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas kelompok


pada mata kuliah “Teori Pembelajaran Pendidikan Islam”. Selain itu adalah
untuk menambah wawasan tentang “Teori Belajar Kecerdasan Ganda atau
Multiple Intelegence” bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya.
Makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu dibutuhkan kritik dan saran
untuk perbaikan selanjutnya.

Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, 17 November 2022

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah........................................................................1


1.2. Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3. Tujuan Penulis.........................................................................................
1.4. Metode Penulis.......................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Teori Belajar Kecerdasan Ganda dan Tokohnya ................ 3


2.2. Macam - Macam Teori Belajar Kecerdasan Ganda...............................11
2.3. Strategi Pembelajaran Teori Belajar Kecerdasan Ganda serta cara
Meningkatkan Kemampuan Individu....................................................
BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan............................................................................................35
Daftar Pustaka...................................................................................................37
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi
individu. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi
kompetensi. Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam
melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik atau guru dalam hal ini adalah
memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk dapat mengembangkan potensi yang
dimiliki menjadi kompetensi sesuai dengan cita-citanya. Program pendidikan dan
pembelajaran seperti yang berlangsung saat ini oleh karenanya harus lebih diarahkan
atau lebih berorientasi kepada individu peserta didik.
Kenyataan menunjukkan bahwa program pendidikan yang berlangsung saat ini
lebih banyak dilaksanakan dengan cara membuat generalisasi terhadap potensi dan
kemampuan siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman pendidik tentang
karakteristik individu. Muncul keluhan dari pendidik atau guru bahwa mereka merasa
bahwa menjelakan sejelas jelasnya tetapi ada saja anak didik yang tidak dapat
memhami pelajaran dengan baik. Setiap kali orang belajar pasti melibatkan pikirannya
dan didalam pikiran tersebut ada kecerdasan. Salah satu temuan yang sangat bermanfaat
adalah bahwa setiap individu memiliki tidak hanya memiliki satu kecerdasan tetapi
lebih yaitu disebut juga multiple intelligences atau kecerdasan ganda. Oleh karena itu,
penulis tertarik untuk membahasnya di dalam makalah ini yaitu tentang “kecerdasan
ganda (multiple intelligences)”.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Teori Belajar Kecerdasan Ganda dan siapa saja tokohnya?
2. Sebutkan macam - Macam Teori Belajar Kecerdasan Ganda?
3. Apa saja strategi pembelajaran Teori Belajar Kecerdasan Ganda serta
4. Bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan individu?

1.3. Tujuan Pembahasan


1. Untuk mengetahui pengertian Teori Belajar Kecerdasan Ganda dan
tokohnya?
2. Untuk mengetahui macam - macam Teori Belajar Kecerdasan Ganda.
3. Untuk mengetahui strategi pembelajaran Teori Belajar Kecerdasan Ganda
4. Untuk mengetahui bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan individu
1.4. Manfaat Pembahasan
Hasil makalah diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan antara lain :
1. Sebagai wahana untuk melatih diri dalam pembuatan makalah yang
berwawasan ilmu pengetahuan.
2. Sebagai informasi tentang kecerdasan ganda dan jenis - jenisnya.
3. Agar pembaca dapat mengetahui bahwa manusia memiliki kecerdasan yang
ganda sehingga dapat melatih diri dengan kecerdasan yang dimiliki oleh
setiap individu.

1.5. Metode Pembahasan


Pembahasan makalah ini menggunakan metode kepustakaan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Teori Kecerdasan Ganda atau Multiple Intellegences


Istilah kecerdasan atau intelegensi bukanlah sesuatu yang baru bagi kita sebagai
pendidik. Namun sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ilmu tentang
kecerdasanpun berkembang. Banyak ahli dari berbagai bidang disiplin ilmu melakukan
penelitian tentang otak manusia. Setiap individu tidak hanya memiliki satu kecerdasan
tetapi lebih yaitu disebut juga multiple intelligences atau kecerdasan ganda.
Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Inteligence) yang dikemukakan oleh Howard
Gardner – seorang professor psikologi dari Harvard University – akan dijadikan acuan
untuk lebih memahami bakat dan kecerdasan individu.

Jerold E. Kemp dan kawan-kawan mengemukakan (1996) beberapa karakteristik


individu siswa yang perlu dipahami antara lain :
• Age and maturity level
• Motivation and attitude toward subject
• Expectation and vocational level
• Special Talent
• Mechanical Dexterity
• Ability to work under various enviro condition.

