Anda di halaman 1dari 10

METODE PENELITIAN KARYA ILMIAH

PEMBUATAN APLIKASI ( Boost Respons ) PENUNJANG MOTORIK ANAK


PADA KETEERAMPILAN AKADEMIK BAGI ANAK TUNAGRAHITA
LEVEL MODERATE

BIDANG KEGIATAN
KARSA CIPTA

Diusulkan Oleh:
Sendy Rahmadayani; 18004038; 2018
Veona Hartanti; 18004042; 2018
Rahmad Wahyu Darmawan; 18004134; 2018
Zaidinatul Rosman;18004233; 2018

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FALKULTAS ILMU PENDIDIKAN

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................... i


BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................. 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5


2.1 Aplikasi .............................................................................................. 5
2.2 Motorik .............................................................................................. 5
2.3 Keterampilan Akademik..................................................................... 7
2.4 Anak Tunagrahita ................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................9

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sekolah merupakan suatu wadah atau tempat bagi setiap anak belajar secara
formal untuk mendapatkan layanan pendidikan sebagai bekal bagi mereka dalam
menghadapi masa depannya. Setiap anak menginginkan mereka dapat diterima
dan menjadi bagian dari komunitas sekolah. Penerimaan yang baik di lingkungan
sekolah akan membantu anak untuk dapat bersosialisasi dan beradaptasi dalam
lingkungan yang Iebih luas, yakni dalam lingkungan masyarakat.
Anak tunagrahita memiliki keterbatasan kecerdasan. Kondisi ini
mengakibatkan mereka sukar untuk mengikuti program pendidikan di sekolah
biasa secara klasikal. Oleh karena itu anak tunagrahita membutuhkan layanan
pendidikan secara khusus yakni disesuaikan dengan kemampuan anak tersebut.
Ini menunjukkan bahwa anak tunagrahita yang termasuk ringan masih mampu
mengikuti pendidikan di sekolah reguler dengan pelayanan yang khusus. Layanan
pendidikan terhadap anak tunagrahita sangat memerlukan suatu keseriusan dari
para guru.
Kegiatan pembelajaran terhadap siswa tunagrahita sering mengalami
hambatan berkaitan dengan kemampuan kognitif, misalnya berkesulitan untuk
belajar dengan baik pada bidang membaca, menulis dan berhitung. Hambatan
tersebut biasanya ditambah dengan munculnya masalah-masalah yang berkaitan
dengan prilaku adaptif anak, terutama yang berkaitan dengan keterampilan sosial
(Delphie, 2009)
Pendidikan bagi anak tunagrahita bertujuan mengembangkan potensi yang
masih dimiliki secara optimal, agar mereka dapat hidup mandiri dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana mereka berada. Anak tunagrahita
merupakan individu yang utuh dan unik yang pada umumnya juga memiliki
potensi atau kekuatan dalam mengimbangi kelainan yang disandangnya, oleh
karena itu layanan pendidikan yang diberikan, diupayakan untuk dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak secara optimal (Nurlina:47).
Informasi yang diperoleh dari observasi lapangan dan penjelasan yang
diberikan oleh guru pendamping beserta penjelasan dari orang tua siswa
menunjukkan bahwa anak-anak tunagrahita yang sedang mengikuti pendidikan di
sekolah luar biasa, pada umumnya belum menunjukkan perkembangan yang
diharapkan. Sebagai contoh, anak yang telah mengikuti program pendidikan
disekolah luar biasa dan yang sudah kembali kepada orang tuanya, ternyata masih
belum bisa mandiri, masih mengalami kesulitan dalam memelihara diri (self
care), belum mempunyai keterampilan untuk melakukan pekerjaan seharihari
untuk kepentingan dirinya dan ketergantungan kepada orang lain masih cukup
tinggi. Selain itu masih banyak anak yang dalam mengendalikan keseimbangan
tubuhnya masih mengalami kesulitan, adanya anak tunagrahita yang sering
terjatuh dengan sendirinya dan dalam melakukan gerakan tertentu juga masih
kesulitan.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah hanya layanan seperti sekolah yang dibutuhkan?
2. Mengapa anak tunagrahita sering memiliki hambatan kognitif?
3. Bagaimana cara anak tunagrahita agar bisa ditunjang motoriknya ?
4. Adakah cara agar anak tunagrahita menunjukan perkembangan yang
positif ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah menciptakan sebuah aplikasi
dismartphone yang di desain sedemikian rupa sehingga dapat digunakan
sebagai terapi oleh anak tunagrahita khususnya level moderate untuk
menunjang motorik anak pada keterampilan akademik.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Membantu para anak tunagrahita agar bisa terampil dalam hal akademik.
2. Memberitahukan kepada pendidik dan orang tua bahwa anak tunagrahita
level moderate kesulitan dalam keterampilan akademik.
3. Menambah wawasan bagi klayak umum tentang anak tunagrahita.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aplikasi
Aplikasi adalah satu unit perangkat lunak yang dibuat untuk melayani
kebutuhan akan beberapa aktivitas [1]. Pengertian secara umumnya aplikasi
adalah alat terapan yang difungsikan secara khusus dan terpadu sesuai
kemampuan yang dimilikinya aplikasi merupakan suatu perangkat computer yang
siap pakai bagi user. [2]
Menurut hasan abdurahman dan asep ririh riswaya (2014) aplikasi adalah
program siap pakai yang dapat digunakan untuk menjalankan perintah-perintah
dari pengguna aplikasi tersebut dengan tujuan mendapatkan hasil yang lebih
akurat sesuai dengan tujuan pembuatan aplikasi tersebut, aplikasi mempunyai arti
yaitu pemecahan masalah yang menggunakan salah satu teknik pemrosesan data
aplikasi yang biasanya berpacu pada sebuah komputansi yang diinginkan atau
diharapkan maupun pemrosesan data yang diharapkan.
Jadi kesimpulannya aplikasi adalah perangkat lunak yang siap pakai
digunakan untuk menjalakan perintah dari pengguna aplikasi untuk melayani
kebutuhan akan beberapa aktivitas.
Aplikasi adalah suatu subkelas dari suatu perangkat lunak komputer yang
memanfaatkan kemampuan komputer secara langsung untuk melakukan suatu
tugas yang diinginkan pengguna (Wikipedia, 2012). Aplikasi dapat juga
dikatakan sebagai penerjemah perintah-perintah yang dijalankan pengguna
komputer untuk diteruskan ke atau diproses oleh perangkat keras. Menurut
Marimin dkk. (2011:43) Aplikasi merupakan program yang secara langsung
dapat melakukan proses-proses yang digunakan dalam komputer oleh pengguna.
Aplikasi merupakan kumpulan dari file-file tertentu yang berisi kode program
yang menghubungkan antara pengguna dan perangkat keras Komputer.Aplikasi
adalah alat bantu untuk mempermudah dan mempercepat proses pekerjaan dan
bukan merupakan beban bagi penggunanya( Ibisa ).

