Anda di halaman 1dari 12

SASARAN DAN MATERI RETORIKA DAKWAH

Disusun Oleh : Kelompok 7

Kms.Muhammad Rofiq Ilham : (2010501006)


Agus Heriyanto : (2020501034)

Dosen Pengampuh :
Dr. Selvia Assoburu, M.Hum

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat,
karunia serta kasih sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
Sasaran dan Materi Retorika Dakwah. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah
kita, Nabi Muhammad SAW. tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada Ibu
Dr. Selvia Assoburu, M.Hum selaku dosen mata kuliah Retorika Public Speaking.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat


kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun
dengan teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku
para penulis usahakan.

Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Palembang, 06 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Dan Kegunaan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
A. Sasaran dan Materi Dakwah.........................................................................3
B. Manfaat Retorika Dakwah............................................................................4
C. Tujuan Retorika Dakwah..............................................................................5
C. Aspek Pendukung Retorika Dakwah............................................................6
BAB II PENUTUP.......................................................................................................8
A. Kesimpulan...................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Retorika berarti kesenian untuk berbicara baik, (Kunst, gut zu renden atau Ars
bene dicendi), yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan keterampilan teknis
(ars, techne). Dewasa ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik,
yang dipergunakan dalam proses komunikasi antar manusia. Kesenian berbicara ini
bukan hanya berbicara lancar tanpa jalan pikiran yang jelas dan tanpa isi, melainkan
suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara singkat, jelas, padat dan
mengesankan. Retorika modern mencakup ingatan yang kuat, daya kreasi dan fantasi
yang tinggi, teknik pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian serta penilaian
yang tepat. Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan,
pikiran, kesenian dan kesanggupan berbicara.
Retorika dakwah adalah kepandayan menyampikan ajaran islam secara lisan
guna terwujudnya situasi dan kondisi yang islami. Retorika dakwah
merupakancabang dari ilmu komunikasi yang membahas tentang bagaimana
menyampaikan pesan kepada orang lain melalui seni berbicara agar pesan kita dapat
diterima. Retorika Dakwah terdiri dari dua istilah yaitu, retorika dan dakwah.
Retorika (rethoric) secara harfiyah artinya berpidato atau kepandaian berbicara. Kini
lebih dikenal dengan nama Public Speaking. Aristoteles menyebut retorika sebagai
seni persuasai (The Art Of Persuasion). Data Wikipedia menunjukkan, retorika
retorika (dari bahasa Yunani ῥήτωρ, rhêtôr, orator, teacher) adalah sebuah teknik
pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui
karakter pembicara, emosional atau argumen. Dakwah artinya ajakan atau seruan
untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran Islam.
Dengan demikian, secara bahasa, retorika dakwah adalah kepandaian
berbicara dalam mengajak orang lain untuk memeluk, mempelajari, dan
mengamalkan ajaran Islam.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja sasaran dan materi dakwah?
2. Apa manfaat retorika dakwah?
3. Apa tujuan retorika dakwah?
4. Apa saja aspek pendukung retorika dakwah?

C. Tujuan Dan Kegunaan


1. Mengetahui sasaran dan materi dakwah.
2. Mengetahui manfaat retorika dakwah
3. Mengetahui tujuan retorika dakwah
4. Mengetahui aspek pendukung retorika dakwah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sasaran dan Materi Dakwah


Ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW sangat luas, mencakup
semua bidang kehidupan manusia. Tak hanya soal fikih dan ibadah, namun ajaran
Islam juga menyangkut kehidupan sosial masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Sasaran dakwah untuk menyampaikan ajaran Islam pun tak terbatas hanya
pada orang-orang yang gemar mendatangi masjid ataupun majelis taklim. Seluruh
lapisan masyarakat, termasuk generasi muda yang jarang pergi ke masjid maupun
majelis taklim, juga merupakan sasaran dakwah. Mereka membutuhkan pengajaran
dan pembinaan yang mampu membimbing langkah maupun pergaulan sehari-hari.
Apalagi, pergaulan di kalangan generasi muda saat ini sudah semakin mengarah pada
kehidupan bebas. Hal itupun tak lepas dari rekayasa global maupun pesatnya
perkembangan teknologi komunikasi. Dampaknya, tak sedikit generasi muda yang
terjerat narkoba maupun menderita penyakit infeksi menular seksual (IMS) maupun
HIV AIDS.
Untuk itu, sebagai seorang juru dakwah, harus ada perubahan mindset
mengenai materi dakwah maupun metode dakwahnya. Seorang juru dakwah, harus
memikirkan cara pengajaran yang lebih responsible. Selama ini, dakwah kerap
dilakukan secara monoton, dengan materi dakwah yang hanya berkutat seputar
masalah fikih dan ibadah, seperti mengenai shalat, zakat, maupun haji.
Sedangkan masalah sosial, cenderung terabaikan atau belum maksimal
disampaikan. Seperti misalnya, masalah pergaulan bebas, narkoba, maupun penyakit-
penyakit yang disebabkan oleh pergaulan bebas.
Tempat dakwah pun lebih banyak dilakukan di masjid dan majelis taklim.
Akhirnya, generasi muda maupun orang-orang yang jarang pergi ke masjid maupun
majelis taklim, menjadi luput dari dakwah. Padahal, sasaran dakwah haruslah
universal. Islam pun dihadirkan Allah sebagai solusi untuk semua masalah, termasuk
masalah yang dialami generasi muda yang jarang pergi ke masjid maupun majelis
taklim.
Agar tujuan dakwah tercapai, maka juru dakwah harus menjadikan generasi
muda yang menjadi sasaran dakwahnya sebagai sahabat maupun kawan. Jangan ada
kesan menggurui. Selain itu, mereka juga harus punya trik dan mampu memodifikasi
dakwah. Pendekatan kepada sasaran dakwah pun harus secara interaktif.
Tak hanya juru dakwah, setiap orang tua juga mesti memahami
perkembangan di bidang informasi dan teknologi. Dengan demikian, mereka bisa
memahami pola pikir dan perilaku anak-anaknya. Kemanapun anak melangkah, orang
tua mesti mengawasi tanpa harus membatasi keleluasaan sang anak.

B. Manfaat Retorika Dakwah


Terkadang kita sering tidak sadar seberapa pentingkah berbicara dalam
kehidupan kita. Banyak orang berbicara semaunya, seenaknya tanpa memikirkan apa
isi dari pembicaraan mereka tersebut. Sebenarnya berbicara mempunyai artian
mengucapkan kata atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang, untuk
mencapai tujuan tertentu Tapi sering kali kita mengalami kesulitan dalam
mengungkapakan maksud dan isi pikiran kita kepada orang lain.
Manusia adalah makhluk yang sanggup berkomunikasi lewat bahasa dan
berbicara. Tetapi yang lebih mencirikan hakikat manusia sebagai manusia penuh
kepandaian dan keterampilan dalam berbicara. Kebesaran dan kehebatan seseorang
sebagai manusia juga ditentukan oleh kepandaiannya dalam berbahasa secara tepat,
Seni keterampilan berbicara yang disebut dengan Retorika.
Lebih dari pada itu, retorika sangat penting bagi kehidupan keseharian tiap
individu dan masyarakat hingga saat ini, apapun latar belakangnya. Mayoritas orang
tiap hari berintraksi dengan orang lain. Ia tidak seharusnya berprilaku buruk dalam
intraksi supaya kehidupannya tidak sulit
Menurut penulis kehidupan harus berintraksi dengan cara baik, karena akan
melahirkan kehidupan aman dan sejahtera dari intraksi yang baik, sedangkan
berinteraksi dengan lingkungan dengan cara tidak baik , maka keadaanpun akan sulit
dan tidak akan membaik.
Lalu mengenai dakwah, adapun manfaat retorika didalamnya yaitu sebagai
seni keterampilan seseorang dalam menyampaikan dakwahnya. Setelah
mengetahui keutamaan-keutamaan mempelajari ilmu tentang Allah, Rasulullah dan
Islam seorang muslim dituntut untuk mengamalkannya yang dengan itu ia mendapat
banyak manfaat bagi dirinya pribadi. Namun hal ini belum cukup untuk
menghindarkannya dari kerugian sebagaimana disebut di dalam Surat Al-Ashr,
kecuali ia melakukan bentuk nasihat menasihati tentang kebenaran yang telah
diyakini dan diamalkannya.
Inilah dakwah, menyeru manusia kepada Islam baik dengan ucapan maupun
perbuatan. Tuntutan dakwah ini bersifat fardu kifayah, sebagaimana diperintahkan
oleh Allah agar ada sebagian di antara kaum muslim yang menyeru manusia kepada
kebaikan, menyuruh perbuatan ma’ruf dan melarang perbuatan mungkar, supaya
mereka mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan (QS 3:104). Dengan dakwah pula
diserukan agar kaum muslim bersatu dan menggalang kekuatan di atas dasar
pemahaman yang sama mengenai Alquran dan Assunnah (QS 9:71).