Salah satu karakteristik penting dari individu yang perlu dipahami oleh guru
sebagai pendidik adalah bakat dan kecerdasan individu. Guru yang tidak memahami
kecerdasan anak didik akan memiliki kesulitan dalam memfasilitasi proses
pengembangan potensi individu menjadi yang dicita-citakan. Generalisasi terhadap
kemampuan dan potensi individu memberikan dampak negatif yaitu siswa tidak
memiliki kesempatan untuk mengebangkan secara optimal pternsi yang aa pada dirinya.
Akibat penanganan salah seperti yang dilakukan oleh sistem persekolahan saat ini kita
telah kehilangan bakat-bakat cemerlang. Individu-individu yang cerdas tidak dapat
mengembangkan potensi diri mereka secara optimal.
2.2. Macam - Macam Kecerdasan Ganda
Ada delapan jenis intelegensi yang dikemukakan oleh Howard Gardner yaitu :
1. Intelegensi Bahasa (Linguistik)
Kecerdasan bahasa berisi kemampuan untuk berfikir dengan kata-kata dan
menggunakan bahasa untuk mengekspresikan arti yang kompleks.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam
intelegensi bahasa :
a. Senang membaca buku, bercerita atau mendongeng.
b. Senang berkomunikasi, berbicara,berdialog, berdiskusi dan senang
berbahasa asing.
c. Pandani menghubungkan atau merangkaikan kata – kata atau kalimat baik
lisan ataupun tertulis.
d. Pandai menafsirkan kata – kata atau paragraph baik secara lisan maupun
tertulis.
e. Senang mendengarkan musik dan sebagainya dengan baik.
f. Pandai mengingat dan menghafal.
g. Humoris.

Contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan bahasa yaitu

• Pengarang
• Penyair
• Wartawan
• Pembicara
• Pembaca berita

2. Intelegensi Logis - matematis


Kecerdasan logis matematis memungkinkan seseorang terampil dalam
melakukan hitungan, penghitungan atau kuantifikasi, mengemukakan proposisi dan
hipotesis dan melakukan operasi matematis yang kompleks.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam
inteligensi logis-matematis :
a. Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka – teki.
b. Senang dan pandai berhitung dan bermain angka.
c. Senang mengorganisasikan sesuatu, menyusun scenario.
d. Mampu berfikir logis baik induktif maupun deduktif.
e. Senang silogisme .
f. Senang berfikir abstraksi dan simbolis.
Contoh – contoh orang yang memiliki kecerdasan matematis logis adalah ilmuwan,
matematikawan, akuntan, insinyur, dan pemprogram komputer

3. Intelegensi Visual Spasial


Orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah orang yang memiliki kapasitas
dalam berfikir secara tiga dimensi. Contoh - contoh orang yang memiliki kecerdasan
spasial adalah pelaut, pilot, pematung, pelukis daan arsitek. Kecerdasan spasial
memungkinkan individu dapat mempersepsikan gambar-gambar baik internal maupun
eksternal dan mengartikan atau mengkomunikasikan informasi grafis.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi
visual spasiall :
a. Senang merancang sketsa, gambar, desain grafik dan table.
b. Peka terhadap citra, warna dan sebagainya.
c. Pandai menvisualisasikan ide.
d. Imaginasinya aktif.
e. Mudah menemukan jalan pada ruang.
f. Mempunyai presepsi yang tepat dari berbagai sudut.
g. Mengenal relasi benda – benda dalam ruang.
4. Intelegensi Musikal
Kecerdasan musikal dibuktikan dengan adanya rasa sensitif terhadap nada,
melodi, irama musik. Orang-orang yang memilki kecerdasan musikal yang baik antara
lain ; komposer, konduktor, musisi, kritikus musik, pembuat instrumen dan orang-orang
sensitif terhadap unsur suara.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi
musikal :
a. Pandai mengubah atau mencipta musik.
b. Senang dan padai bernyanyi.
c. Pandai mengoperasikan musik serta menjaga ritme.
d. Mudah menangkap musik.
e. Peka terhadap suara dan musik.

5. Intelegensi Kinestetik Tubuh


Kecerdasan kinestetik tubuh adalahkecerdasan yang memungkinkan seorang
memanipulasi objek dan cakap melakukan aktivitas fisik. Contoh-contoh orang yang
memiliki kecerdasan kinestetik yaitu atlet, penari, ahli bedah, dan pengrajin.
Berikut ini individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi kinestetik
tubuh. :
a. Senang menari atau akting.
b. Pandai dan aktif dalam olahraga tertentu.
c. Mudah berekspresi dengan tubuh.
d. Mampu memainkan mimic.
e. Koordinasi dan fleksibilitas tubuh tinggi.
f. Senang dan efektif berfikir sambil berjalan, berlari dan berolahraga.
g. Pandai merakit sesuatu menjadi suatu produk.
h. Senang bergerak atau tidak bisa diam dalam waktu yang lama.
i. Senang kegiatan di luar rumah.

