Anda di halaman 1dari 17

PENGAMALAN ETIKA PANCASILA

DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Disusun Oleh :

1. Putu Indira Kusuma Ariputri (202233121211)


2. I Gusti Ayu Indira Iswari (202233121230)
3. Komang Adi Sanjaya Putra (202233121232)
4. Ni Made Yeni Apriyani (202233121233)
5. Putu Nia Citra Dewi (202233121235)
6. Ni Made Dita Dwiyani (202233121240)
7. Ni Putu Tia Miranthi (202233121241)
8. Ni Luh Eri Meliantari (202233121248)
9. Ni Putu Sopia Dewi Nurmahayanti (202233121254)

PENDIDIKAN PANCASILA

UNIVERSITAS WARMADEWA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pendidikan Pancasila, dengan judul:
“Pengamalan Etika Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari".

Kami berterima kasih kepada dosen pengampu Ibu I Dewa Ayu Dwi Mayasari,SH.,MH yang
telah mengajar mata kuliah Pendidikan Pancasila. Dan kami juga berterima kasih kepada
semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia Pendidikan.

Denpasar, 23 November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

BAB I......................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..................................................................................................................4

LATAR BELAKANG............................................................................................................4

RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................5

TUJUAN DAN MANFAAT..................................................................................................5

BAB II....................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.....................................................................................................................6

Pancasila Sebagai Sistem Etika Dalam Kehidupan Sehari Hari............................................6

Pengertian Nilai, Moral, dan Norma pada Etika dalam Kehidupan Sehari-hari....................8

Pancasila Sebagai Sistem Etik Penting Diterapkan Dalam Kehidupan Sehari-Hari............10

Cara Penerapan Etika Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari.........................................12

BAB III.................................................................................................................................16

PENUTUP............................................................................................................................16

Kesimpulan...........................................................................................................................16

Saran.....................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pengertian Pancasila menurut Ir.Soekarno, Pancasila adalah jiwa bangsa
Indonesia yang turun-temurun sekian lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat.
Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang dalam, yang kemudian dituangkan
dalam suatu system yang tepat. Secara etimologis, etika berarti ilmu tentang segala
sesuatu yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Dalam arti ini, etika
berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri
seseorang maupun masyarakat. Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan
dari satu generasi ke generasi yang lain. Dalam artian ini, etika sama maknanya
dengan moral.
Pancasila sebagai sistem etika merupakan struktur pemikiran yang disusun
untuk memberikan tuntunan atau panduan kepada setiap warga negara Indonesia
dalam bersikap dan bertingkah laku. Pancasila sebagai sistem etika, dimaksudkan
untuk mengembangkan dimensi moralitas dalam diri setiap individu sehingga
memiliki kemampuan menampilkan sikap spiritualitas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Di dalam etika pancasila terkandung nilai-
nilai ketuhanan, kemanusiaan, kerakyatan, dan keadilan. Pancasila adalah dasar
negara yang juga landasan untuk menuju cita-cita bangsa dan untuk memotivasi
bangsa dalam mencapai cita-cita tersebut. Dewasa ini, dengan perkembangan
teknologi, modernisasi, westernisasi yang tak lain adalah Globalisasi telah mengikis
nilai-nilai tersebut dalam kehidupan masyarakat. Sehingga mengakibatkan ketidak
tahuan masyarakat Indonesia terhadap nilai-nilai dan butir-butir dasar negara mereka
sendiri. Dan menanamkan pemikiran bahwa nilai-nilai, butir-butir dan pengamalan-
pengamala Pancasila hanya untuk para pelajar dan Mahasiswa saja. Sebagai mana
dipahami bahwa sila-sila Pancasila adalah merupakan suatu sistem nilai, artinya setiap
sila memang mempunyai nilai akan tetapi sila saling berhubungan, saling
ketergantungan secara sistematik dan diantara nilai satu sila dengan sila lainnya
memiliki tingkatan. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan nilai-nilai etika yang
terkandung dalam pancasila merupakan sekumpulan nilai yang diangkat dari prinsip

