Anda di halaman 1dari 53

KARYA TULIS ILMIAH

IMPACT SOSIAL MEDIA TERHADAP PENGGUNANYA


Dosen pengampu: Andik Riyanto, M.Si

Disusun oleh:

Hifzul awalin
2241912054

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
saya bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul“Impact sosisal media terhadap
penggunanya”. Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu memenuhi tugas Bahasa
Indonesia.
Laporan ini dapat terselesaikan karena ada bimbingan dari Bapak Andik Riyanto,
M.Si selaku Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia . Oleh karena itu, saya sebagai penulis
mengucapkan terima kasih karena telah membimbing saya untuk menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini.
Saya sebagai penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih
banyak kekurangan. Dan sebagai penulis saya mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini
dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap
pembaca dan juga dapat bermanfaat bagi pembaca atau siapa saja yang membutuhkan.

Samarinda, 20 November, 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
Latar belakang...................................................................................................................................4
Rumusan Masalah.............................................................................................................................5
Tujuan................................................................................................................................................5
Manfaat.............................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
Pengertian social media.....................................................................................................................6
Pengertian komunikasi dalam bersosial media................................................................................11
Hubungan komunikasi dengan media social....................................................................................15
Sejarah perkembangan media social...............................................................................................16
Kalfikasi media social.......................................................................................................................17
Fungsi media social.........................................................................................................................19
Dampak positif dari media social.....................................................................................................20
Dampak negative dari social media.................................................................................................21
Peran media social...........................................................................................................................24
Pengaruh social media terhadap perubahan social.........................................................................25
Perkembangan media social............................................................................................................28
Kecanduan media social..................................................................................................................29
Aspek kecanduan media social........................................................................................................30
Faktor faktor kecanduan media social.............................................................................................31
Hasil dan surve dalam kecanduan social media...............................................................................32
Detox media social..........................................................................................................................38
Mengenal Detoks Media Sosial dan Tanda Kamu Perlu Melakukannya............................................38
Manfaat Detoks Media Sosial........................................................................................................38
Tips Melakukan Detoks Media Sosial..............................................................................................40
Etika dalam bersosial media............................................................................................................41
Berbagai aplikasi social media.........................................................................................................44

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kehadiran internet sebagai media komunikasi modern telah membuat dunia menjadi
semakin mudah digenggam. Hampir semua orang memiliki perangkat medsos yang
memungkinkan untuk berkomunikasi dengan semua orang diseluruh dunia melalui media
sosial. Adapun tujuannya yaitu untuk lebih mengetahui penjelasan mengenai media sosial.
Media sosial adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan manusia.
Media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun
komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling
berkolaborasi atau bermain.
Kehadiran media sosial sebagai dampak dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi memang luar biasa. Dengan berbagai layanan yang dapat digunakan, media
sosial telah merubah cara berkomunikasi dalam masyarakat.
Kehadiran media sosial bahkan membawa dampak dalam cara berkomunikasi di segala
bidang, kehadiran media sosial tersebut ternyata membawa dampak perubahan cara
berkomunikasi dari konvensional menjadi modern dan serba digital, namun juga
menyebabkan komunikasi yang berlangsung menjadi lebih efektif. Dengan adanya media
sosial, komunikasi menjadi lebih mudah dan cepat serta lebih transparan dalam
menyampaikan informasi
Beberapa tahun terakhir, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Pesatnya perkembangan TIK menjadikan internet sebagai
alat komunikasi utama yang sangat diminati oleh masyarakat. Hal inilah yang melatar
belakangi perubahan teknologi komunikasi dari konvensional menjadi modern dan serba
digital, misalnya seperti internet.
Kehadiran internet sebagai media komunikasi modern telah membuat dunia menjadi
semakin mudah digenggam. Hampir semua orang memiliki perangkat komunikasi yang
memungkinkan untuk berkomunikasi dengan semua orang diseluruh dunia melalui media
sosial. Berkomunikasi merupakan kegiatan rutin manusia sejak mereka dilahirkan, mulai dari
tangisan sang bayi yang menyampaikan pesan berisi kebutuhan psikologis dan fisiologisnya,
sampai dengan pesan berisi kebutuhan komplementer orang dewasa. Semuanya tidak terlepas
dari proses penyampaian dan penerimaan pesan yang disebut komunikasi.
Seiring berkembangnya teknologi zaman sekarang, interaksi antar manusia bisa dilakukan
dengan cara tidak bertemu langsung, seperti menggunakan telepon, dan perangkat
komunikasi tidak langsung lainnya. Media sosial telah banyak merubah dunia.
Memutarbalikkan banyak pemikiran dan teori yang dimiliki.

4
B. Rumusan Masalah

 Apa saja dampak positif menggunakan medsos


 Apa saja dampak negative menggunakan medsos
 Bagaimana cara menggunakan medsos yang benar

C. Tujuan

 Memgajarkan kita tentang cara bersosmed agar tidak ada orang yang di rugikan atau
disalah gunakan untuk kepuasan diri sndiri

D. Manfaat

 Memungkinkan untuk berkomunikasi dengan siapa pun tanpa adanya hambatan jarak
 memudahkan kita dalam mencari informasi
 mempermudah kita dalam pembelajaran
 mengembangkan koneksi social

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian social media

Media sosial adalah sebuahmedia online, dengan parapenggunanya bisa dengan


mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,jejaring sosial, wiki, forum
dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media social yang paling
umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media onlineyang mendukung
interaksi sosialdan media sosial menggunakant eknologi berbasis web yang mengubah
komunikasi menjadi dialog interaktif. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan
media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di
atas dasar ideologi dan teknologi, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran
user-generated content”

Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi,
kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi.
Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional
menggunakan mediacetak dan media broadcast, makamedia sosial menggunakan internet.

6
Media sosial mengajak siapa sajayang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi
kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam
waktu yang cepat dan takterbatas.

Boyd dalam Nasrullah (2015) media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang
memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan
dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain.

Media sosial memiliki kekuatan pada usergenerated content (UGC) dimana konten
dihasilkan oleh pengguna, bukan oleh editor sebagaimana di instansi media massa. Van Dijk
dalam Nasrullah (2015) menyatakan bahwa media sosial adalah platform media yang
memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktifitas
maupun berkolaborasi.

Karena itu media social dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang
menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus sebuah ikatan sosial.

Pada intinya, dengan sosial media dapat dilakukan berbagai aktifitas dua arah dalam
berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi, dan saling berkenalan dalam bentuk tulisan, visual
maupun audiovisual. Sosial media diawali dari tiga hal, yaitu Sharing, Collaborating dan
Connecting (Puntoadi, 2011).

Sosial media mengalami perkembangan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun,
Jika pada tahun 2002 Friendster merajai sosial media karena hanya Friendster yang
mendominasi sosial media di era tersebut, kini telah banyak bermunculan sosial media
dengan keunikan dan karakteristik masing-masing.

Sejarah sosial media diawali pada era 70-an, yaitu ditemukannya sistem papan buletin
yang memungkinkan untuk dapat berhubungan dengan orang lain menggunakan surat
elektronik ataupun mengunggah dan mengunduh perangkat lunak, semua ini dilakukan masih
dengan menggunakan saluran telepon yang terhubung dengaan modem.

Pada tahun 1995 lahirlah situs GeoCities, GeoCities melayani web hosting (layanan
penyewaan penyimpanan data-data website agar website dapat diakses dari manapun).
GeoCities merupakan tonggak awal berdirnya websitewebsite.

Pada tahun 1997 sampai tahun 1999 munculah sosial media pertama yaitu
Sixdegree.com dan Classmates.com. Tak hanya itu, di tahun tersebut muncul juga situs untuk

7
membuat blog pribadi, yaitu Blogger. situs ini menawarkan penggunanya untuk bisa
membuat halaman situsnya sendiri. Sehingga pengguna dari Blogger ini bisa memuat hal
tentang apapun.

Pada tahun 2002 Friendster menjadi sosial media yang sangat booming dan
kehadirannya sempat menjadi fenomenal. Setelah itu pada tahun 2003 sampai saat ini
bermunculan berbagai sosial media dengan berbagai karakter dan kelebihan masingmasing,
seperti LinkedIn, MySpace, Facebook, Twitter, Wiser, Google+ dan lain sebagainya.

Sosial media juga kini menjadi sarana atau aktivitas digital marketing, seperti social
media maintenance, social media endorsement dan social media activation. Ada beberapa
karakteristik dari media sosial yakni:

1. Jaringan (network), adalah infrasturktur yang menghubungkan antara komputer dengan


perangkat keras lainnya. Koneksi ini diperlukan karena komunikasi bisa terjadi jika antar
komputer terhubung, termasuk di dalamnya perpindahan data.

2. Informasi (informations), menjadi entitas penting di media sosial karena pengguna media
sosial mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan
interaksi berdasarkan.

3. Arsip (archive), bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah karakter yang
menjelaskan bahwa informasi telah tersimpan dan bias diakses kapanpun dan melalui
perangkat apapun.

4. Interaksi (interactivity), media sosial membentuk jaringan antar pengguna yang tidak
sekedar memperluas hubungan pertemanan atau pengikut (follower) semata, tetapi harus
dibangun dengan interaksi antar pengguna tersebut.

