Anda di halaman 1dari 28

MEDIA DAKWAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Dasar Dasar Ilmu Dakwah Yang Dibimbing

Oleh :

Dosen Aliyudin, M.Ag

Disusun Oleh :

Muhammad Ridho Riady Sulfa (1214010098)

Mutiara ‘Aini (1214010103)

Nasywaa Rifdah Aulia (1214010109)

Nur’aini Pretina Dewi (1214010121)

Punik Dani Dipera (1214010129)

Putri Aulia Rizqi Ananda (1214010132)

Rahmah Afifah Nurwahidah (1214010136)

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN DAKWAH

UNIVERSITAS SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul ‘’Media Dakwah’’. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Dasar – Dasar Ilmu Dakwah.

Kami ucapkan terima kasih kepada bapak Aliyudin, M.Ag. selaku guru mata
kuliah Dasar – Dasar Ilmu Dakwah atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini. Juga kepada rekan – rekan mahasiswa yang telah ikut andil dalam
penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.

Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat


bagi kita semua, serta dapat menambah wawasan kita mengenai media dakwah,
khususnya bagi penulis. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna,
maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan
menuju arah yang lebih baik.

Bandung, 18 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3

BAB II .................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN .................................................................................................... 4

A. Pengertian Media Dakwah ........................................................................... 4

1. Pengertian Media Menurut Para Ahli ....................................................... 4

2. Fungsi Media Secara Umum .................................................................... 5

3. Jenis-Jenis Media ..................................................................................... 5

4. Pengertian dakwah ................................................................................... 7

B. Ragam Media Dakwah ................................................................................. 8

C. Dinamika Media Dakwah .......................................................................... 12

1. Periode Lemah ........................................................................................ 13

2. Periode Kuat ........................................................................................... 13

D. Problematika terkait Media Dakwah dan Pemecahan ................................ 14

1. Problematika Dakwah Melalui Media Elektronik .................................. 14

2. Probelamatika Dakwah Melalui Media Cetak........................................ 15

3. Problematika Dakwah Melalui Media Sosial ......................................... 16

4. Problematika dakwah melalui media lisan ............................................. 17

5. Pemecahan Problematika ....................................................................... 17

iii
BAB III ................................................................................................................. 19

PENUTUP ............................................................................................................ 19

A. Kesimpulan ................................................................................................ 19

B. Saran ........................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dakwah merupakan sebuah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan


memanggil manusia untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan akidah, akhlak
dan syariat Islam secara sadar dan terencana. Tujuan utama dari dakwah adalah
mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Dakwah juga merupakasn salah satu
bentuk perintah Allah SWT kepada umat Islam sebagai cara atau bentuk penegakan
syari’at Islam dalam seluruh aspek kehidupan juga sebagai metode penyampaian
sebuah perintah dari Allah SWT kepada seluruh umat manusia yang bertujuan untuk
mempengaruhi dan mentransformasikan sikap batin dan prilaku manusia menuju
tatanan kesalihan, baik individu maupun sosial manusia itu sendiri.

Dakwah juga termasuk kedalam tindakan komunikasi, yang tidak dapat dipungkiri
bahwa tidak setiap aktifitas komunikasi adalah dakwah. Dakwah yang merupakan
seruan serta ajakan untuk berbuat kebajikan dalam menaati setiap perintah dan larangan
Allah SWT.

Pelaksanaan dakwah harus dilaksanakan dengan benar dan tidak boleh bertentangan
dengan nilai-nilai keislaman seperti yang tercantum dalam Al-Quran dan Hadis, agar
dalam proses penyampaiannya, agar para komunikan dapat mendengar dengan baik
serta menerima semua pesan tanpa adanya kesalahpahaman, sehingga tercapainya
kehidupan yang lebih baik serta sejahtera di dunia dan di akhirat.

Kegiatan dakwah berdasarkan implementasinya tidak hanya dilakukan dengan cara


lisan saja melainkan bisa juga melaui tulisan. Seiring dengan perkembangan zaman di
pada era globalisasi ini, proses penyampaian dakwah dapat dilakukan dengan berbagai
media, seperti media cetak dan media massa.

Firman Allah SWT dalam surat Al-Nahl [16] ayat 125 :

1
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Depag RI. 2005, 282).

Metode penyampaian dakwah dapat dilakukan melalui beberapa media. Meski


banyak orang yang beranggapan bahwa berdakwah atau menyampaikan pesan dakwah
harusa dengan ceramah kyai. Padahal perkembangan zaman yan gpesat pada masa ini
kebutuhan dakwah tidaklah cukup jika hanya disampaikan secara lisan, yang biasanya
dilakukan dari mimbar ke mimbar tanpa bantuan perangkap modern.

Pada prinsipnya, media dakwah merupakan alat atau sarana yang dapat digunakan
untuk mengembangkan dakwah yang mengacu pada kultur masyarakat dari mulai
klasik, tradisional sampai modern, yang diantaranya meliputi : mimbar, panggung,
koran, poster, radio, televisi, film, bahkan sinetron serta karya seni, musik, budaya,
wisata dan lain sebagianya.

Lain daripada itu, kemunculan internet juga menjadi sebuah acuan dalam
perkembangan penyampaian media dakwah. Tidak dapat dipungkiri kemunculan
internet melahirkan jenis media dakwah yang lebih praktis dan efektif, salah satunya
kemunculan media sosial atau media maya, yang pada zaman ini masyarakat cenderung
lebih memilih mendengarkan atau melihat penyampaian dakwah melaui media sosial
karena penggunaannya yang praktis serta dapat diputar berkali-kali. Selain itu media
sosial juga memberikan keuntungan untuk memperpudah manusia dalam
berkomunikasi dan memperoleh informasi melalui lisan, tulisan, audio atau visual
dengan cepat.