2.2 Motorik
Motorik atau kemampuan motorik adalah kemampuan dimiliki oleh setiap
orang namun dengan kapasitas berbeda-beda. Ada sejumlah orang yang sangat
pintar mengarang (menulis), cepat memahami sesuatu, mampu melihat penyebab
suatu masalah, terampil membuat barang yang bagus, cepat memahami keinginan
orang lain, mampu bekerja sama dengan orang lain, dan lain-lain. Kreitner (2014:
135) mengemukakan bahwa kemampuan (ability) adalah tanggung jawab
karakteristik yang luas dan stabil untuk kinerja maksimal seseorang pada tugas
fisik dan mental. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Subkhi (2013: 30) bahwa
yang dimaksud dengan istilah kemampuan adalah kapasitas seseorang untuk
melaksanakan beberapa kegiatan dalam suatu pekerjaan.
Menurut pendapat Robbins dalam Badeni (2013: 13) mendefinisikan
ability refers to an individual’s capacity to perform the various tasks in job.
Kemampuan mencakup arti yang luas yaitu keseluruhan potensi yang
dimiliki seseorang untuk melakukan bervariasi dalam pekerjaan. Berbagai
kemampuan yang dimiliki manusia ini pada pokoknya dapat diklasifiksaikan
menjadi kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
Berdasarkan teori-teori para pakar diatas maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan adalah keseluruhan potensi yang dimiliki seseorang untuk
menyelesaikan tugasnya dengan baik mengenai tugas fisik dan mentalnya.
Kemampuan tersebut ada yang dibawa sejak lahir dan ada yang karena belajar
dengan tekun.
Jenis-jenis Kemampuan
Kemampuan manusia berkembang sesuai kemampuan apa yang
dikembangkannya, bagaimana seseorang tersebut menilai bahwa kemampuan
yang akan dikembangkan adalah termasuk potensi dalam dirinya. Dalam
kenyataanya, kemampuan apapun sangatlah penting untuk diasah mengingat satu
kemampuan dengan kemampuan dalam diri saling beruhubungan. Stephen dalam
Badeni (2013: 14) telah mengklasifikasikan beberpa jenis kemampuan dalam diri
seseorang yaitu: a) Kemampuan Intelektual
Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk
melaksanakan aktivitas-aktivitas mental. Contoh tes IQ (Intelligent quotient)
digunakan untuk menegaskan seberapa tingkat kemampuankemampuan
intelektual umum. Ada 7 dimensi kemampuan intelektual, yaitu number
aptitude, verbal comprehension, perceptual speed, inductive reasoning,
spatial visualization memory.
b) Kemampuan Fisik
Kemampuan intelektual lebih besar memainkan peran pada
pekerjaanpekerjaan yang rumit yang menuntut berbagai persyaratan
pemrosesan informasi sementara kemampuan fisik lebih banyak diperlukan
pada aktivitas atau tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan
dan keterampilan atau bakat-bakat sejenis. Setiap orang memiliki kemampuan
fisik dan tingkat stamina yang berbeda-beda. Setiap pekerjaan memerlukan
persyaratan kemampuan tertentu sesuai dengan tuntutan yang diminta oleh
pekerjaan yang bersangkutan.
Motorik Kasar
Secara garis besar, pembelajaran motorik di sekolah meliputi pembelajaran
motorik kasar dan halus. Menurut Decaprio (2013: 18) motorik kasar adalah
gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar otot yang
ada dalam tubuh maupun seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh
kematangan diri. Sedangkan pembelajaran motorik kasar yang diadakan di
sekolah merupakan pembelajaran gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan
dan koordinasi anggota tubuh, sebagian, atau seluruh anggota tubuh. Contohnya,