6. Intelegensi Intrapersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk
dapat memahami dan dapat melakukan interaksi secara fektif dengan orang lain.
Kecerdasan interpersonal akan dapat dilihat dari beberapa oranng seperti; guru yang
sukses, pekerja sosial, aktor, politisi. Saat ini orang mulai menyadari bahwa kecerdasan
interpersonal merupakan salah satu faktor yang sangat kesuksesan seseorang.
Berikut ini individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi intra personal :

a. Mampu menilai diri sendiri dan bermediasi.


b. Mampu mencanangkan tujuan, menyusun cita – cita dan rencana hidup yang jelas.
c. Berjiwa bebas.
d. Mudah berkonsentrasi.
e. Keseimbangan diri.
f. Senang mengekspresikan perasaan – perasaan yang berbeda.
g. Sadar akan realitas spiritual.
7. Intelegensi Interpersonal (Sosial)
Kecerdasan intrapersonal diperlihatkan dalam bentuk kemampuan dalam
membangun persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan kemampuan
tersebut dalam membuat rencana dan mengarahkan orang lain.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi
intrapersonal :
a. Mampu berorganisasi, menjadi pemimpin dalam organisasi.
b. Mampu bersosialisasi, menjadi mediator, bermain dalam kelompok
bekerja sama dalam tim.
c. Senang permainan berkelompok dari pada individual.
d. Biasanya menjadi tempat mengadu orang lain.
e. Senang berkomunikas verbal dan nonverbal.
f. Peka terhadap teman.
g. Suka memberi feedback.
h. Mudah mengenal dan membedakan perasaan dan pribadi orang lain.

8. Intelegensi Naturalis
Keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies-flora dan fauna di
lingkungannya. Para pecinta alam adalah contoh orang tergolong sebagai orang – orang
yang memiliki kecerdasan ini.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi
naturalis :
a. Senag terhadap flora dan fauna, bertani, berkebun, memelihara binatang,
berinteraksi dengan binatang dan berburu.
b. Pandai melihat perubahan cuaca, meneliti tanaman.
c. Senang kegiatan di alam terbuka.

2.3. Strategi Pembelajaran Kecerdasan Ganda


Menurut Noeng Muhajir (1993 : 109) strategi adalah suatu penataan potensi dan
sumber daya agar dapat efisien dalam memperoleh hasil sesuai yang dirancang. Secara
umum strategi memiliki pengertian sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak
untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
 Strategi pembelajaran Kecerdasan Ganda Gadner bertujuan agar seluruh potensi
peserta didik dapat berkembang dengan baik. Untuk itu strategi dasar
pembelajrannya dimulai dengan membangun atau memicu kecerdasan,
memperkuat kecerdasan, mengajarkan untuk atau dengan kecerdasan, dan
mentransfer kecerdasan.
 Satu dari Kecerdasan Ganda yang dikenlakan oleh Gadner dalam bidang
Pendidikan Agama adalah kecerdasan Spiritual (Spiritual Intelligence). Zohar dan
Marshal (2001 : 231) mengajukan tujuh langkah praktis dalam mengembangkan
kecerdasan Spiritual ini, yaitu
1. Menyadari keberadaan diri, yaitu menggali kesadaran diri tentang situasi dan
kondisi diri dengan melakukan perenungan-perenungan. Dalam pendidikan
Agama, strategi seperti ini sangat efektif untuk menemukan diri di tengah
berbagai macam struktur dan fungsi makhluk-makhluk yang lain.
2. Merasakan dengan kuat keinginan untuk berubah. Langkah ini me-rupakan
kelanjutan dari strategi sebelumnya, yaitu merasakan hasil dari perenungan diri
dan membawanya kepada keinginan unuk berubah. Berubah menuju kepada
kebaikan dan kebaktian merupakan anjuran agama.
3. Merenungkan tentang pusat diri dan motivasi ke dalam diri. Strategi ini
merupakan usaha untuk menemukan makna dari situasi dan kondisi yang dialami
berdasarkan hati nurani yang memberikan motivasi yang dalam mengarahkan
perubahan yang diinginkan
4. Menemukan dan mengatasi rintangan, yaitu mencari penghambat perkembangan
diri dan berusaha mengatasinya. Dalam bahasa agama mengatasi rintangan dapat
terwujud dalam perlawanan meminalisir pengaruh jelek dari hawa nafsu
5. Menggali berbagai kemungkinan untuk  melangkah maju dengan mencari
berbagai cara yang dapat ditempuh untuk mengembangkan diri
6. Menetapkan hati pada sebuah jalan dengan menentukan salah satu cara yang
dianggap paling tepat
7. Tetap menyadari bahwa terdapat banyak jalan yang dapat ditempuh.

