Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

ETIKA PANCASILA

Disusun oleh:
SITI NURVAIDAH(PGMI/202002)
Dosen Pembimbing
SITI Nuraini ,M.Pd.I
SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH
(STAIM) BLORA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan Karunia, Rahmat,
dan Hidayah-Nya yang berupa kesehatan, sehingga makalah yang berjudul ‘’ETIKA
PANCASILA” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.Makalah ini disusun sebagai tugas
individu mata kuliah Pembelajaran PPkn MI/SD
Saya  berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun saya menyadari
bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi
penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya terima
dengan senang hati demi perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai Etika pancasila dan bermanfaat
bagi para pembacanya. Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan untuk membuat
makalah ini saya ucapkan terima kasih.

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB 1.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
LATAR BELAKANG..................................................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH............................................................................................................................5
TUJUAN.................................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
A.PENGERTIAN ETIKA............................................................................................................................6
B.PENGERTIAN ETIKA PANCASILA..........................................................................................................7
C. Pancasila Sebagai Solusi Persoalan Bangsa dan Negara Dalam Studi Kasus Korupsi.......................10
BAB III..................................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................................11
KESIMPULAN.......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12

3
BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Pancasila memiliki bermacam-macam fungsi dan kedudukan, antara lain sebagai dasar
negara, pandangan hidup bangsa, ideologi negara, jiwa dan kepribadian bangsa. Pancasila
juga sangat sarat akan nilai, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Oleh karena itu, pancasila secara normatif dapat dijadikan sebagai suatu acuan atas
tindakan baik, dan secara filosofis dapat dijadikan perspektif kajian atas nilai dan norma yang
berkembang dalam masyarakat.sebagai suatu nilai yang terpisah satu sama lain, nilai-nilai
tersebut bersifat universal, dapat ditemukan dimanapun dan kapanpun. Namun, sebagai suatu
kesatuan nilai yang utuh, nilai-nilai tersebut memberikan ciri khusus pada keindonesiaan
karena merupakan komponen utuh yang terkristalisasi pancasila.
Meskipun para perumus Pancasila mendapat pendidikan dari barat, namun perumusan
pancasila digali dan bersumber dari agama, adat dan kebudayaan yang hidup di Indonesia.
Oleh karena itu, pancasila pada awalnya merupakan consensus politik yang memberi dasar
bagi berdirinya Negara Indonesia, berkembang menjadi consensus moral yang digunakan
sebagai sistem etika yang digunakan untuk mengkaji moralitas bangsa dalam konteks
hubungan berbangsa dan bernegara
RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian etika?
2. Pengertian etika Pancasila?
3. Apa itu pancasila sebagai solusi persoalan bangsa dan Negara ?

TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari etika
2. Untuk mengetahui pengertian dari etika pancasila
3. Untuk mengetahui apa itu pancasila sebagai solusi persoalan bangsa dan Negara 

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN ETIKA

Secara etimologis (asal kata), etika berasal dari bahasa Yunani, ethos, dalam bentuk
tunggal artinya padang rumput, kebiasaan, adat, watak, dan lain-lain, dan dalam bentuk
jamak artinya kebiasaan. Etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang kebiasaan. Istilah ini identik dengan moral yang berasal dari bahasa Latin, mos yang
jamaknya mores, yang juga berarti adat atau cara hidup. Dalam bahasa Indonesia, moral
diterjemahkan dengan arti susila. Moral ialah ide-ide yang umum diterima tentang tindakan
manusia, mana yang baik dan wajar. Etika lebih bersifat teori, sedangkan moral menyatakan
ukuran. Meskipun kata etika dan moral memiliki kesamaan arti, dalam pemakaian sehari-hari
dua kata ini digunakan secara berbeda.
Moral atau moralitas digunakan untuk pembuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika
digunakan untuk mengkaji sistem nilai yang ada (Zubair, 1987: 13). Dalam bahasa Arab,
kata etika adalah akhlak yang merupakan kata jamak khuluk yang berarti perangai, tingkah
laku atau tabiat (Zakky, 2008: 20). Menurut Dr.H. Hamzah Ya’cub dalam buku etika islam,
etika ialah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh dapat diketahui oleh akal
pikiran. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987).