Akhir-akhir ini semakin banyak bermunculan media sosial baru. Sebelumnya ada
youtube, facebook dan twitter, dan sekarang yang sedang booming adalah instagram.
Indonesia adalah negara keempat di dunia dengan pengguna media sosial instagram
terbanyak. Instagram merupakan sebuah situs jejaring sosial di bawah perusahan
facebook.Inc. Instagram adalah salah satu media sosial yang sangat laik dijadikan
sebagai media dakwah. Kemudahan dan tampilan yang lebih menarik dari beberapa
media sosial lainnya membuat instagram banyak diminati oleh penggunanya. Instagram
pada akhir bulan september 2021, jumlah pengguna aktif bulanan di Indonesia
dilaporkan telah mencapai 88.653.200. Hal ini menurut laporan terbaru dari

2
NapoleonCat yang merupakan salah satu perusahaan analisis sosial media marketing
yang berbasis di Warsawa, Polandia.

Perkembangan media sosial yang sangat pesat, membuat masyarakat harus


memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas agar dapat menyaring dan mengkaji
kembali sebuah informasi supaya tidak menimbulkan kesalahpahaman yang dapat
merugikan individu atau kelompok lain, karena pada dasarnya kita sebagai komunikan
di media maya belum tahu pasti darimana berita itu berasal dan siapa yang
menyampaikannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakan diatas, dapat dirumuskan inti permasalahan yang
dapat dianalisis dalam penelitian ini diantaranya yaitu:

1. Apa saja yang menjadikan media dakwah itu menjadi beragam?


2. Bagaimana dinamika yang terjadi terkait keberagaman media dakwah?
3. Problematika apa saja yang dapat terjadi dalam media dakwah?
4. Bagaimana cara untuk mengatasi problematika yang ada pada media dakwah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah diantaranya :

1. Untuk mengetahui serta memahami keberagaman media dakwah seiring berjalannya


waktu dan perkembangan zaman serta teknologi yang berkembang pesat, khususnya
pada era globalisasi saat ini;
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana dinamika perkembangan media dakwah
dari waktu ke waktu;
3. Untuk mengetahui dan memahami problematika yang dialami pada perkembangan
media dakwah;
4. Untuk mengetahui dan memahami terkait pemecahan problematika pada media
dakwah.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Dakwah

Secara etimologis kata “media” berasal dari bahasa Latin, yaitu “medius” yang
artinya tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Indonesia kata medium
mengandung arti antara (menyatakan posisi) atau sedang (menyatakan ukuran).

Istilah “media” pada umumnya merujuk pada sesuatu yang dijadikan sebagai
wadah, alat, atau sarana untuk melakukan komunikasi.

Jadi secara umum, pengertian media adalah suatu alat perantara atau pengantar
yang berfungsi untuk menyalurkan pesan atau informasi dari suatu sumber kepada
penerima pesan.

Pendapat lain mengatakan arti media adalah segala bentuk saluran yang dapat
digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan. Dengan kata lain, media dapat
didefinisikan sebagai sarana untuk menyampaikan suatu pesan.

1. Pengertian Media Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa itu media, maka kita dapat merujuk pada pendapat
beberapa ahli berikut ini:

a. Syaiful Bahri Djamarah


Menurut Syaiful Bahri Djamarah, pengertian media adalah suatu alat bantu yang
dapat digunakan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan.

b. Arif S. Sadirman
Menurut Arif S Sadirman, pengertian media adalah segala alat fisik yang dapat
penyajikan pesan dan merangsang siswa untuk belajar.

4
c. Ahmad Rohani
Menurut Ahmad Rohani, media adalah segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh
indera manusia dan berfungsi sebagai perantara, sarana, atau alat untuk proses
komunikasi.
d. Leslie J. Briggs
Menurut Leslie J. Briggs, arti media adalah suatu alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan isi materi. Media dapat berupa video, gambar, buku, televisi,
dan lain sebagainya.

e. Santoso S. Hamijaya
Menurut Santoso S. Hamijaya, pengertian media adalah segala bentuk perantara
yang digunakan seseorang untuk menyampaikan pesan sehingga sampai kepada
penerimanya.

2. Fungsi Media Secara Umum


Seperti yang disebutkan di paragraf awal, penggunaan istilah “media” dapat
digunakan pada berbagai bidang, misalnya media informasi, media pembelajaran, dan
lainnya. Secara umum, suatu media memiliki fungsi yang sama, beberapa diantaranya
adalah:

• Sebagai sarana informasi kepada masyarakat.


• Membantu mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
• Sebagai sarana untuk mengekspresikan pendapat, ide, dan gagasan kepada
khalayak.
• Sebagai sarana untuk mendapatkan hiburan, relaksasi, dan pengalihan perhatian
dari ketegangan sosial.
• Sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat secara umum, dan bagi para siswa
secara khusus.
• Sebagai sarana untuk melakukan pengawasan atau kontrol sosial bagi masyarakat.

3. Jenis-Jenis Media
Pada dasarnya jenis dan bentuk media ada banyak sekali. Menurut Rudi Bretz (Media
Pembelajaran, 2008:52) beberapa jenis media adalah sebagai berikut:

5
a. Media Audio
Pengertian media audio adalah jenis media yang melibatkan indera pendengaran
(telinga) yang memanipulasi kemampuan suara. Pesan yang dapat disampaikan
dalam media audio adalah pesan verbal (bahasa lisan atau kata-kata) dan pesan
non-verbal (musik, vokalisasi, bunyi-bunyian lainnya).

b. Media Visual
Media visual adalah jenis media yang melibatkan indera penglihatan (mata).
Beberapa media visual diantaranya:

• Media visual verbal; media visual yang berisi pesan verbal atau pesan
linguistik berbentuk tulisan. Misalnya buku, majalah, surat kabar, dan
lainnya.