Ketujuh strategi tersebut dapat dipakai dalam pembelajaran Pendidikan Agama,


sehingga ajaran agama tidak cukup hanya dipahami dan diketahui, melainkan dirasakan
dan diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Selama ini pembelajaran Pendidikan Agama cenderung berpola kognitif.


Artinya peserta didik dianggap berhasil dengan baik di bidang ini apabila pengetahuan
agamanya baik. Pola seperti ini yang banyak dilakukan dalam pembelajaran Pendidikan
Agama, sehingga agama tidak memberi makna yang berarti dalam perilaku sehari-hari.

Apabila guru Pendidikan Agama mengadopsi strategi Zohar dan Marshal dalam
pembelajaran Pendidikan agama, maka upaya yang pertama kali dilakukan adalah
membangkitkan atau membangun kecerdasan spritual peserta didik melalui penyadaran
diri dengan perenungan tentang posisi diri di antara makhluk-makhluk yang lain.
Selanjutnya mengikuti strategi yang lain, sampai ketujuh strategi Zohar dan Marshal
dapat dituntaskan.
Pengembangan kecerdasan spiritual semata-mata dalam pembe-lajaran
Pendidikan Agama juga kurang tepat, mengingat setiap peserta didik memiliki beragam
kecerdasan.
Pengembangan kecerdasan bahasa dalam pembelajaran Pendidikan Agama
dapat dilakukan dengan mengotimalkan rasa dalam memaknai bahasa agama, sehingga
ajaran agama dapat dikomuni-kasikan dengan santun. Begitu juga dengan kecerdasan
logika dikembangkan melalui berfikir matematis-logis, sehingga ajaran agama dapat
dipahami dan diterima secara rasional, begitu juga kecerdasan yang lain.
Dalam kaitan ini guru tidak dapat lagi memaksakan kehendak dalam
pembelajaran Pendidikan Agama kepada peserta didik. Ia hanya dapat memotivasi
kecerdasan mana yang akan memimpin dan menonjol dalam diri peserta didik untuk
memahami makna kehadiran agama di kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,
peserta didik akan mengapresiasi ajaran agama sesuai dengan keinginan dan
kesukaannya, bukan karena keterpaksaan. Pada gilirannya ia akan menjalankan ajaran
agama dengan baik di kehidupan sehari-harinya. Biarkan peserta didik berkembang
mengikuti kecerdasan yang dimilikinya agar keterampilan hidup didapat dengan
memuaskan berdasarkan kesukaan dan kerelaan.

2.4. Cara Meningkatkan Kecerdasan Ganda Individu


a. Gambaran umum dalam pembelajaran saat guru menjelaskan adalah ada anak
yang senang menerima pelajaran dan berbagai macam sifat siswa di dalam tingkat
kecerdasannya. Menurut Thomas Amstrong, kita tidak dapat memberi label
mereka sebagai “pebelajar verbal”, “pebelajar visual” atau “pebelajar kinestesis”
atau seterusnya karena tujuan dari suatu kegiatan pembelajaran adalah untuk
memperluas dan mengembangkan intelegensi/ kecerdasan anak didik. Tugas guru
dan pendidik adalah bagaimana menciptakan suasana belajar yang dapat
mengembangkan semua kecerdasan yang ada pada setiap individu anak didik.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang
mengembangkan semua kecerdasan yaitu sebagai berikut :
 Mengaktifkan seluruh indra anak didik
 Melatih intelegensi / kecerdasan yang berimbang
 Melatih silang intelegensi / kecerdasan yang bebeda.