5. Simulasi sosial (simulation of society), media sosial memiliki karakter sebagai medium
berlangsungnya masyarakat (society) di dunia virtual. Media sosial memiliki keunikan dan
pola yang dalam banyak kasus berbeda dan tidak dijumpai dalam tatanan masyarakat yang
real.

6. Konten oleh pengguna (user-generated content). Di Media sosial konten sepenuhnya milik
dan berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik akun. UGC merupakan relasi simbiosis
dalam budaya media baru yang memberikan kesempatan dan keleluasaan pengguna untuk
berpartisipasi.

8
Hal ini berbeda dengan media lama (tradisional) dimana khalayaknya sebatas menjadi
objek atau sasaran yang pasif dalam distribusi pesan. Adapun konsep dasar dalam
komunikasi digital adalah:

Dunia Maya (Cyberspace) Istilah dunia maya memiliki beberapa makna berbeda.
Dalam novel William Gibson (1984/1994), Neuromancer, istilah dunia maya muncul pertama
kalinya untuk merujuk pada jaringan informasi luas yang oleh para penggunanya disebut
dengan console cowboys akan “muncul”, atau koneksi langsung dengan sistem-sistem syaraf
mereka.

Berikut adalah sebuah definisi lebih formal yang dikembangkan dari konsep Gibson
tetapi memberikan keterkaitan langsung dengan sistem syaraf, “Dunia maya adalah realita
yang terhubung secara global, didukung komputer, berakses komputer, multidimensi,
artificial, atau “virtual”, Dalam realita ini, di man setiap komputer adalah sebuah jendela,
terlihat atau terdengar objek-objek yang bukan bersifat fisik dan bukan representasi
objekobjek fisik, namun lebih merupakan gaya, karakter, dan aksi pembuatan data,
pembuatan informasi murni.

Dalam pemakaian umum saat ini, dunia maya adalah istilah komprehensif untuk world
wide web, Internet, milis elektronik, kelompok-kelompok dan forum diskusi, ruang ngobrol
(chatting), permainan interaktif multi-player, dan bahkan e-mail (Turkle, 1995). Virtual
Reality (VR) Virtual reality merujuk pada pemakaian komputer untuk mensimulasikan
sebuah pengalaman dengan cara yang sama dengan realita.

Pada jenis-jenis VR yang paling sering dipakai, seseorang memakai sarung tangan,
earphone, dan goggles yang disambungkan dengan komputer. Rangsangan berubah sesuai
dengan gerakan orang itu, misalnya menggerak-gerakkan kepala atau gerakan-gerakan
lainnya. VR mencakup interaktivitas dan multidimensi yang beroprasi pada level yang sangat
tinggi. sistem VR yang canggih dapat menjadi jawara dalam komunikasi sebuah format yang
didalamnya kita dapat berbagi pengalaman dengan orang lain.

Komunitas Maya (Virtual Community) Virtual community atau komunitas maya


adalah komunitas-komunitas yang lebih banyak muncul didunia komunikasi elektronik dari

9
pada di dunia nyata. Salah satu bentuk yang paling awal adalah bulletin komputer yang diberi
dengan menyambungkan modem pada tahun 1970- an.

Ruang chatting, e-mail, dan kelompok-kelompok diskusi via elektronik adalah contoh
baru tempat-tempat yang dapat dipakai oleh komunitas untuk saling berkomunikasi. Orang
yang tinggal di bebagai penjuru dunia yang memiliki ketertarikan sama dapat berkumpul
untuk membecirakannya dalam dunia maya.

Chat Rooms, MUD, dan Bot Fitur internet tertentu memungkinkan kita melakukan
interaksi dengan cara-cara baru dan menarik. Chat room atau runag ngobrol memungkinkan
kita berkomunikasi langsung dengan orang lain yang belum kita kenal. Game (permainan)
interaktif multiplayer memungkinkan kita melakukan peran-peran fantasi dengan orang lain.

Satu jenis permainan interaktif yang canggih adalah MUD, singkatan dari Multi-User
Dungeon atau Multi-User Domain. Para pemain dalam permainan ini memiliki sebuah peran
dan berkelana di dunia maya serta memungkinkan mereka dapat berinteraksi dengan para
pemain lainnya.

Interaktivitas Satu masalah dalam mendefinisikan interaktivitas adalah bahwa ia dipakai


minimal dalam dua makna berbeda. Orangorang dengan latar belakang ilmi komputer
cenderung memaknainya sebagai interaksi pengguna dengan komputer sebagaimana
permainan-permainan interaktif. Definisi seacam itu menyebutkan bahwa interaktivitas
“berarti kemampuan pengguna untuk berkomunikasi secara langsung dengan
komputer dan memiliki dampak pada pesan apa pun yang sedang dibuat” (Dillon dan
Leonard, 1998).

10
B. Pengertian komunikasi dalam bersosial media

Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan
manusia. Secara etimologi (bahasa), kata “komunikasi” berasal dari bahasa Inggris
“communication” memunyai kata dari bahasa latin “communicare” (Weekly, 1967: 338).
Kata “communicare” memiliki tiga arti yaitu “to make common” atau membuat sesuatu
menjadi umum, “cum + munus” berarti saling memberi sesuatu sebagai hadiah, dan “cum +
munire” yaitu membangun pertahanan bersama.

Sedangkan secara epistemologis (istilah), terdapat ratusan uraian eksplisit (nyata) dan
implisit (bersembunyi) untuk menggambarkan definisi komunikasi. Di antara ratusan definisi
tersebut ada baiknya kita simak beberapa diantaranya yaitu: menurut Wilbur Shcram
menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu perwujudan persamaan makna antara
komunikator dan komunikan.

Komunikasi tidak hanya tukar pendapat, tetapi mencakup lebih luas. Artinya, suatu
proses penyampaian pesan di mana seseorang atau lembaga tersebut berusaha mengubah
pendapat atau perilaku si penerima pesan atau penerima informasi.

Sedangkan menurut Rogers bersama D. Lawrence Kincaid (1981) menyatakan bahwa


komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan
pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling
pengertian yang mendalam.

11
Sementara Shannon dan Weaver (1949) bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi
manusia yang saling pengaruh memengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja.
Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal
ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.(Cangara,2016). Adapun tipe komunikasi adalah
sebagai berikut:

1. Komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal communication). Komunikasi dengan diri


sendiri adalah proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu, atau dengan kata lain
proses komunikasi dengan diri sendiri. Terjadinya proses komunikasi ini karena adanya
seseorang yang memberi arti terhadap sesuatu objek yang diamatinya atau terbetik dalam
pikirannya. Objek dalam hal ini bisa saja dalam bentuk benda, kejadian alam, peristiwa,
pengalaman, fakta yang mengandung arti bagi manusia, baik yang terjadi di luar maupun di
dalam diri seseorang.

2. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication). Komunikasi antarpribadi yang


dimaksud disini ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara
tatap muka, seperti yang dinyatakan R. Wayne Pace (1979) bahwa “interpersonal
communication is communication involving two or more people in a face to face setting”.
Menurut sifatnya, komunikasi antarpribadi dibagi menjadi dua macam, yakni Komunikasi
Diadik (dyadic communication) dan komunikasi kelompok kecil (small group
communication). Kominikasi diadik ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua
orang dalam situasi tatap muka, komunikasi diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam tiga
bentuk, yakni percakapan, dialog, dan wawancara. Sedangkan komunikasi kelompok kecil
adalah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka,
dimana anggota- anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya.

3. Komunikasi publik (public communication). Komunikasi publik biasa disebut komunikasi


pidato, komunikasi kolektif, komunikasi retorika, public speaking, dan komunikasi khalayak
(audience communication). Apapun namanya komunikasi publik menunjukkan suatu proses
komunikasi dimana pesan- pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di
depan khalayak yang lebih besar.

4. Komunikasi Massa (Mass Communication). Komunikasi massa dapat di definisikan


sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang
melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis

12
seperti radio, televisi, surat kabar, dll. Begitu pentingnya komunikasi dalam hidup manusia,
maka Harold D. Lasswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain

o manusia dapat mengontrol lingkungannya,


o beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada,
o melakukan transformasi warisan sosial kepada generasi berikutnya.

Komunikasi pada dasarnya dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain:

1) Komunikasi sebagai Proses. Jika komunikasi dipandang sebagai proses, komunikasi yang
dimaksud adalah suatu kegiatan yang berlangsung secara dinamis. Sesuatu yang didefinisikan
sebagai proses berarti unsu-unsur yang ada didalamnya bergerak aktif, dinamis, dan tidak
statis. Demikian Berlo dalam bukunya The Process of Communication (1960). Dilihat dari
konteks komunikasi antarpribadi, proses menunjukkan adanya kegiatan pengiriman pesan
dari seseorang kepada

orang laind Sementara itu, dari konteks komunikasi massa, proses dimulai dari kegiatan
pengumpulan, pengolahan, dan penyebaran berita dari penerbit atau stasiun televisi kepada
khalayak.

