Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI PENGEMBANGAN ILMU DAN


SISTEM ETIKA
Dosen pengampu Siti Qomariah, M.kom

DI SUSUN OLEH:
MUHAMMAD RAMANDA SOFYAN : 2241912002
NABILA LUTHFIATUNNISA : 2241912019
KHOIROTUL HUSNA ANANDIA : 2241912018
ACHMAD FADHELLAH : 2241912024
RAMADHAN PATURUNGI : 2241912006
IRA RESTYANA WAHYUDI : 2241912042
UMI ZAHRATUN SA’ADAH : 2241912013
MIRANDA : 2241912014
TASYA FEBRINA PUTRI : 2241912012

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDIN ADAB & DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
‫بسم هللا الر حمن الر حيم‬

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Ulumul Hadist ini, kami juga berterima kasih pada Ibu Siti Qomariah, M.kom selaku dosen
mata kuliah Pancasila yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Sekiranya makalah yang telah kami susun ini
dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.

A. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana korelasi pancasila dengan sistem etika?
2. Apa saja imbas teknologi dalam perkembangan zaman dan keterkaitannya dengan
pancasila?
3. Bagaimana pancasila menjadi dasar pengembangan ilmu pengetahuan ?
4. Bagaimana pancasila menjadi dasar pengembangan sistem etika?

B. TUJUAN
1. Mengetahui korelasi pancasila dengan sistem etika
2. Mengetahui imbas teknologi dalam perkembangan zaman dan mengetahui keterkaitannya
dengan pancasila
3. Mengetahui nilai nilai Pancasila yang menjadi dasar pengembangan ilmu pengetahuan
4. Mengetahui nilai nilai pancasila menjadi dasar pengembangan sistem etika
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan. Dalam
hubungannya dengan pacasila, maka ketiganya akan memberikan pemahaman yang saling
melengkapi sebagai sistem etika. Dalam pancasila terdapat sumber etika pancasila. Sumber
sumber yang terdapat pada sistem etika pancasila yakni sumber historis, sosiologis dan
politis.
IPTEK adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Seiring dengan
perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih dan mendukung
terciptanya teknologi-teknologi baru. Kemajuan teknologi telah mempengaruhi kehidupan
ini dan tidak bisa dihindari, karena IPTEK memberikan banyak manfaat dan memudahkan
pekerjaan, sebagaimana Abraham (1991: 207-209) megungkapkan bahwa proses kemajuan
tektonologi menghasilkan modernitas, ditandai dengan pertumbuhan ekonomi, mobilitas
sosial, ekspansi atau peluasan budaya. Pentingnya teknologi dikemukakan pula oleh Marx
dan Angels (dalam budiman, 1993:43 Atmaja & Ariani, 2018:76) bahwa melalui kemajuan
Teknologi komunikasi makin canggih dan murah, berkembangnya teknologi komunikasi
dapat terjadinya hubungan antara negara maju dan negara terbelakang yang teknik
produksinya yang masih rendah sehingga tidak bisa dihindari. 1 Dinamika Pancasila sebagai
etika akan mengalami ancaman diantaranya: 1) berubahnya tatanan kehidupan sosial dan
budaya masyarakat, 2) lunturnya wibawa pemerintahan, 3) munculnya konsep ekonomi
liberal dan kapitalisme, 4) penegakan hukum yang tidak menjungjung tinggi nilai-nilai
keadilan, dan 5) pamanfaatan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi untuk hal-hal negative.2

1
Surajiyo, ‘Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Dan Teknologi Di Indonesia’, Journal Lppm
Unindra, 1 (2013), 123–44.
2
Majelis Dikti, D A N Litbang, and Pimpinan Pusat, ‘Universitas Muhammadiyah Enrekang’, 3 (2021), 176–
84.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI SISTEM ETIKA


Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang
berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk
jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang
buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari
terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan,
sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Pengertian Etika – Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga
pergaulan hidup tingkat internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana
seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling
menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.
Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang
terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya
serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang
berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari
tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita. Untuk itu perlu kiranya bagi kita mengetahui
tentang pengertian etika serta macam-macam etika dalam kehidupan bermasyarakat.3
Sistem etika merupakan sebuah sistem yang memiliki fungsi guna menuntun setiap
warga negara untuk bertingkah laku beretika korelasi dengan Pancasila sebagai yang mana
itu merupakan dasar negara kesatuan republik Indonesia, dimana Pancasila pun terdiri dari 5
nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Dimana dalam nilai
Pancasila itu mengandung makna sistem etika didalamnya. Nilai, norma, dan moral adalah
konsep-konsep yang saling berkaitan. Dalam hubungannya dengan pacasila, maka
ketiganya akan memberikan pemahaman yang saling melengkapi sebagai sistem etika.
Dalam pancasila terdapat sumber etika pancasila. Sumber sumber yang terdapat pada sistem
etika pancasila yakni sumber historis, sosiologis dan politis.

