Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PERANAN BAKAT DALAM PROSES BELAJAR

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Syahniar M.Pd. Kons

Gusni Dian Sari

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4

1. Rachel Ivania Zhafira (18078123)


2. Sendy Rahmadayani (18004038)
3. Endah Saputri Neli ( 18016152)
4. Danmi Rahmat Hades ( 17073072)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Makalah Psikologi Pendidikan mengenai Peran Bakat
dalam Proses Belajar ini tanpa ada halangan apapun sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Makalah ini disusun berdasarkan beberapa sumber yang penulis
peroleh dari berbagai media.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa
adanya bantuan dari pihak-Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi penyusunan makalah yang lebih baik dimasa mendatang.

Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam


penyusunan makalah ini banyak kesalahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya untuk penulis serta para pembaca.

Padang, 20 februari 2019

Penulis

Kelompok 4 pihak terkait.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang……………………………………………………………………………2
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………..3
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………..……….5

A. Pengertian bakat…………………………………………………………………………..6
B. Pengertian bakat menurut para ahli……………………………………………………….7
C. Jenis-jenis bakat…………………………………………………………………………..8
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat…………………………………9
E. Usaha guru untuk mengenali dan membangun bakat……………………………………10

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..…11

A. Kesimpulan................................................................................................... 12
B. Saran............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………14
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya masing-masing individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Belajar


ataupun bekerja pada bidang yang diminati, terlebih lagi didukung dengan bakat serta talenta
yang sesuai, akan membawa gairah dan memberi kenikmatan dalam mempelajari atau
menjalaninya. Sayangnya sering kali remaja memilih suatu jurusan atau bidang studi karena
terbawa dan ikut teman-temannya,atau memilih bidang yang lebih popular,tanpa sempat
mencerna terlebih dahulu dan memahami bidang yang akan dipelajari, menjadi apa setelah
selesai sekolah ataupun lebih jauh lagi mengenali bidang pekerjaan seperti apa yang biasa
digelutinya sesuai dengan latar belakang pendidikannya tersebut.

Mengembangkan minat dan bakat bertujuan agar seseorang belajar atau dikemudian hari bisa
bekerja dibidang yang diminatinya dan sesuai minat dan bakat yang dimilikinya sehingga mereka
bisa mengembangkan kapabilitas untuk belajar serta bekerja secara optimal dengan penuh
antusias. Bakat adalah bawaan, given from God, dan bakat adalah sesuatu yang dilatih. Sebelum
memahami beberapa definisi dan pendekatan bakat yang juga diungkapkan beberapa ahli, ada
baiknya kita yakini satu hal: yakin dan percayalah bahwa setiap insan di muka bumi ini telah
memiliki bakat berupa anugerah dari Sang Maha Kuasa. Beberapa istilah kerap dipakai ketika
berbicara bakat secara spesifik, antara lain aptitude, talent/talenta,
intelligence/inteligensi/kecerdasan, gifted/giftedness, dan sebagainya.

Pada dasarnya istilah-istilah tersebut membawa makna bakat yang berkembang sesuai
kebutuhan dan kepentingan. Namun sama-sama mengandung unsure bakat bawaan dan latihan.
Misalnya yang dikemukakan Renzulli (1981), bakat merupakan gabungan dari tiga unsur
esensial yang sama pentingnya dalam menentukan keberbakatan seseorang, yakni kecerdasan
kreatifitas dan tanggung jawab. Jadi apabila seseorang terlahir dengan suatu bakat khusus, jika
dididik dan dilatih, bakat tersebut dapat berkembang dan dimanfaatkan secara optimal.
Sebaliknya jika dibiarkan saja tanpa pengarahan dan penguatan, bakat itu akan mati dan tak
berguna. Bakat sangat kecil sekali kemungkinannya untuk berubah. Baat itu adalah relatif tetap
sepanjang waktu tertentu. Karena bakat itu relatif stabil, maka bakat-bakat itu dapat digunakan
untuk membantu keberhasilan dalam bidang kependidikan dan karir.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka makalah ini mempunyai rumusan masalah antara
lain:

1. Apa pengertian Bakat?


2. Apa saja jenis-jenis bakat?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat pada anak?
4. Apa usaha guru untuk mengenali dan mengembangkan bakat pada anak?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian bakat.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis bakat.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat pada anak.
4. Untuk mengetahui usaha guru untuk mengenali dan mengembangkan bakat pada anak.
BAB II

PEMBAHASAN

PERANAN BAKAT DALAM PROSES BELAJAR

1. PENGERTIAN BAKAT

Menurut (Utami Munandar 1992) Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan
yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih
lanjut. Karena sifatnya yang masih bersifat potensial atau laten, bakat merupakan potensi yang
memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis agar dapat
terwujud.

Menurut (cony semiawan 1987) Bakat berbeda dengan kemampuan (ability) yang
mengandung makna sebagai daya untuk melakukan sesuatu, sebagai hasil pembawaan dan
latihan. Bakat juga berbeda dengan kapasitas (capacity) dengan sinominnya, yaitu kemampuan
yang dapat dikembangkan dimasa yang akan datang apabila latihan dilakukan secara optimal.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa bakat merupakan suatu potensi yang akan muncul
setelah memperoleh pengembangan dan latihan. Adapun kemempuan dan kapasitas sudah
merupakan suatu tindakan yang dapat dilaksanakan atau akan dapat dilaksanakan.

Menurut ( Conny Seniawan 1987) yang disebut dengan bakat adalah kemampuan alamiah
untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang
bersifat khusus. Bakat umum apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat umum.
Misalnya bakat intelektual secara umum, sedangkan bakat khusus apabila kemampuan yang
berupa potensi tersebut bersifat khusus, misalnya: bakat akademik, social, dan seni kinestetik.
Bakat khusus ini biasanya disebut dengan talent, sedangkan bakat umum (intelektual) sering
disebut dengan istilah gifted. Oleh karena itu, anak yang memiliki bakat khusus menonjol sering
disebut dengan istilah telent children, sedangkan anak yang memiliki bakat intelektual menonjol
sering disebut dengan istilah gifted children
Dengan bakat, memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu.
Tetapi untuk mewujudkan bakat kedalam suatu prestasi diperlukan altihan, pengetahuan,
pengalaman dan motivasi ( conny semiawan 1987). Seorang yang memiliki potensi bakat music
tetapi memperoleh kesempatan mengembangkannya, bakat musiknya tidak dapat berkembang
dan terwujud dengan baik. Sebaliknya, seseorang yang memperoleh fasilitas dan pendidikan
music secara baik, tetapi tidak memiliki bakat music, tidak akan dapat mengembangkan
keterampilanmusik secara maksimal. Lain halnya seorang anak yang pada dasarnya memiliki
bakat music dan orang tuanya mendukung. Ia akan mengusahakan agar anaknya memperoleh
pengalaman untuk mengembangkan bakatnya dengan motivasi yang tinggi dapat berlatih
sehingga bakatnya berkembang maksimal dan memperoleh prestasi.

 Pengertian Bakat Menurut Para Ahli:

Ada beberapa defenisi bakat yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah:

a. Menurut Bingham (1986) menjelaskan bakat adalah suatu kondisi atau serangkaian
karakteristik atau kemampuan seseorang yang dengan suatu latihan khusus
memungkinkannya mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus,
misalnya kemampuan berbahasa, kemampuan bermain musik dan lain-lain.
b. Menurut Munandir ((2001:15-16) mengatakan, bahwa bakat merupakan
kemampuan yang dibawa sejak lahir, dengan kata lain bersifat keturunan. Pandangan
ini sering kita dengar secara umum sebagaimana para ahli dan orang awam.
c. Menurut Guilford (1959) mengemukakan bahwa bakat (aptitude) mencakup 3
dimensi psikologis, yaitu: Dimensi perseptual, dimensi psikomotor, dimensi
intelektual.
1. Dimensi perseptual
a. Dimensi perseptual meliputi kemampuan dalam mengadakan persepsi, yaitu
faktor-faktor yang antara lain berupa: kepekaan indera, perhatian, orientasi ruang,
orientasi waktu, luasnya daerah persepsi, kecepatan persepsi dan lain sebagainya.
b. Dimensi psikomotor
c. Dimensi psikomotor mencakup 6 faktor, yaitu: faktor kekuatan, faktor impuls,
faktor kecepatan gerak, faktor ketelitian, faktor koordinasi dan faktor keluwesan
(flexibility).
d. Dimensi intelektual