4
nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut berupa nilai
religious, nilai adat istiadat, kebudayaan dan setelah disahkan menjadi dasar Negara
terkandung di dalamnya nilai kenegaraan. Dalam kedudukannya sebagai dasar filsafat
Negara, maka nilai-nilai pancasila harus di jabarkan dalam suatu norma yang
merupakan pedoman pelaksanaan dalam penyelenggaraan kenegaraan, bahkan
kebangsaan dan kemasyarakatan. Terdapat dua macam norma dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara yaitu norma hukum dan norma moral atau etika

1.2 RUMUSAN MASALAH


1) Apa maksud dari Pancasila sebagai Sistem Etika dalam kehidupan sehari hari?
2) Apa pengertian dari Nilai, Moral, dan Norma pada Etika dalam kehidupan
sehari hari?
3) Mengapa Pancasila sebagai sistem etika penting diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari?
4) Bagaimana cara penerapan etika Pancasila dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT


1) Untuk mengetahui maksud dari Pancasila sebagai Sistem Etika dalam
kehidupan sehari hari
2) Untuk mengetahui pengertian dari Nilai, Moral, dan Norma pada Etika dalam
kehidupan sehari hari
3) Untuk mengetahui mengapa Pancasila sebagai sistem etika penting untuk
diterapkan
4) Untuk mengetahui cara penerapan etika Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari?

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pancasila Sebagai Sistem Etika Dalam Kehidupan Sehari Hari


Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang
berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat
dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan
dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-
hal tindakan yang buruk. Etika dan moral memiliki pengertian yang hampir sama,
tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk
penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem
nilai-nilai yang berlaku.
Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan
kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia
disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat
hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak
yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri
sendiri dengan penciptanya.
Dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai sistem etika erat kaitannya
dengan norma-norma yang diterapkan di bangsa Indonesia. Pengamalan nilai-nilai
Pancasila yang mengandung banyak nilai positif sangat relevan dengan norma-norma.
Etika terbagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Etika deskriptif
Etika yang berbicara tentang suatu fakta. Yaitu tentang nilai
dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang
membudaya dalam kehidupan masyarakat. Etika yang menyoroti
secara rasional dan kritis tentang apa yang diharapkan manusia
mengenai sesuatu yang bernilai.
b. Etika normative
Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada
manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai dengan norma

6
yang berlaku. Etika yang mengenai norma-norma yang menuntun
tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh penerapan etika Pancasila dalam kehidupan sehari-hari

a. Jujur, tidak menipu, welas asih kepada sesama. Berkelakuan baik tidak
melakukan Mo Limo, yaitu : Main/berjudi; madon/main perempuan atau
selingkuh;mabuk karena minuman keras;madat menggunakan narkoba dan
maling .Tentu saja tindakan jahat yang lain seperti membunuh, menista,
mengakali,memeras, menyuap, melanggar hukum dan berbuat kejam ,harus
tidak dilakukan.

b. Berperilaku baik dengan menghindari perbuatan salah, supaya nama baik tetap
terjaga dan supaya tidak kena malu.Terkena malu bagi orang Jawa tradisional
adalah kehilangan kehormatan.Ada pepatah Jawa menyatakan : Kehilangan
semua harta milik itu tidak kehilangan apapun; kehilangan nyawa artinya
kehilangan separoh hidup kita; tetapi kalau kehilangan kehormatan artinya
kehilangan semuanya.

c. selanjutnya ditingkat negara dan dunia, dimana hubungan harmonis antar


manusia teramat penting. Kerusakan dan kekacauan yang timbul didunia ini,
yang paling besar adalah dikarenakan oleh sikap manusia’Ingatlah pepatah :
Rukun agawe santoso artinya : Rukun membuat kita sehat kuat.