• Media visual grafis; media visual yang berisi pesan non-verbal dimana
pesan berupa simbol-simbol atau unsur-unsur grafis. Misalnya sketsa,
foto, gambar, diagram, peta, dan lainnya.

• Media visual non-cetak; media visual yang berisi pesan dalam bentuk tiga
dimensi. Misalnya diorama, miniatur, model, mock up, dan specimen.

c. Media Audio Visual


Media audio visual adalah jenis media yang melibatkan indera pendengaran
dan indera penghlihatan secara bersamaan dalam satu proses. Pesan yang
disalurkan pada jenis media ini bersifat verbal dan non-verbal. Misalnya film
drama, film dokumenter, dan lain-lain.

• Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian media
adalah suatu saluran komunikasi yang digunakan untuk menyebarkan
informasi, berita, pendidikan, hiburan, data, atau pesan promosi. Media
mencakup banyak saluran penyiaran, seperti; internet, majalah, televisi,
radio, billboard, fax, dan telepon.

6
4. Pengertian dakwah
Menurut bahasa, dakwah berasal dari kata da’a yang artinya memanggil,
mengundang, ajakan, imbauan, dan hidangan. Dalam Al-Quran, kata dakwah ini
memiliki makna hampir sama dengan tabligh, nasihat, tarbiyah, tabsyir, dan tandzir.
Namun jika dikaji lebih mendalam, kata-kata tersebut memiliki makna dan
penggunaaan yang berbeda.

Abdul Wahid dalam bukunya Gagasan Dakwah mengatakan, secara etimologi


dakwah berasal dari bahasa Arab dari kata da'a-yad'u-da'watan. Kata tersebut memiliki
kesamaan makna dengan an Nida' yang artinya memanggil, mengajak, menyeru.

Apabila dipahami dalam konteks Al Quran, pengertian dakwah tersebut relevan


dengan firman-Nya pada QS. Yunus ayat 25:

ِ ‫ي َم ْن يَّش َۤاء ا ِٰلى‬


‫ص َراط ُّم ْست َ ِقيْم‬ ْ ‫ّللا َيدْع ْو ا ِٰلى دَ ِار الس َّٰل ِم َۚو َي ْه ِد‬
ٰ ‫َو‬
Artinya: "Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang
yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)." (QS. Yunus: 25)

Pada ayat tersebut, Allah SWT berdakwah (menyeru) kepada manusia untuk
menuju jalan yang lurus (Islam) sebagai syarat untuk masuk ke surga-Nya. Namun,
Allah SWT menekankan bahwa tidak semua manusia dikehendaki-Nya (sadar dan
tunduk) terhadap ajaran Islam. Abdul Wahid menyimpulkan, sebagai sasaran dakwah
tidak semua manusia bersedia menerima pesan-pesan dakwah.

Ulama tafsir Quraish Shihab mendefinisikan dakwah sebagai seruan atau ajakan
kepada keinsafan atau usaha mengubah situasi menjadi lebih baik dan sempurna, baik
terhadap pribadi maupun masyarakat. Menurutnya, dakwah harus dilaksanakan dengan
rendah hati, bijaksana, dan penuh sopan santun.

Hakikat dakwah juga dapat dipahami lewat QS. Fussilat ayat 33 yakni mengajak ke
jalan Allah SWT dengan perkataan dan perbuatan yang baik (ahsanu qaula dan ahsanu
amalah).

7
Allah SWT berfirman:

َ‫صا ِل ًحا َّوقَا َل اِنَّنِ ْي مِ نَ ْالم ْسلِمِ يْن‬


َ ‫عمِ َل‬
َ ‫ّللا َو‬ َ َ‫سن قَ ْو ًل ِ ِّم َّم ْن د‬
ِ ٰ ‫عا اِلَى‬ َ ‫َو َم ْن اَ ْح‬

Artinya: "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru
kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS. Fussilat: 33).

Adapun yang dimaksud media dakwah, adalah peralatan yang dipergunakan untuk
menyampaikan materi dakwah kepada penerima dakwah. Pada zaman modern seperti
sekarang ini, seperti televisi, video, kaset rekaman, majalah, dan surat kabar (Wardi
Bachtiar, 1997 : 35).

B. Ragam Media Dakwah

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin gencar di seluruh penjuru


dunia menyebabkan munculnya berbagai alat yang dapat maksimalkan untuk
menunjang kemudahan di berbagai kegiatan manusia, salah satunya adalah Syiar Islam.
Kecanggihan yang ditawarkan oleh zaman ini, memberi peluang yang menjanjikan
bagi para da'i menyampaikan pesan agama kepada mad'u. Berikut adalah macam-
macam wasilah ad-dakwah menurut beberapa ahli :

1. Menurut Asep Muhyiddin dan Ahmad Safei


Di dalam bukunya Asep Muhyidin dan Agus Ahmad Safei Metode
Pengembangan Dakwah menjelaskan beberapa media dakwah di antaranya
yaitu sebagai

berikut :

a. Dakwah melalui sinetron


Kecenderungan masyarakat dalam pencarian hiburan setelah lelah
dalam pekerjaan membawa mereka pada televisi, dimana mereka bisa
menemukan program yang hanya membuat mereka cukup berada pada
posisi pengamat yang mampu menangkap isi pesan dari apa yang
mereka tonton dan program acara yang dimaksud adalah Sinema
Elektronik/ Sinetron. Bahkan iklan yang ada di sela penayangan sinetron

8
pun bukan hanya memasarkan produk saja melainkan memberikan nilai,
sikap, perasaan dan gaya hidup. Oleh karena itu, media televisi dapat
dimaksimalkan dalam ranah dakwah.

b. Dakwah melalui surat kabar


Media cetak dapat melakukan kontrol sosial secara bebas dan
bertanggungjawab. Penggunaan surat kabar masih dinilai cukup efektif
untuk memberikan informasi atau menggiring opini masyarakat.

c. Dakwah melalui musik


Sudah menjadi rahasia umum bahwa kehadiran musik dapat dengan
ramah diterima oleh berbagai kalangan masyarakat, bukan hanya karena
nada yang disuguhkan namun juga hubungannya dengan pemilihan
syair/lirik yang kedepannya mampu dinikmati pendengarnya. Hal ini
bisa dimanfaatkan untuk menyisipkan efek religius sebagai edukasi
yang dapat didengarkan dimanapun dan kapanpun.

2. Menurut Hamzah Ya'kub


Hamzah Ya'qub juga membagi lagi soal media sebagai sarana dakwah
menjadi media tradisional dan modern. Media dakwah banyak sekali jumlahnya
mulai yang tradisional sampai yang modern misalnya kentongan, beduk,
pagelaran kesenian, surat kabar, papan pengumuman, majalah, film, radio, dan
televisi. Dari semua itu, pada umumnya dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

a. Media tulisan atau cetak,


b. Media visual,
c. Media Audio
d. Media Audiovisual.
Untuk mendapatkan sasaran dalam berdakwah, dapat memilih

salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada

tujuan yang akan dicapai, pesan dakwah yang akan disampaikan

serta teknik dakwah yang akan digunakan.

9
3. Menurut Aminuddin Sanwar
Aminuddin Sanwar dalam buku Pengantar Ilmu Dakwah membagi alat-alat
tersebut dalam enam macam yaitu :

a. Dakwah melalui saluran lisan


Dilakukan secara langsung dimana da’i menyampaikan ajarannya
kepada mad’u. Adapun peralatan yang dipakai untuk berdakwah melalui
saluran lisan adalah radio, TV, dan sebagainya.

b. Dakwah melalui saluran tertulis


Dakwah melalui saluran tertulis adalah kegiatan dakwah yang dilakukan
melalui tulisan-tulisan. Kegiatan dakwah secara tertulis ini dapat
dilakukan melalui surat kabar, brosur, selebaran, spanduk, dan lain
sebagainya.

c. Dakwah melalui saluran visual


kegiatan syiar islam yang dilakukan melalui alat-alat yang dapat dilihat
oleh mata manusia saat menikmatinya. Alat-alat visual ini dapat berupa
kegiatan pentas pantomim, seni lukis, seni ukir, kaligrafi dan lain
sebagainya.

d. Dakwah melalui saluran audio.


Berdakwah dengan menggunakan media audio adalah dakwah yang
dilakukan dan dipakai dengan perantaraan pendengaran. Yang

termasuk dalam media audio ini adalah radio, kaset (rekaman), dan
sebagainya.

e. Dakwah melalui saluran audio visual


Media ini merupakan gabungan dari media audio dan media visual.
Dengan media ini, dakwah dapat dinikmati mad’u dengan mendengar
dan melihat secara langsung. Peralatan audio visual ini antara lain seni
drama, wayang kulit, video, dan lain-lain.

f. Dakwah melalui keteladanan


Penampakan realistis da’i antara pernyataan dan pelaksanaan. Dengan
ini, memudahkan mad’u untuk meniru perbuatan yang dilakukan oleh
da’i.

10
4. Menurut Samsul Munir
Media dakwah menurut Samsul Munir dalam bukunya Ilmu Dakwah dibagi
menjadi dua, yaitu:

a. Non Media Massa


• Manusia : utusan, kurir, dan lain-lain.
• Benda : telepon, surat, dan lain-lain.
b. Media Massa
• Media massa manusia: pertemuan, rapat umum, seminar,
sekolah, dan lain-lain.
• Media massa benda: spanduk, buku, selebaran, poster, folder,
dan lain-lain.
• Media massa periodik cetak dan elektronik: visual, audio, dan
audio visual.
Adapun setelah memahami berbagai pendapat yang telah dipaparkan
sebelumnya menurut penulis, ragam media dakwah terbagi menjadi 4 macam
yang diantaranya adalah:

a. Media Lisan
Penggunaan media lisan telah mendarah daging dalam penyampaian
pesan dakwah dari masa ke masa sebab keberadaanya yang melekat
pada indra manusia dan dianggap paling sederhana, bisa memberikan
feedback/ respon secara nyata dan cepat. Penerapannya dapat dengan
mudah ditemui pada berbagai kegiatan baik itu bersifat formal maupun
non-formal juga bisa terjalin dalam dua arah maupun satu arah seperti
berdiskusi, bimbingan atau penyuluhan, seminar, berkhutbah,
pengajaran, berpidato, ceramah dan lain sebagainya.

b. Media Massa
Secara umum, media massa, baik media cetak (koran, buku, majalah dll)
maupun media elektronik (TV, radio, telegram dll) memiliki fungsi yang
sama, yaitu

• Menyiarkan informasi
Sebagai fungsi utama dari media massa, hal ini sangat penting
adanya untuk membantu agar wawasan masyarakat bisa

11
mengalami peningkatan mengenai segala hal yang terjadi di
dunia terlebih dilingkungan sekitarnya

• Mendidik
Media massa menyuguhkan berbagai ilmu, informasi, pesan, dan
berita dalam berbagai macam bentuk baik secara visual, audio
atau audiovisual.

• Memengaruhi
Pers memiliki peranan yang begitu penting dalam tatanan
kehidupan masyarakat karena media massa mampu mengontrol
bahkan mengubah paradigma yang diyakini oleh banyak
manusia.

