Anda di halaman 1dari 14

DEFINISI PENELITIAN KUANTITATIF BESERTA KARAKTERISTIKNYA

DEFINISI POPULASI, SAMPEL, VARIABEL DAN HASIL HIPOTESIS

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Kuliah


Pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif

Dosen Pengampu : K.H. Prof. Nanat Fatah Natsir, M.s

Disusun Oleh

Siti Masitho
NIM 2286108010028

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NASIONAL LAA ROIBA
BOGOR
2023
PERTANYAAN
1. APAKAH DEFINISI PENELITIAN KUANTITATIF DAN SEBUTKAN
KARAKTERISTIKNYA ?!

JAWABAN :

➢ Metode kuantitatif adalah sebuah metode penelitian yang di dalamnya


menggunakan banyak angka. Mulai dari proses pengumpulan data hingga
penafsirannya. Sedangkan Metode penelitian adalah studi mendalam dan penuh
dengan kehati-hatian dari segala fakta.

➢ Dikutip dari buku Metodologi Penelitian Kuantitatif Pendidikan Jasmani (2018)


karya Untung Nugroho, penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang
sistematis, terencana, dan terstruktur.

Penelitian Kuantitatif Menurut Para Ahli


Terdapat sejumlah pengertian penelitian kuantitatif yang dikemukakan para ahli sebagai
berikut.
➢ Cresswell (1994) Penelitian kuantitatif adalah metode-metode untuk menguji teori-
teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Biasanya, variabel
tersebut diukur dengan instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-
angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik.

➢ Hermawan (2005) Penelitian kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang


bersifat objektif, mencakup pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta
menggunakan metode pengujian statistik.

➢ Priyono (2008) Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis


terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model matematis,
teori dan/ atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran
merupakan bagian krusial dalam penelitian kuantitatif. Hal ini memberikan
gambaran atau jawaban akan hubungan yang fundamental dari hubungan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif biasanya dilakukan dengan jumlah sampel yang ditentukan
berdasarkan populasi yang ada. Perhitungan jumlah sampel dilakukan dengan
menggunakan rumus tertentu. Pemilihan rumus yang akan digunakan, kemudian
disesuaikan dengan jenis penelitian dan homogenitas populasi.

➢ Wiratna Sujarweni (2014) Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang


menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara lain dari kuantifikasi
(pengukuran).
➢ Sugiyono (2017) Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

2
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.

➢ Sudaryana, dkk. (2022) Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan


pada analisis data-data numerik (angka) yang diolah dengan metode statistik. Pada
dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (pengujian
hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalah
penolakan hipotesis nol (nihil). Dengan metode kuantitatif, diperoleh signifikansi
perbedaan kelompok atau hubungan antar variabel yang diteliti. Pada umumnya,
penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar.

Karakteristik Penelitian Metode Kuantitatif Adalah


Karakteristik penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut (Nana Sudjana dan Ibrahim,
2001: 6-7; Suharsimi Arikunto, 2002 : 11; Johnson, 2005; dan Kasiram 2008: 149-150):
1. Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional – empiris atau top-down), yang
berusaha memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan konsep-konsep
yang umum untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang bersifat khusus.
2. Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan menghIndari hal-hal yang
bersifat subjektif.
3. Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan.
4. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyususun ilmu nomotetik yaitu
ilmu yang berupaya membuat hokum-hukum dari generalisasinya.
5. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang dibutuhkan,
serta alat pengumpul data yang dipakai sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya.
6. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan mengguna-kan alat
yang objektif dan baku.
7. Melibatkan penghitungan angka atau kuantifikasi data.
8. Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian, dalam arti
dirinya tidak terlibat secara emosional dengan subjek penelitian.
9. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
10. Dalam analisis data, peneliti dituntut memahami teknik-teknik statistik.
11. Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks waktu dan
situasi.
12. Penelitian jenis kuantitatif disebut juga penelitian ilmiah