d. Bersikap sabar, nrimo artinya menerima dengan ikhlas dan sadar jalan
kehidupan kita dan tidak perlu iri kepada sukses orang lain Ingin hidup sukses
harus berusaha dengan keras dan rajin dan mohon restu Tuhan, hasilnya
terserah Tuhan.

e. Tidak bersikap egois yang hanya mementingkan diri sendiri. Ada petuah : Sepi
ing pamrih, rame ing gawe.artinya bertindak tanpa pamrih dan selalu siap
bekerja demi kepentingan masyarakat dan kesejahteraan umat.Sikap yang
demikian ,mudah menimbulkan tindakan ber-gotong royong, baik dalam
lingkungan kecil maupun besar.

7
f. Gotong Royong adalah kerjasama saling membantu dan hasilnya sama-sama
dinikmati. Ini bisa berlaku diskop kecil seperti antar tetangga kampung yang
merupakan kebiasaan yang sudah berjalan sejak masa kuno. Yang digotong
royongkan antara lain : sama-sama membersihkan jalan desa, memperbaiki pra
sarana seperti jalan desa, saluran air, balai desa dsb.Ada juga yang bergotong
royong ramai-ramai membangun rumah seorang warga dll. Jadi pada intinya
gotong royong adalah kerjasama antar beberapa pihak yang menghasilkan nilai
lebih dipelbagai bidang yang dikerjakan bersama tersebut. Dasar gotong
royong adalah sukarela dan untuk kepentingan bersama yang meliputi bidang-
bidang perawatan, pembangunan, produksi dll.Tiap peserta akan menangani
bidang pekerjaan yang merupakan kemahirannya dan itu akan bersinerji
dengan ketrampilan peserta lain dan “proyek” akan berjalan lancar.Berdasarkan
pengalaman yang sukses dari gotong royong lingkup kecil, gotong royong bisa
dipraktekkan berupa sinerji yang berskala nasional, regional, bahkan
internasional.

2.2 Pengertian Nilai, Moral, dan Norma pada Etika dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin
dan menyadarkan manusia akan harkat, martabatnya. Nilai bersumber pada
budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku manusia.
Nilai sebagai suatu sistem (sistem nilai) merupakan salah satu wujud
kebudayaan, disamping sistem sosial dan karya.
Cita-cita, gagasan, konsep dan ide tentang sesuatu adalah wujud
kebudayaan sebagai sistem nilai. Oleh karena itu, nilai dapat dihayati atau
dipersepsikan dalam konteks kebudayaan, atau sebagai wujud kebudayaan
yang abstrak. Manusia dalam memilih nilai-nilai menempuh berbagai cara
yang dapat dibedakan menurut tujuannya, pertimbangannya, penalarannya,
dan kenyataannya.
Nilai sosial berorientasi kepada hubungan antarmanusia dan
menekankan pada segisegi kemanusiaan yang luhur, sedangkan nilai politik
berpusat pada kekuasaan serta pengaruh yang terdapat dalam kehidupan

8
masyarakat maupun politik. Disamping teori nilai diatas, Prof. Notonogoro
membagi nilai dalam tiga kategori, yaitu sebagai berikut:
1) Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia.
2) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
melakukan aktivitas.
3) Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani
manusia. Nilai kerohanian dapat dirinci sebagai berikut: \
a. Nilai kebenaran, yaitu bersumber pada unsur rasio manusia, budi dan
cipta.
b. Nilai keindahan, yaitu bersumber pada unsur rasa atau intuisi.
c. Nilai moral, yaitu bersumber pada unsur kehendak manusia atau
kemauan (karsa, etika)
d. Nilai religi, yaitu bersumber pada nilai ketuhanan, merupakan nilai
kerohanian yang tertinggi dan mutlak. Nilai ini bersumber kepada
keyakinan dan keimanan manusia kepada Tuhan