2) Komunikasi sebagai Simbolik. Hampir semua pernyataan manusia baik yang ditujukan
untuk kepentingan dirinya, maupun untuk kepentingan orang lain dinyatakan dalam bentuk
simbol. Hubungan antara pihak-pihak yang ikut serta dalam proses komunikasi banyak
ditentukan oleh simbol atau lambing-lambang yang digunakan dalam berkomunikasi. Simbol
dapat dinyatakan dalam bentuk bahsa lisan atau tertulis (verbal) maupun melalui isyarat-
isyarat tertentu (nonverbal). Simbol membawa pernyataan dan diberi arti oleh penerima,
karena itu memberi arti terhadap simbol yang dipakai dalam berkomunikasi bukanlah hal
yang mudah melainkan suatu persoalan yang cukup.

3) Komunikasi sebagai Sistem. Sistem seringkali didefinisikan sebagai suatu aktivitas di


mana semua komponen atau unsure yang mendukungnya saling berinteraksi satu sama
laindalam menghasilkan luaran (Semprivivo, 1982), atau dengan kata lain seperangkat
komponen yang saling bergantung satu sama lain. Suatu sistem komunikasi memerlukan sifat
yang sistemik, yakni menyeluruh, saling bergantung, berurutan, mengontrol dirinya,
seimbang, berubah, addaptif, dan memiliki tujuan. Menyeluruh berarti semua komponen yang
membangun sistem itu merupakan satu kesatuan yang integrative yang tidak bisa dipisahkan
satu sama lainnya. Oleh karena itu, dalam proses kerjanya semua komponen saling

13
berinteraksi. Dari segi bentuknya sistem dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni sistem
terbuka (open system) dan sistem tertutup (closed system). Sistem terbuka adalah sistem
dimana prosesnya terbuka dari pengaruh lingkungan yang ada di sekitarnya, sedangkan
sistem yang tertutup adalah sistem dimana prosesnya tertutup dari pengaruh luar
(lingkungan).

4) Komunikasi Sebagai Aksi. Komunikasi boleh dikata tidak pernah terjadi tanpa aksi,
apakah itu diucapkan, ditulis, maupun dilakukan dalam bentuk isyrat. Bahkan gerakan dalam
bentuk diam juga merupakan suatu aksi. Oleh karena itu aksi (action) merupakan suatu
tindakan yang dilakuka oleh seseorang, maka pada suatu saat ia berhubungan dengan orang
lain, maka ia melakukan interaksi. Jika pada tindakan aksi sifatnya linear dilakukan oleh
seseorang sebagai pelaku komunikasi, maka pada tindakan interaksi komunikasi menuntut
adanya umpan balik antara pihakpihak yang ikut dalam proses komunikasi. Dalam konteks
ini, maka para pelaku komunikasi berada pada deraja atau kedudukan yang sama, dan bisa
mempengaruhi satu sama lain.

5) Komunikasi Sebagai Aktivitas Sosial. Sudah menjadi sifat manusia yakni selalu berusaha
untuk berhubungan dengan sesamanya. Upaya ini dilakukan untuk menghilangkan
keterasingan mereka, dan juga keinginan untuk mengetahui apa yang terjadi di luar dirinya
(communication is human). Hubungan antara sesama manusia, apakah itu dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, ataukah untuk kepentingan aktualisasi diri dalam
membicarakan masalah-masalah politik, sosial, budaya, seni, dan teknologi. Semuanya hanya
dapat dipenuhi melalui komunikasi.

6) Komunikasi Sebagai Multidimensional. Kalau komunikasi dilihat dari perspektif


multidimensional, ada dua tingkatan yang dapat diidentifikasikan, yakni dimensi isi (content
dimension) dan dimensi hubungan (relationship dimension). Dalam komunikasi
antarmanusia, kedua dimensi ini tidak terpisah satu sama lain. Dimensi ini menunjukkan pada
kata, bahasa, dan informasi yang dibawa oleh pesan, sementara dimensi hubungan
menunjukkan bagaimana peserta komunikasi berinteraksi satu sama lain.

C. Hubungan komunikasi dengan media social


Laju perkembangan informasi dan teknologi dalam bingkai globalisasi yang semakin
pesat turut berpengaruh pada meningkatnya penggunaan media sosial dalam masyarakat.

14
Beberapa media sosial yang berkembang saat ini, seperti facebook, instagram, dan twitter,
telah melahirkan gaya hidup baru dalam kehidupan sosial bermasyarakat.

Dengan menggunakan media sosial, seseorang dapat menjalin pertemanan dan saling
berinteraksi dengan siapapun, kapanpun, dan di mana saja (Mansyur, 2016). Lebih lanjut,
Mansyur (2018) menjelaskan bahwa di Indonesia media sosial menjadi media paling populer
digunakan semua lapisan masyarakat untuk berkomunikasi. Merujuk pada hasil survei
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2016, pengguna internet di
Indonesia telah mencapai 132,7 juta orang, dan facebook menjadi konten media sosial yang
paling sering dikunjungi, yakni sebesar 54%, disusul instagram, youtube, dan twitter
(Mansyur, 2018).

Adapun hubungan komunikasi dengan media sosial adalah sangat erat karena dengan
adanya media sosial maka komunikasi menjadi semakin cepat dan mudah untuk dilakukan,
baik itu dengan komunikasi dengan cara meng-chat, telepon, ataupun dengan video call.

Disadari atau tidak, kehadiran media baru khususnya media sosial telah memberikan
pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan manusia sebagai seorang individu maupun
masyarakat secara umum. Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi baru telah
mengubah perilaku manusia dalam menggunakan teknologi.

Hal ini mengakibatkan manusia menemukan cara-cara baru dalam pencarian informasi
yang dilakukan tidak hanya melalui komunikasi dua arah dan proses komunikasi simetris
(anggota komunikasi yang berinteraksi dapat untuk berinteraksi secara real time dan setiap
partisipan secara simultan berperan sebagai pengirim pesan dan penerima pesan).

Dengan demikian, media sosial memberikan pengaruh dalam proses interaksi sosial
serta hubungan sosial yang dilakukan oleh individu dengan individu lainnya. Proses interaksi
sosial dan hubungan sosial yang melibatkan komunikasi berakibat pada pola komunikasi.

15
D. Sejarah perkembangan media social

Sosial media mengalami perkembangan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun,
Jika pada tahun 2002 Friendster merajai sosial media karena hanya Friendster yang
mendominasi sosial media di era tersebut, kini telah banyak bermunculan sosial media
dengan keunikan dan karakteristik masing-masing.

Sejarah sosial media diawali pada era 70-an, yaitu ditemukannya sistem papan buletin yang
memungkinkan untuk dapat berhubungan dengan orang lain menggunakan surat elektronik ataupun
mengunggah dan mengunduh perangkat 20 lunak, semua ini dilakukan masih dengan menggunakan
saluran telepon yang terhubung dengaan modem.

Pada tahun 1995 lahir lah situ Geo Cities, Geo Cities melayani web hosting (layanan
penyewaan penyimpanan data-data website agar website dapat diakses dari manapun). Geo
Cities merupakan tonggak awal berdirnya website-website. Pada tahun 1997 sampai tahun
1999 munculah sosial media pertama yaitu Sixdegree.com dan Classmates.com.

Tak hanya itu, ditahun tersebut muncul juga sitsuntuk membuat blog pribadi, yaitu
Blogger. situs ini menawarkan penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri.
Sehingga pengguna dari Blogger ini bisa memuat hal tentang apapun.

16
Pada tahun 2002 Friendster menjadi sosial media yang sangat booming dan
kehadirannya sempat menjadi fenomenal. Setelah itu padatahun 2003 sampai saat ini
bermunculan berbagai sosial media dengan berbagai karakter dan kelebihan masing-masing,
seperti LinkedIn, MySpace, Facebook, Twitter, Wiser, Google+ dan lain sebagainya. Sosial
Media juga kini menjadi sarana atau aktivitas digital marketing, seperti Social Media
Maintenance, Social Media Endorsement dan Social Media Activation. Oleh karena itu,
Sosial Media kini menjadi salah satu servisyang ditawarkan oleh Digital Agency.

E. Kalfikasi media social

Media sosial teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk majalah, forum internet,
weblog, blog sosial, micro blogging, wiki, podcast, foto atau gambar,v ideo, peringkat dan
bookmark sosial.

Dengan menerapkan satu setteoriteori dalam bidang media penelitian (kehadiran


sosial, mediakekayaan) dan proses sosial (self-presentasi, self-disclosure) Kaplandan
Haenlein menciptakan skemaklasifikasi untuk berbagai jenismedia sosial dalam artikel
HorizonsBisnis mereka diterbitkan dalam2010.

17
Menurut Kaplan dan Haenleinada enam jenis media sosial :

1. Proyek Kolaborasi. Website mengijinkan usernya untuk dapat mengubah, menambah,


ataupun me-removekonten –konten yang ada diwebsite ini. contohnya wikipedia.

2. Blog dan Microblog. User lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blogini seperti
curhat ataupun mengkritik kebijakan pemerintah. contohnya twitter.

3. Konten Para user dari pengguna websiteini saling meng-share konten – konten media, baik
seperti video, ebook, gambar, dan lain – lain. contohnya youtube.

