Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Disusun oleh :
1. Elvita Eka Nursari (22030224073)
2. Moch. Khikam Amrullah (220302240)
3. Zahra Naufalia Prasetyo (220302240)

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga makalah yang berjudul “Pancasila
Sebagai Sistem Etika” dengan tepat waktu. Tak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada bapak Vicky Dwi Wicaksono S.Pd M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Pendidikan Pancasila.

Kami berharap makalah yang disusun ini dapat menjadi referensi, petunjuk,
atau pedoman bagi para pembaca, meskipun standarnya tidak terpenuhi atau
ditemukan kesalahan. Dalam penulisan makalah ini, kami merasa jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, mengingat waktu dan kemampuan yang terbatas, kami selalu
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari, dan berharap makalah ini dapat
membantu kami dan pihak lain yang berkepentingan.

Surabaya, November 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang berlandaskan Pancasila yang menjadi dasar dari
negara Indonesia. Karena Pancasila adalah dasar Negara Indonesia, maka setiap
tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh warga Indonesia harus berpedoman
dengan nilai-nilai Pancasila. Lima sila Pancasila memiliki nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia sehingga harus dipahami serta diimplementasikan oleh setiap warga negara
Indonesia. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila tersebut bersifat
mengikat setiap tatanan kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai tersebut juga
menjadikan Pancasila sebagai ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain
sebagai pandangan hidup dan ideologi negara, Pancasila memiliki sebuah sistem etika
sebagai bentuk implementasi Pancasila terhadap aspek kehidupan.
Dalam perkembangannya, gerakan reformasi diperlukan akan tetapi banyak
masyarakat yang masih melakukan tindakan anarkis yang menimbulkan berbagai
konflik sosial. Sehingga Pancasila sebagai sistem etika menjadi struktur pemikiran
yang memberikan tuntunan atau pedoman bagi setiap warga negara Indonesia dalam
bersikap dan bertingkah laku yang mana masyarakat melaksanakan gerakan reformasi
secara konsekuen, mewujudkan masa depan Indonesia dengan kesadaran dan
komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai Pancasila. Sebab permasalan-permasalahan
tersebut muncul karenya kurangnya pengimplementasian Pancasila di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Pancasila sebagai sistem etika?
2. Apa saja nilai-nilai sistem etika?
3. Bagaimana strategi penerapan etika Pancasila?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Pancasila sebagai sistem etika.
2. Menganalisis nilai-nilai sistem etika.
3. Untuk mengetahui strategi penerapan etika Pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Etika Pancasila
Pancasila berasal dari dua kata yaitu panca dan sila. Panca artinya lima,
sedangkan sila artinya dasar atau peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau
senonoh. Jadi, Pancasila adalah lima dasar yang dijadikan acuan dalam bersikap dan
bertingkah laku.
Etika dalam bahasa Yunani adalah Ethos yang merupakan ungkapan untuk
perasaan, kebiasaan, adat istiadat, watak, serta cara berpikir untuk melakukan suatu
tindakan yang baik atau buruk, sedangkan dalam arti etimologisnya etika merupakan
ilmu yang membahas tentang adat istiadat. Sementara itu, dalam bahasa prancis yakni
Etiquete yang memiliki arti sebuah peraturan yang mengatur dan menetapkan segala
tingkah laku dalam kehidupan sosial (Hudiarini, 2017). Masyarakat Indonesia lebih
mengenal etika sebagai tatakrama yang mengacu kepada sebuah kajian mengenai
segala perilaku yang sifatnya baik dan dapat diterima oleh masyarakat. Masyarakat
umumnya bependapat bahwa prinsip-prinsip etika diantaranya adalah kejujuran,
integritas, komitmen, adil, peduli, bertanggung jawab dan menaati apa yang telah
disepakati. Secara garis besar etika dikelompokkan menjadi :
1. Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap
tindakan manusia.
2. Etika Khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut di atas dalam hubungannya
dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika
individual) maupun makhluk sosial (etika sosial).
Etika Pancasila cenderung mendekati pada pengertian etika kebajikan dalam
sistem pemerintahan. Hal ini dikarenakan konsep deontologis dan teologis terkandung
di dalam Pancasila. Deontologi artinya Pancasila mengandung kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh warga negara. Teleologi artinya Pancasila menjadi tujuan dari
negara Idonesia. Namun, Pancasila tetap bersumber pada etika kebajikan. Tidak
hanya berorientasi pada kewajiban dan tujuan. Adapun pemaknaan tersebut di
dapatkan dari jenis etika yang mana senantiasa terkait erat dengan bagaimana manusia
bertingkah laku yang baik.
Etika bersifat universal, berbeda dengan etiket yang berlaku pada tempat
tertentu (misal adat bertamu orang Jawa berbeda dengan adat bertamu orang Batak).
Etika mencakup norma moral yang bersumber dari hati nurani demi kenyamanan
bersama. Etika memiliki arti watak, sikap, adat atau cara berpikir. Secara etimologi,
etika mengandung arti ilmu mengenai segala sesuatu yang biasa dilakukan. Etika
sangat erat kaitannya dengan kebiasaan dan tata cara hidup yang baik pada diri sendiri
serta orang lain. Etika bertendensi dengan kata moral, berarti berasal dari hati nurani
setiap orang. Pada intinya, etika adalah struktur pemikiran yang disusun guna
memberi tuntunan kepada manusia dalam bersikap dan bertingkah laku. Pancasila
sebagai sistem etika bersumber dari kehidupan masyarakat berbagai etnik di
Indoensia. Selain itu, Pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam norma dasar
(grundnorm) yang digunakan sebagai pedoman penyusunan peraturan. Secara politis,
Pancasila sebagai sistem etika mengatur masalah perilaku politikus yang berhubungan
dengan praktik institusi sosial, hukum, komunitas, struktur sosial, politik dan
ekonomi. Dengan kata lain, para penyelenggara negara harus mencerminkan etika dari
Pancasila.
Pengimplementasian nilai-nilai Pancasila tersebut yang merupakan
perwujudan etika Pancasila berdasarkan prinsip nilai dalam berkehidupan
(Kurniawan, 2016). Berikut ini penjabaran mengenai etika Pancasila (Soeprapto,
2013).
1. Etika Pancasila yang merupakan etika keutamaan yang susunannya berasal
dari nilainilai moral bangsa Indonesia karena etika keutamaan mengutamakan
moral yang terdapat pada setiap individu masyarakat. Moral yang diutamakan
dalam hal ini ialah rasa setia, jujur, ketulusan, serta sayang menyayangi. Etika
keutamaan beranggapan bahwa orang yang bermoral melakukan tindakan atau
perilaku yang baik yang merupakan bentukan dari pembelajaran atau
pengalaman nyata yang pernah terjadi sepanjang hidupnya.
2. Etika Pancasila sebagai etika teleologis yang menjadikan Pancasila sebagai
pedoman setiap masyarakat Indonesia untuk mencapai segala tujuan dan cita-
cita. Termasuk pada zaman yang semakin canggih seperti saat ini. Untuk
mencapai segala tujuan dan citacita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
ini diperlukan pendalaman pemahaman mengenai sistem nilai dari Pancasila
agar setiap tindakan yang dilakukan tidak keluar dari ideologi negara.
3. Etika Pancasila yang merupakan etika deontologis sebagai penuntun dalam
menumbuhkan kesadaran dalam mengimplementasikan Pancasila kepada
generasi bangsa khusunya generasi muda Indonesia untuk persiapannya
menuju masa depan. Persiapan untuk generasi muda yang harus dikokohkan
ialah kemampuan untuk beradaptasi dengan kebudayaan modern dan
menyelaraskan sosio-kultural yang sesuai.
2.2 Strategi Penerapan Sistem Etika
Strategi penerapan Pancasila sebagai sistem etika dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi Bangsa Indonesia dilakukan sebagai berikut :
1. Pendidikan karakter
Dekadensi moral yang melanda kehidupan masyarakat, terutama
generasi muda sehingga membahayakan kelangsungan hidup bernegara.