Dari ketiga dimensi, dimensi inilah yang mempunyai implikasi yang sangat luas. Dimensi
ini meliputi lima faktor yaitu:

a. Faktor ingatan, yang mencakup: Faktor ingatan mengenai substansi, faktor


ingatan mengenai relasi, faktor ingatan mengenai sistem.
b. Faktor pengenalan, yang mencakup: pengenalan terhadap keseluruhan
infomasi, golongan (kelas), hubungan-hubungan, bentuk atau strktur, dan
kesimpulan.
c. Faktor Evaluatif, yang mencakup: Evaluasi mengenai identitas, relasi-relasi,
sistem dan evaluasi terhadap penting tidaknya problem ( kepekaan terhadap
problem yang dihadapi).
d. Faktor berfikir divergen, yang meliputi: faktor untuk menghasilkan unit-unit,
faktor untuk pengalihan kelas-kelas secara spontan, faktor kelancaran dalam
menghasilkan hubungan-hubungan, faktor untuk menghasilkan sistem, fakto
untuk transformasi divergen, faktor untuk menyusun bagian-bagian menjadi
garis besar atau kerangka.
2. JENIS-JENIS BAKAT
1. Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum,
artinya setiap orang memiliki.
2. Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua
orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga.

Selain itu bakat khusus yang lain, yaitu :

a. Bakat Verbal yaitu Bakat tentang konsep -konsep yang diungkapkan dalam
bentuk kata-kata.
b. Bakat Numerikal yaitu Bakat tentang konsep-konsep dalam bentuk angka.
c. Bakat Skolastik yaitu Kombinasi kata-kata (logika) dan angka-angka.
Kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat,
menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik,
pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional. Ini merupakan kecerdasan para
ilmuwan, akuntan, dan pemprogram komputer.(Newton, Einstein, dsb.)
d. Bakat Abstrak merupakan Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi
berbentuk pola, rancangan, diagram, ukuran - ukuran, bentuk - bentuk dan posisi-
posisinya.
e. Bakat mekanik yaitu Bakat tentang prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja
mesin, perkakas dan alat – alat lainnya.
f. Bakat Relasi Ruang (spasial) merupakan Bakat untuk mengamati, menceritakan
pola dua dimensi atau berfikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam
terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup,
melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan
orientasi dalam ruang tiga dimensi. Ini merupakan kecerdasan para arsitek,
fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. (Thomas Edison, Pablo Picasso, Ansel
Adams, dsb.)
g. Bakat kecepatan ketelitian klerikal yaitu Bakat tentang tugas tulis menulis,
ramu-meramu untuk laboratorium, kantor dan lain- lainnya.
h. Bakat bahasa (linguistik) yaitu Bakat tentang penalaran analistis bahasa (ahli
sastra) misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum,
pramuniaga dan lain-lainnya.

Menurut Prof Dr. Mohammad Ali

Bakat khusus ( talent) adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika
memperoleh kesempatan berkembang denga baik, akan muncul sebagai kemampuan khusus
dalam bidang tertentu sesuai potensinya. Individu yang memiliki bakat khusus dibidang
matematika misalnya, apabila memperoleh kesempatan untuk mengembangkan secara optimal
disertai motivasi yang tinggi akan memiliki kemampuan khusus dan prestasi yang menonjol
dalam bidang matematika.

