Anda di halaman 1dari 11

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bahasa
Indonesia . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang pentingnya pelajar berakhlak di era digital bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini

Jajaran Baru II, januari 2022

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar .........................................................................................

Daftar Isi .........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ ........


B. Rumusan Masalah ........................................................................... .............
C. Tujuan ..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian pelajar berakhlak ......................................................


B. Pengertian era digital ....................................................................... ......
C. Masalah yang sering dihadapi pelajar di era digital .......................................
D. Cara mengatasi dampak negatif teknologi bagi pelajar .................................
E. Manfaat teknologi di era digital bagi pelajar berakhlak ..................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ...........................................................................................

Daftar Pustaka .........................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi pada zaman modern ini sudah semakin pesat.


Semakin berkembangnya zaman semakin canggih juga teknologi yang
dihasilkan. Hal ini membuat manusia semakin dimudahkan dengan adanya alat-
alat teknologi yang canggih untuk membantu dalam menyelesaikan pekerjaan
sehari-hari.
Berkembangnya teknologi saat ini tidak hanya membawa dampak
positif bagi kehidupan masyarakat terutama pelajar, melainkan juga membawa dampak
negative.
Kemajuan teknologi membuat remaja/pelajar saat ini menghadapi masalah yang
belum pernah dilihat generasi sebelumnya. Meskipun beberapa masalah
bukanlah hal baru, media elektronik telah mengubah atau memperkuat beberapa
perjuangan yang dihadapi kaum muda.
Prevelensi komunikasi digital telah
mengubah cara remaja berinteraksi dengan teman sebayanya dan minat
romantis mereka. Karena banyak anak kekurangan keterampilan komunikasi
antarpribadi yang penting seperti cara menangkap isyarat sosial.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu era digital?
2. Apa remaja berakhlak?
3. Apa saja masalah yang sering dihadapi remaja/pelajar di era digital?
4. Bagaimana cara mengatasi dampak negatif teknologi bagi remaja/pelajar?
5. Apa saja manfaat teknologi di era digital bagi remaja/pelajar?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian era digital.
2. Untuk mengetahui pengertian pelajar berakhlak.
3. Untuk mengetahui masalah yang sering dihadapi remaja/pelajar di era digital.
4. Untuk mengetahui cara mengatasi dampak negatif teknologi bagi remaja/pelajar.
5. Untuk mengetahui manfaat teknologi di era digital bagi remaja/pelajar
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian era digital

Pengertian umum era digital adalah suatu era atau zaman yang sudah mengalami
kondisi perkembangan kemajuan dalam ranah kehidupan ke arah yang serba digital.

Era digital merupakan suatu masa di mana sebagian besar masyarakat pada
era tersebut menggunakan sistem digital dalam kehidupan sehari-harinya.
Sistem digital mengacu pada bentuk bahasa binari
Di era digital ini perkembangan teknologi terjadi sebuah evolusi pada
teknologi media, sebut saja new media atau orang juga sering menyebutnya
media online atau orang lebih akrab lagi menyebutnya dengan istilah internet,
media ini tentunya sudah tidak asing lagi di telinga. Media ini juga disebut-sebut
sebagai media yang sampai saat ini belum ada yang menandingi pertumbuhan
jumlah penggunanya.

Perkembangan era digital pun terus berjalan cepat dan tidak bisa dihentikan oleh
manusia. Kenapa? Karena sebenarnya kita sendirilah yang menuntut dan meminta berbagai
hal menjadi lebih efisien dan lebih praktis. Tentunya hal ini juga akan diiringi dengan
dampak negatif maupun positif.

B. Pengertian Pelajar dan Akhlak

Pelajar dalam istilah bahasa Indonesia merupakan sinonim siswa


murid mahasiswa dan peserta didik. Semuanya mengandung makna
anak yang sedang berburu ( belajar bersekolah dan kuliah ).
Menurut Abudin Nata, pelajar adalah orang yang menginginkan ilmu, dan
menjadi salah Satu sifat Allah Swt yang berarti Maha Berkehendak.

