Dosen Pengampu:
Dr. Citra Juniarti, M. Pd. I
Disusun Oleh;
1. Andre 210407006
2. Atika Septina 210407011
3. Eko Arisandi 210407016
Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan segala karunia-Nya
yang tidak terhingga, khususnya nikmat iman dan Islam, yang dengan keduanya diperoleh
kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT
makalah ini telah dapat kami selesaikan, dengan judul Komunikasi dan Teknik dalam
Supervisi Pendidikan. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah Supervisi dan Penjamin Mutu Pendidikan Dr.
Citra Juniarni, M.Pd.I atas bimbingannya sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan
tepat waktu.
Dalam penyusunan tugas makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang lain sehingga semua hambatan tersebut dapat
teratasi. Makalah ini disusun dengan harapan agar para pembaca dapat lebih mengetahui
dan memperluas ilmu tentang Komunikasi dan Teknik dalam Supervisi Pendidikan yang
kami sajikan ini berdasarkan penelitian dan observasi yang kami lakukan dan dari
berbagai sumber informasi, referensi dan berita.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya dan juga para Mahasiswa IAIQI
Indralaya. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan yang ada.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian........................................................................ 1
BAB II: PEMBAHASAN
A. Komunikasi dalam Supervisi Pendidikan.................................. 2
1. Pengertian Komunikasi dalam Supervisi Pendidikan ......... 2
2. Jenis-jenis Komunikasi........................................................ 3
3. Bentuk-bentuk Strategi Komunikasi.................................... 4
4. Hambatan Komunikasi......................................................... 6
B. Teknik dalam Supervisi Pendidikan........................................... 7
1. Pengertian Teknik dalam Supervisi Pendidikan................... 7
2. Teknik-teknik dalam Supervisi Pendidikan......................... 7
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ 10
B. Saran........................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana yang kita ketahui maju mundurnya suatu lembaga atau organisasi
ditentukan oleh suatu pengawasan atau yang kita kenal dengan supervisi. Supervisi
memiliki kedudukan sentral dalam upaya pembinaan dan pengembangan kegiatan kerja
sama dalam suatu organisasi, dewasa ini telah dipelajari secara Ilmiah. Lembaga
pendidikan sebagai salah satu bentuk organisasi tentunya tidak dapat melepaskan diri dari
kegiatan supervisi.
Di lingkungan lembaga pendidikan tersebut terlibat sejumlah manusia yang harus
bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Usaha penilaian, pembinaan, pengembangan,
dan pengendalian lembaga pendidikan tersebut tentunya tidak dapat dilepaskan dari
masalah metode dan alat serta masalah manusianya sendiri yang harus mampu
mewujudkan kerja secara efektif. Oleh karena itu, didalam usaha penilaian, pembinaan,
pengembangan, dan pengendalian lembaga pendidikan tersebut sangat diperlukan
penerapan supervisi pendidikan.
Supervisi pendidikan adalah meningkatkan kemampuan profesional dan teknis bagi
guru, kepala sekolah dan personal sekolah lainnya agar proses pendidikan di sekolah
lebih berkualitas dan yang utama supervisi pendidikan atas dasar kerja sama, partisipasi,
dan kolaborasi, bukan berdasarkan paksaan dan kepatuhan. Dengan demikian, akan
timbul kesadaran, inisiatif, dan kreatif personal sekolah.1
Keberhasilan pelaksanaan pendidikan di sekolah tidak terlepas dari peran pengawas,
Kepala Sekolah dan guru. Tugas pokok guru adalah mengajar dan membantu siswa
menyelesaikan masalah-masalah belajar dan perkembangan pribadi dan sosialnya. Kepala
Sekolah memimpin guru dan siswa dalam proses pembelajaran serta membantu mengatasi
masalah yang dihadapi. Pengawas melakukan supervisi dan memberikan bantuan kepada
Kepala Sekolah, guru, dan siswa dalam mengatasi persoalan yang dihadapi selama proses
pendidikan berlangsung.
Dan untuk melakukan supervisi tentunya ada beberapa teknik dan komunikasi yang
perlu digunakan oleh supervisor. Untuk itu dalam makalah ini akan sedikt dibahas tentang
komunikasi dan teknik dalam supervisi pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi dalam supervisi pendidikan?
2. Apa pengertian teknik dalam supervisi pendidikan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi dalam supervisi pendidikan?