1. Cara Mengaktifkan Seluruh Indra Anak Didik


Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengaktifkan seluruh indra anak didik
yaitu sebagai berikut :
a. Melatih cara mendengar yang efektif. Telinga bagi manusia adalah instrument
yang luar biasa. Melalui telinga otak menerima bunyi dan membuat duplikat
bunyi tersebut dan mengulang seluruh bunyi tersebut seperti suatu simponi.
Selain itu, pendengaran juga merupakan salah satu unsur pokok dalam
pembentukan imajinasi dan kreativitas.
b. Melatih mata untuk membaca cepat dan efektif. Mata merupakan bukti
keajaiban mekanisme biologis. Melaui mata otak dapat menerima fakta – fakta
yang menakjubkan yang dapat memberikan rangsangan yang lebih kaya,
sehingga mata dapat melihat dengan jeli, analitis, dan akurat. Mata sangat erat
dengan kemampuan membaca. Kecepatan membaca orang normal rata – rata
300 kata per menit dengan kemampuan mengingat 40 – 70 persen dari seluruh
isi bacaan. Bagi seseorang yang terampil kecepatan membacanya dapat
mencapai 600 kata per menit dengan kemampuan mengingat isi bacaan secara
utuh.
c. Melatih keterampilan menulis atau membuat catatan yang cepat dan tepat.
Mengenai keterampilan ini, penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut :

1. Ada siswa yang tidak mencatat sama sekali.


2. Ada siswa yang diberikan catatan lengkap yang dibuatkan oleh guru.
3. Ada siswa yang membuat catatan lengkap sendiri.
4. Ada siswa yang diberikan catatan berupa rangkuman oleh guru.
5. Ada siswa yang membuat catatan berupa rangkuman sendiri.
6. Ada siswa yang diberikan catatan berupa kata-kata kunci.
7. Ada siswa yang membuat catatan berupa kata – kata kunci sendiri.

Siswa yang terakhir inilah yang paling bagus hasil belajarnya. Hal ini karena
pikiran hanya dapat mengingat kata – kata bukan kalimat. Kata – kata kunci merupakan
kata – kata inti yang menghubungkan satu pengertian dengan pengertian berikutnya
dalam suatu bacaan. Begitu besarnya potensi yang dimiliki oleh indera manusia
sehingga harus dimanfaatkan seoptimal mungkin.

2. Melatih Kecerdasan Yang Berimbang


Dengan teknik – teknik pembelajaran yang tradisional kita sebagai guru pasti sulit
melatih kecerdasan berimbang. Yang dimaksud dengan “berimbang” bukanlah melatih
semua kecerdasan secara bersamaan karena hal ini akan membuat pekerjaan yang sia –
sia. Langkah – langkah yang harus dilakukan untuk melatih kecerdasan yang
berimbang adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi inteligensi anak didik. Caranya adalah sebelum memuli pelajaran
guru dapat memberikan test atau angket kepada siswanya untuk menjajagi
inteligensi mereka. Pertanyaan – pertanyaan itu dibaca dan diisi sendiri oleh siswa
kemudian guru mengolahnya. Dengan cara ini, guru dapat melihat inteligensi mana
yang paling menonjol pada siswa.

b. Selain dengan test, mengidentifikasi inteligensi juga dapat dilakukan dengan cara
observasi. Observasi dapat dilakukan terhadap apa yang dilakukan anak didik
dikelas dan kegiatan di luar kelas. Observasi di dalam kelas yaitu dengan
melihat/mengamati apa yang dilakukan anak didik selama belajar, selama
mengerjakan tugas, kesukaan terhadap mata pelajaran tertentu, cara mereka
bertanya dan menjawab pertanyaan. Observasi kegiatan anak didik di luar kelas
dapat dilakukan dengan cara mengamati mereka di sela waktu istirahat.

c. Menyusun rencana pelajaran yang dapat mengembangkan beberapa kecerdasan,


seperti :
1. Mengorganisasikan isi atau materi pelajaran sedemikian rupa sehingga menjadi
menarik dan dapat merangsang indera semaksimal mungkin
2. Memilih strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh inteligensi /
kecerdasan ;
3. Merancang dan membuat tugas atau penilaian yang dapat menggali seluruh
kecerdasan.

a. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh inteligensi


atau kecerdasan anak didik. Kegiatan yang dilakukan guru melalui cara ini,
diantaranya adalah :
1. Menerapkan rencana pelajaran yang telah dirancang untuk
mengembangkan beberapa kecerdasan, atau
2. Menerapkan keterampilan dasar mengajar yang dapat mengembangkan
inteligensi / kecerdasan anak didik.

Setiap individu memiliki derajat jenis inteligensi/kecerdasan yang bervariasi.


Tugas guru adalah mengkombinasikan dan memadukan inteligensi – inteligensi
tersebut sebanyak mungkin dan membuat mereka senang belajar sehingga mereka
mampu menggunakan inteligensi. Sehingga mereka menemukan bahwa belajar itu
mudah dan menyenangkan. Anak didik seperti inilah yang disebut anak yang cerdas
karena seluruh kecerdasannya berkembang secara berimbang.