Menurut Conny Semiawan dan Utami Munandar (1987) mengklafisifikasikan jenis-jenis


bakat khusus, baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima
bidang, yaitu:

1. Bakat akademik khusus


2. Bakat kreatif-produktif
3. Bakat seni
4. Bakat kinestetik/psikomotorik
5. Bakat sosial

Termasuk kedalam bakat akademik khusus, misalnya bakat untuk bekerja dalam bidang
kreatif-produktif artinya bakat dalam menciptakan sesuatu yang baru. Misalnya menghasilkan
rancangan arsitektur terbaru, menghasilkan teknologi terbaru. Dan sejenisnya. Bakat khusus
dalam bidang seni, misalnya mampu mengarasemen music dan sangat dikagumi, mampu
menciptakan lagu hanya dalam waktu 30 menit, mampu melukis dengan sangat indah dalam
waktu singkat, dan sejenisnya.
3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAKAT

Bakat umum biasanya merupakan kemampuan intelegensi seseorang. Sejauh ini masih
terdapat kontroversi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi bakat umum seseorang apakah
karena faktor bawaan (genetik) atau faktor lingkungan.

Arthur Jansen (1969) memunculkan perdebatan atas pendapatnya bahwa intelegensi


merupakan warisan genetik, sedangkan lingkungan dan budaya hanya berperan kecil dalam
perkembangan intelegensi tersebut. Menurutnya, terdapat perbedaan intelegensi yang signifikan
pada kelas sosial,ras dan bangsa yang berbeda. Pendapatnya ini memunculkan pro dan kontra
dan ia pun dicap sebagai orang yang rasis. Dewasa ini, para peneliti menyatakan bahwa faktor
lingkungan juga berperan besar dalam menentukan tingkat intelegensi seseorang.

Plomin (1989) berpendapat bahwa intelegensi ditentukan oleh 50% genetik dan 50%
lingkungan. Hal ini berarti bahwa keadaan lingkungan dapat memengaruhi tingkat intelegensi
seseorang yang menentukan peningkatan prestasi sekolah dan perolehan keterampilan yang
diperlukan untuk bekerja. Namun demikian , pengaruh lingkungan sangatlah rumit. Tidak ada
jaminan bahwa anak dengan berbagai kehidupan seperti kemudahan sarana , prasarana yang
lengkap dan bimbingan belajar yang baik akan sukses nantinya . mereka seringkali
menanggapinya sebagai hal yang wajar sehingga mereka tidak dapat berusaha untuk
mengembangkan motivasinya demi mencapai sesuatu.

Bakat khusus dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang dikelompokkan menjadi faktor internal
dan faktor eksternal:

Faktor internal meliputi:

 Minat
 Motif berprestasi
 Keberanian mengambil resiko
 Keuletan dalam menghadapi tantangan
 Daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul.
Faktor Eksternal meliputi :

 Kesempatan yang maksimal untuk mengembangkan diri


 Sarana dan prasarana
 Dukungan dan dorongan orang tua/keluarga
 Lingkungan tempat tinggal
 Pola asuh orang tua

4. USAHA GURU UNTUK MENGENALI DAN MENGEMBANGKAN BAKAT

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bakat antara lain:

a. Menciptakan lingkungan yang merangsang kreativitas

Mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik dengan mengenalkannya pada berbagai hal
atau kegiatan, misalnya dengan melakukan eksperimen sederhana, membuat kreasi, atau
mengunjungi museum.

b. Melibatkan anak dalam kegiatan curah ide (brainstorming)

Meminta peserta didik untuk melontarkan beragam ide dalam kelompok, dan kemudian
membahas ide-ide yang dilontarkan. Semakin banyak ide yang dihasilkan, semakin besar
kemungkinkan munculnya ide-ide yang unik.

c. Memberikan kesempatan untuk bereksplorasi dan mencoba

Memberikan peserta didik kebebasan untuk melakukan eksplorasi, menemukan hal-hal baru,
dan sesekali membuat kesalahan sehingga ia dapat belajar menelaah berbagai sudut pandang
untuk memecahkan persoalan.
d. Memunculkan Motivasi Internal