2. Pengertian Moral
Moral berasal dari kata mos (mores) yang artinya kesusilaan, tabiat,
kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang
menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia. Seorang yang taat kepada
aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma yang berlaku dalam
masyarakatnya ,dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Jika
sebaliknya terjadi, pribadi itu dianggao tidak bermoral.
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan, prinsip-prinsip
yang benar, baik, terpuji, dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan
terhadap nilai dan norma, moral pun dapat dibedakan seperti moral ketuhanan
atau agama, moral, filsafat, moral etika, moral hukum, moral ilmu, dan
sebagainya. Nilai, norma dan moral secara bersama mengatur kehidupan
masyarakat dalam berbagai aspeknya.
3. Pengertian Norma
Kesadaran akan hubungan yang ideal akan menumbuhkan kepatuhan
terhadap peraturan atau norma. Norma adalah petunjuk tingkah laku yang
harus dijalankan dalam kehidupan seharihari berdasarkan motivasi tertentu.
Norma sesungguhnya perwujudkan martabat manusia sebagai makhluk

9
budaya, sosial, moral dan religi. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap
luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi. Oleh sebab itu, norma
dalam perwujudannya dapat berupa norma agama, norma filsafat, norma
kesusilaan, norma hukum, dan norma sosial.
Norma memiliki kekuatan untuk dapat dipatuhi, yang dikenal dengan
sanksi, misalnya:
1) Norma agama, dengan sanksinya dari Tuhan
2) Norma kesusilaan, dengan sanksinya rasa malu dan menyesal terhadap
diri sendiri
3) Norma kesopanan, dengan sanksinya berupa mengucilkan dalam
pergaulan masyarakat
4) Norma hukum, dengan sanksinya berupa penjara atau kurungan atau
denda yang dipaksakan oleh alat Negara.

2.3 Pancasila Sebagai Sistem Etik Penting Diterapkan Dalam Kehidupan Sehari-
Hari
Beberapa alasan mengapa Pancasila sebagai system etika itu diperlukan dalam
penyelenggaraan kehidupan bernegara di Indonesia, meliputi hal-hal sebagai berikut
1. Pertama, dekadensi moral yang melanda kehidupan masyarakat, terutama generasi
muda sehingga membahayakan kelangsungan hidup bernegara. Dekadensi moral
terjadi ketika pengaruh globalisasi tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, tetapi
justru nilai-nilai dari luar berlaku dominan. Contoh-contoh dekadensi moral,
antara lain: penyalahgunaan narkoba, kebebasan tanpa batas, rendahnya rasa
hormat kepada orang tua, menipisnya rasa kejujuran, tawuran di kalangan para
pelajar. Kesemuanya itu menunjukkan lemahnya tatanan nilai moral dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila sebagai sistem etika
diperlukan kehadirannya sejak dini, terutama dalam bentuk pendidikan karakter di
sekolah-sekolah.
2. Kedua, korupsi akan bersimaharajalela karena para penyelenggara negara tidak
memiliki rambu-rambu normatif dalam menjalankan tugasnya. Para
penyelenggara negara tidak dapat membedakan batasan yang boleh dan tidak,
pantas dan tidak, baik dan buruk (good and bad). Pancasila sebagai sistem etika
terkait dengan pemahaman atas kriteria baik (good) dan buruk (bad). Archie Bahm

10
dalam Axiology of Science, menjelaskan bahwa baik dan buruk merupakan dua
hal yang terpisah. Namun, baik dan buruk itu eksis dalam kehidupan manusia,
maksudnya godaan untuk melakukan perbuatan buruk selalu muncul. Ketika
seseorang menjadi pejabat dan mempunyai peluang untuk melakukan tindakan
buruk (korupsi), maka hal tersebut dapat terjadi pada siapa saja. Oleh karena itu,
simpulan Archie Bahm, "Maksimalkan kebaikan, minimalkan keburukan" (Bahm,
1998:58).