berlari, berjalan, melompat, menendang, berlari dan lain-lain.
Sujiono (2010: 1.13) berpendapat bahwa gerakan motorik kasar adalah
kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.
Oleh karena itu, biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot
yang lebih besar. Pengembangan motorik kasar juga memerlukan koordinasi
kelompok otot-otot tertentu yang dapat membuat mereka dapat meloncat,
memanjat, berlari, manaiki sepeda roda tiga, serta berdiri dengan satu kaki.
Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh tubuh
anak.
Sedangkan menurut Rahyubi (2012: 222) menyatakan bahwa aktivitas
motorik kasar adalah keterampilan gerak atau gerakan tubuh yang memakai otot-
otot besar sebagai dasar utama gerakannya. Keterampilan motorik kasar meliputi
pola lokomotor (gerakan yang menyebabkan perpindahan tempat) seperti berjalan,
berlari, menendang, naik turun tangga, melompat, meloncat, dan sebagainya. Juga
keterampilan menguasai bola seperti melempar, menendang, dan memantulkan
bola.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan motorik
kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar
otot untuk untuk melakukan suatu aktivitas tubuh. Aktivitas motorik kasar
misalnya: berlari, melompat, mendorong, melempar, menangkap, menendang dan
lain sebagainya, kegiatan itu memerlukan dan menggunakan otot-otot besar pada
tubuh seseorang.
b) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar
Motorik kasar seorang anak bekermbang secara bertahap dan unik pada setiap
individunya. Perkembangan motorik kasar anak berbanding lurus dengan
pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya, oleh karena itu faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan motorik kasar anak secara garis besarnya adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yang telah dipaparkan
oleh Soetjiningsih (2012: 2) yaitu:
1) Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang anak.
2) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau
tidaknya potensi bawaan. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi
menjadi:
(a) Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih dalam
kandungan (faktor pranatal), antara lain: (1) gizi ibu pada waktu hamil;
(2) mekanis; (3) toksin/zat kimia; (4) endokrin; (5) radiasi; (6) infeksi;
(7) stres; (8) imunitas; (9) anoksia embrio
(b) Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah
lahir (faktor postnatal), antara lain:
(1) Lingkungan biologis, antara lain: (a) ras/suku bangsa; (b) jenis
kelamin; (c) umur; (d) gizi; (e) perawatan kesehatan; (f) kepekaan
terhadap penyakit; (g) penyakit kronis; (h) fungsi metabolisme; (i)
hormon.
(2) Faktor fisik, antara lain: (a) cuaca, musim, keadaan geografis suatu
daerah; (b) sanitasi; (c) keadaan rumah; (d) radiasi.
(3) Faktor psikososial, antara lain (a) stimulasi; (b) motivasi belajar;
(c) ganjaran ataupun hukuman yang wajar; (d) kelompok sebaya;
(e) stres; (f) sekolah; (g) cinta dan kasih sayang; (h) kualitas
interaksi anak-orang tua.
(4) Faktor keluarga dan adat istiadat, antara lain: (a)
pekerjaan/pendapatan keluarga; (b) pendidikan ayah/ibu; (c) jumlah
saudara; (d) jenis kelamin dalam keluarga; (e) stabilitas rumah
tangga; (f) kepribadian ayah/ibu; (g) adatistiadat, norma-norma,
tabu-tabu; (h) agama; (i) urbanisasi; (j) kehidupan politik dalam
masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak,
anggaran, dan lain-lain.