3. Melatih Silang Kecerdasan Yang Berbeda


Yang dimaksud dengan “silang”di sini adalah setiap inteligensi / kecerdasan anak
didik tidak dikembangkan secara bersamaan, tetapi dikembangkan satu persatu secara
terpisah. Tujuannya adalah agar anak didik mengasah setiap bagian kecerdasannya
selama waktu tertentu. Ini dapat dilakukan secara individu dan kelompok dan bisa juga
di dalam atau diluar jam pelajaran. Melatih silang inteligensi atau kecerdasan dapa
dilakukan dengan membangun stasiun – stasiun kecerdasan untuk setiap jenis
kecerdasan yang berbeda. Yang dimaksud denga “stasiun” disini bukanlah stasiun
pemancar tetapi semacam display dengan memanfaatkan sudut – sudut / ruang – ruang
yang mudah terlihat oleh anak didik dari segala arah.
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam membangun stasiun kecerdasan adalah
sebagai berikut :
1. Pilih materi atau isi pelajaran yang khusus berdasarkan tingkat kesulitannya.
2. Identifikasi semua kemampuan yang ada dalam setiap jenis kecerdasan.
3. Klasifikasikan isi atau bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan –
kemampuan yang ada disetiap jenis kecerdasan, sampai menghasilkan satu
satu stasiun kecerdasan.
4. Tempatkanlah setiap stasiun kecerdasan ini di tempat – tempat yang sering
dikunjungi anak didik atau yang mudah terlihat dari berbagai arah.
Dengan melatih silang kecerdasan anak yang berbeda ini berarti guru memberi
kesempatan kepada anak didik untuk melatih setiap bagian kecerdasannya sesuai
dengan kebutuhannya.
Dalam meningkatkan kecerdasan ganda sejumlah cara atau metode dapat
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan – kemampuan individu.
Setiap metode digunakan untuk meningkatkan jenis kecerdasan yang spesifik yaitu:
 Meningkatkan kecerdasan bahasa dapat dilakukan dengan cara mengadakan
permainan merangkai kata, buatlah buku harian atau usahakan untuk menulis
tentang apa saja yang ada dalam pikiran setiap harinya sebanyak 250 kata, dan
sediakan waktu untuk bercerita secara teratur dengan keluarga atau sahabat.\
 Cara untuk meningkatkan kecerdasan spasial yaitu seringlah berlatih permainan
gambar tiga dimensi, puzzle, kubus, dan teka-teki visual lainnya, dekorasi ulang
interior dan taman rumah, buatlah struktur benda dengan logo, atau bahan mainan
tiga dimensi lainnya.
 Meningkatkan kecerdasan matematis logis dapat dilakukan dengan cara berlatih
menghitung soal-soal matematika sederhana di kepala ( berapa 21 X 40 dalam 5
detik), pelajari cara menggunakan sempoa, sering-seringlah mengisi teka-teki
silang/asah otak lainnya.
 Kecerdasan musikal dapat dilatih dengan cara mengunjungi konser atau pertunjukan
musik, bernyanyilah di kamar mandi atau di manapun yang memungkinkan untuk
bersenandung, luangkan waktu selama satu jam setiap minggu untuk mendengarkan
gaya musik yang tidak dikenal akrab (western, jazz, country, world music ,dll).
 Meningkatkan kecerdasan kinestetik dapat dilakukan dengan carai bergabung dan
berlatih berdsama dengan klub olahraga di lingkungan, pelajarilah kegiatan dansa,
kumpulkanlah berbagai macam benda yang memiliki beragam tekstur dan
bentuknya khas, cobalah kenali benda-benda tersebut dengan mata tertutup.
 Cara atau metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan
interpersonal yaitu: belilah kotak kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis,
teman, kenalan, kerabat, dan orang lain, serta tetaplah menjalin hubungan dengan
mereka; luangkan waktu selama 15 menit setiap hari untuk mempraktekkan
mendengarkan secara aktif dengan pasangan hidup atau sahabat dekat;
bekerjasamalah dengan satu orang atau lebih dalam sebuah proyek yang
berdasarkan pada kesamaan minat (seni kain perca, pemain bass, penulisan artikel
tentang pantai).
 Meningkatkan kecerdasan intrapersonal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
: pilihlah tokoh favorit yang positif, dan baca serta jadikan mereka sebagai kawan
imajinasi dalam memecahkan suatu permasalahan yang membutuhkan waktu
pemahaman yang dalam, lakukanlah sesuatu yang menyenangkan diri sekurang-
kurangnya sekali sehari, luangkan waktu sekitar sepuluh menit setiap sore hari
untuk meninjau kembali secara mental berbagai macam perasaan dan gagasan yang
dialami.
 Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan naturalis antara lain
peliharalah hewan favorit, tingkatkan frekuensi melihat acara-acara mengenai
program flora dan fauna, cobalah untuk menahan dari untuk tidak merusak
lingkungan, seperti mencorat-coret meja, menginjak rumput kantor, memetik bunga
yang sedang tumbuh.

