MATA KULIAH
TEKNIK KHITABAH
DOSEN PENGAJAR
NAMA MAHASISWA
KELOMPOK: 04
SEMESTER 3B
IAIN PONTIANAK
Tidak lupa pula yang kami hormati dan kami ucapkan terima kasih
kepada bapak DR. RRS. H. ABDUL AZIZ. AL., M.PD.I selaku dosen
pengampu Teknik Khitabah yang telah memberikan kesempatan kami
dalam mengerjakan tugas makalah ini. Dalam makalah ini berisi tentang
Analisis Khalayak Khitabah
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2
A. Kesimpulan.......................................................................................10
B. Saran.................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa Pentingnya Melakukan Analisis Khalayak?
2. Mengapa kita harus mengetahui Karakter Kelompok Anak-anak dan
Teknik Khitabah bagi Kalangan Anak-anak?
3. Mengapa kita harus mengetahui Karakter Remaja dan Teknik
Khitabah yang Tepat bagi Remaja Karakter Kelompok Masyarakat
Kota dan Pedesaan serta Teknik Khitabah yang Tepat bagi kedua
Kelompok Tersebut?
C. Tujuan Pembahasan
1. Supaya Mengetahui bagaiamana sifat ataupun keadaan khalayak
yang akan kita hadapi
2. Supaya kita bisa mudah dalam menentukan Khitabah seperti apa
yang cocok untuk kalangan Anak-anak
3. Supaya kita bisa mudah dalam menetukan Khitabah apa yang cocok
untuk kalangan Masyarakat Kota dan Pedesaan
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi. Karena itu
khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil tidaknya proses komunikasi sangat
ditentukan oleh khalayak Jadi kegiatan komunikasi bila diboikot oleh khalayak,
maka pasti komunikasi itu akan gagal dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
5
Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan
praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung. Teknik pembelajaran yaitu cara
konkret yang digunakan guru dalam menerapkan suatu metode pembelajaran.
Guru dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran.
6
baru, atau dapat diartikan pula sebagai satu cara untuk mendapatkan banyak
ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang sangat singkat.
Tujuan penggunaan teknik ini ialah untuk menguras habis apa yang dipikirkan
para siswa dalam menanggapi yang dilontarkan guru ke kelas tersebut.
4. Teknik ceramah
Teknik ceramah ialah cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama
dijalankan dalam sejarah pendidikan, yaitu dimana seorang guru menularkan
pengetahuannya kepada siswa secara lisan atau ceramah.
Selain itu kelemahannya ialah guru tidak mampu untuk mengontrol sejauh
mana siswa telah memahami uraiannya. Usaha mengatasi kelemahan itu bisa
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Sikap itu perlu diambil untuk
meneliti apakah siswa telah menguasai pengertian dari dari setiap pokok
persoalan yang telah diuraikan oleh guru. Guru juga memberikan pada siswa
untuk mengajukan pertanyaan, di tengah-tengah guru berceramah maupun di
waktu pelajaran telah selesai. Teknik ini juga dikombinasikan dengan
penggunaan teknik tanya jawab.
7
C. Karakter Remaja dan Teknik Khitabah yang Tepat Bagi Remaja
Karakter Kelompok Masyarakat Kota dan Pedesaan Serta Teknik
Khitabah yang Tepat Bagi Kedua Kelompok Tersebut
a. Karakter Remaja
Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan yang
terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-
perubahan itu. Mereka pengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada
lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja
oleh lawan jenis, ia telah berfantasi erotic. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini
ditambah dengan kurangnya kendali terhadap “ego”. Hal ini menyebabkan para
remaja awal sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa.
8
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai
dengan pencapaian lima hal di bawah ini: a) Minat yang makin mantap terhadap
fungsi-fungsi intelek. b) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-
orang lain dan dengan pengalaman-pengalaman baru. c) Terbentuk identitas
seksual yang tidak akan berubah lagi. d) Egosentrisme (terlalu memusatkan
perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri
sendiri dengan orang lain. e) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya
(private self) dan masyarakat umum (the public).
1. Metode Ceramah
3. Metode Diskusi
9
remaja yang telah dikelompokkan. Metode ini dapat menambah wawasan remaja
dan juga meningkatkan keberanian dirinya dalam memberikan pertanyaan
maupun dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dalam proses diskusi
Metode bil hal identik dengan metode dakwah yang menitikberatkan pada
penggunaan harta benda dan perilaku untuk melaksanakan dakwah sesuai dengan
hal atau keadaan. Metode ini dapat berupa pemberian beasiswa kepada remaja
yang kurang mampu, pemberian bantuan alat pendidikan maupun pemberian
sedekah bagi remaja yang memerlukan bantuan keuangan
5. Metode Keteladanan
Metode ini umumnya dilakukan oleh orang yang lebih tua atau lebih
dituakan oleh remaja. Metode ini menjadikan sikap dan perilaku seseorang
sebagai teladan atau contoh bagi para remaja
10
1. Masyarakat Desa pada dasarnya memiliki hubungan yang erat dengan
alam, dimana pada umumnya masih memanfaatkan hasil alam untuk
mencukupi kebutuhan.
2. Menjalin hubungan yang erat dengan masyarakat lainnya (Tetangga),
hal ini dapat dilihat dari salah satu Desa yaitu Desa Mela I Tapanuli
Tengah yaitu masyarakatnya saling menolong satu sama lain seperti
ketika ada Acara Pernikahan maupun acara lainnya serta memiliki
empati yang tinggi.
3. Tinggal didaerah pedesaan kita dapat melihat bahwa masyarakatnya
masih kental dalam beragama, budaya serta adat istiadatnya.
Hal yang mempengaruhi karakteristik dari masyaarakat desa salah
satunya ialah faktor geografis dari desa tersebut dan kurangnya
pengaruh dari masyarakat luar desa.
11
Stretegi dakwah sangat dibutuhkan dalam berdakwah di pedesaaan karena
biasanya digunakan dalam membimbing, pengarahan dan pendampingan dalam
mempelajari ajaranajaran Islam dengan berlandaskan al-qur‟an dan hadits
Rasullah, sehingga dapat menjalin kerjasama dengan organisasi-organisasi
keagamaan (organisai Islam).
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi. Karena itu
khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil tidaknya proses komunikasi sangat
ditentukan oleh khalayak Jadi kegiatan komunikasi bila diboikot oleh khalayak,
maka pasti komunikasi itu akan gagal dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Public speaking atau dalam bahasa indonesia diartikan sebagai komunikasi lisan
di depan khalayak orang. Memang kemampuan public speaking merupakan nilai
tambah yang sangat penting untuk kita baik dalam karir maupun studi. Seorang
pemimpin bisa dinilai efektif atau tidak, salah satunya dari kemampuannya
berbicara di depan umum. Begitu pula dengan pelajar dan mahasiswa,
kemampuan public speaking yang unggul dapat mendongkrak prestasi baik secara
akademik (khususnya tugas - tugas presentasi) maupun non – akademik. Public
speaking bisa dipelajari akan tetapi sedikit orang yang mau mempelajari, karena
beranggapan bahwa public speaking berasal dari orang yang sudah memiliki bakat
kemampuan berbicara sejak lahir. Anggapan tersebut salah karena nyatanya
public speaking dapat dipejari dan banyak orang yang sudah mempelajari public
speaking.
B. Saran
13
Khitbah, untuk mengetahui lebih jauh, lebih banyak, dan lebih lengkap tentang
pembahasan Analisis Khalayak Khitabah, pembaca dapat membaca dan
mempelajari buku-buku dari berbagai pengarang, karena penulisanya membahas
garis besarnya saja tentang Teknik Khitabah dan hanya membahas lebih dalam
tentang Analisis Khalayak Khitabah.
DAFTAR PUSTAKA
A.Syalabi, “Sejarah dan Kebudayaan Islam I”, Jakarta: Pustaka al-Husna, 2003.
14