3
‘DEFINISI_ETIKA_DAN_MORAL_2-57193470’.
B. KORELASI PANCASILA DENGAN ETIKA DALAM KONTEKS IPTEK
Ilmu pengetahuan, teknologi, nilai budaya, dan agama memiliki keterkaitan erat
yang saling memberikan rambu-rambu dalam pengembangannya. Hubungan keempat hal
tersebut dapat ditandai dengan dua kemungkinan, yaitu pertama, pengembangan iptek harus
senantiasa didasarkan atas sikap human-religius, hal ini dikarenakan keberadaan IPTEK
selalu berdampingan dengan kebudayaan dan agama. Kedua, IPTEK menempatkan nilai
agama dan budaya sebagai mitra dalam berdiskusi. Dalam hal ini, pengembangan IPTEK
memerlukan faktor eksternal, yaitu budaya, ideologi, dan agama untuk saling bertukar
pikiran. Namun, beberapa ilmuwan menganggap bahwa IPTEK sama sekali tidak
berhubungan dengan nilai budaya dan agama. Hal ini akan berdampak pada tidak adanya
nilai human-religius apabila kemajuan atau perkembangan IPTEK tidak dikawal oleh nilai
budaya dan agama. Para ilmuwan tersebut meyakini bahwa IPTEK memiliki hukum sendiri
yang lepas dan tidak perlu dipengaruhi nilai-nilai dari luar, seperti nilai budaya dan agama.
IPTEK yang berkembang di ruang hampa tanpa adanya nilai budaya dan agama, justru akan
membahayakan aspek kehidupan manusia. Pancasila adalah ideologi bangsa yang harus
menjadi spirit bagi setiap nadi kehidupan dari masyarakat dan kegiatan.4
Pancasila sebagai sistem etika di samping merupakan way of life bangsa Indonesia,
juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan
kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku. Pancasila
sebagai sistem etika, dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi moralitas dalam diri
setiap individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan sikap spiritualitas dalam
kehidupan bermasycarakat, berbangsa, dan bernegara. Mahasiswa sebagai peserta didik
termasuk anggota masyarakat ilmiah-akademik yang memerlukan sistem etika yang orisinal
dan komprehensif agar dapat mewarnai setiap keputusan yang diambilnya dalam profesi
ilmiah. Sebab keputusan ilmiah yang diambil tanpa pertimbangan moralitas, dapat menjadi
bumerang bagi dunia ilmiah itu sendiri sehingga menjadikan dunia ilmiah itu hampa nilai
(value –free).
Anda sebagai mahasiswa berkedudukan sebagai makhluk individu dan sosial
sehingga setiap keputusan yang diambil tidak hanya terkait dengan diri sendiri, tetapi juga
berimplikasi dalam kehidupan sosial dan lingkungan. Pancasila sebagai sistem etika
merupakan moral guidance yang dapat diaktualisasikan ke dalam tindakan konkrit, yang
melibatkan berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, sila-sila Pancasila perlu
diaktualisasikan lebih lanjut ke dalam putusan tindakan sehingga mampu mencerminkan
4
Iptek Untuk and others, ‘1 2 3 4’.
pribadi yang saleh, utuh, dan berwawasan moral-akademis. Dengan demikian, mahasiswa
dapat mengembangkan karakter yang Pancasilais melalui berbagai sikap yang positif,
seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, mandiri, dan lainnya. Mahasiswa sebagai insan
akademis yang bermoral Pancasila juga harus terlibat dan berkontribusi langsung dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai perwujudan sikap tanggung jawab warga
negara. Tanggung jawab yang penting berupa sikap menjunjung tinggi moralitas dan
menghormati hukum yang berlaku di Indonesia. Untuk itu, diperlukan penguasaan
pengetahuan tentang pengertian etika, aliran etika, dan pemahaman Pancasila sebagai sistem
etika sehingga mahasiswa memiliki keterampilan menganalisis persoalan-persoalan korupsi
dan dekadensi moral dalam kehidupan bangsa Indonesia.5
Disamping hubungan antara etika dengan pancasila disertai dan di dukung dengan
perkembangan teknologi sebagai contoh perihal kaitan Pancasila dalam penyiaran akhlak
dan etika dalam agama Islam yang mana dahulu seorang Da'i hanya bisa menyiarkan
melalui masjid ke masjid musholla ke musholla Namun saat ini seiring perkembangan
zaman saat ini penyiaran agama dakwah dapat dilakukan dimana saja melalui media sosial.
Namun terdapat dampak buruk dibalik perkembangan IPTEK yang mana itu berakibat pada
kurang nya atau bahkan terlupakan nya akhlak islami dalam umat muslim seperti generasi
zaman sekarang yang mana dikarenakan Smartphone terkadang melupakan waktu solat atau
bahkan pergaulan yang menggerus akhlak dan etika generasi Islam saat ini.

5
‘BAB_VI_BAGAIMANA_PANCASILA_MENJADI_SISTE-57501944’.
C. PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN
Perlu kita ketahui Pancasila mengandung hal-hal yang penting dalam pengembangan
ilmu pengetahuan. Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang tidak dibarengi dengan dasar-
dasar Pancasila yang kuat justru akan menjadi aspek penghancur bangsa, terutama dari segi
moralitas dan mentalitas.
Kemajuan pendidikan di Indonesia yang sejalan dengan pengembangan ilmu
pengetahuan, tanpa disadari mulai melupakan hakekat tujuan yang senantiasa harus
diperhatikan. Padahal tujuan ini tercantum jelas dalam landasan ideologi Pancasila bahwa
mengembangkan ilmu pengetahuan haruslah secara beradab. Tercantum dalam sila kedua
yang berbunyi ”Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Dan nilai – nilai dasar Pancasila yang
dimaksud dalam pengembangan ilmu pengetahuan ialah :
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Mengimplementasikan ilmu pengetahuan, menciptakan perimbangan antara rasional
dan irrasional antara akal, rasa dan kehendak. Berdasarkan sila pertama ini ilmu
pengetahuan tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan dan diciptakan tetapi
juga mempertimbangkan Menerapkan Pancasila Sebagai Nilai Dasar Pengembangan Ilmu
Pengetahuan Untuk Mencapai Tujuan Nasional Bangsa Indonesia.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan haruslah secara beradab. Iptek adalah bagian dari proses budaya manusia yang
beradab dan bermoral. Oleh karena itu, pembangunan ilmu pengetahuan harus berdasarkan
kepada usaha-usaha yang adil dan beradab agar mencapai kesejahteraan umat manusia.
3. Sila Persatuan Indonesia
Memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia bahwa rasa nasionalisme bangsa
Indonesia akibat dari sumbangan ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan, persatuan
dan kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan pesahabatan antar
daerah di berbagai daerah terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan ilmu
pengetahuan.
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
Mendasari pengembangan iptek secara demokratis. Setiap ilmuwan haruslah
memiliki kebebasan untuk mengembangkan iptek. Dalam pengembangan ilmu pengetahuan,
setiap ilmuwan harus menghormati kebebasan orang lain dan memilki sikap yang tebuka.
5. Sila Keadilan sosisal bagi seluruh rakyat Indonesia
Mengimplementasikan pengembangan ilmu pengetahuan haruslah menjaga
keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan. Hal ini mengandung makna
keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia dengan
Tuhannya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan msyarakat bangsa dan negara
serta manusia dengan alam lingkungannya.
Di sinilah pentingnya Pancasila dalam setiap hati nurani anak bangsa Indonesia agar
tidak menyalahgunakan perkembangan dan kemajuan iptek dalam kehidupan masyarakat.
Dasar-dasar Pancasila dijadikan sebagai tameng untuk penangkal hal yang buruk dalam
perkembangan iptek. Lima sila yang terdapat dalam Pancasila mengandung nilai-nilai luhur
yang merupakan suatu rumusan kompleks dan menyeluruh dalam menjalani kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dengan demikian diharapkan dapat tercipta kehidupan
masyarakat yang adil, beradab dan sejahtera, serta menyeluruh di setiap elemen lapisan
masyarakat. Dan bangsa Indonesia harus tetap menggunakan Pancasila sebagai pedoman
dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi agar dapat mencapai tujuan
bangsa Indonesia yang maju.6

6
Dr. Ir Hj. Susilawati N, MTP, ‘Menerapkan Pancasila Sebagai Nilai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Untuk Mencapai Tujuan Nasional Bangsa Indonesia’, Jurnal Khazanah Intelektual, 3.3 (2020), 583–90
<https://doi.org/10.37250/newkiki.v3i3.42>.
E. PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR PENGEMBANGAN SISTEM ETIKA
Etika merupakan cabang filsafat Pancasila yang dijabarkan melalui sila-sila
Pancasila dalam mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di
Indonesia. Etika Pancasila cenderung mendekati pada pengertian etika kebajikan dalam
sistem pemerintahan. Hal ini dikarenakan konsep deontologis dan teologis terkandung di
dalam Pancasila.
Deontologi artinya Pancasila mengandung kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
warga negara. Teleologi artinya Pancasila menjadi tujuan dari negara Idonesia. Namun,
Pancasila tetap bersumber pada etika kebajikan. Tidak hanya berorientasi pada kewajiban
dan tujuan.
Adapun pemaknaan tersebut di dapatkan dari jenis etika yang mana senantiasa
terkait erat dengan bagaimana manusia bertingkah laku yang baik. Etika bersifat universal,
berbeda dengan etiket yang berlaku pada tempat tertentu (misal adat bertamu orang Jawa
berbeda dengan adat bertamu orang Batak). Etika mencakup norma moral yang bersumber
dari hati nurani demi kenyamanan bersama.
Etika memiliki arti watak, sikap, adat atau cara berpikir. Secara etimologi, etika
mengandung arti ilmu mengenai segala sesuatu yang biasa dilakukan. Etika sangat erat
kaitannya dengan kebiasaan dan tata cara hidup yang baik pada diri sendiri serta orang lain.
Etika bertendensi dengan kata moral, berarti berasal dari hati nurani setiap orang. Pada
intinya, etika adalah struktur pemikiran yang disusun guna memberi tuntunan kepada
manusia dalam bersikap dan bertingkah laku.
Pancasila sebagai sistem etika bersumber dari kehidupan masyarakat berbagai etnik
di Indoensia. Selain itu, Pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam norma dasar
(grundnorm) yang digunakan sebagai pedoman penyusunan peraturan.
Secara politis, Pancasila sebagai sistem etika mengatur masalah perilaku politikus
yang berhubungan dengan praktik institusi sosial, hukum, komunitas, struktur sosial, politik
dan ekonomi. Dengan kata lain, para penyelenggara negara harus mencerminkan etika dari
Pancasila.
Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika dalam Kehidupan
Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika terkait dengan permaslahan yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia diantaranya :
1. Masih terdapat kasus korupsi yang melemahkan sendi kehidupan negara
2. Masih terdapat kasus terorisme yang mengatasnamakan agama sehingga menurunkan
sikap toleransi dan menghambat integrase nasional
3. Masih terjadinya pelanggaran atas arti HAM dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara
4. Terdapat kesenjangan antara kelompok miskin dan kaya serta masih terdapatnya kaum
marginal di beberapa wilayah yang merasa terasingkan
5. Masih adanya ketidakadilan hukum dalam sistem peradilan di Indonesia
6. Banyak terjadi pengingkaran dalam pembayaran pajak, dan sebagainya.

Konsep Pancasila sebagai Sistem Etika dalam Kehidupan


Hal yang sangat penting dalam mengembangkan Pancasila sebagai sistem etika meliputi :

1. Menempatkan Pancasila sebagai sumber moral dan penentu sikap, tindakan serta
keputusan yang akan diambil setiap warga negara.
2. Pancasila memberikan pedoman bagi setiap warga negara agar memiliki orientasi yang
jelas dalam pergaulan regional, nasional dan internasional
3. Pancasila menjadi dasar analisis kebijakan yang dibuat penyelenggara negara sehingga
mencerminkan semangat kenegaraan berjiwa Pancasila
4. Pancasila menjadi filter terhadap pluralitas nilai yang berkembang dalam berbagai bidag
kehidupan

Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika dalam Kehidupan


Pancasila sebagai sistem etika terletak pada hal-hal berikut:
1. Sila Ketuhanan mencerminkan bahwa Tuhan merupakan penjamin prinsip moral. Setiap
perilaku warga negara didasarkan pada prinsip moral yang bersumber pada norma agama.
Ketika prinsip moral berlandaskan pada norma agama, maka akan memberikan kekuatan
pada prinsip agar dilaksanakan oleh pengikutnya.
2. Sila Kemanusiaan memiliki prinsip acta humanus. Tindakan kemanusiaan diimplikasikan
melalui sikap adil dan beradab guna menjamin tata pergaulan antar manusia dan antar
makhluk yang berdasar pada nilai kemanusiaan tertinggi (kebajikan dan kearifan).
3. Sila Persatuan memiliki arti kesediaan hidup bersama di atas kepentingan individu dan
kelompok dalam kehidupan bernegara. Landasannya adalah nilai solidaritas dan semangat
kebersamaan yang melahirkan kekuatan dalam menghadapi ancaman pemecah belah
bangsa.
4. Sila Kerakyatan sebagai sistem etika terletak pada konsep musyawarah untuk mufakat.
5. Sila Keadilan sebagai perwujudan dari sistem etika tidak menekankan pada kewajiban
saja (deontologi) atau tujuan saja (teleologi). Akan tetapi lebih menonjolkan pada
kebijaksanaan (virtue ethics).7

7
Sri Rahayu Amri, ‘Pancasila Sebagai Sistem Etika’, Voice of Midwifery, 8.01 (2018), 760–68
<https://doi.org/10.35906/vom.v8i01.43>.

Anda mungkin juga menyukai