• Menghibur
Disamping fungsi-fungsi lainnya, peranan media massa yang
satu ini dinilai dapat menjadi jalan masuknya media massa untuk
mengimbangi sajian berat. Tapi, meskipun bertujuan menghibur
pada akhirnya pun akan mempengaruhi gaya hidup manusia
secara perlahan karena efek dari menikmati hiburan tersebut
mampu membawa perasaan dan pikiran kita terfokus pada hal
tersebut.

c. Media Sosial
Keberadaan media sosial nyaris tak bisa dipisahkan dari kehidupan
manusia di era digital ini, maka tidak salah jika media sosial dipandang
sebagai sebuah fenomena yang semakin mengakar dan mengglobal.
Kelahirannya merupakan hasil dari kemajuan Teknologi Informasi dan
Komunikasi yang bertujuan untuk mempermudah hubungan sosial
manusia secara virtual.

C. Dinamika Media Dakwah

Perkembangan media dakwah dimulai bahkan sebelum masa dilahirkannya


Rasulullah SAW, meski begitu pada pembahasan makalah ini akan dikupas dari periode

12
turunnya kewajiban berdakwah bagi Nabi Muhammad S.A.W yang menurut Agus
Salim dalam bukunya Meniti Dakwah Sang Rasul dibagi menjadi 2 periode diantaranya
sebagai berikut :

1. Periode Lemah
Beliau mengawali dakwahnya dengan mengambil jalan terdasar yakni
mendakwahi keluarga, teman karib hingga memulai mengadakan halaqah
secara bersembunyi-sembunyi yang berlangsung sampai turunnya wahyu yang
menyerukan untuk berdakwah secara terang-terangan bahkan beliau mulai
melebarkan ranah dakwahnya hingga ke luar daerah kota Mekkah. Terlihatlah
bahwa pada masa ini, Rasulullah menggunakan media individual, dimana beliau
memberikan nasehat wasiat persahabatan secara lisan.

2. Periode Kuat
Masa ini ditandai dengan hijrahnya Rasulullah ke Yastrib, di kota tersebut
beliau mulai membangun sistem pemerintahan berdasarkan islam kaffah yang
dimulai dengan pendirian masjid sebagai tempat pembinaan dan pusat komando
juga mempersaudarakan muhajirin dan anshar, menyusun piagam madinah
sebagai undang-undang. Hal ini menegaskan selain dengan media lisan,
Rasulullah pun terus mengembangkan strategi dakwah dengan menyediakan
tempat untuk berlangsungnya sarana pendidikan pendidikan. Tidak cukup
sampai sana, media dakwah melalui surat pun turut digagas agar dilayangkan
kepada para pembesar dunia saat itu.

Pemanfaatan wasilah ad-dakwah ini terus berlanjut bahkan berlembang dengan


baik pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, Bani Umayyah, Bani Abbasiyah,
Turki Utsmani termasuk berbagai daulah islam lainnya yang berdiri di muka bumi ini
hingga islam bisa menguasai ⅔ dunia. Meskipun selepas itu peradaban islam
mengalami keruntuhan namun eksistensi dari islamisasi dengan jalan dakwah terus
digelorakan. Hingga pada era globalisasi yang dipelopori dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang secara tidak langsung menggiring para da'i untuk
beradaptasi pada sisi kemodernan bukan hanya terpaku pada cara tradisional saja.

Perkembangan media dakwah di era globalisasi seperti saat ini merupakan


sebuah kegiatan komunikasi keagamaan yang dihadapkan pada kemajuan teknologi.
Artinya dakwah dituntut agar tidak stagnan pada ceramah-ceramah di masjid. Saat ini,

13
dakwah harus dikemas dengan kondisi zaman dan peminat para pendengar serta melalui
media massa dakwah merupakan sebuah alternatif yang cukup efektif. Dakwah juga
bisa mengoptimalkan penggunaan berbagai media komunikasi, seperti surat kabar,
radio, tv dan lain sebagainya.

Jadi, dalam perkembangan wasilah ad-dakwah keberadaan media sangat


berpengaruh terhadap isi dan pemilihan metode dakwah yang akan disampaikan pada
masyarakat. Media dapat membentuk opini bahkan mengubah perilaku masyarakat.
Seiring dengan itu, kehadiran media membawa nilai positif juga negatif. Tentunya
dakwah melalui media diarahkan pada pembentukan perilaku yang baik bagi
masyarakat sehingga media mampu memberi kontribusi melalui pemberitaan dalam
penyebarluasan dakwah dikalangan masyarakat. Sekarang ini penyampaian pesan
dakwah sudah biasa diunggah di berbagai media sosial yang memudahkan khalayak
menontonnya kapanpun dan dimanapun mereka inginkan.

D. Problematika terkait Media Dakwah dan Pemecahan

Berdakwah itu tidak sesuai yang kita bayangkan, dalam berdakwah ternyata banyak
masalah-masalah dan tantangan yang harus di dahapi, adapun masalah yang perlu
dihadapi dalam berdakwah, yaitu sebagai berikut:

1. Problematika Dakwah Melalui Media Elektronik


Contoh media elektronik disini adalah televise. Problematika dakwah melalui
televisi sangat beragam,diantaranya :
a. Harga yang terlalu tinggi untuk membuat suatu acara
b. Terkadang terjadi pencampuran antara yang hak dan yang bathil dalam acara
acara televise
c. Dunia pertelevisian yang cenderung kapitalistik dan profit oriented.
d. Keikhlasan seorang da’I yang terkadang masih di ragukan
e. Kurang nya keteladanan yang di perankan oleh para artis karena perbedaa
karakter ketika berada didalam dan di luar panggung

Problematika di atas berdampak pada tidak tercapainya tujuan dakwah yang


dimaksud. Selain tidak tercapainya tujuan dari dakwah itu sendiri, seringkali pula
ketidakmampuan da’I untuk meminimalisir kelemahan di atas berdampak pada

14
pandangan yang pesimitis terhadap dunia dakwah. Hal inilah yang menjadi
ancaman sekaligus tugas bagi para da’I untuk senantiasa meluruskan tujuan dari
perlunya diadakan kegiatan dakwah dengan memanfaatkan media televise agar
terjadi konsisitensi antara nilai-nilai dibalik pesan dakwah dengan da’I sehingga
materi yang terdapat dalam muatan dakwah dapat tersampaikan pada mad’u secara
efektif.