3
PERTANYAAN :
2. APA ITU POPULASI ?
JAWABAN :
➢ Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat
berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup,
dan sebagainya yang menjadi pusat perhatian dan menjadi sumber data
penelitian. Apabila kita lihat definisi tersebut, pengertian populasi bisa sangat
beragam sehingga kita harus mendefinisikan populasi tersebut dengan jelas dan
tepat.
Berikut ini adalah contoh suatu populasi:
• Populasi Mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad)
• Populasi Mahasiswa Fakultas Pertanian (Faperta)
• Populasi Mahasiswa Agroteknologi, Faperta, Unpad
• Populasi Mahasiswa Agroteknologi Angkatan 2009, Faperta, Unpad
• Populasi Mahasiswa Agroteknologi Kelas A, Angkatan 2009, Faperta, Unpad

Apabila kita perhatikan contoh populasi di atas, pengertian populasi di sana bersifat
relatif, pendefinisiannya tergantung dari si Peneliti, apakah dia ingin mengetahui Populasi
Mahasiswa Unpad secara keseluruhan ataukah hanya tertarik pada populasi mahasiswa
Agroteknologi angkatan 2009 saja.

Kita harus hati-hati dalam mendefinisikan suatu populasi. Populasi harus


didefinisikan dengan jelas dan tepat. Misalnya, kita ingin mengetahui rata-rata nilai IPK
mahasiswa Unpad. Berarti parameter/sifat/ciri yang ingin diketahui adalah rata-rata nilai
IPK mahasiswa dan obyek yang ditelitinya adalah Mahasiswa Unpad. Jika kita
merumuskan populasi seperti ini, rumusannya sudah jelas tapi belum tepat. Jelas
maksudnya: (1) parameter yang ingin diteliti sudah jelas, yaitu Nilai IPK mahasiswa Unpad
dan bukan parameter lain, seperti tinggi, nilai IQ dan sebagainya (2) populasinya hanya
mahasiswa Unpad bukan nilai IPK mahasiswa dari universitas lain. Belum tepat
maksudnya, apabila kita berbicara tentang mahasiswa Unpad cakupannya cukup luas.
Apakah kita akan mendata nilai IPK semua mahasiswa Unpad dari semua angkatan, baik
yang masih aktif, non aktif, meninggal, DO, maupun yang sudah lulus?

Dengan demikian, batasan ruang lingkup dari populasi yang akan diteliti harus
didefinisikan dengan jelas dan tepat, karena semua kesimpulan yang nantinya akan

4
diperoleh dari hasil penarikan contoh (sampel) hanya berlaku untuk populasi yang
dimaksud, bukan untuk populasi yang berada diluar batasan ruang lingkup yang diberikan.

Perhatikan pendefinisian populasi berikut:

“Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Agroteknologi Angkatan 2009, Faperta
Unpad, yang masih aktif”

Pendefinisian populasi seperti ini sudah jelas batas ruang lingkupnya, sehingga
kesimpulan apapun yang diberikan terhadap suatu sampel yang diambil dari populasi
tersebut hanya berlaku untuk populasi yang dibatasi oleh Mahasiswa Agroteknologi
Angkatan 2009, Faperta, Unpad, yang masih aktif kuliah dan tidak berlaku untuk
mahasiswa lainnya yang berada diluar ruang lingkup tersebut. Jadi hanya menggambarkan
keadaan rata-rata nilai IPK mahasiswa pada ruang lingkup tersebut.

Populasi dapat dibagi berdasarkan keadaan (kompleksitasnya) dan berdasarkan


ukurannya. Menurut keadaannya populasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu Populasi
Homogen, dan Populasi heterogen. Berdasarkan ukurannya, populasi juga dibagi menjadi
dua bagian yaitu Populasi terhingga, dan Populasi tak terhingga.

❖ Populasi berdasarkan keadaannya:

➢ Populasi Homogen: populasi dikatakan homogen apabila unsur-unsur dari populasi


yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif seragam satu sama lainnya.
Karakteristik seperti ini banyak ditemukan di bidang eksakta, misalnya air, larutan,
dsb. Apabila kita ingin mengetahui manis tidaknya secangkir kopi, cukup dengan
mencoba setetes cairan kopi tersebut. Setetes cairan kopi sudah bisa mewakili kadar
gula dari secangkir kopi tersebut.
➢ Populasi Heterogen: populasi dikatakan heterogen apabila unsur-unsur dari
populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif berbeda satu sama lainnya.
Karakteristik seperti ini banyak ditemukan dalam penelitian sosial dan perilaku,
yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia yang bersifat
unik dan kompleks. Misalnya, apabila kita ingin mengetahui rata-rata IQ mahasiswa
Unpad angkatan 2009 (berarti rata-rata dari semua Fakultas). Jelas, rata-rata IQ
mahasiswa antar Fakultas kemungkinan besar bervariasi, IQ mahasiswa Fakultas
Kedokteran relatif lebih tinggi dibanding dengan rata-rata IQ mahasiswa Fakultas

5
lainnya, sehingga kita bisa mengatakan bahwa populasi tersebut keadaannya
heterogen. Untuk mengatasi populasi yang heterogen dalam melakukan penelitian,
perlu adanya pengelompokan berdasarkan karakteristiknya, sehingga dari populasi
yang ada digrupkan dalam beberapa kelompok, yang nantinya kelompok-kelompok
tersebut akan hogomen dalam kelompoknya, tetapi kelompok-kelompok tersebut
sangat heterogen diantara kelompkonya. Pada pemisalan sebelumnya, kelompok
identik dengan Fakultas.

❖ Populasi berdasarkan ukurannya:

❖ Populasi terhingga: Populasi dikatakan terhingga bilamana anggota populasi


dapat diperkirakan atau diketahui secara pasti jumlahnya, dengan kata lain, jelas
batas-batasnya secara kuantitatif, misalnya:
• Banyaknya Mahasiswa Agroteknologi Kelas A, Angkatan 2009, Faperta,
Unpad
• Tinggi penduduk yang ada di kota tertentu
• Panjang ikan di sebuah danau

❖ Populasi tak hingga: populasi dikatakan tak hingga bilamana anggota populasinya
tidak dapat diperkirakan atau tidak dapat diketahui jumlahnya, dengan kata lain,
batas-batasnya tidak dapat ditentukan secara kuantitatif, misalnya:
• Air di lautan
• Banyaknya pasir yang ada di Pantai Pangandaran.
• Banyaknya anak yang menderita kekurangan gizi
• Kedalaman suatu danau yang diukur dari berbagai titik

Namun demikian, dalam praktek kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai adanya
populasi terhingga dianggap sebagai populasi tak terhingga, dan hal seperti ini
dibenarkan secara statistika, misalnya banyaknya orang Indonesia yang merokok,
banyaknya penduduk Indonesia sekarang, dan sebagainya

PERTANYAAN
3. APA ITU SAMPEL ?
JAWABAN

6
❖ sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan menggunakan aturan-
aturan tertentu, yang digunakan untuk mengumpulkan informasi/data yang
menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi.

Dari definisi tersebut jelas bahwa sampel yang kita ambil digunakan untuk
menggambarkan karakteristik suatu populasi, atau dengan kata lain, sampel digunakan
untuk menggeneralisasi suatu populasi. Dengan demikian, sampel harus betul-betul
bersifat representatif sehingga dapat mewakili dan mencerminkan karakteristik populasi
dari mana sampel itu diambil.

Seorang peneliti, jarang mengamati keseluruhan populasi karena dua alasan:

• Biaya terlalu tinggi dan


• Populasi bersifat dinamis, yaitu unsur-unsur populasi bisa berubah dari waktu ke
waktu.

Ada tiga keuntungan utama pengambilan sampel:

• Biaya lebih rendah,


• Pengumpulan data lebih cepat, dan
• Hal ini mungkin untuk memastikan keseragaman dan untuk meningkatkan akurasi
dan kualitas data karena kumpulan data lebih kecil .

Jenis-Jenis sampel

Dalam proses pemilihan sampel ada dua faktor penentu yang berperan yaitu:
• Ada atau tidak adanya faktor pengacakan, dan
• Peran orang yang memilih (mengambil) sampel tersebut.
Pada proses pengambilan sampel dengan menggunakan faktor pengacakan
didalamnya termasuk unsur-unsur peluang, sedangkan peran dari orang pemilih
sampel dapat bersifat obyektif dan dapat pula bersifat subyektif.
Yang dimaksud dengan sikap obyektif dalam memilih sampel adalah suatu cara
pemilihan sampel yang menggunakan metode tertentu yang jelas, sehingga
penarikan sampel tersebut bila dilakukan oleh orang lain akan diperoleh hasil yang
tidak jauh berbeda dari penarikan sampel sebelumnya, dalam menduga sifat atau
ciri populasinya. Jadi dengan pengambilan sampel dengan menggunakan metode
tertentu dan jelas, akan diperoleh sampel yang konsisten, artinya bila pengambilan
sampel dilakukan secar berulang-ulang terhadap populasi yang sama hasilnya tetap

7
terkendali dalam arti tetap menggambarkan sifat atau ciri dari populasinya,
walaupun hasilnya tidak persis sama antara yang satu dengan yang lainnya.
Sifat subyektif dalam memilih sampel adalah suatu pemilihan sampel dengan
melibatkan pertimbangan pribadi dari pengambil sampel untuk mengambil sampel
yang baik menurut versinya sendiri (versi peneliti). Dengan demikian sampel yang
diperoleh merupakan sampel yang berbias, apalagi orang yang memilih cotnoh
sampel mempunyai latar belakang yang kurang terhadap konsep statistika
khususnya konsep tentang teori penarikan sampel.

❖ Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik
sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability
Sampling dan No probability Sampling
• Simple Random Sampling
Dikatakan simpel (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
• Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang
terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1
sampai dengan 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil
saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu.
• Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunya ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang diinginkan. Sebagai contoh akan
melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat dalam urusan izin mendirikan
bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data
belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum
selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.
• Sampling Insidental
Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat

8
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data.
• Sampling Purposive
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, atau penelitian
tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang
ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau
penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
• Sampling Jenuh

Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil,
kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, di mana semua
anggota populasi dijadikan sampel.

• Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya


kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang lama-lama menjadi besar. Dalam
penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua
orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari
orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh
dua orang sebelumnya. (Sugiyono, 2009:63-68)

D. Menentukan Anggota Sampel

Di bagian depan dalam bab ini telah dikemukakan terdapat dua teknik sampling,
yaitu Probability Sampling dan No probability Sampling. Probability Sampling adalah
teknik sampling yang memberi peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih untuk
menjadi anggota sampel. Cara demikian sering disebut dengan random sampling, atau cara
pengambilan sampel secara acak.

Pengambilan sampel secara acak dapat dilakukan dengan bilangan random,


komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka
setiap anggota populasi diberi nomor 1 sampai 100. selanjutnya bila kesalahan 5%, maka

9
jumlah sampelnya = 80. Bila sampel tidak strata, maka pengambilan sampel tidak perlu
memperhatikan strata yang ada pada sampel.

Karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota populasi
mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

E. Persyaratan Pengambilan Sampel (Sampling)

Cara mengambil (pengambilan) sampel dari populasinya disebut


dengan sampling. Cara pengambilan sampel akan menentukan ketepatan
penggeneralisasian hasil penelitian dari sampel kepada populasinya. Penggeneralisasian
hasil penelitian dari sampel dikatakan tepat apabila “sifat atau keadaan” yang ditunjukkan
atau digambarkan dari hasil penelitian terhadap sampel itu benar-benar cocok dengan sifat
atau keadaan populasi tersebut. Sayur (dari penelitian terhadap sampel, cicipan) dikatakan
kurang garam, misalnya, jika seluruh sayur (sebelanga atau sepanci) itu memang benar-
benar kurang asin. Dikatakan tidak tepat jika berdasar hasil penelitian (pencicipan)
terhadap sampel sayur simpulannya sayur itu kurang garam, padahal dalam kenyataan
secara keseluruhan sayur itu justru terlampau asin. Dikatakan tidak tepat, contoh lain, jika
dari penelitian terhadap sampel dikatakan bahwa “semuanya senang menonton sinetron
berbau misteri”, tetapi dalam kenyataan para penonton sebagian besar tidak suka sinetron
misteri.

Agar hasil penelitian dari sampel benar-benar dapat mencerminkan sifat atau
keadaan populasinya, maka sampel itu harus benar-benar representatif, yaitu
mencerminkan ciri-ciri kondisi populasinya.Dalam bahasa lain, sampel harus benar-benar
mewakili populasinya. Jadi, jika populasinya beragam (dalam aspek tertentunya), maka
sampelnya pun harus beragam pula seperti populasinya.

PERTANYAAN:
4. APA ITU VARIABEL ?
JAWABAN :
❖ Variabel adalah konsep yang memiliki keragaman nilai.Tentang hal ini perlu
diperhatikan bahwa variabel penelitian bukanlah dikembangkan atau dirumuskan
berdasarkan angan-angan atau intuisi peneliti, tetapi harus ditetapkan berdasarkan
kajian pustaka

10
❖ RAGAM VARIABEL
1. Keragaman Variabel Menurut Kedudukan Atau Fungsinya
• Variabel pengaruh adalah variabel yang keberadaanya dalam kerangka
berpikir bersifat menentukan atau mempengaruhi variabel terpengaruh
• variabel terpengaruh adalah variabel yang keberadaanya senantiasa
dipengaruhi atau tergantung pada tiap-tiap atau keseluruhan variabel-
variabel pengaruh.
2. Keragaman variabel menurut skala pengukurannya

• variabel diskrit yaitu variabel-variabel yang hanya dapat diukur dengan


skala nominal dan variabel continuous yaitu variabel yang dapat diukur
dengan menggunakan skala-skala: ordinal, interval maupun rasio.

• Skala nominal

Yang dimaksud skala nominal adalah skala pengukuran yang hanya


menunjukan perbedaan tanpa jarak yang jelas. Kepada variabel tersebut
dapat diberi nilai skor, tapi skor tersebut hanya menunjukkan kode
perbedaan dan bukannya menunjukkan jarak (lebih besar, lebih tinggi).

• Skala ordinal
Berbeda dengan skala nominal skala ordinal adalah skala pengukuran yang
disamping menunjukkan perbedaan juga menunjukkan jenjang atau
tingkatan tetapi jarak antar skala atau jenjang/skala tidak sama. Pengukuran
skala ini juga dapat menggunakan nilai skor, tapi skor yang diberikan juga
tidak boleh dijumlahkan, dikurangkan, dibagi atau dikalikan

• Skala interval dan rasio


Skala interval adalah skala yang mempunyai jarak jika dibanding dengan
jarak lain sedang jarak itu diketahui dengan pasti.
Skala rasio adalah skala perbandingan. Skala ini dalam hubungan antar
sesamanya merupakan ”sekian kali”

3. Pengukuran definisi variabel dan pengukurannya

11
Yang dimaksud dengan definisi variabel adalah pengertian yang diberikan kepada
setiap variabel penelitian termasuk indikator parameternya.

• Berdasarkan banyak nilai, ada variabel dikotomi (dua nilai) atau politomi
(banyak nilai). Sedangkan dalam penelitian variabel dibagi dalam tiga
kategori yaitu: (1) variabel bebas dan tidak bebas, (2) variabel aktif dan
atribut, dan (3) variabel kontinyu dan diskret.

Berkaitan dengan penetapan ukuran-ukuran tersebut ada dua pendekatan yang


dapat dilakukan yaitu pendekatan ”ethic” yang dikembangkan peneliti dengan
konsep atau pandangan diluar obyek yang diteliti, dan pendekatan ”emic” yang
dikembangkan dari obyek yang diteliti atau menurut ukuran yang disepakati oleh
obyek peneliti itu sendiri.

PERTANYAAN
5. BERIKAN CONTOH HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS!
JAWABAN :
• Hipotesis atau hipotesa merupakan suatu penyataan yang sifatnya sementara, atau
kesimpulan sementara atau dugaan yang bersifat logis tentang suatu populasi.
Hipotesis penelitian kuantitatif dinyatakan dengan berbagai simbol, yaitu Ho
(hipotesis nol) dan Ha (hipotesis alternatif). Jika Ho ditolak, maka dapat dipastikan
Ha diterima. Begitu pula sebaliknya.

Terdapat dua tipe hipotesis tersebut, yaitu hipotesis terarah dan hipotesis tidak terarah.

• Hipotesis terarah dibuat oleh peneliti yang menyatakan jika variabel bebas, maka
berpengaruh pada variabel tergantung.
• Sementara itu, hipotesis tidak terarah adalah hipotesis yang ditulis peneliti dan
belum meyakini adanya pengaruh tersebut.

1. Hipotesis Tidak terarah

12
Hipotesis tanpa arah merupakan rumusan (kalimat) hipotesis yang berisi pernyataan hanya
mengenai adanya hubungan atau hanya ada perbedaan, tanpa menjelaskan arah hubungan
di antara variabel yang diteliti, misalnya berarah positif (+) atau berarah negatif (-).

• Sebagai misal, hipotesis tanpa arah “Ada hubungan yang signifikan antara
Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa”. Dalam contoh tersebut tidak
dijelaskan arah hubungan (apakah berarah hubungan positif atau negatif) di antara
variabel motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.
• Contoh lain, hipotesis yang berbunyi “Ada perbedaan yang signifikan prestasi
belajar siswa berdasar motivasi belajar”. Dalam hipotesis ini juga tidak disertakan
penjelasan motivasi belajar mana yang memiliki prestasi belajar tinggi.

2. Hipotesis Searah

Hipotesis searah pada umumnya disusun sebagai pernyataan yang menunjukkan


arah hubungan atau perbedaan dari dua variabel yang diteliti; arah mencerminkan
hubungan positif atau sebaliknya negatif.

• Sebagai misal hipotesis penelitian “Semakin tinggi motivasi belajar siswa,


diikuti semakin tinggi prestasi siswa”; menunjukkan arah hubungan yang
positif.
• Contoh lain “Semakin tinggi konsep diri, diikuti semakin rendah
agresivitas siswa”; yang menggambarkan ada hubungan yang bersifat
negatif.

Contoh Hipotesis Penelitian Kuantitatif Eksperimen

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan pada Masyarakat dan Pengetahuan


Mengenai Down Syndrome

Hipotesis Penelitian:

• H0: Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan masyarakat
tentang Down Syndrome.
• Ha: Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan masyarakat tentang
Down Syndrome.

13
Dalam ilmu statistik, hipotesis merupakan pernyataan parameter populasi. Parameter
populasi ini menggambarkan variabel yang ada dalam populasi, dihitung menggunakan
statistik sampel. Dengan demikian, jenis penelitian yang sudah pasti membutuhkan
hipotesis adalah penelitian kuantitatif. Sedangkan pada penelitian kualitatif belum tentu
memiliki hipotesis. Kalaupun ada adalah hipotesis kira-kira. Oleh karena itu sebelum ke
lapangan, peneliti hendaknya harus atau telah merumuskan hipotesis penelitiannya.
Kegunaan lain dari hipotesis penelitian adalah:

a. Penelitian yang memiliki hipotesis yang kuat merupakan petunjuk bahwa peneliti
telah mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan penelitian tersebut
b. Memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data
c. Memberi petunjuk tentang prosedur apa saja yang harus diikuti dan jenis data
seperti apa yang harus dikumpulkan
d. Memberikan kerangka dalam rangka melaporkan kesimpulan penelitian

Contoh Hasil Uji Hipotesis Statistik :

• Sebuah perusahaan alat olah raga mengembangkan jenis batang pancing sintetik
yang dikatakan mempunyai kekuatan dengan nilai tengah 8 kg dan simpangan baku
0,5 kg. Ujilah hipotesis bahwa µ = 8 kg lawan alternatifnya µ ≠ 8 kg, bila suatu
contoh acak 50 batang pancing itu setelah dites memberikan kekuatan nilaitengah
7,8 kg gunakan taraf nyata 0,01Jawab :1. H0 : µ = 8 kg2. H1 : µ ≠ 8 kg3. α = 0,014.

Wilayah kritik : z < 2,575 dan z > 2,575, sedangkan dalam hal ini

• Perhitungan : x = 7,8 kg, n = 50, sehingga z = = – 2,836. keputusan :


Tolak H0 dan simpulkan bahwa rata-rata batang pancing tidak sama dengan 8
tetapi kurang dari 8 kg.

14

Anda mungkin juga menyukai