4. Situs Jejaring Sosial. Aplikasi yang mengizinkan useruntuk dapat terhubung dengancara
membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain. Informasi pribadi itu
bisa seperti foto – foto. contoh facebook.

5. Virtual Game World. Dunia virtual, dimana mengreplikasikan lingkungan 3D, dimana user
bisa muncul dalambentuk avatar – avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan orang
lain selayaknya didunia nyata. contohnya gameonline.

6. Virtual Social Word. Dunia virtual yang dimana penggunanya merasa hidup didunia
virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan yang lain. Namun, Virtual
Social World lebih bebas, dan lebih kearah kehidupan, contohnya second life.

18
F. Fungsi media social

Ketika kita mendefinisikan media sosial sebagai sistem komunikasi maka kita harus
mendefinisikan fungsi-fungsi terkait dengan sistem komunikasi, yaitu :

§  Administrasi
     Pengorganisasian profil karyawan perusahaan dalam jaringan sosial yang relevan
dan relatif dimana posisi pasar anda sekarang. Pembentukan pelatihan kebijakan
media sosial, dan pendidikan untuk semua karyawan pada penggunaan media sosial.
Pembentukan sebuah blog organisasi dan integrasi  konten dalam masyarakat    yang
relevan. Riset pasatr untuk menemukan dimana pasar anda.

§  Mendengarkan dan Belajar


       Pembuatan sistem pemantauan untuk mendengar apa yang pasar anda inginkan,
apa yang relevan dengan mereka.

19
§  Berpikir dan Perencanaan
     Dengan melihat tahap 1 dan 2, bagaiman anda akan tetap didepan pasar dan
begaiman anda berkomunikasi ke pasar. Bagaiman teknologi sosial meningkatkan
efisiensi operasional hubungan pasar.

§  Pengukuran
      Menetapkan langkah-langkah efektif sangat penting untuk  mengukur apakah
metode yang digunakan, isi dibuat dan alat yang anda gunakan efektif
dalam  meningkatkan posisi dan hubungan pasar anda.
 

G. Dampak positif dari media social

Dampak positif dari media sosial adalah memudahkan kita untuk berinteraksi dengan
banyak orang, memperluas pergaulan, jarak dan waktu bukan lagi masalah, lebih mudah
dalam mengekspresikan diri, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat, biaya
lebih murah.

Contoh diantaranya:

a. Dengan media sosial, kita dapat dengan mudah berinteraksi dengan siapa saja termasuk
artis favorit kita yang juga menggunakan media sosial terkenal seperti Facebook dan Twitter.

20
b. Memperluas pergaulan Media sosial membuat kita bisa memiliki banyak koneksi dan
jaringan yang luas. Tentu saja hal ini berdampak positif bagi orang yang ingin mendapatkan
teman atau pasangan hidup dari tempat yang jauh atau negara asing.

c. Jarak dan waktu bukan lagi masalah Di era media sosial seperti sekarang ini, hubungan
jarak jauh bukan lagi halangan besar karena kita tetap dapat berinteraksi dengan orang lain
kapan saja walaupun dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh.

d. Lebih mudah dalam mengekspresikan diri Media sosial memberikan sarana baru bagi
manusia dalam mengekspresikan diri. Orang biasa, orang pemalu, atau orang yang selalu
gugup mengungkapkan pendapat di depan umum akhirnya mampu menyuarakan diri mereka
secara bebas.

e. Penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat Dengan media sosial, siapapun dapat
menyebarkan informasi baru kapan saja, sehingga orang lain juga dapat memperoleh
informasi yang tersebar di media sosial kapan saja.

f. Biaya lebih murah Bila dibandingkan dengan media lainnya, maka media sosial
memerlukan biaya yang lebih murah karena kita hanya perlu membayar biaya internet untuk
dapat mengakses media sosial.

H. Dampak negative dari social media

21
Dampak negatif dari media sosial adalah menjauhkan orang-orang yang sudah dekat
dan sebaliknya, interaksi secara tatap muka cenderung menurun, membuat orang-orang
menjadi kecanduan terhadap internet, menimbulkan konflik, masalah privasi, rentan
terhadap pengaruh buruk orang lain.

Contoh diantaranya:

a. Menjauhkan orang-orang yang sudah dekat dan sebaliknya. Orang yang terjebak dalam
media sosial memiliki kelemahan besar yaitu berisiko mengabaikan orang-orang di
kehidupannya sehari-sehari.

b. Interaksi secara tatap muka cenderung menurun Karena mudahnya berinteraksi melalui
media sosial, maka seseorang akan semakin malas untuk bertemu secara langsung dengan
orang lain.

c. Membuat orang-orang menjadi kecanduan terhadap internet Dengan kepraktisan dan


kemudahan menggunakan media sosial, maka orang-orang akan semakin tergantung pada
media sosial, dan pada akhirnya akan menjadi kecanduan terhadap internet.

d. Rentan terhadap pengaruh buruk orang lain Seperti di kehidupan sehari-hari, jika kita
tidak menyeleksi orang- orang yang berada dalam lingkaran sosial kita, maka kita akan
lebih rentan terhadap pengaruh buruk.

22
e. Masalah privasi Dengan media sosial, apapun yang kita unggah bisa dengan mudah
dilihat oleh orang lain. Hal ini tentu saja dapat membocorkan masalah-masalah pribadi
kita. Oleh karena itu, sebaiknya tidak mengunggah hal-hal yang bersifat privasi ke dalam
media sosial.

f. Menimbulkan konflik Dengan media sosial siapapun bebas mengeluarkan pendapat,


opini , ide gagasan dan yang lainnya, akan tetapi kebeasan yang berlebihan tanpa ada
kontrol sering menimbulkan potensi konflik yang akhirnya berujung pada sebuah
perpecahan.

I. Peran media social

23
Media sosial merupakan alat promosi bisnis yang efektif karena dapat diakses oleh
siapa saja, sehingga jaringan promosi bisa lebih luas. Media sosial menjadi bagian
yang sangat diperlukan oleh pemasaran bagi banyak perusahaan dan merupakan salah
satu cara terbaik untuk menjangkau pelanggan dan klien. Media sosial sperti blog,
facebook, instagram, twitter, dab youtube memiliki sejumlah manfaat bagi perusahaan
dan lebih cepat dari media konvensional seperti media cetak dan iklan TV, brosur dan
selebaran.

Media sosial memiliki kelebihan dibandingkan dengan media konvensional, antara


lain:

 Kesederhanaan
    Dalam sebuah produksi media konvensional dibutuhkan keterampilan tingkat tinggi
dan keterampilan marketing yang unggul. Sedangkan media sosial sangat
mudah digunakan bahkan untuk orang tanpa dasar IT pun dapat mengaksesnya, yang
dibutuhkan hanyalah komputer dan koneksi internet.

 Membangun Hubungan
 Media social menawarkan kesempatan tak tertandingi untuk berinteraksi dengan 
pelanggan dan membangun hubungan. Perusahaan mendapatkan sebuah feedback
langsung, ide, pengujian dan mengelola layanan pelanggan dengan cepat. Jika
menggunakan media tradisional maka tidak dapat melakukan hal-hal tersebut diatas,
melainkan media tradisional hanya melakukan komunikasi satu arah.

24
 Jangkauan Global
      Media tradisional dapat menjangkau secara global tetapi tentu saja dengan biaya
sangat mahal dan memakan waktu. Melalui media sosial, bisnis dapat
mengkomunikasikan informasi dalam sekejap, terlepas dari lokasi geografis. Media
sosial juga memungkinkan untuk menyesuaikan konten anda untuk setiap segmen
pasar dan memberikan kesempatan bisnis untuk mengirimkan pesan ke lebih banyak
pengguna.

 Terukur
Dengan sistem tracking yang mudah, pengiriman pesan dapat terukur, sehingga
perusahaan langsung dapat mengetahui efektifitas promosi. Tidak demikian dengan
media konvensional yang membutuhkan waktu yang lama.

J. Pengaruh social media terhadap perubahan social

25
Dari hasil penelitian yang dilakukan, media sosial memiliki dampak positif dan
negatif. Dampak positif penggunaan media sosial secara nyata telah membawa pengaruh
terhadap perubahan sosial masyarakat Anang Sugeng Cahyono, Pengaruh Media Sosial
Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat di Indonesia 155 kearah yang lebih baik tetapi
dampak negatif cenderung membawa perubahan sosial masyarakat yang menghilangkan
nilai – nilai atau norma di masyarakat Indonesia.

Dengan hadirnya media sosial sebagai teknologi baru, tentu saja cara hidup manusia
juga akan mengalami perubahan. Beberapa perubahan adalah semakin efektif dan
efisiennya manusia dalam memperoleh informasi tidak terhalang waktu, tempat dan biaya
yang tidak terlalu mahal.

Perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai


perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial dan segala bentuk
perubahan- perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat,
yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap dan pola
perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Masyarakat dapat berkomunikasi langsung dengan presiden melalui media sosial guna
menyampaikan saran kritik dan ide yang membangun. Jika dalam metode konvensional
masyarakat harus menjadi wakil rakyat / anggota DPR terlebih dahulu dan atau
melakukan demonstrasi didepan istana kepresidanan guna menyampaikan aspirasi,
sekarang cara tersebut cenderung ditinggalkan. Dari sisi ekonomi semakin tingginya
minat masyarakat terhadap media sosial, tidak sedikit masyarakat kita memperoleh
keuntungan dengan berbisnis melalui media sosial.

Maka masyarakat akan semakin tergantung dengan media sosial, dan hal ini akan
mempengaruhi kehidupan mereka sehari-hari. Mengakses media sosial setiap saat telah
menjadi kebutuhan manusia yang baru untuk selalu meng- update informasi karena media
sosial telah menjadi sumber informasi yang lebih aktual dibandingkan media lainnya.

Pengaruh negatif terhadap perubahan sosial masyarakat diantaranya:

 sering terjadi konflik antar kelompok – kelompok tertentu dengan berlatar


belakang suku, ras maupun agama. Mengatasnamakan agama,

26
 kelompok tertentu memiliki pengikut dengan jumlah yang banyak pada
media sosial cenderung memanfaatkan momen tertentu untuk menggerakkan
massa dalam kegiatan tertentu.

Secara langsung media sosial berpengaruh terhadap terbentukknya


kelompok – kelompok sosial tersebut dengan menanamkan prinsip, nilai dan
akidah tertentu untuk menjadi perubah sistem.

Bahkan dengan media sosial kelompok – kelompok tersebut dengan mudah,


Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat di Indonesia
mempengaruhi kondisi stabilitas sebuah negara.

Ada pula berlatar belakang kesenjangan sosial yang sering mengundang


komentar dan berujung konflik. Pola perilaku masyarakat yang menyimpang
juga sering di blow up pada media sosial seperti grop / komunitas penyuka
sesama jenis seperti kaum gay dan lesbian. Jika dilihat dari sisi interaksi sosial
pengaruh perubahan sosial di masyarakat terjadi karena semakin mudahnya
manusia berinteraksi melalui media sosial, maka interaksi sosial di dunia nyata
akan turut berkurang.

Manusia tidak perlu lagi saling bertemu secara langsung untuk


berkomunikasi, sehingga hal ini akan membentuk pola hidup masyarakat yang
semakin tertutup.

27
K. Perkembangan media social

Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut
tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan
dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone.
Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya
fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju tetapi juga
berlaku di Indonesia. Karena kecepatannya, media sosial juga mulai tampak menggantikan
peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa
memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau
koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan
media.
Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan jaringan internet bahkan
yang aksesnya lambat sekalipun tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri
tanpa karyawan. Kita sebagai pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit,
menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content
lainnya.
Media sosial mempunyai ciri-ciri, yaitu sebagai berikut :

28
 Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang namun bisa ke berbagai
banyak orang

 Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper

 Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya

 Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi

L. Kecanduan media social

a. Pengertian kecanduan media sosial

Menurut Smfart (dalam Santoso, 2013) kecanduan berasal dari kata candu yang
artinya sesuatu yang membuat seseorang ingin melakukannya secara terus menerus. Istilah
lain, kecanduan datang untuk menggantikan istilah seperti tidak dapat menguasai diri atau

29
seperti dalam keadaan mabuk dengan kadar alkohol yang berlebihan dan penggunaan opium
(Alexander & Schweighofer, 1988).

Menurut Hovart (dalam Tumangkeng, 2016), kecanduan tidak hanya terhadap zat saja
tapi juga aktivitas tertentu yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan dampak negatif.
Sedangkan menurut Cooper (2000) berpendapat bahwa kecanduan merupakan perilaku
ketergantungan pada suatu hal yang disenangi.

Individu biasanya secara otomatis akan melakukan apa yang disenangi pada
kesempatan yang ada. Orang dikatakan kecanduan apabila dalam satu hari melakukan
kegiatan yang sama sebanyak lima kali atau lebih. Kecanduan merupakan kondisi terikat
pada kebiasaan yang sangat kuat dan tidak mampu lepas dari keadaan itu, individu kurang
mampu mengontrol dirinya sendiri untuk melakukan kegiatan tertentu yang disenangi.
Seseorang yang kecanduan merasa terhukum apabila tak memenuhi hasrat kebiasaannya.

Sedangkan menurut Lee, dkk (2014) kecanduan itu sendiri didefinisikan sebagai
keadaan yang diperbudak untuk smartphone dan layanan terkait. Hal ini juga dapat
digambarkan sebagai penggunaan tak terkendali dan merusak smartphone dan diakui sebagai
gangguan penggunaan layanan terkait seperti media sosial.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kecanduan adalah perilaku
ketergantungan pada sesuatu yang disenangi sehingga individu tersebut akan melakukannya
secara berulang-ulang dan kurang mampu untuk mengontrol dirinya sehingga berdampkan
negatif terhadap diri individu itu sendiri.

Aspek kecanduan media social


Adapun aspek kecanduan media sosial yang digunakan dalam skala alat ukur
Menayes (2015) ini merupakan hasil adaptasi dari IAT (Internet Addiction Test) Young
(1996) disesuaikan dengan konteks kecanduan media sosial yang mengacu pada dimensi
kecanduan internet :

 Social Consequences (Konsekuensi sosial) Social Consequences atau konsekuensi


sosial merupakan cerminan penggunaan sosial media yang mempengaruhi kegiatan
seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

30
 Time Displacement (Pengalihan Waktu) Time displacement atau pengalihan waktu
merupakan cerminan waktu yang digunakan oleh penggunan sosial media.

 Compulsive Feelings (Perasaan Kompulsif) Compulsive Feelings atau perasaan


kompulsif merupakan kecenderungan yang mencerminkan perasaan pengguna media
sosial.

M. Faktor faktor kecanduan media social

Young (2004) mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor terjadinya perilaku


kecanuan internet, di antaranya adalah:

 Akses internet gratis dan unlimited Ketika seorang pelajar berada di sekolah memiliki
hotspot area, maka pelajar tersebut berkesempatan untuk mengakses internet secara
gratis dan unlimited. Hal ini memungkinkan intensitas beraktivitas online yang
dilakukan pelajar semakin meningkat.

 Banyaknya waktu luang Sebagian besar pelajar di kelas selama 12-16 jam setiap
minggu. Waktu luang yang dimiliki pelajar dapat digunakan untuk membaca, belajar,
bermain bersama teman, atau menjelajahi lingkungan baru di luar sekolah. Namun
beberapa dari pelajar saat ini telah melupakan hal-hal tersebut dan lebih banyak
menghabiskan waktu luangnya untuk beraktivitas online.

31
 Pengalaman baru tanpa kontrol dari orang tua 21 Dalam dunia online tidak ada
kontrol dari orang tua, sehingga pelajar dapat berinteraksi dalam chat room atau
instant messaging dengan teman sepanjang malam tanpa adanya keluhan dari orang
tua.

 Tidak ada monitoring atau pemeriksaan atas apa yang mereka katakan atau lakukan
ketika online. Ketika pelajar berada di sekolah, terdapat para tenaga pendidik yang
memiliki kewajiban untuk memantau atau mengawasi setiap kegiatan pelajar. Namun
ketika pelajar melakukan aktivitas online, maka aktivitas tersebut dapat luput dari
pengawasan para tenaga pendidik.

 Intimidasi sosial atau pengasingan diri Beberapa pelajar merasa tidak dapat bergabung
dalam kelompok pertemanan di sekolahnya. Tapi ketika pelajar tersebut mencoba
bergabung dalam kelompok pertemanan atau komunitas di dunia maya, mereka
memiliki kesempatan untuk mendapatkan banyak teman baru dari dunia maya
khususnya dari situs jejaring pertemanan di dunia maya sebagai penghilang perasaan
tidak menyenangkan seperti marah, cemas, depresi, akibat berbagai tekanan masalah
yang dimilikinya.

Young (1996) menyebutkan delapan kriteria kecanduan internet yang berupa


pertanyaan ini disebut Internet Addiction Diagnostic Test (IAT) dan salah satunya adalah
pengguna internet menjadikan internet sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah atau
menghilangkan 22 perasaan yang tidak menyenangkan (misalnya merasa helplessness,
merasa bersalah, cemas, depresi).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa, faktorfaktor yang


menyebabkan terjadinya perilaku kecanduan internet ataupun media sosial salah satunya
adalah pengungkapan diri yang dijadikan sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah atau
untuk meringankan suasana hati baik itu perasaan senang, cemas, ataupun sedih.

32
N. Hasil dan surve dalam kecanduan social media

Kecanduan adalah suatu kondisi yang dapat mengakibatkan individu tidak mampu
mengendalikan dirinya dan dampak negatif yang disebabkan oleh kebiasaannya (Yuwanto,
2010).

