Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH

TEKNIK KHITABAH

DOSEN PENGAJAR

DR. RRS. H. ABDUL AZIZ AL., M.PD.I

ANALISIS KHALAYAK KHITABAH

NAMA MAHASISWA

1. NAMA: DAVID NIM: 12108022


2. NAMA: MUS RIZAL NIM: 12108021

KELOMPOK: 04

SEMESTER 3B

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH ( MD )

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH ( FUAD )

IAIN PONTIANAK

TAHUN AKADEMIK 2022-2023


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa,


yang mana berkat limpahan rahmat, taufiq serta hidayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Sholawat dan salam kami hadiahkan kepada Nabi Muhammas saw. Karena,
berkah beliau kita bisa membedakan mana yang hak dan mana yang batil,
mana yang benar dan mana yang salah.

Tidak lupa pula yang kami hormati dan kami ucapkan terima kasih
kepada bapak DR. RRS. H. ABDUL AZIZ. AL., M.PD.I selaku dosen
pengampu Teknik Khitabah yang telah memberikan kesempatan kami
dalam mengerjakan tugas makalah ini. Dalam makalah ini berisi tentang
Analisis Khalayak Khitabah

Dalam penyusunan makalah ini kami mengharapkan kritik dan


saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini. Semoga
makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi
penyusun

Pontianak, 22 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1


B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Pembahasan............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2

A. Pentingnya Melakukan Analisis Khalayak.........................................2


B. Karakter Kelompok Anak-anak dan Teknik Khitabah yang Tepat
Bagi Kalangan Anak-anak..................................................................2

C. Karakter Remaja dan Teknik Khitabah yang Tepat Bagi Remaja


Karakter Kelompok Masyarakat Kota dan Pedesaan Serta Teknik
Khitabah yang Tepat Bagi Kedua Kelompok Tersebut......................4

BAB III PENUTUP.....................................................................................10

A. Kesimpulan.......................................................................................10
B. Saran.................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

.............. Komunikasi merupakan cara bagi setiap orang untuk saling


berinteraksi terhadap satu sama lain. Komunikasi dapat disampaikan dalam
bentuk verbal maupun nonverbal. Komunikasi dapat dilakukan oleh
siapapun juga. Dakwah adalah proses penyampaian agama islam dari
seseorang kepada orang lain serta seruan kebaikan terhadap masyarakat
luas. Ada bebarapa macam definisi dakwah menurut ahli yakni, Masdar
Helmi mengatakan bahwa Dakwah yaitu seruan yang menggerakkan
seseorang untuk taat kepada perintah Allah SWT (Islam) termasuk Amar
ma’ruf nahi munkar agar mendapatkan kenikmatan yang indah di dunia
maupun akhirat.

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa Pentingnya Melakukan Analisis Khalayak?
2. Mengapa kita harus mengetahui Karakter Kelompok Anak-anak dan
Teknik Khitabah bagi Kalangan Anak-anak?
3. Mengapa kita harus mengetahui Karakter Remaja dan Teknik
Khitabah yang Tepat bagi Remaja Karakter Kelompok Masyarakat
Kota dan Pedesaan serta Teknik Khitabah yang Tepat bagi kedua
Kelompok Tersebut?

C. Tujuan Pembahasan
1. Supaya Mengetahui bagaiamana sifat ataupun keadaan khalayak
yang akan kita hadapi
2. Supaya kita bisa mudah dalam menentukan Khitabah seperti apa
yang cocok untuk kalangan Anak-anak
3. Supaya kita bisa mudah dalam menetukan Khitabah apa yang cocok
untuk kalangan Masyarakat Kota dan Pedesaan

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Melakukan Analisis Khalayak

Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi. Karena itu
khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil tidaknya proses komunikasi sangat
ditentukan oleh khalayak Jadi kegiatan komunikasi bila diboikot oleh khalayak,
maka pasti komunikasi itu akan gagal dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Public speaking atau dalam bahasa indonesia diartikan sebagai komunikasi


lisan di depan khalayak orang. Memang kemampuan public speaking merupakan
nilai tambah yang sangat penting untuk kita baik dalam karir maupun studi.
Seorang pemimpin bisa dinilai efektif atau tidak, salah satunya dari
kemampuannya berbicara di depan umum. Begitu pula dengan pelajar dan
mahasiswa, kemampuan public speaking yang unggul dapat mendongkrak prestasi
baik secara akademik (khususnya tugas - tugas presentasi) maupun non –
akademik. Public speaking bisa dipelajari akan tetapi sedikit orang yang mau
mempelajari, karena beranggapan bahwa public speaking berasal dari orang yang
sudah memiliki bakat kemampuan berbicara sejak lahir. Anggapan tersebut salah
karena nyatanya public speaking dapat dipejari dan banyak orang yang sudah
mempelajari public speaking.

