A. Pengantar
Pendidikan adalah investasi masa depan (education as an investment). Kebijakan
pendidikan hari ini akan menentukan kualitas generasi bangsa sekaligus peran dan
fungsinya dalam pergaulan global yang saling terhubung dan digital. Mengawali
tugasnya sebagai orang nomor satu di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Nadiem Makarim atau sering disebut Mas Menteri oleh
media mengeluarkan suatu revolusi dalam pembelajaran yang disebut dengan
“Merdeka Belajar”. Program ini diharapkan bisa menjadi solusi bagi dunia
pendidikan dimana guru dan siswa diberikan “kemerdekaan” dalam belajar. Salah
satu aspek yang dibidik adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP.
Atas dasar masukan dari banyak pihak, menteri menilai bahwa RPP yang ada
selama ini kurang efisien (membutuhkan waktu dan energi yang banyak dalam
menyusunnya) dan kurang efektif. Lalu, dicanangkanlah RPP Merdeka Belajar
dengan jargon “cukup satu lembar” dengan fokus pada tiga komponen saja yaitu:
1. Tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti pembelajaran
3. Penilaian pembelajaran
Namun, disisi lain kebijakan RPP Merdeka Belajar ini justru menantang guru
untuk lebih kreatif dalam merancang tiga aspek wajib dalam RPP tersebut yaitu
tujuan, kegiatan inti dan penilaian. Menurut pemikiran penulis, RPP bisa saja satu
lembar atau lebih. Hal terpenting adalah guru harus memastikan bahwa aktivitas
dan pengalaman belajar yang dirancang bisa membuat siswa mencapai tujuan
pembelajaran dan dapat dinilai efektivitasnya. Tulisan sederhana ini menyajikan
suatu ide dan gagasan tentang bagaimana merancang pembelajaran di abad 21
serta apa saja yang harus diperhatikan guru dalam merancang RPP versi Merdeka
Belajar.
B. Landasan Teoretis
Menurut Tyler dalam William H. Schubert (1986:171) menjelaskan bahwa ada
empat pertanyaan pokok yang menjadi dasar dan ukuran dalam merancang sebuah
kurikulum untuk pembelajaran termasuk di dalamnya merancang perencanaan
pembelajaran.
1. What educational purposes should the school seek to attain? (apa tujuan
pendidikan atau pembelajaran yang hendak dicapai?).
2. How can learning experiences be selected which are likely to be useful in
attaining these purposes? (pengalaman belajar apa yang harus dipilih
untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut).
3. How can learning experiences be organized for effective instruction?
(bagaimana pengalaman belajar dikelola agar pembelajaran berjalan
efektif?)
4. How can the effectiveness of learning experiences be evaluated?
(bagaimana pengalaman belajar dapat dievaluasi, berhasil atau tidak?).
2
Dari kutipan di atas dapat disarikan bahwa ada empat hal pokok yang harus
diperhatikan dalam merancang kurikulum dan pembelajaran yaitu:
1. Tujuan pembelajaran (aim, goal, objective). Saatnya untuk mengkaji ulang
apakah tujuan pembelajaran baik pada level nasional (aim), level sekolah
(goal), dan pada level mata pelajaran (objective) sudah relevan dengan
tujuan pembelajaran global dengan tetap mempertahankan nilai-nilai lokal
dan nasional sebagai identitas dan kepribadian.
2. Pengalaman belajar (learning experiences).
3. Aktivitas belajar (learning activities).
4. Penilaian pembelajaran (assessment and evaluation).
Kurikulum di sekolah harus memiliki orientasi dan fungsi (Brady & Kennedy,
2007:9)
Tabel 1. Orientasi dan Fungsi Kurikulum Sekolah
Curriculum Curriculum Functions Intisari
Orientations (Knowledge, Skill and Values)
plus perspective
Cultural ensure the foundation of memastikan fondasi
society are transmitted to the masyarakat ditransmisikan ke
next generation. generasi berikutnya
Personal provide for the instrinsic needs menyediakan kebutuhan
of individual and group instrinsik individu dan
kelompok.