B. Faktor – faktor penting dalam meningkatkan kecerdasan ganda


Implementasi teori kecerdasan ganda dalam aktivitas pembelajaran memerlukan
dukungan komponen-komponen sistem persekolahan sebagai berikut:
 Orang tua murid
 Guru
 Kurikulum dan fasilitas
 Sistem penilaian
Komponen masyarakat, dalam hal ini orang tua murid perlu memberikan
dukungan yang optimal agar implementasi teori kecerdasan ganda di sekolah dapat
berhasil. Orang tua, dalam konteks pengembangan kecerdasan ganda perlu
memeberikan sedikit kebebasan pada anak mereka untuk dapat memilih kompetensi
yang ingin dikembangkan sesuai dengan kecerdasan dan bakat yang mereka miliki.
Guru memegang peran yang sangat penting dalam implementasi teori kecerdasan
ganda. Agar implementasi teori kecerdasan ganda dapat mencapai hasil seperti yang
diinginkan ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu
 Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa
Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan ganda yang dimiliki oleh siswa
merupakan hal yang sangat penting. Faktor ini akan sangat menentukan dalam
merencanakan proses belajar yang harus ditempuh oleh siswa.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengenali kecerdasan
spesifik yang dimiliki oleh siswa. Semakin dekat hubungan antara guru dengan
siswa, maka akan semakin mudah bagi para guru untuk mengenali karakteristik
dan tingkat kecerdasan siswa.
 Kemampuan mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional.
Setelah mengetahui kecerdasan setiap individu siswa, maka langkah – langkah
berikutnya adalah merancang kegiatan pembelajaran. Armstrong (2004)
mengemukakan proporsi waktu yang dapat digunakan oleh guru dalam
mengimplementasikan teori kecerdasan ganda yaitu :

30 % pembelajaran langsung
30 % belajar kooperatif
30% belajar independent

Implementasi teori kecerdasan ganda membawa implikasi bahwa guru bukan


lagi berperan sebagai sumber (resources), tapi harus lebih berperan sebagai manajer
kegiatan pembelajaran. Dalam menerapkan teori kecerdasan ganda, sistem sekolah
perlu menyediakan guru-guru yang kompeten dan mampu membawa anak
mengembangkan potensi-potensi kecerdasan yang mereka miliki. Guru musik misalnya,
selain mampu memainkan instrumen musik, ia juga harus mampu mengajarkannya
sehimgga dapat menjadi panutan yang baik bagi siswa yang memiliki kecerdasan
musikal.

Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda juga perlu menyediakan fasilitas
pendukung selain guru yang berkualitas. Fasilitas tersebut dapat digunakan oleh guru
dan siswa dalam meningkatkan kecerdasan-kecerdasan yang spesifik.
Fasilitas dapat berbentuk media pembelajaran dan peralatan serta perlengkapan
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda. Contoh
fasilitas pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda
antara lain : peralatan musik, peralatan olah raga dan media pembelajaran yang dapat
digunakan untuk melatih kecerdasan spesifik.

Sistem penilaian yang diperlukan oleh sekolah yang menerapkan teori


kecerdasan ganda berbeda dengan sistem penilaian yang digunkan pada sekolah
konvensional. Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda pada dasarnya
berasumsi bahwa semua individu itu cerdas. Penilaian yang digunakan tidak
berorientasi pada input dari proses pembelajaran tapi lebih berorientasi pada proses dan
kemajuan (progress) yang diperlihatkan oleh siswa dalam mempelajari suatu
keterampilan yang spesifik. Metode penilaian yang cocok dengan sistem seperti ini
adalah metode penilaian portofolio. Sistem penilaian portofolio menekankan pada
perkembangan bertahap yang harus dilalui oleh siswa dalam mempelajari sebuah
keterampilan atau pengetahuan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Setiap individu memiliki tidak hanya memiliki satu kecerdasan tetapi lebih yaitu
disebut juga multiple intelligences atau kecerdasan ganda. Kecerdasan adalah
sehimpunan kemampuan dan ketrampilan. Kecerdasan dapat ditingkatkan
dengan cara belajar yang mengembangkan kemampuannya secara penuh.