Generasi muda yang tidak mendapat pendidian karakter yang memadai
dihadapkan pada pluralitas nilai yang melanda Indonesia sebagai akibat
globalisasi sehingga mereka kehilangan arah. Dekadensi moral itu terjadi
ketika pengaruh globalisasi tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, tetapi
justru nilai-nilai dari luar berlaku dominan. Contoh-contoh dekadensi moral,
antara lain : penyalahgunaan narkoba, kebebasan tanpa batas, rendahnya rasa
hormat kepada orang tua, menipisnya rasa kejujuran, tawuran di kalangan para
pelajar. Kesemuanya itu menunjukkan lemahnya tatanan nilai moral dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila sebagai sistem etika
diperlukan kehadirannya sejak dini, terutama dalam bentuk pendidikan
karakter di sekolah-sekolah.
2. Kriteria Acuan Penyelenggara Negara
Korupsi akan merajalela karena para penyelenggara negara tidak
memiliki rambu-rambu normatif dalam menjalankan tugasnya. Para
penyelenggara negara tidak dapat membedakan batasan yang boleh dan tidak
boleh, pantas dan tidak pantas, baik dan buruk (good and bad). Pancasila
sebagai sistem etika terkait dengan pemahaman atas kriteria baik dan buruk.
3. Membangkitkan Kesadaran Wajib Pajak
Kurangnya rasa perlu berontribusi dalam pembangunan melalui pembayaran
pajak. Hal tersebut terlihat dari kepatuhan membayar pajak yang masih
rendah, padahal peranan pajak dari tahun ke tahun semain meningkat dalam
membiayai APBN. Pancasila sebagai sistem etika akan dapat mengarahkan
wajib pajak untuk secara sadar memenuhi kewajiban perpajakannya dengan
baik. Dengan kesadaran pajak yang tinggi maka program pembangunan yang
tertuang dalam APBN akan dapat dijalankan dengan sumber penerimaan dari
sektor perpajakan.
4. Pengejawantahan Nilai Pancasila Dalam UU Hak Azasi Manusia
Pelanggaran HAM dalam kehidupan bernegara di Indonesia ditandai
dengan melemahnya penghargaan seseorang terhadap hak pihak lain. Kasus-
kasus pelanggaran Ham yang dilaporkan di media, seperti penganiayaan
terhadap pembantu rumah tangga, penelantaran anak-anak yatim oleh pihak-
pihak yang seharusnya melindungi, kekerasan dalam rumah tangga, dan lain-
lain. Kesemuanya itu menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap
nilai-nilai Pancasila sebagai sistem etika belum berjalan maksimal. Oleh
karena itu, disamping diperlukan sosialisasi sistem etika Pancasila, diperlukan
pula penjabaran sistem etika ke dalam peraturan perundang-undangan tentang
HAM. Pengejawantahan Nilai Pancasila Dalam UU Lingkungan Hidup:
Kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan
manusia, seperti kesehatan, kelancaran penerbangan, nasib generasi yang akan
dating, global warming, perubahan cuaca, dan lain-lain. Kasus-kasus tersebut
menunjukkan bahwa kesadaran terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai system
etika belum mendapat tempat yang tepat di hati masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila sangat diperlukan sebagai sistem etika untuk memberikan pedoman
dan arahan agar setiap tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia
berpedoman pada sikap moral yang berlandaskan Pancasila. Setiap tindakan yang
dilakukan oleh masyarakat Indonesia sebagai cerminan dari pelaksanaan Pancasila.
Pancasila sebagai sistem etika dapat diamalkan dengan melaksanakan setiap
pengamalan di setiap butir Pancasila.
3.2 Saran
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tentu akan menemui banyak
tantangan,begitu pula tantangan Pancasila sebagai sistem etika. Sebagai warga negara
yang baik alangkah baiknya untuk senantiasa menerapkan sistem etika pada
kehidupan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA. (n.d.).
Sulistiani Putri, F., Anggtaeni Dewi, D., Kunci, K., & Pancasila, I. (2020). IMPLEMENTASI
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA. 3(1).
Amri, S. R. (2018). PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA. Voice of Midwifery, 8(01),
760–768. https://doi.org/10.35906/vom.v8i01.43

Anda mungkin juga menyukai