Durasi penggunan media sosial secara berlebihan dapat mengakibatkan penggunanya


mengalami kecanduan (Sari & Rinaldi, 2019). Kriteria Analisis tingkat kecanduan media
sosial pada remaja bagi individu yang mengalami kecanduan sosial media menurut Young
dan Rodgers (dalam Alrasheed & Aprianti, 2018) yaitu,

1) merasa sibuk atau asyik dengan media sosialnya,

2) merasa membutuhkan sosial media dengan meningkatkan jumlah waktu penggunaanya,

3) tidak mampu mengontrol atau mengendalikan diri untuk mengurangi penggunaan sosial
media yang berlebihan

4) merasa gelisah, murung, depresi, atau marah ketika mencoba untuk mengurangi serta
menehntikan enggunaan sosial media,

5) menggunakan media sosial lebih lama daripada yang direncanakan,

6) menggunakan media sosial sebagai jalan keluar pada masalah yang dihadapi.

Berdasarkan hasil analisis pengolahan instrumen kecanduan media sosial remaja, maka
dispesifikasikan menjadi 5 kategori tingkat kecanduan yang ditinjau dari karakteristik
kecanduan secara umum, dapat dilihat pada table

Tabel 1

No Katagori Interval F %
1. Sangat tinggi 144-170 0 0
2. Tinggi 117-143 34 13,6
3. Sedang 90-116 162 64,8
4. Rendah 63-89 51 20,4

33
5. Sangat rendah <62 3 1,2
jumlah 250 100

Pada tabel 1, disajikan data kecanduan media sosial pada remaja secara umum berada
pada kategori sedang, yaitu 162 remaja dengan persentase sebesar 64,8%, kemudian terdapat
remaja yang memiliki kecanduan media sosial dengan kategori rendah dengan persentase
20,4%, selanjutnya juga ditemukan remaja yang berada pada kategori kecanduan yang tinggi
dengan persentase sebesar 13,6%, dan 1,2% remaja berada di kategori sangat rendah.

Hal ini menunjukkan bahwa remaja di SMK Negeri 3 kota Padang dalah aktivitasnya
sering mengakses media sosial dan merasa ada yang kurang apabila tidak dapat mengkases
media sosial.

Beberapa ciri remaja yang mengalami kecanduan media sosial diantaranya adalah
penggunaan yang berlebihan, kegelisahan ketika tidak dapat mengakses media sosial,
meningkatnya toleransi terhadap penggunaan media sosial dan isolasi sosial (Rosyidah,
2016).

Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Azizan (2016) pada siswa
di SMKN 1 Bantul yang berada pada kategori sedang dengan persentase 84%, hal ini
disebabkan rendahnya kepercayaan diri remaja di kehidupan nyata, sehingga membuat
remaja lebih memilih media sosial menjadi tempat mengekspresikan diri.

Karakteristik yang mempengaruhi munculnya perilaku kecanduan media sosial adalah


salience, mood modification, tolerance, withdrawal, conflict, dan relapse (Griffiths, 2005).
Kecanduan merupakan diagnosis psikologis yang serius berdasarkan kriteria spesifik yang
mengganggu kehidupan manusia (Parks, 2013).

Sejalan dengan hal itu Coombs & Howatt juga menyatakan kecanduan diwujudkan
melalui penggunaan bahan kimia atau perilaku, kecanduan pada umumya memiliki beberapa
karakteristik (Coombs & Howatt, 2005) diantaranya adalah,

1) compulsive use merupakan penggunaan kompulsif yang memiliki tiga elemen, penguatan,
keinginan, dan kebiasaan. Penguatan terjadi saat zat atau perilaku adiktif pertama kali

34
digunakan memberikan kesenangan atau kenyamanan. Ketika seseorang terus menelan
substansi atau terlibat dalam perilaku, toleransi berkembang dan dibutuhkan dosis yang lebih
besar untuk mendapatkan kesenangan atau kenyamanan yang diinginkan,

2) loss of control artinya kehilangan kendali pada diri sendiri membuat pengguna media
sosial tidak bisa memprediksi atau menentukan berapa banyak waktu yang telah dihabiskan
hanya untuk membuka media sosial. Begitu pengguna yang mengalami kecanduan membuka
media sosialnya, ia akan sulit atau tidak bisa berhenti dari aktivitasnya di media sosial,

3) continued use despite adverse consequences artinya adanya konsekuensi negatif jika
perilaku tetap dilanjutkan. Seseorang yang mengalami kecanduan mungkin tidak menyadari
konsekuensi negatif yang dapat merugikan dirinya,

4) tolerance, toleransi merupakan adaptasi seseorang terhadap apa yang digunakannya secara
terus-menerus yang mengakibatkan kebutuhan penggunaan media sosial semakin banyak
dalam artian durasi penggunaan yang berlebihan,

5) withdrawal yang merupakan gejala penarikan yang muncul akibat perilaku yang
dihentikan, pengguna media sosial yang mengalami kecanduan akan mengalami efek yang
tidak menyenangkan seperti perasaan yang tidak nyaman atau kekurangan akan suatu hal
ketika tidak mengkses media sosialnya.

Kriteria-kriteria tersebut berupa keinginan untuk selalu membuka media sosial,


keinginan untuk menghabiskan waktu di media sosial, merasa tidak nyaman ketika tidak bias
membuka media sosial, tidak bisa mengontrol diri ketika mengakses media sosial yang
mengakibatkan individu mengabaikan kegiatan produktif seperti belajar, olahraga,
komunikasi face to face, dll (Bilgin, Sahin & Togay, 2020).

Berikut data yang didapat dari hasil instrumen kecanduan media sosial berdasarkan
kriteria compulsive use.

Tabel 2. Hasil instrumen kecanduan media sosial berdasarkan kriteria compulsive use

35
Aspek katagori Interval f %
Compulsive use Sangat tinggi 30-35 4 1,6
Compulsive use Tinggi 24-29 36 14,4
Compulsive use Sedang 18-23 119 47,6
Compulsive use Rendah 12-17 87 34,8
Compulsive use Sangat rendah <11 4 1,6
Jumlah 250 100

Berdasarkan tabel 2, ditemukan bahwa tingkat kecanduan media sosial pada kriteria
compulsive use secara umum berada pada kategori sedang, dengan persentase sebesar 47,6%,
sedangkan remaja yang berada pada kategori rendah berada pada persentase 34,8%,
selanjutnya ditemukan juga remaja yang berada pada kategori tinggi dengan persentase
14,4%, sangat rendah dengan persentase 1,6%, namun terdapat juga remaja yang berada pada
kategori sangat tinggi dengan capaian persentase sebesar 1,4%. Hal ini menunjukkan bahwa
cukup banyaknya remaja di SMK Negeri 3 kota Padang yang mengalami kecanduan media
sosial sehingga menyebabkan remaja mengakses media sosial secara berlebihan dan
berulang-ulang dalam kehidupan sehariharinya, seperti remaja menggunakan media sosial
sampai larut malam tanpa menyadari telah mengganggu jam istirahatnya dan membuat
remaja sulit bangun di pagi hari.

Penggunaan kompulsif atau penggunaan yang dilakukan secara berulang-ulang, rutin dan
berlebihan ini didukung oleh adanya penguatan (reinforcement), keinginan (craving), dan
kebiasaan (habit) (Coombs & Howatt, 2005). Remaja yang berada pada kategori ini selalu
berupaya agar selalu terhubung dan mudah mengakses media sosial untuk memenuhi
kepuasannya (Sahin, 2018).

Kecanduan media sosial merupakan masalah yang dapat mengakibatkan remaja mencari
kepuasan tersendiri sehingga melalaikan tanggung jawab dan kewajibannya (Wicaksono,
2020).

Hasil penelitian juga menemukan data kecanduan media sosial remaja berdasarkan durasi
penggunaannya, sebagai berikut.

36
Tabel 3. Kecanduan media sosial remaja berdasarkan durasi penggunaannya

Durasi Katagori f %
>6 jam Sangat tinggi 43 17
5-6 jam Tinggi 79 32
3-4 jam Sedang 74 29
1-2 jam Rendah 47 19
<1 jam Sangat rendah 7 3
Jumlah 250 100

Tabel 3, diperoleh bahwa tingkat kecanduan media sosial berdasarkan durasi


penggunaan media sosial pada remaja didominasi oleh kategori tinggi dengan persentase
capaian sebesar 32%, artinya ditemukan banyaknya remaja yang menghabiskan waktunya
untuk mengakses media sosial di setiap aktivitas sehari-hari, hal ini mungkin dapat
mengganggu tugas perkembangan remaja dan memberikan dampak negatif bagi remaja.

Selanjutnya diperoleh juga remaja yang berada pada kategori sedang dengan persentase
sebesar 29%, lalu 19% remaja berada pada kategori rendah, kemudian ditemukan juga
beberapa remaja yang berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase sebesar 17% dan
3% remaja berada pada kategori sangat rendah. Dari hasil data tersebut dapat disimpulkan
bahwa beberapa remaja di kota Padang mengalami masalah kecanduan media sosial dengan
durasi penggunaan ± 6 jam, hal ini memungkinkan remaja mengalami masalah di berbagai
kegiatan kesehariannya seperti mengabaikan tugas sekolah, rumah, dan mungkin membuat
remaja melalaikan kegiatan ibadah sehingga tidak produktifnya aktivitas remaja.

Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lestari, Dewi dan Chairani (2020)
bahwa ditemukan 120 remaja yang mengakses media sosial dengan waktu 3-6 jam dari total
responden sebanyak 207 remaja.