2. Howard Gardner, seorang pakar psikologi dari Harvard University,


mengemukakan delapan jenis kecerdasan yang meliputi kecerdasan:
• Bahasa
• Matematis logis
• Spasial
• Musikal
• Kinestetis tubuh
• Interpersonal
• Intrapersonal
• Naturalis

3. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang
mengembangkan semua kecerdasan yaitu sebagai berikut :
• Mengaktifkan seluruh indra anak didik
• Melatih intelegensi / kecerdasan yang berimbang
• Melatih silang intelegensi / kecerdasan yang bebeda.

Saran
Dari makalah yang penulis sampaikan adapun saran penulis adalah setelah membaca
makalah ini diharapkan agar setiap orang mau belajar untuk mengasah kecerdasan yang
dimilikinya sehingga jika setiap orang mampu menggunakan inteligensi /
kecerdasannya yang paling kuat maka mereka akan menemukan bahwa belajar itu
mudah dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Thomas. 2002. 7 Kinds Of Smart: Menemukan dan Meningkatkan


Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligences. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Armstrong, Thomas. 2003. Sekolah Sang Juara (Multi Intelegences In The Class
Room). Penerjemah: Yudi Murtanto. Bandung: Kaifa.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Aunurrahman.


2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Bahri, S. D. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiman, Arif. 2005. Panduan Praktis Mengetes IQ Anak Anda. Bandung: Alfabeta.

Campbell, Linda. Bruce Cambell dan Dee Dickinson. 2006. Metode Praktis
Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Depok: Intuisi Press.

Chatib, Munif & Alamsyah Said. 2012. Sekolah Anak-Anak Juara. Bandung: Kaifa.

Chatib, Munif. 2012. Orangtuanya Manusia. Bandung: Kaifa.

Coles, Robert. 2003. Menumbuhkan Kecerdasan Moral Pada Anak. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Efendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta.
Evelyn, English. 2005. Pembelajaran dengan Empati. Bandung: Nuansa.

Faruq, Muhammad Muhyi. 2008. 60 Permainan Kecerdasan Kinestetik. Jakarta: PT


Grasindo.
Gardner, Howard. 2003. Kecerdasan Majemuk. (Terjemahan Drs. Alexander Sindoro).
Batam Centre: Interaksara.

Gemasastrin. 2008. Teori Multiple Intelegence dalam Pendidikan Anak. Bandung:


Rineka cipta.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.


Jasmine, Julia. 2007. Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Intelligences.
Bandung: Nuansa.

Joko, Andika. 2010. Perbandingan Penerapan Pembelajaran Berbasis Kecerdasan


Majemuk dengan pembelajaran konvensional Dilihat dari Hasil Belajar Siswa pada Mata
Diklat elektronika Dasar di SMKN 1 Cimahi. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.

Lie, Anita. 2004. 101 Cara Menumbuhkan Kecerdasan Anak. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.

Merrit, Stephanie. 2003. Simfoni Otak. Bandung: Kaifa.

Muhammad, As’adi. 2009. Menghidupkan Otak Kanan Anak Anda. Yogyakarta: Power
Books Publishing.

Munawan. 2009. Hasil Belajar. Bandung: Kaifa.

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi


Pustaka Publisher.

Pasiak, Taufik. 2007. Manajemen Kecerdasan. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Paul, Suparno. 2004. Teory Intelligensi Ganda Dan Aplikasinya Di Sekolah.


Yogyakarta: Kanisius.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rengganis. 2007. Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk). Bandung: Citakarya.

Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses pendidikan.


Jakarta: Kencana.

Situmorang, Robinson. 2004. Strategi Pembelajaran Multiple Intelligences.


Jakarta: Kencana.
Sugiyanto, 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.
Supratiknya. 2012. Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Uno, Hamzah B & Masri Kuadrat. 2009. Mengelola Kecerdasan dalam
Pembelajaran. Jakarta: bumi Aksara.

Wahab, Abdul Azis. 2008. Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung:


Alfabeta.

Wahyudin, NN. 2004. Efektivitas Strategi Pembelajaran Koperatif dan


Ekspositori terhadap Hasil Belajar Sains Ditinjau dari Cara Berpikir. Diakses
tanggal23 November 2012.
http://www.litagama.org/Jurnal/Edisi5/StrategiPemb.htm

Widiyanto, Joko. 2010. SPSS for Windows: Untuk Analisis Data Statistik dan
Penelitian. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Woolfolk, Anita & Lorrance McCune nicolich. 2004. Mengembangkan


Kepribadian & Kecerdasan Anak-Anak. Jakarta: Inisiasi Press.

Anda mungkin juga menyukai