Vocational ensure student are equipped memastikan siswa dilengkapi
with the necessary knowledge dengan pengetahuan dan
and skills to enable them to keterampilan yang diperlukan
participate actively in world of untuk memungkinkan mereka
work berpartisipasi aktif dalam dunia
kerja
Social enable society to function in a memungkinkan masyarakat
harmonious way for the benefit berfungsi secara harmonis
of all untuk kepentingan semua
Economical ensure that the productive memastikan bahwa kapasitas
capacity of individual and the produktif individual dan
nation as o whole is taken into bangsa secara keseluruhan
consideration dipertimbangkan
Sumber : Brady & Kennedy (2007:9)
3
Selanjutnya, dalam Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses
dicantumkan 14 prinsip pembelajaran dalam Kurikulum 2013 yaitu:
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar;
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8. Deningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills);
9. Dembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10. Dembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran; dan
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
4
Gambar 1. Framework for 21st Century Learning
Sumber: Battle for Kids/p21.org (2019)
5
d. Mathematics
e. Economics
f. Science
g. Geography
h. History
i. Government and Civics
Selain mata pelajaran utama, sekolah harus mempromosikan tema-tema
interdisipliner abad 21 yaitu;
a. Global Awareness
b. Financial, Economic, Business, and Entrepreneurial Literacy
c. Civic Literacy
d. Health Literacy
e. Environmental Literacy
6
mampu menunjukkan berbagai keterampilan berpikir fungsional dan kritis terkait
dengan informasi, media, dan teknologi. Meliputi:
a. Information Literacy
b. Media Literacy
c. ICT (Information, Communications, and Technology) Literacy
7
Kemitraan untuk Pembelajaran Abad 21 mengakui bahwa semua siswa
membutuhkan pengalaman pendidikan di sekolah dan di luar serta dari tempat
lahirnya karier untuk membangun pengetahuan dan keterampilan sebagai modal
untuk sukses di dunia yang saling terhubung secara global dan digital. Kemitraan
untuk Pembelajaran Abad 21 menjadikan pengajaran dan pembelajaran yang
inovatif menjadi kenyataan bagi semua orang.
8
2. Kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dimaksud dalam
konteks ini menurut hemat penulis mencakup:
a. Kegiatan pendahuluan yang meliputi orientasi, apersepsi dan motivasi.
b. Kegiatan inti yang merujuk kepada pendekatan saintifik dengan pola
lima M (learning experiences), student centre, sintak model
pembelajaran yang diadosi dengan metode dan teknik pembelajaran
yang variatif yang dikuasai guru. Kegiatan pembelajaran pada kegiatan
ini bertumpu pada dua aspek utama yaitu:
1) Activity. Guru harus merancang pembelajaran yang dapat
mendorong siswa melakukan berbagai bentuk aktivitas belajar baik
aktivitas belajar dasar (basic learning activity) maupun aktivitas
belajar lanjut (advance learning activity). Menurut Nofrion, dkk
(2017:2018:2019), aktivitas belajar dasar seperti melihat,
mendengar, mengamati, menanya, mencoba, mencari,
mengumpulkan dan aktivitas sejenis. Sedangkan aktivitas belajar
lanjut meliputi berdialog, interaksi, mengkomunikasikan,
berkolaborasi (menunjukkan saling peduli, saling belajar
(reciprocal relation) dan saling menguatkan tanpa mendominasi
dalam mencari solusi suatu masalah). Aktivitas belajar lanjut
terjadi untuk menganalisis dan mengevaluasi dan menyimpulkan
(inferring). Dialog dan Kolaborasi merupakan karakter “silent
revolution” yang digagas oleh Sato (2012) dalam bukunya
Mereformasi Sekolah. Manabu Sato adalah peraih Penghargaan
Selevel Nobel bidang pendidikan di China atas kontribusinya
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesionalitas
guru melalui Lesson Study for Learning Community (LSLC).