2. Probelamatika Dakwah Melalui Media Cetak


Contoh dalam media cetak adalah majalah.Majalah merupaka kumpulan informasi
yang di buat dan disampaikan kepada khlayak. Sasaran melalui bentuk-bentuk
tulisan atau cetakan yag seringkali di sertai gambar sehingga dapat dilihat maupun
di baca.
Media cetak pada dewasa ini telah bermunculan bagaikan jamur di musim
hujan. Baik majalah, Koran atau bulletin lainnya. Hal ini merupakan wujud nyata
dari sebuah informasi dan keterbukaan. Oleh karena itu alangkah baik nya jika para
mubaligh mampu memanfaatka media-media cetak yang ada sebagai sarana untuk
berdakwah.
Potensi dakwah melalui majalah cukup berpeluang dengan banyak nya majalah
yang beredar di masyarakat, namun masyarakat masih banyak yang kurang
meminati majalah islam yang menjadi media dakwah. Ada 2 problematika dakwah
melaui media cetak:
a. Problem financial.
b. Kurangnya kesadaran umat islam akan peranan majalah sebagai media
dakwah.

Selanjutnya menurut Hafied Changara menambahkan salah satu kekurangan


media cetak adalah media cetak cenderung diminati oleh kalangan orang tua
dibandingkan generasi muda,juga surat kabar dan majalah hanya bisa di nikmati
oleh masyarakat melek huruf saja.

Berdasarkan beberapa point yang telah di kumukakan di atas, maka dapat di


pahami problematika media cetak ada dua factor, yaitu:

a. Masyarakat lebih condong mencari informasi melalui media elektronik


seperti televise, radio dan internet khususnya.

15
b. Kebanyak tulisan-tulisan yang bernuansa dakwah tidak dikemas
menarik oleh penulis (penerbit) sehingga membuat masyarakat kurang
berminat membaca nya.

3. Problematika Dakwah Melalui Media Sosial


Dalam dunia teknologi dan informasi terdapat istilah cyber, istilah cyber sudah
sering di jumpai dan dipahami sebagai suatu aktivitas yang berkaitan dengan
internet (online) melalui system jejaring. Istilah cyber kini berkemang menjadi
cyber-cyber yang lain diantara nya adalah cyberdakwah. Cyberdakwah adalah
segala aktivitas penyampaian pesan dakwah meliputi amar ma’ruf nahi munkar
dengan memanfaatkan teknologi cyber (internet) (mazaya,2019:17).

Kehadiran internet memberikan alternative dalam penyebaran ajaran islam.


Salah satunya internet menjadi ruang bagi seseorang dalam menemukan jawaban
terkait permasalahan-permasalahan keagamaan. Fitur-fitur dalam mebtuk aplikasi
program komputer (software) dan akun media sosial memudahkan para da’I dalam
proses penyampaian dakwah.

Namun ada juga problematika dakwah melalu internet atau media sosial
diantaranya, yaitu:

a. Identitas pengelola situs dakwah islam dalam internet terkadang di


sangsikan kredibilitas dan kapasitas pemahaman nya tentang islam. Sebab,
kontruksi identitas di internet begitu bebas dan terbuka. Setiap orang bisa
menampilkan wajah identitas nya sesuai dengan kehendaknya. Terkadang
tidak ada kesesuaian antara dirinya di dunia nyata dan di dunia cyberspace.
Dengan kata lain identitas terkadang Animitas dan pseudonimitas.
b. Jika tidak ada proses penjagaan secara substansial mengenai ajaran islam,
terkadang terjadi pembauran dan kekaburan makna-makna ajaran islam.
Alhasil sulit membedakan antara yang profane dan yang sacral, alsi dan
palsu tiak ada sekat.
c. Seorang pengguna internet terkadang menyerap begitu saja informasi yang
di hadirkan melalui internet. Artinya, budaya kritis, budaya literasi, dan
budaya autentik tentang ajaran islam terkadang sulit dijaga dan dipelihara.

16
d. Internet dengan karakternya yang terbuka, terkadang lebih mengedepankan
imajinasi popular. Termasuk dalam wacana islam, Para perngelola
terkadang lebih mengedepankan tampilan di banding isi (content).

4. Problematika dakwah melalui media lisan


Agar lebih efektis dalam kegiatan berdakwah dalam metode ini, perlu diketahui
dan dipahami serta dipelajari tentang karakteristik metode itu sendiri. Berikut ini
adalah beberapa porblematika dakwah melalui media lisa, yaitu:

a. Da’I sukar mengetahui pemahaman mad’u terhadap ppesan yang


disampaikan.
b. Metode ceramah lebih sering bersifat komunikasi satu arah (one-way
communication chanel).
c. Sukar menjajaki pola berpikir mad’u dan pusat perhatiannya.
d. Da’I cenderung bersifat otoriter.
e. Apabila da’I tidak dapat menguasai keadaan dan kondisi saat ceramah,
biasanya akan sedikit membosankan. Namun bila terlalu berlubihan teknis
dakwah, dikhwatirkan inti dan isi ceramah menjadi kabur dan dangkal.

5. Pemecahan Problematika
Agar problematika dakwah diatas tidak semakin kusut dan berlarut larut. Oleh
karena itu semuanya harus di menej kembali dengan menejemen dakwah yang
professional dan di hendel oleh tenaga-tenaga berdedikasi tinggi, mau berkorban
dan ikhlas beramal. Mengingat potensi umat islam yang potensial masih sangat
terbatas, maka ada baik nya kita coba memilah dan memilah mana yang tepat untuk
diberikan skala prioritas dalam penganganan nya. Sehingga dana, tenaga dan fikiran
dapat lebih terarah, efektif, dan produktif dalam penggunaanya.