3. Ketiga, kurangnya rasa perlu berkontribusi dalam pembangunan melalui


pembayaran pajak. Hal tersebut terlihat dari kepatuhan pajak yang masih rendah,
padahal peranan pajak dari tahun ke tahun semakin meningkat dalam membiayai
APBN. Pancasila sebagai sistem etika akan dapat mengarahkan wajib pajak untuk
secara sadar memenuhi kewajiban perpajakannya dengan baik. Dengan kesadaran
pajak yang tinggi maka program pembangunan yang tertuang dalam APBN akan
dapat dijalankan dengan sumber penerimaan dari sektor perpajakan. Berikut ini
diperlihatkan gambar tentang iklan layanan masyarakat tentang pendidikan yang
dibiayai dengan pajak.
4. Keempat, pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan bernegara
di Indonesia ditandai dengan melemahnya penghargaan seseorang terhadap hak
pihak lain. Kasus-kasus pelanggaran HAM yang dilaporkan di berbagai media,
seperti penganiayaan terhadap pembantu rumah tangga (PRT), penelantaran anak-
anak yatim oleh pihak-pihak yang seharusnya melindungi, kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT), dan lain-lain. Kesemuanya itu menunjukkan bahwa kesadaran
masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai sistem etika belum berjalan
maksimal. Oleh karena itu, di samping diperlukan sosial stem Pancasila,
diperlukan pula penjabaran sistem etika ke 199 dari 239 rundang-undangan
tentang HAM (Lihat Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM).
5. Kelima, kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap berbagai aspek
kehidupan manusia, seperti kesehatan, kelancaran penerbangan, nasib generasi
yang akan datang, global warming, perubahan cuaca, dan lain sebagainya. Kasus-
kasus tersebut menunjukkan bahwa kesadaran terhadap nilai-nilai Pancasila
sebagai sistem etika belum mendapat tempat yang tepat di hati masyarakat.
Masyarakat Indonesia dewasa ini cenderung memutuskan tindakan berdasarkan
sikap emosional, mau menang sendiri, keuntungan sesaat, tanpa memikirkan

11
dampak yang ditimbulkan dari perbuatannya. Contoh yang paling jelas adalah
pembakaran hutan di Riau sehingga menimbulkan kabut asap. Oleh karena itu,
Pancasila sebagai sistem etika perlu diterapkan ke dalam peraturan perundang-
undangan yang menindak tegas para pelaku pembakaran hutan, baik pribadi
maupun perusahaan yang terlibat. Selain itu, penggiat lingkungan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara juga perlu mendapat
penghargaan seperti gambar berikut.

2.4 Cara Penerapan Etika Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Beberapa cara penerapan etika Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, meliputi hal-
hal sebagai berikut
1. Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Lebih Tua
Yang dimaksud orang yang lebih tua disini adalah para orang tua kita, yaitu
Bapak, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak dan orang lain yang lebih tua
dari kita. Kita wajib menghormati orang tua yang telah memelihara kita dan
membesarkan, mendidik dan membiayai hidup kita, tidak sedikit pengorbanan
mereka lahir dan batin, baik materi, tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan
untuk kepentingan anak-anaknya. Walaupun mereka tidak mengharapkan
balasan atas kasih sayang dan pengorbanan kepada kita. Namun tidak
selayaknya kita mengabaikan kewajiban menghormati dan menuruti segala
nasehat dan perhatiannya. Kakek, nenek, paman, bibi, dan kerabat kita yang
lebih tua juga harus kita hormati dan kita perlakukan seperti orang tua kita.
Oleh karena itu kita harus berlaku hormat dan sopan, tidak bersikap melawan
atau menentang pada saat ada perselisihan. Karena bila kita bersikap hormat
dan sopan mereka pun akan berlaku sama.
2. Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Sebaya
Sebaya bisa berarti sama usianya, maka dari itu pergaulan dengan orang
sebaya sangat penting. Hampir setiap hari, dikalangan masyarakat maupun di
sekolah, kita sering kali berkumpul dengan teman sebaya yang memiliki
kesamaan dengan kita dalam beberapa hal. Pada saat kita kesulitan, merekalah
orang yang tepat untuk dimintai tolong baik bersifat pribadi pun kita lebih
terbuka. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling
membutuhkan satu sama lain, setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan
serta memerlukan bantuan orang lain. Dalam pergaulan sehari-hari kita sela

12
bersama mereka, maka kita patut menghormatinya serta menghargai
kedudukan mereka, demikian pula mereka akan menghormati dan menghargai
kita, cara bergaul yang baik dengan mereka (orang sebaya) yaitu hendaknya
kita turut memikirkan dan mempedulikan persoalan dan kesulitan mereka serta
turut meringankan beban permasalahannya.
3. Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Lebih Muda
Dalam pergaulan, tidak hanya orang yang lebih tua dan orang yang menjadi
perhatian kita untuk selalu kita hormati, tapi juga orang-orang yang lebih
muda. Islam menganjurkan kita agar bersikap merendah dan santun sesama
mukmin, termasuk orang yang lebih muda dari kita. Walau kita banyak
kelebihan dibanding mereka, kita tak boleh sombong, dan congkak pada
mereka justru kita harus membantunya dengan penuh kasih sayang dan segala
kecintaan. Pergaulan dengan orang lebih muda termasuk juga terhadap orang
yang keadaan perekonomiannya rendah,pengetahuan dan pengalamannya
lebih lemah dari kita, juga anak yatim dan fakir miskin. Terhadap mereka kita
wajib menyantuni dan bersikap penuh kasih sayang, tidak berbuat dan berkata
kasar, tidak menghina keadaan dan derajat mereka. Jika kita tidak hormat dan
tidak sopan terhadap mereka yang lebih muda dari kita, maka niscaya mereka
pun tidak akan menghormati kita.
4. Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Berbeda Agama
Agama Islam menganjurkan kepada kita untuk bergaul dengan orang-orang
yang berbeda agama dengan agama kita. Pada dasarnya mereka pun sama
dengan kita (makhluk ciptaan Tuhan) hanya saja berbeda keyakinan, banyak
beraneka sifat prilaku dan keinginan, juga kepercayaan dan keyakinan yang
berbeda namun merupakan bagian dari masyarakat bangsa. Kita membutuhkan
mereka dalam hal pekerjaan, perniagaan dan kemasyarakatan. Tak selayaknya
kita membedakan orang yang berbeda agama, kita harus tetap bergaul dengan
mereka sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan dan sebagai anggota
masyarakat.
5. Etika Dalam Berbicara Kepada Masyarakat
Alat komunikasi paling utama dalam pergaulan adalah berbicara, dengan
bicara kita dapat menyampaikan sesuatu, sebaliknya kita juga dapat
mengetahui keinginan orang lain. Berbicara bisa mendatangkan banyak orang
(teman) dan bisa pula mendatangkan musuh, maka dari itu kita harus pandai-

13
pandai menjaga cara berbicara kita dengan baik. Agama Islammengajarkan
agar kita berbicara sopan supaya tidak berakibat merugikan diri sendiri ataupun
orang lain. Mulut dapat kita gunakan sebagai nasehat akan kebenaran
hindarilah cara bicara yang bisa menimbulkan perselisihan karena perselisihan
itu kehendak setan yang ditujukan untuk mengadu domba, fitnah, isu dan
gosip.
6. Etika Mahasiswa di Lingkungan Kampus
Kampus merupakan pusat kegiatan utama mahasiswa yakni tempat untuk
menimba ilmu pengetahuan, wawasan serta pengalaman. Etika sangat
diperlukan oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari di kampus. Adapun
beberapa etika yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa di lungkungan kampus
diantaranya:
a Menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah yakni nilai-nilai dalam menuntut
dan menimba ilmu pengetahuan yang dilakukan dikampus dengan
cara belajar dengan sungguh-sungguh.
b Mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan kampus
mulai dari peraturan berbusana serta menaati peraturan peraturan
lainnya.
c Menghormati dan menghargai dosen selaku orang yang
mengarahkan dan memberi ilmu pengetahuan kepada mahasiswa
d Memberi contoh yang baik dalam berperilaku kepada adik tingkat,
teman setingkat dan kakak tingkat.
e Saling menghormati dan menghargai terhadap sesama mahasiswa.
f Berperilaku dan bertutur kata yang sopan, baik di dalam kelas dan di
luar kelas yang mencerminkan perilaku sebagai mahasiswa dan
dijiwai oleh nilai-nilai agama.
g Tidak berperilaku asusila atau tidak bermoral.
h Bersedia menerima sanksi yang ditetapkan atas pelanggaran terhadap
peraturan yang berlaku sebagai bagian dari pendidikan disiplin.
7. Etika Mahasiswa di Luar Kampus.
Mahasiswa tidak selamanya berada di lingkungan kampus. Etika dalam
kehidupan sehari hari di lingkungan luar kampus misalnya di lingkungan
masyarakat tempat tinggal/kos juga sangat diperlukan. Adapun beberapa etika

14
yang baik yang seharusnya diterapkan mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari
di luar lingkungan kampus adalah diantaranya:
a Menjadi contoh yang baik di lingkungan dimana mahasiswa tersebut
berada.
b Berperilaku dan bertutur kata yang baik yang mencerminkan sebagai
mahasiswa yang merupakan kaum intelektual.
c Berupaya mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah
dipelajarinya di masyarakat sebagai wujud pengabdian.
d Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di luar kampus.
e Bermasyarakat, yakni dekat dengan masyarakat sekitar lingkungan
tempat tinggal.
f Mengikuti segala bentuk aksi sosial masyarakat seperti gotong royong
dll
8. Etika Mahasiswa Dalam Pergaulan
Etika pergaulan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan kampus
maupun luar kampus sangat diperlukan. Sebagai mahasiswa, kita harus bisa
memilah baik buruknya pergaulan dalam kehidupan sehari-hari. Pergaulan
merupakan salah satu faktor utama pendukung baik atau buruknya etika
seseorang. Mahasiswa hendaknya dijadikan sebagai contoh dalam pergaulan
baik di lingkungan kampus, maupun masyarakat. Adapun yang perlu
diperhatikan dalam pergaulan dalam kehidupan sehari-hari baik itu
dilingkungan kampus maupun luar kampus antara lain:
a. bersikap sopan dan ramah kepada siapa saja, baik kepada dosen,
masyarakat, teman kampus, senior, ataupun adik tingkat.
b. Memberi perhatian kepada orang lain.
c. Berusaha selalu menjaga perasaan orang lain.
d. Bersikap ingin membantu sesama teman maupun masyarakat di
lingkungan tempat tinggal kita.
e. Memiliki rasa toleransi yang tinggi.
f. Dapat menguasai diri, mengendalikan emosi dalam situasi apapun

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai sistem etika erat kaitannya
dengan norma-norma yang diterapkan di bangsa Indonesia. Pengamalan nilai-nilai
Pancasila yang mengandung banyak nilai positif sangat relevan dengan norma-norma.
Pancasila sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan
suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis. Oleh karena itu sebagai sistem etika maka
sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat, hierarkhis dan sistematis.
Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi
manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3.2 Saran
a. Pancasila hendaknya menjadi dasar dan pedoman bagi Bangsa Indonesia
dalam bersikap dan bertingkah laku sehingga nantinya akan terwujud
masyarakat adil dan makmur sesuai dengan tujuan negara itu sendiri.
b. Pada setiap sendi-sendi kehidupan masyarakat, harus senatiasa menerapkan
nilai-nilai pancasila baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara sehinga terwujud perilaku etika yang
menjunjung tinggi nilai moralitas sebagai perwujudan dari ciri dan
kepribadian dari bangsa Indonesia.

16
DAFTAR PUSTAKA

17

Anda mungkin juga menyukai