5
B.PENGERTIAN ETIKA PANCASILA

Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai
Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Suatu
perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut,
namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut. Nilai-nilai Pancasila
meskipun merupakan kristalisasi nilai yang hidup dalam realitas sosial, keagamaan, maupun
adat kebudayaan bangsa Indonesia, namun sebenarnya nilai-nilai Pancasila juga bersifat
universal yaitu dapat diterima oleh siapapun dan kapanpun. Rumusan Pancasila yang otentik
dimuat dalam Pembukan UUD 1945 alinea keempat. Dalam penjelasan UUD 1945 yang
disusun oleh PPKI ditegaskan bahwa “pokok- pokok  pikiran  yang termuat dalam
Pembukaan (ada empat, yaitu persatuan, keadilan, kerakyatan dan ketuhanan menurut
kemanusiaan yang adildan beradab) dijabarkan ke dalam pasal-pasal Batang Tubuh. Dan
menurut TAP MPRS No.XX/MPRS/1966 dikatakan bahwa Pancasila merupakan sumber dari
segala sumber hukum.
Hakikat Pancasila pada dasarnya merupakan satu sila yaitu gotong royong atau cinta kasih
dimana sila tersebut melekat pada setiap insan, maka nilai-nilai Pancasila identik dengan
kodrat manusia. oleh sebab itu penyelenggaraan Negara yang dilakukan oleh pemerintah
tidak boleh bertentangan dengan harkat dan martabat manusia, terutama manusia yang tinggal
diwilayah nusantara.
Pancasila merupakan  hasil kompromi  nasional  dan  pernyataan  resmi  bahwa bangsa
Indonesia menempatkan  kedudukan setiap warga negara secara sama, tanpa membedakan
antara penganut agama mayoritas maupun minoritas. Selain itu juga tidak membedakan unsur
lain seperti gender, budaya, dan daerah. Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang
memperlihatkan napas humanisme, karenanya Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh
siapa saja

6
.
Di dalam Pancasila terdapat nilai-nilai dan makna-makna yang dapat di implementasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
1.    Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa. Secara garis besar mengandung makna bahwa
Negara melindungi setiap pemeluk agama (yang tentu saja agama diakui di Indonesia) untuk
menjalankan ibadahnya sesuai dengan ajaran agamanya. Tanpa ada paksaan dari siapa pun
untuk memeluk agama, bukan mendirikan suatu agama. Tidak memaksakan suatu agama atau
kepercayaannya kepada orang lain. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan
beragama. Dan bertoleransi dalam beragama, yakni saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
2.    Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Mengandung makna bahwa setiap warga
Negara mendapatkan perlakuan yang sama di mata hukum, karena Indonesia berdasarkan atas
Negara hukum. mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan.
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Bertingkah laku sesuai dengan adab dan norma yang
berlaku di masyarakat.
3.    Sila Ketiga: Persatuan Indonesia. Mengandung makna bahwa seluruh penduduk yang
mendiami seluruh pulau yang ada di Indonesia ini merupakan saudara, tanpa pernah
membedakan suku, agama ras bahkan adat istiadat atau kebudayaan. Penduduk Indonesia
adalah satu yakni satu bangsa Indonesia. cinta terhadap bangsa dan tanah air. Menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Rela berkorban demi bangsa dan negara.
Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.
4.    Sila Keempat: Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Mengandung maksud bahwa setiap pengambilan keputusan
hendaknya dilakukan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, bukan hanya mementingkan
segelintir golongan saja yang pada akhirnya hanya akan menimbulkan anarkisme. tidak
memaksakan kehendak kepada orang lain. Melakukan musyawarah, artinya mengusahakan
putusan bersama secara bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan bersama. Mengutamakan
kepentingan negara dan masyarakat.

7
4. Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia. Mengandung maksud
bahwa  setiap penduduk Indonesia berhak mendapatkan penghidupan yang layak
sesuai dengan amanat UUD 1945 dalam setiap lini kehidupan. mengandung arti
bersikap adil terhadap sesama, menghormati dan menghargai hak-hak orang lain.
Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat. Seluruh kekayaan alam dan isinya
dipergunakan bagi kepentingan bersama menurut potensi masing-masing. Segala
usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan
kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata. Penghidupan disini
tidak hanya hak untuk hidup, akan tetapi juga kesetaraan dalam hal mengenyam
pendidikan. Apabila nilai-nilai yang terkandung dalam butir-butir Pancasila di
terapkan di dalam kehidupan sehari-hari maka tidak akan ada lagi kita temukan di
Negara kita yang namanya ketidak adilan, terorisme, koruptor, serta kemiskinan.
Karena di dalam Pancasila sudah tercemin semua norma-norma yang menjadi dasar
dan ideologi bangsa dan Negara. Sehingga tercapailah cita-cita sang perumus
Pancasila yaitu menjadikan Pancasila menjadi jalan keluar dalam menuntaskan
permasalahan bangsa dan bernegara

C. Pancasila Sebagai Solusi Persoalan Bangsa dan Negara Dalam Studi Kasus Korupsi
Moralitas individu dan sosial memiliki hubungan sangat erat bahkan saling tarik-menarik
dan mempengaruhi. Moralitas individu dapat dipengaruhi moralitas sosial, demikian pula
sebaliknya. Seseorang yang moralitas individunya baik ketika hidup dilingkungan masyarakat
yang bermoral buruk bisa saja dapat terpengaruh. Kenyataan seperti ini seringkali terjadi
pada lingkungan pekerjaan. Ketika lingkungan pekerjaan berisi orang-orang yang bermoral
buruk, maka orang yang bermoral baik akan dikucilkan atau diperlakukan tidak adil. Seorang
yang moral individunya lemah akan terpengaruh untuk menyesuaikan diri dan mengikuti.
Namun sebaliknya, seseorang yang memiliki moralitas individu baik akan tidak terpengaruh
bahkan dapat mempengaruhi lingkungan yang bermoral buruk tersebut.

8
Nilai-nilai pancasila apabila betul-betul dipahami, dihayati, dan diamalkan tentu mampu
menurunkan angka korupsi. Penanaman satu sila saja, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
apabila bangsa Indonesia menyadari jati dirinya sebagai makhluk Tuhan, tentu tidak akan
mudah menjatuhkan martabat dirinya ke dalam kehinaan dengan melakukan korupsi.
Perbuatan korupsi terjadi karena hilangnya kontrol diri dan ketidakmampuan untuk menahan
diri melakukan kejahatan. Kebahagiaan material dianggap segala-galanya dibanding
kebahagiaan spiritual yang lebih agung, mendalam, dan jangka panjang. Keinginan
mendapatkan kekayaan dan kedudukan secara cepat menjadikan nilai-nilai agama
dikesampingkan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna tentu tidak
akan merendahkan dirinya diperhamba oleh harta, namun akan menyerahkan diri sebagai
hamba Tuhan. Buah dari pemahaman dan penghayatan nilai ketuhanan ini adalah kerelaan
untuk diatur Tuhan, melakukan yang diperintahkan, dan meninggalkan yang dilarang-Nya.
Penanaman satu nilai tentunya tidak cukup dan memang tidak bisa dalam konteks
Pancasila, karena nilai-nilai Pancasila merupakan kesatuan organis yang tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lain. Dengan demikian, akan menjadi kekuatan moral
besar manakala keseluruhan nilai Pancasila yang meliputi nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan dijadikan landasan moril dalam seluruh kehidupan
berbangsa dan bernegara, terutama dalam pemberantasan korupsi.
Penanaman nilai pancasila tersebut paling efektif adalah melalui pendidikan dan media.
Pendidikan informal di keluarga harus menjadi landasan utama dan kemudian didukung oleh
pendidikan formal di sekolah dan non-formal di masyarakat. Peran media juga sangat penting
karena memiliki daya jangkau dan daya pengaruh yang sangat kuat bagi masyarakat. Media
harus memiliki visi dan misi mendidik bangsa dan membangun karakter masyarakat yang
maju namun tetap berkepribadian Indonesia.

9
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana
dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus
mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral
(Suseno, 1987). Dalam kajian etika, dikena adal tiga teori/aliran besar, yaitu deontologi,
teleologi dan keutamaan. Setiap aliran memiliki sudut pandang sendiri-sendiri dalam menilai
apakah suatu perbuatan diakatakan baik atau buruk.
Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai
Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Suatu
perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut,
namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada
hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis. Oleh karena itu sebagai suatu
dasar filsafat maka sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat, hierarkhis dan
sistematis. Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi
manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen Dikti Kemendikbud RI. Materi ajar mata kuliah pancasila. 2013

Kaelan MS. 2002. Pendidikan pancasila. Edisi Reformasi. Yogyakarta : Paradigma.

Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Edisi Kedua. Jakarta : PT Bumi

Aksara.

11

Anda mungkin juga menyukai