Menurut Prof. Dr. H. M. Amien Rais, MA. dalam Saifullah, menawarkan liam
“Pekerjaan Rumah” yang perlu di selesaikan, agar dakwah islam di era informasi
sekarang tetap relavan, efektif, dan produktif.

Pertama, perlu ada pengkaderan yang serius untuk memproduksi juru-juru


dakwah dengan pembagian kerja yang rapi. Ilmu tabligh belaka tidak cukup untuk

17
mendukung proses dakwah, maelainkan diperlukan pula berbagai penguasaan
dalam ilmu-ilmu teknologi informasi yang paling mutakhir.

Kedua, setiap organisasi islam yang berniat dalam tugas-tugas dakwah perlu
membangun labolatorium dakwah. Dari hasil “labda” ini akan dapat diketahui
masalah-masalah rill dilapangan, agar jelas apa yang akan dilakukan.

Ketiga, proses dakwah tidak boleh lagi terbtas pada dakwah bil liasan, tapi
harus diperluas dengan dakwah bil hal, bil-kitaabah (lewat tulisan), bil-hikmah
(dalam arti politik), biliqtishadiah (ekonomi), dan sebagainya. Yang jelas, Action,
speak louder than word.

Keempat, Media masa cetak terutama media elektronik harus di pikirkan dari
sekarang. Media masa cetak dan elektronik harus dapat membuat seseorang tertarik
untuk membacanya atu menonton nya.

Kelima, merebut remaja adalah tugas dakwah islam jangka panjang. Anak-anak
dan para remaja kita adalah asset yang tak ternilai. Mereka wajib kita selamatkan
dari pengikisan akidah yang terjadi akibat invasi nilai-nilai non islami kepada
jantung berbagai komunitas islam di Indonesia. Bila anak-anak dan remaja kita
memilki benteng tangguh (al-hususn al-hamidiyah) dalam era globalisasi dan
informasi sekarang ini, In syaa Allah masa depan dakwah kita akan tetap ceria.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk mengetahui serta memahami keberagaman media dakwah seiring


berjalannya waktu dan perkembangan zaman serta teknologi yang berkembang pesat,
khususnya pada era globalisasi saat ini, kita harus mengetahui dan memahami
bagaimana dinamika perkembangan media dakwahnya dari waktu ke waktu. Dan kita
juga harus mengetahui dan memahami problematika apa yang dialami pada
perkembangan media dakwah serta bagaimana cara pemecahan problematika pada
media dakwah tersebut.

Pengertian media secara etimologis kata “media” berasal dari bahasa Latin,
yaitu “medius” yang artinya tengah, perantara, atau pengantar. stilah “media” pada
umumnya merujuk pada sesuatu yang dijadikan sebagai wadah, alat, atau sarana untuk
melakukan komunikasi. Jadi secara umum, pengertian media adalah suatu alat
perantara atau pengantar yang berfungsi untuk menyalurkan pesan atau informasi dari
suatu sumber kepada penerima pesan. Dengan kata lain, media dapat didefinisikan
sebagai sarana untuk menyampaikan suatu pesan.

Secara umum, suatu media memiliki fungsi yang sama, beberapa diantaranya adalah:

• Sebagai sarana informasi kepada masyarakat.


• Membantu mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
• Sebagai sarana untuk mengekspresikan pendapat, ide, dan gagasan kepada
khalayak.
• Sebagai sarana untuk mendapatkan hiburan, relaksasi, dan pengalihan perhatian
dari ketegangan sosial.
• Sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat secara umum, dan bagi para siswa
secara khusus.
• Sebagai sarana untuk melakukan pengawasan atau kontrol sosial bagi masyarakat.

19
Jenis-jenis media adalah sebagai berikut:

1. Media Audio, yaitu jenis media yang melibatkan indera pendengaran (telinga)
yang memanipulasi kemampuan suara.
2. Media Visual, yaitu jenis media yang melibatkan indera penglihatan (mata).
• Media visual verbal, yaitu media visual yang berisi pesan verbal atau pesan
linguistik berbentuk tulisan.
• Media visual grafis, yaitu media visual yang berisi pesan non-verbal
dimana pesan berupa simbol-simbol atau unsur-unsur grafis.
• Media visual non-cetak; media visual yang berisi pesan dalam bentuk tiga
dimensi.
3. Media Audio Visual, yaitu jenis media yang melibatkan indera pendengaran dan
indera penghlihatan secara bersamaan dalam satu proses.

Dakwah berasal dari kata da'a yang artinya memanggil, mengundang, ajakan,
imbauan dan hidangan. Dalam Al Quran, kata dakwah ini memiliki makna hampir sama
dengan tabligh, nasihat, tarbiyah, tabsyir, dan tanzdir. secara etimologi dakwah berasal
dari bahasa Arab dari kata da'a-yad'u-da'watan. Kata tersebut memiliki kesamaan
makna dengan an Nida' yang artinya memanggil, mengajak, menyeru. Ulama tafsir
Quraish Shihab mendefinisikan dakwah sebagai seruan atau ajakan kepada keinsafan
atau usaha mengubah situasi menjadi lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi
maupun masyarakat. Menurutnya, dakwah harus dilaksanakan dengan rendah hati,
bijaksana, dan penuh sopan santun. Jadi, yang dimaksud media dakwah adalah
peralatan yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada
penerima dakwah. Pada zaman modern seperti sekarang ini, seperti televisi, video,
kaset rekaman, majalah, dan surat kabar.

Beberapa media dakwah diantaranya bisa melalui sinetron, surat kabar, musik,
media tulis/cetak, saluran visual, saluran tertulis, saluran audio, saluran audio visual,
melalui keteladanan dari public figure, dan juga dapat melalui media sosial.

Media penyebaran juga memiliki dinamika, periode turunnya kewajiban berdakwah


dibagi menjadi dua, yang pertama periode lemah dimana dakwah masih dilakukan
secara sembunyi-sembunyi dimana Rasulullah menggunakan media indivial dengan
20
cara memberikan nasehat secara lisan. Kedua, periode kuat yang ditandai hijrahnya
rasulullah ke Yastrib, dimana pengembangan strategi dakwah dengan menyediakan
tempat untuk berlangsungnya sarana pendidikan pendidikan. Perkembangan wasilah
ad-dakwah keberadaan media sangat berpengaruh terhadap isi dan pemilihan metode
dakwah yang akan disampaikan pada masyarakat. Media dapat membentuk opini
bahkan mengubah perilaku masyarakat. Seiring dengan itu, kehadiran media membawa
nilai positif juga negatif. Tentunya dakwah melalui media diarahkan pada pembentukan
perilaku yang baik bagi masyarakat sehingga media mampu memberi kontribusi
melalui pemberitaan dalam penyebarluasan dakwah dikalangan masyarakat.

Dalam berdakwah ternyata banyak masalah-masalah dan tantangan yang harus di


dahapi, contohnya problematika di media penyebaran dakwah. Diantaranya
problematika dakwah melalui media elektronik seperti terjadinya pencampuran antara
haq dan bathil serta kurangnya keteladanan yang diperankan oleh artis saat di dalam
atau di luar panggung, problematika dakwah melalui media cetak/tulis seperti
kurangnya kesadaran umat islam akan meranan media cetak sebagai media dakwah,
problematika dakwah melalui media social seperti penyerapan informasi dari media
social atau internet ini terkadang langsung diserap tanpa ditelaah lagi, serta
problematika dakwah melalui media lisan seperti bagaimana metode dakwah untuk
berkomunikasi dan cara pemberian pemahaman.

Namun, problematika itu bisa diminimalisir dengan beberapa cara, Pertama, perlu
ada pengkaderan yang serius untuk memproduksi juru-juru dakwah dengan pembagian
kerja yang rapi. Ketiga, proses dakwah tidak boleh lagi terbtas pada dakwah bil liasan,
tapi harus diperluas dengan dakwah bil hal, bil-kitaabah (lewat tulisan), bil-hikmah
(dalam arti politik), biliqtishadiah (ekonomi), dan sebagainya., setiap organisasi islam
yang berniat dalam tugas-tugas dakwah perlu membangun labolatorium dakwah.
Keempat, Media masa cetak terutama media elektronik harus di pikirkan dari sekarang.
Dan yang kelima, merebut remaja adalah tugas dakwah islam jangka panjang. Anak-
anak dan para remaja kita adalah asset yang tak ternilai.

21
B. Saran

Menurut pendapat kami, di era globalisasi dan pesatnya teknologi, kita sebagai
umat muslim harus mempergunakan kesempatan ini untuk menyebarluaskan dakwah.
Pada era ini, kita bisa melakukan dakwah bukan hanya dengan lisan tapi dengan media
lain seperti media cetak, media social, ataupun media penyiaran. Jangan sampai kita
hanya maju di teknologi tapi tidak dengan penyebaran dakwah. Kami yakin bahwa kita
semua mampu berpegang teguh pada ajaran Rasulullah saw. untuk berdakwah dengan
memanfaatkan teknologi yang semakin canggih.

22
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, Akmal. (2017). "Media Dakwah Dan Tantangannya Di Era Globalisasi". Skripsi.
Banda Aceh dan Komunikasi. UIN AR-RANIRY DARUSSALAM Banda Aceh

Aminudin. (2016). Media Dakwah. Al-Munzir Vol. 9. No. 2 November 2016. Retrived from
https://ejournal.iainkendari.ac.id/al-munzir/article/view/786, diunduh tanggal 17
Oktober 2021.

Karim, A. (2016). Dakwah Melalui Media: Sebuah Tantangan dan Peluang. Vol. 4, no 1 Juni
2016, 4, 157-172. Retrived from
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/komunikasi/article/download/2911/2082,
diunduh 17 Oktober 2021.

Ahmad, N. (2016). Problematika Dakwahtaiment di Media Dakwah. Vol 4, No. 2 Desember


2016, 229-250.

Alamsyah. (2018). Efektivitas dakwah melalui majalah. Jurnalisa Vol 04 Nomor 1/ Mei 2018,
4, 106-120. Diunduh 17 Oktober 2021

Farihah, I. ( 2013). Media Dakwah Pop. Volume 1, Nomor 2, Juli – Desember 2013, 25-45.
Retrived from https://journal.iainkudus.ac.id, diunduh 19 Oktober 2021

Hamlan. (2019). Metode Dakwah dan Pendekatan Dakwah ( Solusi Untuk Menghadapi
Problematika Dakwah Masa Kini ). Vol. 5 No. 1, Juni 2019, 5. Retrived from
http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/, diunduh pada 17 Oktober 2021

Kristina. (2021, Juni 9). Pengertian Dakwah Menurut Bahasa dan Istilah. detikEdu.

Prawiro, M. (2020). Pengertian Media: Memahami Apa Itu Media, Fungsi, dan Jenis – Jenis
Media. Retrived from https://www.maxmanmore.com/vid/umum/pengertian-
media.html, diunduh 19 Oktober 2020

Rustandi, R. (2019). Internet Sebagai Media Baru Dalam Sistem Komunikasi Dakwah Islam.
Nalar: Jurnal Peradaban dan Pemikiran IslamVol. 3, No. 2, Desember2019, 3, 89-95.
diunduh 17 oktober 2021

23
Salim, A. (2015). "Meniti Dakwah Sang Rasul". Bandung: Grama.

Zulfawzi, F. A. (2019). Metodologi dakwah. diunduh 17 oktober 2021

24

Anda mungkin juga menyukai