2. KONDISI PENDIDIKAN ISLAM 3. PERUBAHAN PADA PENDIDIKAN ISLAM INSTITUSI KELEMBAGAAN PENDIDIKAN ISLAM Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Instutusi Pendidikan dikelompokkan menjadi tiga Kelomok, yaitu Pendidikan Islam Formal, Pendidikan Islam Non-Formal, dan Pendidikan Islam In-Formal Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Spt ; RA, MI, MTS, MA, STAI, UI Swasta maupun negeri Non-Formal adalah lembaga pendidikan yang teratur namun tidak mengikuti peraturan2 tetap dan ketat. penidikan Islam non-formal adalah pendidikan yang diselengggrakan oleh masyarakat dengan tanpa mengikuti peraturan yang baku dari pemerintah. Ponpes, majelis taklim, pengajian kitab, pendidikan Alquran dan diniyah taklimiyah sebagai bagian dari pendidikan keagamaan Islam nonformal Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan masyarakat spt pendidikan keluarga, majelis ta’lim Praktek pendidikan Islam informal tidak terikat dengan penjenjangan, waktu, atau muatan kuirkulumnya. Pendidikan berjalan secara alami dan materi pendidikannya bersiafat kondisonal dan sesuai dengan kebutuhan tanpa ada program waktu dan evaluasi. Lembaga/ organisasi penyelenggaraan pendidikan Islam meliputi Ponpes, Madin, Madrasah, Sekolah Islam, Perguruan Tinggi Islam DASAR, TUJUAN DAN STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, yakni:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab." Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Standar Nasional Pendidikan tersebut meliputi : standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Harus ada integrasi antara ilmu agama dan ilmu umum (konsep ilmu menurut Islam) Adanya hubungan fungsional antara ilmu-ilmu umum dan ilmu-ilmu agama tanpa dikotomi metode integrasi seperti yang ditawarkan oleh Rahman itulah yang pernah diterapkan pada masa keemasan Islam. Pada masa itu ilmu dipelajari secara utuh dan seimbang antara ilmu-ilmu yang diperlukan untuk mencapai kesejahteraan di dunia (ilmu-ilmu umum) maupun ilmu-ilmu untuk mencapai kebahagiaan di akhirat (ilmu-ilmu agama) Karena pada dasarnya menurut Al-Qur’an semua pengetahuan datangnya dari Allah. Sebagian diwahyukan kepada orang yang dipilih-Nya melalui ayat-ayat Qur’aniyah dan sebagian lagi melalui ayat-ayat kauniyah yang diperoleh manusia dengan menggunakan indera, akal dan hatinya. Pengetahuan yang diwahyukan mempunyai kebenaran yang absolut sedangkan pengetahuan yang diperoleh, kebenarannya tidak mutlak (Rahman, 1984: 72)Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa ilmu Allah dapat diketahui dan dipelajari melalui dua jalur yaitu jalur ayat-ayat Qur’aniyah dan jalur ayat- ayat kauniyah KONDISI PENDIDIKAN ISLAM Iqbal dalam bukunya Tajdid fikr Ad Din fi al Islam, mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mencetak manusia. Dalam Islam, manusia adalah makhluk yang terdiri dari jasad dan ruh. Artinya, makhluk jasadiyah dan ruhaniyah sekaligus. Keduanya harus dikelola dari manusia secara seimbang agar kelak lahir manusia yang utuh ruhiyyah dan jasadiyyah. Dengan demikian pendidikan yg ideal hrs memperhatikan dimensi realitas, kapasitas, potensi fisik, intelektual dan spiritual dari peserta didik yg seimbang. Realitas : Tujuan pendidikan islam cenderung berorientasi kepada kehidupan akhirat semata dan bersifat defensif. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Rahman bahwa : Strategi pendidikan islam yang ada sekarang ini tidaklah benar- benar diarahkan kepada tujuan yang positif, tetapi lebih cenderung bersifat defensif yaitu untuk menyelamatkan pikiran kaum Muslimin dari pencemaran atau kerusakan yang ditimbulkan oleh dampak gagasan-gagasan Barat yang datang melalui berbagai disiplin ilmu,terutama gagasan-gagasan yang akan meledakkan standar moralitas Islam LANGKAH PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM Menurut Rahman, ada beberapa hal yang haruh dilakukan : Pertama, tujuan pendidikan Islam yang bersifat defensif dan cenderung berorientasi hanya kepada kehidupan akhirat tersebut harus segera diubah.Tujuan pendidikan islam harus berorientasi kepada kehidupan dunia dan akhirat sekaligus serta bersumber pada Al-Qur’an dan al Hadits Kedua, beban psikologis umat Islam dalam menghadapi Barat harus segera dihilangkan.Untuk menghilangkan beban psikologis umat Islam tersebut,Rahman menganjurkan supaya dilakukan kajian Islam yang menyeluruh secara historis dan sistimatis mengenai perkembangan disiplin-disiplin ilmu Islam seperti teologi,hukum,etika,hadis ilmu-ilmu sosial,dan filsafat Ketiga, sikap negatif umat Islam terhadap ilmu pengetahuan juga harus dirubah. Sebab menurut Rahmah, ilmu pengetahuan tidak ada yang salah, yang salah adalah penggunanya. WAJAH LULUSAN PENDIDIKAN ISLAM Pemetaan Lulusan pendidikan Islam a. Lulusan sampai tahun 50-an. - Hanya menguasai ilmu agama saja, karena sistem dan kurikulum pendidikan nasional belum saling terkait dilembaga pendidikan - Berparadigma bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan tidak penting dan kurang dipelajari b. Lulusan zaman sekarang - Menguasai ilmu agama dan ilmu umum - Integrasi antara kurikulum, peraturan perundang-undangan dan anggaran pendidikan. SKB 3 Mentri (Agama, Pendidikan Nas dan Dalam Negeri) th 1975 bahwa kurikulum madrasah dr ibtidaiyah s/d aliyah 70% agama dan 30% umum. Maka lulusannya dapat melanjutkan ke jenjang atasnya dan ke sekolah umum dan PT/Universitas. - Sejak keluarnya UU n0 2 th 1989, uu 20 TH 2003, pp 74 TH 2009), maka pendidikan Islam di bawah kemenag setara dengan jenjang pendidikan di bwh dinas. Ada integrasi anggaran, standar pendidikan, akreditasi dll - Integrasi bidang pengelolaan pendidikan Islam mene\jadi Satu Pintu, antara Dinas dan Kemenag belum terjadi sampai sekarang PERUBAHAN PADA PENDIDIKAN ISLAM Dilandasi adanya integrasi pendidikan Islam ke dalam sistem pendidikan Nasional Kesejajaran anggaran, aturan perundang-undangan SNP dan Perhatian Pemerintah terhadap Pendidikan Islam Muncul model madrasah sebagai sekolah umum bercirikhas agama, terpadu, kejuruan Muncul sekolah umum bercirikhas pendidikan Islam Perubahan pesantren selain penyelenggaraan pendidikan agama, pendidikan madrasah s/d PT serta penyelenggaraab pendidikan umum dr Dasar s/d SMU Harapannya : masyarakat memberikan perubahan mindset (anggapan/paradigma) positif terhadap keluaran (ouptup/outcome) pendidikan Islam. KRITERIA KEBUTUHAN DUNIA KERJA (SOFT SKILL DAN HARD SKILL) Kejujuran/ integritas Kepribadian ramah, sopan/ beretika Percaya diri Etos kerja yg baik Kemampuan beradaptasi SUDAHKAN Kemampuan berkomunikasi Output/outcome lembaga Kemampuan kerjasama pendidikan Islam Kemampuan memimpin menjawab Kreatif, humoris kebutuhan Kemampuan interpersonal tersebut ??????? Memiliki motivasi/berinisiatif Kemampuan analitika Kemampuan komputer/ IT Berpendidikan tinggi Kemampuan enterprenersip