C. Tujuan Retorika Dakwah


Retorika dakwah secara umum memiliki dua tujuan:

 ‘Amar Ma’ruf — Mengajak kepada kebaikan


 Nahyi Munkar — Mencegah kemunkaran

Tujuan itu berdasarkan QS Ali Imran [3]:110 yang artinya:

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, mengajak kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
C. Aspek Pendukung Retorika Dakwah
a. Aspek Bicara

Untuk kepentingan terhadap aspek bicara agar benar benar handal, maka paling
tidak tujuh perangkat pendukung bicara yang harus dikuasai. Ketujuh perangkat
pendukung bicara tersebut adalah

1. Vocal
2. Sorot mata
3. Gerakan mulut
4. Ekspresi wajah
5. Gerakan tangan
6. Gerakan kaki
7. Penampilan sopan dan rapi.

Dengan ketujuh perangkat itu akan memudah da‟i dalam berbicara, sehingga apa
yang disampaikan mudah untuk dimengerti

b. Aspek Lisan

Lisan ini merupakan inti dari retorika itu sendiri. Sebab hal ini berkaitan
langsung dengan gaya dan penampilan diatas mimbar. Materi yang akan disampaikan
akan menjadi menarik atau akan membosankan , sangat tergantung pada aspek ini.
Oleh karena itu khusus untuk aspek ini pencerama harus memiliki perhatian yang
khusus, harus banyak berlatih dan harus memiliki jam terbang yang tinggi.

c. Aspek Forum

Pendukung seperti forum ini banyak disepelekan, padahal sangat menentukan


kesuksesan retorika itu sendiri. Walaupun nampaknya hanya sebagai perangkat
pendukung, jika bermasalah, benar benar bias berakibat fatal bagi keberlangsungan
ceramah itu sendiri.

d. Aspek Gagasan
Jika forum lebih banyak terkait dengan hal hal yang berkaitan yang bersifat
teknis, maka pendukung gagasan akan banyak berhubungan dengan hal yang bersifat
ide. Posisinya tetap sama, yaitu hanya sebagai perangkat pendukung saja namun
menentukan kesuksesan retorika itu sendiri.

e. Aspek Bahasa

Bahasa dakwah adalah bahasa tutur atau bahasa lisan. Bahasa lisan bercirikan
bunyi bahasa yang dihasilkan oleh manusia dan diterima oleh telinga khalayak lalu
ditafsirkan oleh otak khalayak. Yaitu bahasa yang dikuasai oleh audiens. Tentang
pemilihan jenis bahasa (bahasa daerah,bahasa nasional atau bahasa campuran)
tergantung pada kondisi dan tingkat formalitas acaranya. Penggunaan bahasa yakni
menggunakan bahasa yang baik dan benar, baik artinya jelas mudah dipahami dan
komunikatif. Penggunaan bahasa merupakan bagian penting yang akan langsung
diserap dan langsung dirasakan oleh audiens. Penggunaan bahasa yang tidak tepat
akan langsung berdampak pada “selera” audiens, apakah akan berminat
mendengarkan pembicaraan seterusnya atau tidak.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Retorika dakwah adalah kepandaian menyampikan ajaran islam secara lisan
guna terwujudnya situasi dan kondisi yang islami. Retorika dakwah merupakan
cabang dari ilmu komunikasi yang membahas tentang bagaimana menyampaikan
pesan kepada orang lain melalui seni berbicara agar pesan kita dapat diterima.
Retorika Dakwah dapat dimaknai sebagai pidato atau ceramah yang berisikan
pesan dakwah, yakni ajakan ke jalan Tuhan (sabili rabbi) mengacu pada pengertian
dakwah dalam QS. An-Nahl:125:
“Serulah oleh kalian (umat manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah, nasihat yang
baik, dan berdebatlah dengan mereka secara baik-baik…”
Ayat tersebut juga merupakan acuan bagi pelaksanaan retorika dakwah dari dua segi:
 Cara atau Gaya (Style)
 Materi atau Substansi
Cara dan gaya berbicara harus dilakukan dengan bijak, sesuai dengan stuasi
dan kondisi, sesuai dengan karakteristik audiens (objek dakwah), dan sesuai dengan
“kadar akal” mereka

B. Saran
Penyusun menyarankan kepada pembaca agar membacanya dengan teliti
makalah ini dan agar pembaca dapat mengetahui dengan jelas mengenai sasaran dari
retorika dakwah.
DAFTAR PUSTAKA

Tata Sukayat. Ilmu Dakwah Oerspektif Filsafat Mabadi‟ Asyarah, Bandung :


Simbiosa Rekatama Media,2015

Dwi Condro Triono, Ilmu Retorika Untuk Mnegguncangkan Dunia, Yogyakarta:


Irtikaz,2010.

Wiryanto. 2004. “Pengantar Ilmu Komunikasi”, Jakarta: Grasindo.

Romaltea. Retorika Dakwah » Romeltea Online di akses pada 06 Maret 2022 pukul
19.25

Anda mungkin juga menyukai