37
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, ditemukan bahwa cukup
banyak remaja yang mengalami kecanduan media sosial, dan kemungkinan terjadinya
kenaikan pada setiap kategori kecanduan di setiap individu yang memberikan dampak negatif
bagi para remaja seperti menghambat tugas-tugas perkembangannya pada fase remaja dan hal
ini mungkin akan mempengaruhi masa depan remaja.

Dengan demikian diperlukanlah cara untuk mengatasi serta menurunkan kecanduan


media sosial ini dengan pemberian layanan bimbingan dan konseling dengan pendeketan
terapeutik dan edukasional pada remaja di sekolah.

O. Detox media social

38
Mengenal Detoks Media Sosial dan Tanda Kamu Perlu Melakukannya
Detoks media sosial adalah upaya membatasi akses ke berbagai situs atau aplikasi jejaring
sosial, baik untuk sementara maupun permanen. Nah, di bawah ini adalah beberapa hal yang
bisa menjadi pertanda bahwa kamu mungkin perlu melakukan detoks sosmed:

 Merasa perlu melihat sosial media di ponsel atau gadget setiap saat


 Merasa stres, tertekan, atau cemas setelah mengakses media sosial
 Merasa takut tertinggal berita yang sedang viral, bila tidak mengakses media sosial
 Menganggap penting jumlah like dan komentar di postingan media sosial
 Sering bergadang atau sengaja bangun pagi hanya untuk mengakses media sosial
 Sulit berkonsentrasi pada hal-hal yang sedang dikerjakan karena selalu terganggu
dengan media sosial
 Mengalami masalah dalam pekerjaan atau hubungan pribadi dengan pasangan atau
keluarga karena terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial

Manfaat Detoks Media Sosial


Jika waktumu sebagian besar habis untuk media sosial, maka mungkin sudah waktunya untuk
berhenti sejenak dari dunia maya dan fokus pada kehidupanmu di dunia nyata. Pasalnya, jika
dibiarkan terus-menerus, obsesimu dengan media sosial bisa berdampak bagi kesehatan
mentalmu.
Selain itu, ada banyak juga manfaat detoks sosmed yang bisa kamu peroleh, di antaranya:

1. Menjaga kesehatan mental


Saat mengakses media sosial, sebagian besar orang cenderung akan membandingkan
hidupnya dengan hidup orang lain yang tampak lebih baik dan “sempurna" di media sosial.
Hal ini bisa memicumu untuk merasa rendah diri, malu, iri, atau bahkan membenci diri
sendiri.
Selain itu, menggunakan media sosial secara berlebihan juga bisa menyebabkan seseorang
takut atau khawatir akan tertinggal berbagai hal yang sedang tren atau viral di media sosial.
Kondisi ini disebut dengan fear of missing out (FOMO).
Bila berlarut-larut, hal-hal di atas bisa meningkatkan risikomu mengalami berbagai gangguan
mental, seperti gangguan kecemasan dan depresi. Dengan melakukan detoks media sosial,
risiko kamu mengalami masalah tersebut pun akan menurun, jadi kesehatan mentalmu bisa
tetap terjaga.

2. Menjaga kesehatan fisik


Tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan mental, melakukan detoks sosmed juga bermanfaat
untuk menjaga kesehatan fisikmu, lho.
Dengan detoks media sosial, kamu bisa terhindar dari risiko menderita berbagai gangguan
kesehatan akibat terlalu banyak menatap layer gadget, seperti sakit kepala, migrain,
dan gangguan kesehatan mata.

39
Selain itu, selama melakukan detoks media sosial, kamu juga bisa mengisi waktu yang biasa
kamu gunakan untuk mengakses media sosial dengan berbagai kegiatan yang menyehatkan,
seperti berolahraga, meditasi, atau me time.

3. Meningkatkan kualitas tidur


Beberapa riset menunjukkan bahwa penggunaan media sosial secara berlebihan, terutama di
saat sebelum tidur, dapat menyebabkan penurunan kualitas serta jam tidur dan bahkan
gangguan tidur, seperti insomnia.
Ini karena, berbagai emosi yang kamu rasakan saat mengakses media sosial, baik emosi
positif maupun negatif, dapat membuat tubuhmu tetap terjaga. Selain itu, sinar biru dari
layar gadget juga bisa menghambat pelepasan hormon melatonin, yakni hormon yang
memicu rasa kantuk.
Nah, dengan menjalani detoks media sosial, kamu bisa terhindar dari hal-hal tersebut.
Dengan begitu, kualitas dan kuantitas tidurmu pun akan meningkat. Ini juga merupakan salah
satu bentuk sleep hygiene yang baik untuk menjaga kualitas tidurmu.

4. Menjaga silaturahmi dan hubungan sosial dengan orang-orang terdekat


Sadar atau tidak, kecanduan media sosial ternyata secara tidak langsung bisa meregangkan
hubunganmu dengan orang-orang terdekat, baik itu pasangan, keluarga, atau teman.
Sebagai contoh, saat sedang quality time bersama orang-orang terdekat, alih-alih fokus
melakukan aktivitas bersama mereka, kamu malah sibuk mengakses media sosial (phubbing).
Melakukan detoks media sosial bisa membantumu untuk fokus bersosialisasi dengan orang-
orang terdekat, sehingga kedekatan hubunganmu dan silaturahmi dengan mereka tetap
terjaga.

5. Meningkatkan produktivitas
Melakukan detoks sosmed juga bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas dan
prestasimu, lho. Pasalnya, dengan melakukan detoks media sosial, kamu jadi bisa lebih fokus
dan konstentrasi terhadap hal-hal yang sedang kamu kerjakan, seperti pekerjaan, pelajaran,
atau olahraga.

Tips Melakukan Detoks Media Sosial


Untuk membantumu mendapatkan manfaat detoks media sosial secara maksimal, kamu bisa
melakukan beberapa tips di bawah ini:

 Tentukan durasi waktu untuk melakukan detoks media sosial, misalnya 1–2 bulan.
 Hapus aplikasi media sosial dari ponsel atau gadget selama kamu melakukan detoks
sosmed.
 Lakukan berbagai kegiatan positif untuk mengisi waktu tanpa media sosial, seperti
berolahraga, membaca buku, berlibur, meditasi, atau mencoba hobi baru.
 Tulis pengalaman dan perubahan apa yang kamu rasakan selama kamu melakukan
detoks media sosial.

40
Kendati memang tidak mudah untuk melakukan detoks media sosial, usahakanlah untuk tetap
konsisten dalam melakukannya.
Apabila kamu merasa kesulitan untuk melakukan detoks sosmed dan penggunaan media
sosial sudah mulai menimbulkan dampak negatif pada kondisi psikismu, jangan ragu untuk
berkonsultasi dengan psikolog, ya.

P. Etika dalam bersosial media

Social Network atau jejaring sosial merupakan salah satu fasilitas internet yang
sedang booming akhir-akhir ini. Terutama di kalangan anak muda. Seolah socmed menjadi
hal yang wajib agar menjadi gaul.

Hal inilah yang 40 kemudian melandasi permasalahan mengapa perlu untuk belajar
atau paling tidak mengetahui etika dalam berinternet. Hal ini perlu guna mencegah efek
samping dari berinternet yang tidak terduga dan tidak diharapkan.

Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti adat kebiasaan. Etika dalam
berinternet dan social network terbagi menjadi 2 jenis etika, yaitu etika tertulis dan tidak
tertulis. Etika tertulis sendiri lebih jauh terbagi menjadi 2 yaitu;

a. etika tertulis berdasar legal forum dan etika tertulis berdasar kesepakatan.

41
1. Etika tertulis kesepakatan adalah etika tertuis yang dibuat berdasar kesepakatan dari
pihak-pihak yang terkait dalam penggunaan internet dan berlaku mengikat bagi
anggotanya. Contohnya adalah peraturan kesepakatan FJB Kaskus.

2. Etika tertulis legal forum adalah peraturan perundang - undangan. Contoh-nya ada
dalam UndangUndang RI terdapat pada Nomor 11 Tahun 2008 yang menjelaskan
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

b. Etika Tidak Tertulis


Etika tidak tertulis lebih kepada sopan santun dalam menggunakan internet
sebagai media komunikasi. Dalam banyak kasus yang menyangkut social network,
umumnya pengguna entah secara sengaja atau tidak sengaja menyinggung pengguna
lain sehingga menyebabkan salah paham dan berujung pada sengketa antar pengguna.

Setiap social media memiliki masalah dengan karakteristik dan istilah masing-
masing. Contohnya seperti saling menyerang secara tersirat maupun terang-terangan
dalam tweet antar pengguna, ini disebut tweet war.

Dalam facebook yang biasa terjadi adalah hate speech. Yaitu pengungkapan
kekesalan yang seolah menghujat pihak lain yang akhirnya dapat berujung tidak
menyenangkan. Dan masih banyak kasus lainnya. Saat ini perkembangan tidak hanya
berada di situs internet saja, melainkan banyak sekali penggunaan aplikasi di
handphone dan smartphone yang fungsinya seperti media sosial di internet.