2) Thinking. Aktivitas belajar erat kaitannya dengan proses berpikir.
Saat melakukan aktivitas belajar siswa melakukan aktivitas
berpikir dan saat berpikir siswa juga melakukan aktivitas belajar.
Berpikir adalah esensi utama manusia. Filsuf mengatakan saat saya
berpikir maka saya ada. Menurut Krulik, dkk (2003) ada dua
9
kemampuan yaitu kemampuan dasar meliputi ingatan dan berpikir
sederhana serta kemampuan berpikir kritis. Pada Kurikulum 2013,
pembelajaran diarahkan pada kemampuan berpikir kritis (C4 dan
C5) dan berpikir kreatif (C6).
Lalu, seperti apakah RPP Merdeka Belajar tersebut?. Sesuai dengan arahan
Mendikbud, guru dapat menggunakan format RPP yang sudah ada,
menyederhanakannya atau melakukan modifikasi asalkan sesuai dengan prinsip
efisien, efektif dan berorientasi kepada siswa. Berikut ini, penulis mencoba
merancang suatu RPP dengan memodifikasi Lesson Design yang biasa digunakan
guru dalam praktik PLAN Lesson Study for Learning Community (LSLC) dan
disesuaikan dengan arahan Mendikbud tentang tiga komponen inti RPP Merdeka
Belajar dengan prinsip efisien, efektif dan berorientasi kepada siswa. Terdapat
lima hal pokok yang harus dipahami guru dalam membuat RPP Merdeka Belajar
Berbasis LSLC ini.
11
1. Dalam merancang RPP, lebih banyak menempatkan diri sebagai siswa.
Apa yang harus dilakukan siswa agar tujuan pembelajaran tercapai. Bukan
apa yang harus dilakukan guru agar materi tersampaikan semuanya. Guru
harus membayangkan kondisi dan ekspresi awal siswa sebelum belajar,
kondisi siswa saat menemui masalah dan ekspresi siswa saat mampu
menyelesaikan masalah atau sebaliknya.
2. Fokus pada aktivitas belajar dan kemampuan berpikir dan pembelajaran
kolaboratif yang ditandai dengan adanya dialog dan kolaborasi (saling
peduli dan saling menguatkan tanpa ada yang mendominasi).
3. Kegiatan inti mewadahi;
a. Aksi. Apa yang disajikan guru (video, masalah, artikel atau soal).
b. Reaksi. Bagaimana reaksi siswa berkemampuan rendah dan siswa
berkemampuan tinggi?.
c. Prediksi. Apa saja yang mungkin terjadi?. Siswa berkemampuan
rendah akan putus asa?. Bagaimana pula dengan siswa berkemampuan
tinggi?
d. Solusi. Apa yang akan dilakukan guru jika ada siswa berkemampuan
rendah putus asa karena menemui soal yang tidak mampu
diselesaikannya?. Apa pula yang akan dilakukan guru kepada siswa
yang berkemampuan tinggi?.
4. Tersedianya soal/tugas/masalah yang menantang atau HOTS.
5. RPP Merdeka Belajar dirancang bersama-sama oleh guru. Contoh sesama
guru mata pelajaran di sekolah. Sesama guru mata pelajaran antar sekolah
(MGMP) atau berbasis sekolah/lintas mata pelajaran.
12
DRAF
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN/RPP MERDEKA BELAJAR BERBASIS LSLC
Dr. Nofrion, M. Pd
13
DAFTAR REFERENSI
Nofrion et al. 2019. EXO OLO TASK;What Should Student Do in The Class?.
Sumatra Journal of Disaster, Geography and Geography Education. Vol 3,
No. 1, (pp. 75-81), June, 2019. ISSN: 2580-4030 (Print) 2580-1775
(Online)
www.p21.org
14