Dalam bahasa Arab pelajar di ungkapkan dengan kata-kata /tilmide (jama’ talamidz )
dan tholiq (jama’ thaullub) artinya mencari sesuatu
dengan bersungguh-sungguh. Ke dua istilah tersebut digunakan untuk
menunjukan pelajar secara umum.

Merujuk pada Al-Qur’an dapat dijumpai dengan penggunaan kata


Al-muta’alim untuk arti orang yang menuntut ilmu pengetahuan.

Berdasarkan penjelasan diatas pelajar adalah orang yang menuntut ilmu


pengetahuan di lembaga pendidikan dan juga merupakan komponen
yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Secara
garis besar pelajar merupakan atau dapat disebut anak yang menuntut
ilmu atau mencari ilmu di lembaga pendidikan.

Sedangkan Akhlak merupakan sifat yang tertanam kuat dalam diri seseorang
kemudian menjelma menjadi suatu perbuatan tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran
yang berlarut larut. Jika perbuatan itu baik maka disebut akhlak terpuji, dan jika perbuatan itu
buruk maka di sebut akhlak tercela.

Penanaman akhlak sejak dini pada anak akan membantunya dalam bersosialisasi
dengan lingkungannya, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. Anak akan
terbiasa berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai agama. Penanaman nilai-nilai dan materi
akhlak ini harus disertai pula dengan memberi penanaman akan manfaat dan kegunaan anak
dalam berperilaku akhlak, sehingga anak mengerti dan paham atas apa yang mereka kerjakan
dan ucapkan.

Dalam melaksanakan pendidikan akhlak terhadap anak diperlukan cara atau metode
yang tepat dalam penyampaiannya. Terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan dalam
proses pendidikan dan penanaman akhlak pada anak, antara lain:

1. Metode uswah (keteladanan)

adalah suatu cara dalam pendidikan Islam yang menjadikan figur guru, petugas
sekolah lainnya, orang tua serta anggota masyarakat sebagai cermin bagi peserta
didik, melalui pemberian contoh yang baik kepada anak berupa ucapan dan perbuatan.
Metode keteladanan ini menjadi metode yang paling tepat dalam pendidikan akhlak,
karena tanpa keteladanan apa yang diajarkan kepada anak-anak akan hanya menjadi
teori belaka. Dengan adanya keteladanan yang  baik  itu,  maka akan menumbuhkan
hasrat   bagi   orang   lain   untuk   meniru   dan   mengikutinya. Melalui metode ini
pula, Rasulullah saw diutus oleh Allah swt menjadi suri teladan yang baik bagi umat
manusia. Berbekal akhlak yang mulia itu, beliau saw berhasil dan sukses dalam
berdakwah, mendidik dan membimbing umat manusia menjadi manusia yang
beriman, berilmu, berakhlak dan berperadaban yang tinggi.

2. Metode riyadah (latihan dan pembiasan)

Adalah teknik pembelajaran kepada peserta didik dengan dikerjakan secara berulang-
ulang.  Pembiasaan akan memberikan manfaat yang mendalam bagi peserta didik,
anak akan lebih terbiasa berperilaku dengan nila-nilai akhlak karena pembiasaan
berperan sebagai efek latihan terus menerus. Metode pembiasaan ini telah diterapkan
oleh Rasulullah saw dalam melakukan sesuatu dengan membiasakan dasar-dasar tata
krama pada anak-anak, seperti etika makan dan minum, berdoa sebelum dan sesudah
bangun tidur. Beliau juga membiasakan anak-anak melaksanakan kewajiban shalat,
sejak usia tujuh tahun agar di usia dewasa kelak, mereka terbiasa dan mudah
melaksanakannya.