Sehingga batas dalam kehidupan sosial pun seakan-akan hambar atau tidak
terlihat ada batasnya. Padahal sebenarnya dalam kehidupan sosial itu sendiri tentu ada
batasnya, mulai dari norma, tata krama dll. Untuk user tentu membedakan hal ini
sangatlah mudah-mudah susah, kadang kita sendiri lupa dengan batas tersebut karena
terlalu asyik dengan jejaring sosial.

Kadang lupa dengan apa yang harus di share di publik atau hanya cukup
disimpan saja.

42
a. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung berkaitan
dengan masalah pornografi dan nudisme dalam segala bentuk.

b. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki tendensi


menyinggung secara langsung dan negatif masalah suku, agama dan ras (SARA),
termasuk didalamnya usaha penghinaan, pelecehan, pendiskreditan, penyiksaan serta
segala bentuk pelanggaran hak atas perseorangan, kelompok / lembaga / institusi lain.

c. Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi instruksi untuk


melakukan perbuatan melawan hukum (illegal) positif di Indonesia dan ketentuan
internasional umumnya.

d. Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak dibawah umur.

e. Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling bertukar materi dan


informasi yang memiliki korelasi terhadap kegiatan pirating, hacking dan cracking.

f. Hormati pengguna lain dan selalu menggunakan bahasa dan sosial yang baik saat
memposting sebuah gagasan kita ke publik.

g. Jangan terlalu mempublish sesatu yang bersifat pribadi dan overposting karena
belum tentu yang kita share itu membuat orang nyaman.

h. Jadilah pribadi diri sendiri dan bersikap dewasa dalam hal ini penting karena terlalu
banyak di media sosial akan mempengaruhi hubungan bersosialisasi kita secara
langsung.

i. Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar/foto, animasi, suara atau


bentuk materi dan informasi lainnya yang bukan hasil karya sendiri harus
mencantumkan identitas sumber dan pemilik hak cipta bila ada dan bersedia untuk
melakukan pencabutan bila ada yang mengajukan keberatan serta bertanggung jawab
atas segala konsekuensi yang mungkin timbul karenanya.

43
j. Tidak berusaha atau melakukan serangan teknis terhadap produk, sumberdaya
(resource) dan peralatan yang dimiliki pihak lain.

k. Menghormati etika dan segala macam peraturan yang berlaku dimasyarakat internet
umumnya dan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap segala muatan/ isi situsnya.

Q. Berbagai aplikasi social media

mengetahui pengertian media sosial, kali ini kita beranjak untuk mulai mengenal
berbagai jenis aplikasinya yang tersedia secara umum. Berdasarkan jumlah penggunanya,
kini terdapat berbagai aplikasi media sosial yang dapat digunakan.

Dengan berbagai fitur yang menarik, Anda bisa mengunduh beberapa aplikasinya berikut ini,

1. Instagram

44
Aplikasi media sosial pertama yang paling populer di hampir seluruh dunia adalah Instagram.
Perusahaan yang dirilis Kevin Systrom dan Mike Krieger tersebut saat ini telah tersedia di 32
bahasa.

Aplikasi media sosial yang didirikan pada tahun 2010 ini memungkinkan penggunanya untuk
berbagi foto hingga video. Bahkan, pengguna lainnya pun dapat berbagi komentar dengan
berbagai emotikon menggemaskan.

2. Twitter

45
Berbeda halnya dengan Instagram, Twitter merupakan salah satu aplikasi media sosial yang
memungkinkan penggunanya untuk lebih saling berbagi gagasan melalui tulisan. Tak jarang,
hal ini membuat platform Twitter ramai dengan berbagai diskusi hangat yang dilakukan oleh
publik figur hingga ahli di bidang tertentu.

3. Facebook

Ketiga, jenis media sosial yang sering digunakan adalah Facebook. Aplikasi milik Mark
Zuckerberg yang diluncurkan pada tahun 2004 ini memungkinkan penggunanya untuk saling
berbagi cerita melalui foto, video, hingga tulisan. Hingga saat ini, Facebook masih terus
digunakan sebagai platform saling berbagi informasi yang menarik.

4. TikTok

46
Meski terhitung cukup baru, namun aplikasi yang satu ini berhasil menjadi deretan aplikasi
media sosial dengan pengguna yang cukup banyak di seluruh dunia. TikTok menyediakan
fitur yang menarik bagi penggunanya berupa berbagi video.

47
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

a. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dalam kajian dokumen.
Kajian dokumen yang dimaksud adalah kajian yang mencari literatur sesuai dengan
bahan kajian seperti buku, artikel, internet dan lain sebagainya. (Long dalam Marani,
2017). Rancangan penelitian ini akan digunakan untuk mengidentifikasi gambaran
peran keluarga terhadap masalah kesehatan mental emosional pada remaja.

b. Teknik Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah suatu metode literature review.
Penggunaan metode ini terkait keterbatasan waktu peneliti dalam pengambilan data.

c. Teknik Pengumpulan Data


Peneliti mencari jurnal dari e- source google schooler, academia dan pudmed
jurnal yang diambil harus berkaitan dengan variable judul penelitian. Peneliti
melakukan telaah terhadap jurnal yang diambil setelah ditelaah, kemudian peneliti
melakukan analisa data yaitu mencari persamaan, kelebihan dan memandingkan
jurnal tersebut.

48
BAB IV

HASIL PENELITIAN

No Katagori Interval F %
1. Sangat tinggi 144-170 0 0
2. Tinggi 117-143 34 13,6
3. Sedang 90-116 162 64,8
4. Rendah 63-89 51 20,4
5. Sangat rendah <62 3 1,2
jumlah 250 100

Pada tabel 1, disajikan data kecanduan media sosial pada remaja secara umum berada pada
kategori sedang, yaitu 162 remaja dengan persentase sebesar 64,8%, kemudian terdapat
remaja yang memiliki kecanduan media sosial dengan kategori rendah dengan persentase
20,4%, selanjutnya juga ditemukan remaja yang berada pada kategori kecanduan yang tinggi
dengan persentase sebesar 13,6%, dan 1,2% remaja berada di kategori sangat rendah.

Aspek katagori Interval f %


Compulsive use Sangat tinggi 30-35 4 1,6
Compulsive use Tinggi 24-29 36 14,4
Compulsive use Sedang 18-23 119 47,6
Compulsive use Rendah 12-17 87 34,8
Compulsive use Sangat rendah <11 4 1,6
Jumlah 250 100

49
Berdasarkan tabel 2, ditemukan bahwa tingkat kecanduan media sosial pada kriteria
compulsive use secara umum berada pada kategori sedang, dengan persentase sebesar 47,6%,
sedangkan remaja yang berada pada kategori rendah berada pada persentase 34,8%,
selanjutnya ditemukan juga remaja yang berada pada kategori tinggi dengan persentase
14,4%, sangat rendah dengan persentase 1,6%, namun terdapat juga remaja yang berada pada
kategori sangat tinggi dengan capaian persentase sebesar 1,4%.

Hal ini menunjukkan bahwa cukup banyaknya remaja di SMK Negeri 3 kota Padang
yang mengalami kecanduan media sosial.

Durasi Katagori f %
>6 jam Sangat tinggi 43 17
5-6 jam Tinggi 79 32
3-4 jam Sedang 74 29
1-2 jam Rendah 47 19
<1 jam Sangat rendah 7 3
Jumlah 250 100

Tabel 3, diperoleh bahwa tingkat kecanduan media sosial berdasarkan durasi


penggunaan media sosial pada remaja didominasi oleh kategori tinggi dengan persentase
capaian sebesar 32%, artinya ditemukan banyaknya remaja yang menghabiskan waktunya
untuk mengakses media sosial di setiap aktivitas sehari-hari, hal ini mungkin dapat
mengganggu tugas perkembangan remaja dan memberikan dampak negatif bagi remaja.

Selanjutnya diperoleh juga remaja yang berada pada kategori sedang dengan persentase
sebesar 29%, lalu 19% remaja berada pada kategori rendah, kemudian ditemukan juga
beberapa remaja yang berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase sebesar 17% dan
3% remaja berada pada kategori sangat rendah. Dari hasil data tersebut dapat disimpulkan
bahwa beberapa remaja di kota Padang mengalami masalah kecanduan media sosial dengan
durasi penggunaan ± 6 jam, hal ini memungkinkan remaja mengalami masalah di berbagai

50
kegiatan kesehariannya seperti mengabaikan tugas sekolah, rumah, dan mungkin membuat
remaja melalaikan kegiatan ibadah sehingga tidak produktifnya aktivitas remaja.

Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lestari, Dewi dan Chairani (2020)
bahwa ditemukan 120 remaja yang mengakses media sosial dengan waktu 3-6 jam dari total
responden sebanyak 207 remaja.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, ditemukan bahwa cukup
banyak remaja yang mengalami kecanduan media sosial, dan kemungkinan terjadinya
kenaikan pada setiap kategori kecanduan di setiap individu yang memberikan dampak negatif
bagi para remaja seperti menghambat tugas-tugas perkembangannya pada fase remaja dan hal
ini mungkin akan mempengaruhi masa depan remaja.

51
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

52
DAFTAR PUSTAKA

53

Anda mungkin juga menyukai