Dalam kehidupan sehari-hari manfaat public speaking bisa bisa dijumpai


dalam hal sepele sampai dengan hal yang luar biasa. Public speaking mempunyai
berbagai tujuan sesuai dengan kebutuhan yaitu untuk menyampaikan informasi,
memotivasi, membujuk dan mempengaruhi orang, serta mencapai saling
pengertian dan kesepakatan.

B. Karakter Kelompok Anak-anak dan Teknik Khitabah yang Tepat Bagi


Kalangan Anak-anak

5
Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan
praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung. Teknik pembelajaran yaitu cara
konkret yang digunakan guru dalam menerapkan suatu metode pembelajaran.
Guru dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran.

Ada beberapa macam bentuk teknik pembelajaran, yaitu:


1. Teknik Diskusi
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan
oleh seorang guru di sekolah, yang dimana di dalam teknik ini terjadi proses
interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar
pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat juga semuanya aktif
tidak ada yagn pasif sebagai pendengar
2. Teknik kerja kelompok
Teknik kerja kelompok adalalah suatu cara mengajar, di mana siswa di
dalam kelas dipandang sebagi suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa
kelompok. Mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau
melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang
telah ditentukan oleh guru.
Robert L. Cilstrap dan William R Martin memberikan pengertian  kerja
kelompok sebagai kegiatan kelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, 
yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Keberhasilan kerja kelompok ini
menuntut kegiatan yang kooperatifdari beberapa individu tersebut.
Penggunaan teknik kerja kelompok untuk mengajar mempunyai tujuan agar
siswa mampu bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan
bersama.
3. Brain storming (sumbang saran)
Brain storming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan
oleh guru di dalam kelas. Ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas
oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau
komentar sehingga mungkin masalaha tersebut berkembang menjadi masalah

6
baru, atau dapat diartikan pula sebagai satu cara untuk mendapatkan banyak
ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang sangat singkat.
Tujuan penggunaan teknik ini ialah untuk menguras habis apa yang dipikirkan
para siswa dalam menanggapi yang dilontarkan guru ke kelas tersebut.
4. Teknik ceramah

Teknik ceramah ialah cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama
dijalankan dalam sejarah pendidikan, yaitu dimana seorang guru menularkan
pengetahuannya kepada siswa secara lisan atau ceramah.

Cara mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai teknik


kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan
keterangan atau informasi, atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta
masalah secara lisan.

Kelebihan dari teknik ceramah adalah bila guru memiliki keterampilan


berbicara yang dapat menarik perhatian siswa, maka guru dapat menggunakan
teknik ini. Didorong pula oleh tanggung jawab guru untuk berusaha
memperkenalkan pokok-pokok terpenting yang merupakan suatu kerangka
yang bulat dari sesuatu pelajaran baru, dengan sendirinya guru akan
menggunakan teknik berceramah.

Selain itu kelemahannya ialah guru tidak mampu untuk mengontrol sejauh
mana siswa telah memahami uraiannya. Usaha mengatasi kelemahan itu bisa
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Sikap itu perlu diambil untuk
meneliti apakah siswa telah menguasai pengertian dari dari setiap pokok
persoalan yang telah diuraikan oleh guru. Guru juga memberikan pada siswa
untuk mengajukan pertanyaan, di tengah-tengah guru berceramah maupun di
waktu pelajaran telah selesai. Teknik ini juga dikombinasikan dengan
penggunaan teknik tanya jawab.

7
C. Karakter Remaja dan Teknik Khitabah yang Tepat Bagi Remaja
Karakter Kelompok Masyarakat Kota dan Pedesaan Serta Teknik
Khitabah yang Tepat Bagi Kedua Kelompok Tersebut

a. Karakter Remaja

Dalam menjalani proses perkembangan, remaja memerlukan proses


penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap perkembangan remaja

1) Remaja Awal (Early Adolescence)

Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan yang
terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-
perubahan itu. Mereka pengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada
lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja
oleh lawan jenis, ia telah berfantasi erotic. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini
ditambah dengan kurangnya kendali terhadap “ego”. Hal ini menyebabkan para
remaja awal sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa.

2) Remaja Madya (Middle Adolescence)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau


banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan “narcistic”, yaitu
mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat yang
sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia
tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau tidak perduli, ramai-ramai atau
sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialis, dan sebagainya. Remaja pria
harus membebaskan diri dari Oedipoes Complex (perasaan cinta pada ibu sendiri
pada masa kanak-kanak) dengan mempererat hubungan dengan kawankawan dari
lain jenis.

3) Remaja Akhir (Late Adolescence)i

8
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai
dengan pencapaian lima hal di bawah ini: a) Minat yang makin mantap terhadap
fungsi-fungsi intelek. b) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-
orang lain dan dengan pengalaman-pengalaman baru. c) Terbentuk identitas
seksual yang tidak akan berubah lagi. d) Egosentrisme (terlalu memusatkan
perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri
sendiri dengan orang lain. e) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya
(private self) dan masyarakat umum (the public).

b. Teknik Khitabah yang Tepat Bagi Remaja

Pemilihan metode dakwah di kalangan remaja masjid harus dilakukan


dengan mempertimbangkan ciri remaja. Secara tidak langsung, metode dakwah
yang digunakan harus tidak bertentangan dengan dampak perkembangan
psikologi dan psikis remaja masjid. Berdasarkan pemaparan di atas, metode
dakwah yang dapat digunakan dan berkesesuaian dengan karakter remaja dalam
proses dakwah di kalangan remaja masjid adalah sebagai berikut:

1. Metode Ceramah

Metode ceramah dapat digunakan pada saat acara-acara keagamaan yang


melibatkan remaja. Metode ini menitikberatkan pada pemberian materi dakwah
oleh seseorang kepada para remaja dan didominasi dengan komunikasi satu arah

2. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab dapat diaplikasikan pada metode ceramah manakala


acara tersebut ditambahi dengan sesi tanya jawab. Metode ini memusatkan pada
keaktifan remaja untuk mengajukan pertanyaan kepada nara sumber. Metode
tanya jawab juga dapat diaplikasikan di luar metode ceramah

3. Metode Diskusi

Metode diskusi memiliki kesamaan karakter dengan metode tanya jawab.


Perbedaannya adalah pada metode diskusi, tanya jawab diterapkan pada sesama

9
remaja yang telah dikelompokkan. Metode ini dapat menambah wawasan remaja
dan juga meningkatkan keberanian dirinya dalam memberikan pertanyaan
maupun dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dalam proses diskusi

4. Metode Bil Hal

Metode bil hal identik dengan metode dakwah yang menitikberatkan pada
penggunaan harta benda dan perilaku untuk melaksanakan dakwah sesuai dengan
hal atau keadaan. Metode ini dapat berupa pemberian beasiswa kepada remaja
yang kurang mampu, pemberian bantuan alat pendidikan maupun pemberian
sedekah bagi remaja yang memerlukan bantuan keuangan

5. Metode Keteladanan

Metode ini umumnya dilakukan oleh orang yang lebih tua atau lebih
dituakan oleh remaja. Metode ini menjadikan sikap dan perilaku seseorang
sebagai teladan atau contoh bagi para remaja

c. Karakter Masyarakat Kota dan Pedesaan

Kehidupan masyarakat kota dan desa pada dasarnya memiliki perbedaan


hal ini dikarenakan Kota merupakan pusat dimana masyarakatnya dituntut
untuk lebih cepat dan tanggap dalam menghadapi globalisasi, hal ini
berdampak bagi karakteristik masyarakatnya yaitu mereka akan lebih bersifat
individualisme sehingga terkesan cuek terhadap sekitar, menjadi masyarakat
yang konsumtif serta memiliki ambisi yang tinggi hal ini dilakukan untuk
meningkatkan status sosialnya serta karena adanya persaingan antar
masyarakat.

Karakter masyarakat pedesaan

10
1. Masyarakat Desa pada dasarnya memiliki hubungan yang erat dengan
alam, dimana pada umumnya masih memanfaatkan hasil alam untuk
mencukupi kebutuhan.
2. Menjalin hubungan yang erat dengan masyarakat lainnya (Tetangga),
hal ini dapat dilihat dari salah satu Desa yaitu Desa Mela I Tapanuli
Tengah yaitu masyarakatnya saling menolong satu sama lain seperti
ketika ada Acara Pernikahan maupun acara lainnya serta memiliki
empati yang tinggi.
3. Tinggal didaerah pedesaan kita dapat melihat bahwa masyarakatnya
masih kental dalam beragama, budaya serta adat istiadatnya.
Hal yang mempengaruhi karakteristik dari masyaarakat desa salah
satunya ialah faktor geografis dari desa tersebut dan kurangnya
pengaruh dari masyarakat luar desa.

d. Teknik khitabah yang tepat bagi masyarakat kota dan desa

Metode dakwah yang digunakan para da’i berbeda-beda tergantung dari


situasi dan kondisi para mad’u yang menjadi sasaran dakwahnya para da’i.
Metode yang digunakan di Indonesia harus beragam, karena tidak bisa dengan
satu metode pendekatan saja khususnya dikalangan masyarakat perkotaan.

Masyarakat perkotaan memiliki karakter yang berbeda dengan masyarakat


di desa seperti: Pertama, masyarakat kota lebih banyak menggunakan fasilitas-
fasilitas yang lebih modern. Kedua, masyarakat kota memliki etos kerja yang
tinggi. Ketiga, dalam berkomunikasi masyarakat kota memakai bahasa yang lebih
menasional. Keempat, masarakat kota memiliki pengetahuan dan berwawasan
luas. Kelima, masyarakat kota sangat heterogen terlihat dari bagaimana mereka
melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi. Sehingga cara penyampaian dakwahnya
pun harus lebih intelektual. Berbeda dengan masyarakat kalangan menengah
kebawah (masyarakat awam), cara penyampaian dakwahnya dilakukan dengan
disisipkan guyonan (bersifat humoris), nada dan dakwah dari seorang da’i,
sehingga mereka merasa nyaman dan tertarik akan isi dakwah tersebut.

11
Stretegi dakwah sangat dibutuhkan dalam berdakwah di pedesaaan karena
biasanya digunakan dalam membimbing, pengarahan dan pendampingan dalam
mempelajari ajaranajaran Islam dengan berlandaskan al-qur‟an dan hadits
Rasullah, sehingga dapat menjalin kerjasama dengan organisasi-organisasi
keagamaan (organisai Islam).

Menurut muhammad Ali Al bayuni berpendapat bahwa strategi dakwah dibagi


dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Strategi Sentimentil (Al Manhaj Al-At hifi)
Strategi sentimentil adalah dakwah yang memfokuskan aspek hati hati
dan mengerakkan perasaan dan batin mitra dakwah. Memberi mitra
dakwah nasehat yang mengesankan, memanggil dengan kelembutan,
atau memberikan pelayanan yang memuaskan merupakan beberapa
metode yang dikembangkan dari strategi ini.
2. Strategi Rasional (Al Manhaj Al-Aklii)
Strategi rasional adalah Dakwah dengan metode yang berfokuskan
pada aspek akal, pikiran. Strategi ini mendorong mitra dakwah untuk
berfikir, merenungkan dan mengambil pelajaran.
3. Strategi Indriawi Al Manhaj Al-Hisi
Strategi indriawi juga dapat dinamakan dengan strategi ilmiah. Ini di
definisikan sebagai sistem dakwah atau kumpulan metode dakwah
yang berorientasi pada panca indra dan berpegang teguh pada hasil
peneliti dan percobaan. Metode yang di himpun oleh strategi ini adalah
praktik keagamaaan, keteladanan, dan pentas drama.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi. Karena itu
khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil tidaknya proses komunikasi sangat
ditentukan oleh khalayak Jadi kegiatan komunikasi bila diboikot oleh khalayak,
maka pasti komunikasi itu akan gagal dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Public speaking atau dalam bahasa indonesia diartikan sebagai komunikasi lisan
di depan khalayak orang. Memang kemampuan public speaking merupakan nilai
tambah yang sangat penting untuk kita baik dalam karir maupun studi. Seorang
pemimpin bisa dinilai efektif atau tidak, salah satunya dari kemampuannya
berbicara di depan umum. Begitu pula dengan pelajar dan mahasiswa,
kemampuan public speaking yang unggul dapat mendongkrak prestasi baik secara
akademik (khususnya tugas - tugas presentasi) maupun non – akademik. Public
speaking bisa dipelajari akan tetapi sedikit orang yang mau mempelajari, karena
beranggapan bahwa public speaking berasal dari orang yang sudah memiliki bakat
kemampuan berbicara sejak lahir. Anggapan tersebut salah karena nyatanya
public speaking dapat dipejari dan banyak orang yang sudah mempelajari public
speaking.

B. Saran

Dengan disusunnya makalah Teknik Khitabah tentang Analisis Khalayak


Khitabah ini, penulis mengharapkan pembaca dapat mengetahui Analisis Khalyak

13
Khitbah, untuk mengetahui lebih jauh, lebih banyak, dan lebih lengkap tentang
pembahasan Analisis Khalayak Khitabah, pembaca dapat membaca dan
mempelajari buku-buku dari berbagai pengarang, karena penulisanya membahas
garis besarnya saja tentang Teknik Khitabah dan hanya membahas lebih dalam
tentang Analisis Khalayak Khitabah.

DAFTAR PUSTAKA

A.Syalabi, “Sejarah dan Kebudayaan Islam I”, Jakarta: Pustaka al-Husna, 2003.

Asmuni Syukir, “Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam”, Surabaya: al-Ikhlas, 1983.

Badri Yatim, “Sejarah Peradaban Islam”, Jakarta: Rajawali Press, 1993.

H.Munzier Suparto dan Harjani Hefni, “Metode Dakwah”, Jakarta: Prenada


Media, 2003.

14

Anda mungkin juga menyukai