3. Metode Mauidhah (nasihat)

adalah sajian bahasan tentang kebenaran dan kebajikan dengan maksud mengajak
orang yang diberi nasihat untuk menjauhkan diri dari bahaya dan membimbingnya ke
jalan yang bahagia dan berguna baginya. Pemberian nasihat dan peringatan
hendaknya dengan cara yang mampu menyentuh kalbu serta mampu menggugah
peserta didik untuk mengamalkannya. Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan
akhlak pada anak, maka kata-kata yang bagus (nasehat) hendaknya selalu
diperdengarkan di telinga anak-anak, sehingga apa yang didengarnya tersebut masuk
dalam hati yang selanjutnya tergerak untuk mempraktikkannya dalam kehidupan.

4. Metode Qishah (bercerita)

Adalah metode pembelajaran dengan cara komunikasi yang bersifat universal dan
sangat berpengaruh terhadap kejiwaan anak. Cerita atau dongeng merupakan metode
yang sangat baik untuk peserta didik khususnya peserta didik usia prasekolah. Melalui
bercerita  akan membuat peserta didik mengerti hal-hal yang baik dan buruk,
mengajarkan anak untuk mengenali buku-buku dan menimbulkan minat baca pada
mereka, dan memperkuat daya imajinasi dan mempertajam daya kreatif peserta didik.

itulah empat macam metode yang dapat diterapkan dalam mendidik dan menanamkan akhlak
pada anak di tengah maju dan pesatnya teknologi informasi dan komunikasi, sehingga anak
/pelajar tetap memiliki akhlak yang mulia di samping kecakapan dalam berteknologi dalam
memperkaya asupan nustrisi pengetahuan.

Peserta didik/pelajar yang berakhlak mulia merupakan yang memiliki akhlak dalam
hubunganya dengan Tuhan yang maha Esa, dengan memahami ajaran agama dan
kepercayaanya kemudian menerapkan pemahamannya tersebut dalam kehidupannya sehari-
hari.

Karakteristik pelajar berakhlak mulia memiliki beberapa elemen kunci dan turunannya.

Untuk lebih jelas, berikut ini elemen kunci karakteristik berakhlak mulia dalam Profil Pelajar
Pancasila yang menjadi bagian dari struktur pembelajaran kurikulum merdeka;

1. Akhlak Beragama

Elemen kunci dari berakhlak mulia yang bertama adalah akhlak beragama.Dalam hal
ini, peserta didik Indonesia diharapkan dapat memahami dan menghayati dari ajaran
agama yang dianutnya, mengenal sifat-sifat Tuhan, kemudian memahami bahwa inti
dari sifat-sfatnya adalah sikap kasih dan sayang.

Dengan demikian, peserta didik Indonesia dapat memiliki sifat toleransi yang tinggi,
tenggang rasa, dan menjalin kerukunan antar umat beragama.

2. Akhlak Pribadi

Elemen kunci dari berakhlak mulia selanjutnya adalah hubungannya dengan akhlak
pada diri sendiri.

Maksudnya, peserta didik Indonesia dapat menyadari tentang pentingnya menjaga dan
merawat diri yang bersamaan dengan menjaga dan merawat sesame manusia lain dan
lingkungan alam sekitar.
3. Akhlak Kepada Sesama Manusia

Akhlak kepada sesama manusia adalah Elemen kunci dari berakhlak mulia yang
selanjutnya, Hal ini merupakan pengejawantahan dari sikap sosial dengan lebih
mengutamaan kemanusiaan di atas dari beragamnya perbedaan.

Kemudian, atas pengejawantahan tersebut, peserta didik Indonesia dapat menghargai


perbedaan yang ada pada orang lain.

4. Akhlak Kepada Alam

Akhlak kepada alam merupakan sikap sadar untuk merawat lingkungna alam sekitar
merupakan hal yang penting.

Sikap ini didukung dengan tidak merusak atau menyalahgunakan lingkungan alam,
menjaga dan menghormati alam.

Sehingga, alam dapat terus dihuni secara layak oleh semua makhluk baik kini,
maupun nanti di generasi yang akan datang.

5. Akhlak Bernegara

Akhlak bernegara berisi tentang pemahaman akan hak dan kewajibannya sebagai
warga negara dengan menenunaikannya secara tuntas, juga menyadari peran serta
tanggung jawab sebagai warga negara yang baik.

C. Masalah yang sering dihadapi remaja/pelajar di era digital

1) Depresi

Menghabiskan banyak waktu di depan perangkat elektronik dapat


mencegah remaja/pelajar melakukan aktivitas langsung dengan teman sebanyanya
seperti olahraga, yang dapat menangkal depresi. Mereka juga mengalami
kondisi baru seperti takut ketinggalan berita atau fomo yang selanjutnya
meraih pada perasaan kesepian dan menyendiri.

2) Tekanan teman sebaya

Meskipun tekanan teman sebaya bukanlah masalah baru, media sosial


membawanya pada tingkat yang sama sekali baru. Sexting, misalnya adalah
penyebab utama kekhawatiran karena memiliki banyak remaja/pelajar tidak
memahami konsekuensi seumur hidup dari berbagi foto eksplisit dalam hidup
mereka. Bicara dengan anak tentang apa yang harus dilakukan jika mereka
membuat kesalahan. Terkadang anak-anak dapat membuat pilihan yang
buruk dan mungkin terlalu takut untuk mencari bantuan. Pastikan anak-anak
tidak takut dengan orangtua ketika mereka memiliki masalah.
3) Penggunaan media sosial

Facebook, Instagram, dan Twitter bisa menjadi cara yang bagus bagi
remaja untuk terhubung satu sama lain, tetapi media sosial bisa menjadi
masalah karena beberapa alasan. Misalnya media sosial dapat membuat
anak rentan terhadap cyberbullying, atau lainnya. Media sosial dapat
berdampak negatif pada persahabatan dan mengubah cara remaja
berkencan. Bahkan ini dapat memengaruhi kesehatan mental mereka.

4) Kekerasan

Para anak remaja akan menyaksikan beberapa tayangan kekerasan


pada satu waktu atau lainnya. Tapi bukan hanya TV, musik, dan film yang
menggambarkan kekerasan. Banyak tanyangan kekerasan dewasa ini
menampilkan adegan kekerasan dan tindakan agresif lainnya yang dapat
diikuti oleh anak-anak.

D. Cara mengatasi dampak negatif teknologi bagi remaja/pelajar

1. Dengan diberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara


menggunakan teknologi yang baik dan tidak melanggar etika, sehingga
teknologi dapat digunakan sebagai alat informasi yang dapat menopang
keberlangsungan hidup manusia.

2. Memblokir situs-situs yang dapat mengantarkan pada hal negatif sebagai


antisipasi untuk memfilter diri sendiri dan orang lain.

3. Menggunakan teknologi sebaik mungkin dengan mengakses situs-situs yang


bernilai positif dan mempunyai nilai pendidikannya.

4. Tetap menjaga diri agar tidak mudah terpengaruh oleh berbagai penawaran
yang ditawarkan oleh situs tertentu tanpa mengetahui manfaatnya.

5. Mengatur waktu penggunaan teknologi agar tidak memunculkan rasa candu.

6. Tidak terlalu mengekspos berbagai kegiatan harian Anda karena akan


memunculkan kesempatan bagi para orang jahat yang mengambil
keuntungan dari hal tersebut.

7. Berinternetlah dengan sehat. Maksudanya berinternet sesuai dengan


kebutuhan yang Anda butuhkan. Jangan berlebihan.
E. Manfaat teknologi di era digital bagi remaja/pelajar

 Kemudahan mengakses informasi secara cepat


 Dapat menghemat waktu dan biaya (seperi perpus online, jadi siswa tidak
harus membeli buku)
 Pembelajaran lebih dinamis dan fleksibel
 Siswa tetap dapat melakukan pembelajaran meskipun jaraknya jauh
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Saat ini kita hidup di era digital, dimana teknologi informasi dan komunikasi mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Internet menjadi hal yang begitu signifikan dalam kehidupan
manusia. Berdasarkan data internetworldstats, penggunaan Internet di Indonesia pada Maret
2021 mencapai 212,35 juta jiwa. Indonesia menempati urutan ketiga pegguna internet
terbanyak di Asia setelah Tiongkok dan India. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh
terhadap arus globalisasi.
Era digital memang melahirkan banyak kemaslahatan bagi kehidupan manusia, ia tidak hanya
memudahkan kita mengakses berbagai informasi dengan cepat, namun juga menumbuhkan
inovasi dalam berbagai bidang yang berorientasi pada teknologi dan mempermudah
pekerjaan kita. Disamping manfaatnya, era digital ternyata juga memiliki dampak negatif,
diantaranya adalah degradasi akhlak.

Bayangkan saja, siapa yang tidak menggunakan sosial media di masa sekarang ini? Dari
orang tua sampai anak-anak rata-rata mereka menggunakan media sosial (Medsos) seperti
Instagram, You Tube, dan WhatsApp. Penggunaan Medsos dengan bijak dan positif akan
memberikan wawasan baru dan hal baik lainnya. Namun, bagaimana bila yang diakses adalah
konten-konten negatif seperti pornografi, pelecehan seksual, berita hoaks dan adu domba?

Bayangkan, bagaimana jadinya bila anak atau adik-adik kita yang terlibat dalam
penyalahgunaan Medsos tersebut. Tentu sangat miris, bukan? Karena dampak negatifnya
sangat besar. Sebagai mana fakta yang beredar bahwa dewasa ini tidak sedikit kabar
mengenai remaja/pelajar terlibat pergaulan bebas bahkan hingga hubungan seks diluar nikah,
pelecehan seksual online, aksi tawuran antar pelajar, pelajar terjangkit narkoba, bahkan dalam
sebuah berita menginformasikan terdapat seorang pemuda yang tega aniaya ibu kandungnya
lantaran tidak dibelikan handphone (HP) baru.

B. SARAN

Dalam hal ini, pendidikan akhlak menjadi sesuatu yang sangat fundamental. Setiap orang
khususnya anak-anak harus dibekali hal tersebut untuk kemudian bisa terjun dengan baik ke
dunia yang arus digitalisasinya kian meninggi. Peran berbagai pihak sangat dibutuhkan,
terutama dalam ruang lingkup keluarga dan guru di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Suharto, Toto, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Ar-Ruz, 2006.


Suseno, Franz Magnis, Etika Dasar: Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral,
Yogyakarta :
Kanisius, 1987.
Suwaid, Muhammad Nur Abdullah Hafizh, Prophetic Parenting, ed. Farid Abdul Aziz
Qurusy,
Pro U-Media 2012.
T.A. Mirzaqon dan Budi Purwoko, Studi Kepustakaan Mengenai Landasan Teori dan
Praktik
Konseling Expressive Writing. (Jurnal BK Unesa 8(1). 2017).
Thoha, Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
1996.
-------, dkk., Reformulasi Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
1996.
Ulwan, Abdullah Nasih, Pendidikan Anak Dalam Islam Jilid 2, Jakarta: Pustaka
Amani, 2002.
-------, Tarbiyyatul Awlad Fil Islam Jilid 1, Beirut: Darusalam, 1992.
Wahyudi, Paradigma Pendidikan Anak Dalam keluarga Di Era Digital (Perspektif
Pendidikan
Islam) Yogyakarta: UII, Ri’ayah, V.4 (01) 2019.
Wahyudi, Tian, Strategi Pendidikan Akhlak Bagi Generasi Muda DI Era Disrupsi,
TA’LIM :
Jurnal Studi Pendidikan Islam, Vol.3 No 2. 2020.
Zakaria,Teuku Ramli, Pendekatan-Pendekatan Pendidikan Nilai dan Implementasi
dalam
Pendidikan Budi Pekerti, Jakarta : Gramedia Widia Sarana Indonesia, 1994

Anda mungkin juga menyukai