Menghargai setiap ide maupun karya yang dihasilkan peserta didk secara proporsional.
Menghindari memberi kritik yang dapat menimbulkan kekecewaan pada peserta didik.
Menghindari juga memberi pujian secara berlebihan. Hendaknya, tidak selalu menghadapkan
peserta didik pada situasi yang kompetitif.

e. Mengembangkan cara berpikir yang fleksibel dan playfull

Melatih peserta didik untuk menelaah berbagai sudut pandang dalam menghadapi persoalan.

f. Mengenalkan anak dengan orang-orang yang kreatif

Mengenalkan peserta didik pada seseorang yang memiliki suatu karya dan diskusikan
mengenai kemampuannya. Pendidik juga dapat merancang suatu kegiatan di sekolah, misalnya
dengan mengundang ahli dalam bidang tertentu untuk berbagi pengalaman.

Untuk Mengembangkan Bakat Dan Minat Peserta Didik, Diperlukan


Beberapa Faktor Berikut :

1. Stimulasi

Faktor stimulan bakat dan minat bisa internal atau eksternal. Stimulan yang utama ialah
kesadaran akan potensi diri, belajar dan terus belajar, konsentrasi dan fokus dengan kemampuan
atau kelebihan diri kita. Jangan selalu melihat kepada kelemahan, karena waktu kita akan
terbuang, sehingga bakat pun ikut terpendam dan minat jadi berkurang.

2. Berusaha untuk Kreatif

Berusaha kreatif dengan mencari inspirasi dari mana saja, kapan saja,dan dari siapa saja.
Kreativitas akan menuntun jalan kita menuju pengenalan dan pemahaman bakat, menumbuh
kembangkan minat, sehingga kita dapat mengembangkannya agar bermanfaat untuk hidup kita.
3. Pelihara Kejujuran dan Ketulusan.

Kita harus jujur mengakui bakat yang kita miliki sekalipun tidak begitu kita minati.
Ketulusan menyukuri bakat dapat menumbuhkan minat meskipun perlu proses dan waktu. Bakat
alami itu akan tetap ada, bisa dikembangkan dan dimanfaatkan dengan meningkatkan kekuatan
minat. Misalnya, kita semua bisa menulis, bakat yang bisa menghasilkan tulisan yang lebih baik
daripada orang lain. Ketika bakat itu disertai dengan minat yang kuat, maka bakat itu akan
berkembang lebih pesat dan berkualitas. Bakat itu akan mengundang kerinduan untuk
melakukannya kembali, seperti energi yang mensuplai kebutuhan.

Selain paparan diatas ada hal yang tidak bisa dipisahkan dalam mengoptimalkan bakat, yaitu
Otak. Ada tiga tingkatan otak, yaitu otak reptile, otak mamalia dan otak neo cortex. Otak reptil
berfungsi sebagai pusat kendali, sistem saraf otonomi dan untuk mengatur fungsi utama tubuh
seperti pernapasan dan denyut jantung. Selain itu, otak reptil berfungsi mengatur reaksi
seseorang terhadap bahaya atau ancaman dengan cara lari atau melawan. Dari otak reptil
berkembang menjadi otak mamalia. Otak ini berperan dalam mengatur kebutuhan strata social,
rasa memiliki atau memberikan emosi pada suatu kejadian, mengendalikan sistem kekebalan
tubuh, hormon dan memori jangka panjang. Jika dihubungkan dengan memori jangka panjang
maka otak ini sangat berpengaruh dalam pembelajaran. Dalam otak mamalia terdapat sistem
limbic yang berfungsi sebagai saklar yang menentukan otak mana yang lebih aktif, apakah otak
reptil atau otak neo cortex. Jika otak reptil yang lebih aktif maka seseorang akan cenderung
bersifat marah, takut, tegang, dan stress. Jika otak neo cortex yang lebih aktif maka seseorang
cenderung bahagia, tenang, dan rilex. Otak neo cortex memiliki fungsi untuk mengendalikan
penglihatan, pendengaran, kreasi, berpikir, berbicara, dan semua hal yang berkaitan dengan
kemampuan yang lebih tinggi atau intelegensi, mengendalikan nafsu dan emosi. Otak neo cortex
menutupi otak reptil dan otak mamalia. Otak reptil disebut juga dengan otak yang berfikir.