2.3 Keterampilan Akademik


Menurut Tarmansyah, dkk (dalam Haryeti, dkk 2013). Anak tunagrahita
memiliki kemampuan intelektual yang terbatas, mengakibatkan mereka
mengalami berbagai hambatan dalam perkembangan sosial emosi kepribadian
dalam menjalankan aktifitas kehidupan sehari-hari. Menurut Abdurrachman dan
Sudjadi (dalam Haryeti, dkk 2013). “Anak tunagrahita ringan merupakan anak
yang masih memiliki potensi untuk menguasai mata pelajaran akademik di
sekolah dasar, mampu juga untuk melakukan penyesuaian sosial yang dalam
jangka panjang dapat berdiri sendiri dalam masyarakat dan mampu bekerja untuk
menopang sebagian atau seluruh kehidupan orang dewasa”. Anak tunagrahita
ringan sesuai dengan klasifikasinya dibedakan atas beberapa karakteristiknya.
Beberapa hambatan yang tampak pada anak tunagrahita dari segi kognitif dan
sekaligus menjadi karakteristiknya, sebagai berikut:
a) cenderung memiliki kemampuan berpikir konkret dan sukar
berpikir,

b) mengalami kesulitan dalam konsentrasi,

c) kemampuan sosialisasinya terbatas,

d) tidak mampu menyimpan instruksi yang sulit,

e) kurang mampu menganalisis dan menilai kejadian yang


dihadapi, dan

f) pada tunagrahita mampu didik, prestasi tertnggi bidang baca,


tulis, hitung tidak lebih dari anak normal setingkat kelas III-IV
SD.

Keterampilan akademik merupakan kemampuan dan kemahiran sesorang


dalam bidang akademik.Bidang akademik meliputi segala pengetahuan yang ada
didalam pendidikan formal,dalam kalimat mudahnya berbagai subjek mata
pelajaran yang ada pada pendidikan formal.
Kemampuan akademis ini mengarah pada kemampuan IQ (intelegence
Quotient) yang dimiliki masing-masing orang seperti kemampuan
membaca,menulis&berbicara.

2.4 Tunagrahita
Dari sudut bahasa atau istilah tunagrahita berasal dari kata “Tuna” dan
“Grahita” tuna artinya cacat dan grahita artinya berfikir Tunagrahita juga
mempunyai arti kelainan yang menliputi fungsi intelektual umum dibawah rata-
rata yaitu IQ 84 kebawah berdasarkan tes dan muncul sebelum usia 16 tahun.
Dalam masyarakat tunagrahita sering disebut dengan istilah lemah pikiran,
berkebelakangan mental, bodoh, cacat ental, ketergantungan penuh.

Klasifikasi Tunagrahita

Klasifikasi pada Tunagrahita dibagi menjadi 4 jenis berdasarkan tingkatan IQ


anak, yaitu mild, moderate, severe, dan profound.

Mild (Rentang IQ 55-70)


Karakteristik anak pada kategori ini mengalami perkembangan fisik yang
agak lambat dibandingkan dengan rata-rata anak seusianya. Mereka juga
kesulitan untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik di sekolah. Namun mereka
dapat melakukan keterampilan praktis dan rumah tangga sehingga kelak dapat
hidup secara mandiri.

Moderate (Rentang IQ 40-55)


Dilihat dari perkembangan bahasanya, anak memiliki kemampuan
komunikasi yang sederhana bahkan hanya komunikasi untuk menyampaikan
kebutuhan dasar seperti makan, mandi, dan minum. Penampilan fisiknya juga
menunjukkan kelainan sebagai gejala bawaan. Meskipun begitu, mereka masih
dapat dididik untuk mengurus dirinya sendiri meskipun membutuhkan proses
yang cukup lama.

Severe (Rentang IQ 25-40)


Pada rentang ini, anak tidak mampu untuk mengurus dirinya sendiri
maupun melakukan tugas-tugas sederhana. Anak dengan Tunagrahita memiliki
gangguan bicara dan kelainan fisik yang dapat dilihat pada bagian lidah serta
ukuran kepala yang lebih besar dari ukuran kepala normal. Secara keseluruhan,
kondisi fisik mereka lemah karena mengalami gangguan fisik motorik yang
cukup berat.

Profound (Rentang IQ di bawah 25)


Pada kategori terberat ini, anak menunjukkan kelainan fisik dan intelegensi
dalam bentuk ukuran kepala yang membesar seperti hyrdrochephalus dan
mongolism. Mereka juga membutuhkan pelayanan medis yang intensif karena
kemampuan beradaptasi yang sangat kurang. Terlebih lagi, mereka tidak dapat
melakukan kegiatan tanpa bantuan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorder Edition “DSM-5”. Washinton DC: American
Psychiatric Publishing. Washinton DC
.
Desiningrum, D. R. .2016. Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus.
Yogyakarta.

Haryeti , E & Sopandi A.A. & Iswari M. (2013). Meningkatkan Keterampilan


Membuat Palai Rinuak Melalui Metode Latihan Pada Anak Tunagrahita
Ringan. E-JUPEKhu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus) Volume 2, nomor
3, September 2013

Rosse & M. Umar Djani M (2016) “Keterampilan Sosial


Anak

Tunagrahita Ringan di Sekolah Inklusif.” Jurnal Penelitian. 14(I). Hlm


21-22

Arif Rohman & Soekardi (2013) “Pengaruh usia dan latihan keseimbangan
Terhadap Kemampuan Motorik Kasar Anak Tunagrahita Kelas Bawah Mampu
Didik Sekolah Luar Biasa”.Jurnal Penelitian.2(1).Hlm 201-203.

Reza.2016.Belajar Bimbingan Konseling dalam Materiku diakses tanggal


15 oktober 2019

Tunagrahita pada www.usd.id/pusat/psibk/category/articel/ di akses pada 9


oktober 2019.

Yhana Pratiwi & M. Kristanto (2014). “UPAYA MENINGKATKAN


KEMAMPUAN MOTORIK KASAR (KESEIMBANGAN TUBUH)
ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK DI
KELOMPOK B TUNAS RIMBA II TAHUN AJARAN 2014/2015”.
Jurnal Penelitian. HLM 19-24.

Wikipedia.
Widarma. A & Rahayu. S. (2016) Perancangan aplikasi gaji kariawan pada PT.
PP London Sumatera Indonesia Tbk. Jurnal penelitian Halaman 1-20

Anda mungkin juga menyukai