2. Untuk mengetahui pengertian teknik dalam supervisi pendidikan?
1
M. Dryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 2001, hlm. 17.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Komunikasi dalam Supervisi Pendidikan
1. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi dalam Bahasa Inggris “Communication” berasal dari bahasa
latin Communicatio yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian, pertukaran
dimana si pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari pendengarnya;
ikut mengambil bagian. Kata kerjanya Communicare, artinya berdialog, berunding,
atau bermusyawarah. Kata Communication, ini berasal dari kata Communis. Arti
Communis disini adalah sama, dalam arti kata sama, maka mengenai suatu hal.
2
Mulyana, Ilmu Komunikas, Suatu Pengantar, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2015,
hlm. 62.
3
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, Bandung, Armico, 1984, hlm. 14.
2
lambang tertentu, mengandung arti yang dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan
kepada penerima pesan”.4
2. Jenis-jenis komunikasi
b. Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi non-verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan
komunikasi non-verbal memberikan arti pada komunikasi verbal. Yang termasuk
komunikasi non-verbal:
4
B. Aubrey Fisher, Teori-teori Komunikasi, Bandung, Remaja Karya, 1986, hlm. 10.
3
1) Ekspresi wajah, wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi,
karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
2) Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan
mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang
tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk
memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga
memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
3) Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih
bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti
perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau
simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
4) Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan
bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan
merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
5) Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu
ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi.
Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non-verbal
lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
6) Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan. Menggunakan
isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki
atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam
keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.5
5
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja.Rosdakarya, 2010), hlm. 53-
54.
4
yang dikelola oleh suatu lembaga yang ditujukan kepada sejumlah besar orang
yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Proses komunikasi yang
berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada
khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanik seperti;
radio, televisi, surat kabar dan film. Pesan pesan bersifat umum, disampaikan
secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Komunikasi
antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi berlangsung juga
dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini.
Fungsi komunikasi melalui media massa adalah; (a) menyiarkan informasi (to
inform), (b) mendidik (to educate) dan (c) menghibur (to entertain) yang
fungsinya diprioritaskan sesuai dengan jenis-jenis media massa. Dalarn
komunikasi melalui media massa terjadi umpan balik secara tidak langsung
(delayed feedback).
c. Komunikasi Publik (Public Communication)
Pace menyatakan bahwa komunikasi publik adalah proses komunikasi dimana
pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan
khalayak yang lebih besar dan tidak dikenali satu persatu. Disebut juga sebagai
komunikasi kelompok besar (large group communication) melalui komunikasi
pidato, komunikasi retorika, public speaking. Komunikasi publik berlangsung
secara lebih formal, dituntut persiapan pesan yang cermat, keberanian dan
keahlian menghadapi sejumlah besar orang dan diperlukan daya tarik fisik,
keahlian dan kejujuran pembicara dapat menentukan efektifitas penyampaian
pesan. Selanjutnya Pace menyatakan ciri bentuk komunikasi ini adalah: satu pihak
(pendengar) cenderung lebih pasif, interaksi antara sumber terbatas, dilakukan
ditempat umum seperti dikelas, auditorium tempat ibadah, dihadiri oleh sejumlah
besar orang, biasanya telah direncanakan, sering bertujuan untuk memberikan
penerangan, rnenghibur, memberikan penghormatan dan membujuk.
d. Komunikasi Kelompok (Group Communication)
Menyatakan bahwa komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung di
antara beberapa orang dalam suatu kelompok kecil seperti dalam rapat,
pertemuan, konferensi dan sebagainya. Komunikasi kelompok merupakan bentuk
komunikasi sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut contohnya
seperti; keluarga, kelompok studi dan kelompok diskusi yang dapat juga terjadi
pada kelompok kecil (small group communications).6
Komunikasi kelompok memiliki kesamaan dengan komunikasi antar pribadi dan
komunikasi publik karena dilaksanakan melalui tatap muka dan bersifat dialogis, serta
berlangsung dua arah. Perbedaan antara kedua jenis komunikasi ini adalah terletak
pada jumlah khalayaknya, jika kelompoknya kecil, maka akan memungkinkan situasi
komunikasi dialogis, tetapi apabila dalam kelornpok besar maka tidak memungkinkan
6
Anwar Arifin, Profil Baru Guru dan Dosen Indonesia, Jakarta, Pustaka Indonesia Bekerjasama Pokja
Diknas DPP Partai golkar, 2007, hlm. 42-43.
5
situasi dialogis meskipun antara komunikator dan komunikan bertatap muka (face to
face). Effendi menyatakan bahwa keuntungan dari komunikasi tatap muka (face to
face communication) dalam situasi komunikasi antar pribadi dan komunikasi
kelompok ialah terjadinya umpan balik langsung. Artinya komunikator dapat
mengetahui tanggapan dari komunikan dengan segera pada saat itu juga.
Dengan demikjan ia akan dapat mengubah teknik dan strategi berkornunikasi bila
tampak adanya tanda-tanda kegagalan dalam proses penyampaian pesan kepada
khalayaknya. Strategi komunikasi merupakan suatu paduan perencanaan komunikasi
(communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication
managemen) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian strategi
dalam konteks komunikasi harus dapat berperan dalarn tindakan operasional dengan
memanfaatkan secara efektif sumberdaya komunikasi.
Dalam kaitan dengan kegiatan supervisi, kunci utama pelaksanaan dan
keberhasilannya terletak pada para supervisornya. supervisor yang tanggap dan cakap
dalam merencanakan strategi komunikasi yang akurat. Demikian pula sebaliknya,
supervisor yang tidak tanggap akan lambat mengelola berbagai strategi yang cocok
untuk pelaksanaan kegiatan supervisi.7
4. Hambatan Komunikasi
a. Hambatan Teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi, semakin
berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi
dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai
media komunikasi. Menurut dalam bukunya, 1976, Cruden dan Sherman Personel
Management jenis hambatan teknis dari komunikasi:
1) Tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas.
2) Kurangnya informasi atau penjelasan.
3) Kurangnya ketrampilan membaca.
4) Pemilihan media [saluran] yang kurang tepat.
b. Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian
atau secara secara efektif. Definisi semantik sebagai studi idea atas pengertian,
yang diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran timbal
balik arti dan pengertian (komunikator dan komunikan), tetapi seringkali proses
penafsirannya keliru. Tidak adanya hubungan antara Simbol (kata) dan apa yang
disimbolkan (arti atau penafsiran), dapat mengakibatkan kata yang dipakai
ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk
menghindari mis komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih
kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihat
kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya.
c. Hambatan Manusiawi
7
Yakin Akbar Asikin, Implementasi Supervisi Akademik, Al-Asassiya, Journal Basic Of Education, Vol.
03, No. 01, Juli-Desember 2018, hlm. 17.
6
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan
atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat pancaindera
seseorang, dll.8
8
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar…, hlm. 64.
9
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Supervisi, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2006, Hal. 2.
10
Maryono, Dasar-dasar dan Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan, Jakarta, Ar-Ruzz Media, 2011,
hlm.56.
11
Lantif Diat Prasojo dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta, Gava Media, 2015, hlm. 101.
7
pembinaan guru. Tujuan kunjungan ini adalah semata-mata untuk menolong
guru dalam mengatasi kesulitan atau masalah mereka dalam kelas. Melalui
kunjungan ini, guru guru dibantu melihat dengan jelas masalah masalah yang
mereka alami. Menganalisisnya secara kritis dan mendorong mereka untuk
menemukan alternatif pemecahanya. Kunjungan kelas ini bisa dilakukan
dengan pemberitahuan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan bisa
juga atas dasar undangan dari guru itu sendiri. Ada empat tahap kunjungan
kelas, Pertama, tahap perisiapan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan
waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas. Kedua, tahap
pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati jalanya
proses pembelajaran berlangsung. Ketiga, tahap akhir kunjungan. Pada tahap
ini, supervisor bersama guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan
hasil observasi. Sedangkan tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.12
2) Observasi Kelas
Observasi kelas secara sederhana bisa diartikan menilai dan memperhatikan
secara teliti terhadap gejala yang tampak. Observasi kelas adalah teknik
onservasi yang dilakukan supervisor terhadap proses pembelajaran yang
sedang berlangsung. Tujuannya adalah untuk memperoleh data seobjektif
mungkin mengenai aspek-aspek dalam situasi belajar mengajar, kesulitan yang
dihadapi guru dalam usaha memperbaiki proses belajar mengajar, secara
umum, aspek yang diamati selama proses pembelajaran yang sedang
berlangsung adalah: (a) Usaha usaha atau aktivitas guru-siswa dalam proses
pembelajaran. (b) Cara penggunaan media pembelajaran. (c) Reaksi mental
para siswa dalam proses belajar mengajar. (d) Keadaan media.13
3) Pertemuan Individu
Pertemuan individual adalah suatu pertemuan, percakapan, dialog dan tukar
pikiran antara supervisor dan guru yang bertujuan adalah sebagai berikut: (a)
Memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan
kesulitan yang dihadapi. (b) Mengembangkan pembelajaran yang lebih baik.
(c) Memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang ada pada guru. (d)
Menghilangkan prasangka-prasangka.
12
Maryono, Dasar-dasar dan Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan…, hlm.78.
13
Maryono, Dasar-dasar dan Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan…, hlm.88.
8
Keempat, observasional visitation, yaitu percakapan individual yang
dilakukan setelah kunjungan kelas atau observasi kelas.
4) Kunjungan Antar Kelas
Kunjungan antar kelas dapat juga di golongkan sebagai teknik supervisi secara
perorangan. Guru dari yang satu berkunjung ke kelas yang lain dalam
lingkungan sekolah itu sendiri. Dengan adanya kunjungan antar kelas ini, guru
akan memperoleh pengalaman baru dari teman sejawatnya mengenai
pelaksanaan pembelajaran pengelolaan kelas, dan sebagainya.14
5) Menilai Diri Sendiri
Menilai diri sendiri merupakan satu teknik individu dalam supervisi
pendidikan, penilaian diri sendiri merupakan satu teknik pengembangan
profesionalitas guru. penilaian diri sendiri memberikan informasi secara
objektif kepada guru tentang peranannya di kelas dan memberikan kesempatan
pada guru mempelajari metode pengajarannya dalam mempengaruhi murid.
Semua ini akan mendorong guru untuk mengembangkan kemampuan
profesionalnya. Nilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi
guru. untuk mengukur kemampuan mengajarnya, disamping menilai murid
muridnya, juga menilai dirinya sendiri. Ada beberapa cara atau alat yang dapat
digunakan untuk menilai diri sendiri, diantaranya sebagai berikut: (1) Suatu
daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid untuk
menilai pekerjaan atau suatu aktivitas. Biasanya disusun dalam bentuk
pertanyaan baik secara tertutup maupun terbuka, dengan tidak perlu menyebut
nama. (2) Menganalisis tes tes terhadap unit kerja. (3) Menvata aktivitas murid
dalam suatu catatan baik mereka bekerja secara perorangan mapun secara
kelompok.15
B. Teknik Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah suatu cara melaksanakan program supervisi
yang ditunjukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai analisis
kebutuahan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan yang sama
dikelompokan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. kemudian kepada
mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan
yang mereka hadapi.
Menurut Gwynn, ada tiga belas teknik supervisi secara kelompok, yaitu:
kepanitian, kerja kelompok, laboratorium dan kurikulum, membaca terpimpin,
demontrasi pembelajaran, darmawisata, kuliah/studi, diskusi panel, perpustakaan,
organisasi profesional, buletin supervisi, pertemuan guru, dan lokakarya atau
konferensi kelompok.16 Tidak satupun diantara teknik-teknik supervisi individual
atau kelompok di atas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan
guru disekolah. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah harus mampu menetapkan
14
Maryono, Dasar-dasar dan Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan…, hlm.97.
15
Pidarta Made, Supervisi Pendidikan Kontekstual, Jakarta, Rineka Cipta, 2009, hlm.79.
16
Pidarta Made, Supervisi Pendidikan Kontekstual…, hlm.89
9
teknik mana yang sekiranya mampu membina keterampilan pembelajaran seorang
guru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknik supervisi adalah alat yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan
supervisi itu sendiri yang pada akhirnya dapat melakukan perbaikan pengajaran yang
sesuai dengan situasi dan kondisi. Teknik supervisi dapat dibagi menjadi dua macam
yaitu teknik individual dan teknik kelompok. Teknik individual adalah teknik yang
dilaksanakan oleh seorang pengawas atau dirinya sendiri. Sedangkan teknik kelompok
adalah teknik yang dilakukan beberapa orang atau secara bersama-sama.
B. Saran
Kami sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini masih sangata banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca sehingga makalah yang akan dating menjad lebih baik lagi. Kami harap makalah ini
bisa bermanfaat bagi kita semua serta menambah pengetahuan kita.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dryanto. 2001. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Made, Pidarta. 2001. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta.
Diat Prasojo, Lantif dan Sudiyono. 2015. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Gava
Media.
Arifin, Anwar. 2007. Profil Baru Guru dan Dosen Indonesia. Jakarta: Pustaka
Indonesia Bekerjasama Pokja Diknas DPP Partai golkar.
Akbar Asikin, Yakin. Implementasi Supervisi Akademik, AL-ASASIYYA: Journal
Basic Of Education, Vol.03, No.01, Juli-Desember 2018
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Maryono.2011. Dasar-dasar dan Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan. Jakarta: Ar
–
Ruzz Media.
Mulyana. 2015. Ilmu Komunikas, Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
DOKUMENTASI OBSERVASI DAN WAWANCARA BERSAMA KEPALA SEKOLAH
TK ISLAM AISYAH MUARA PENIMBUNG IBU INDERAWATI S.PD