Struktur otak berhubungan dengan keberbakatan. Keberbakatan adalah kemampuan individu


yang perlu dikembangkan dan diperhatikan yang terkait dengan struktur otak. Secara genetik
struktur otak sudah terbentuk sejak lahir tapi berfungsinya otak ditentukan oleh cara seseorang
dalam beriteraksi dengan lingkungannya. Nah disinilah bakat bisa dikembangkan dalam
pembelajaran. Jadi, guru harus memperhatikan dan perduli pada peserta didiknya yang sejatinya
memiliki bakat masing-masing. Anak yang berbakat akan terlihat lebih menonjol dan anak
tersebut cenderung lebih kreatif. Keberbakatan anak dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya
yang paling menonjol adalah gen dan lingkungan. Gen mempengaruhi sebanyak 60% dan
sisanya adalah lingkungan. Anak dapat mengoptimalkan bakat yang dimilikinya (gen) jika
berada dalam lingkungan yang tepat/mendukung. Ada gen tapi lingkungan tidak mendukung,
tidak akan bisa. Dan pada hakikatnya semua anak itu berbakat, hanya saja bakatnya berbeda-
beda. Untuk itu tugas guru sekarang adalah bagaimana caranya menciptakan kondisi/lingkungan
belajar yang dapat mendukung siswa dalam mengoptimalkan bakatnya. Salah satu caranya
adalah dengan cara memahami bagian-bagian otak serta aktivasinya karena berkaitan dengan
keberbakatan para siswa, sehingga nantinya guru dapat membuat rencana-rencana pembelajaran
yang dapat mengembangkan, mengaktifkan dan mengoptimalkan bakat siswa.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek
dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang
dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir yang dengan latihan-latihan tertentu akan
memperoleh berbagai macam pengetahuan dan keterampilan khusus.

Jenis-Jenis Bakat meliputi:

a. Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum,
artinya setiap orang memiliki.

b. Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua
orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga.

Bakat umum biasanya merupakan kemampuan intelegensi seseorang. Sejauh ini masih
terdapat kontroversi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi bakat umum seseorang apakah
karena faktor bawaan (genetik) atau faktor lingkungan. Bakat khusus dipengaruhi oleh sejumlah
faktor yang dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal meliputi:

a. Minat

b. Motif berprestasi

c. Keberanian mengambil resiko

d. Keuletan dalam menghadapi tantangan

e. Daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul.


Faktor eksternal meliputi :

a. Kesempatan yang maksimal untuk mengembangkan diri

b. Sarana dan prasarana

c. Dukungan dan dorongan orang tua/keluarga

d. Lingkungan tempat tinggal

e. Pola asuh orang tua

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bakat antara lain:

a. Menciptakan lingkungan yang merangsang kreativitas

b. Melibatkan anak dalam kegiatan curah ide (brainstorming)

c. Memberikan kesempatan untuk bereksplorasi dan mencoba

d. Memunculkan motivasi internal

e. Mengembangkan cara berpikir yang fleksibel dan playfull

f. Melatih peserta didik untuk menelaah berbagai sudut pandang dalam menghadapi
persoalan.

g. Mengenalkan anak dengan orang-orang yang kreatif


B. SARAN

Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini. Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. Psikologi Remaja. Jakarta: PT bumi Askara

Munandar, Utami. Mengembangkan Bakat Dan Kreatifitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia
Sunyabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sukardi, Dewa Ketut. 2003. Analisis tes psikologis. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sobur, Alex. 2003. Psikologi umum. Bandung: Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai