Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH PANCASILA

TUGAS BESAR 2 BAGIAN 3


MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Disusun Oleh :

SITI AISYAH MAUDINA – 43217120099

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA - MENTENG

1|Tugas Besar 2 Bagian 1 Pendidikan Pancasila


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Bapak Oni
Tarsani, M.Ikom pada matakuliah Pancasila di Universitas Mercu Buana. Selain itu, penulis
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang arti penting
pendidikan Pancasila bagi mahasiswa dan bangsa Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Oni Tarsani,


M.Ikom selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 23 November 2020

Penulis

2|Tugas Besar 2 Bagian 1 Pendidikan Pancasila


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
BAB II........................................................................................................................................ 6
2.1 Pembahasan ................................................................................................................. 6
a. Pengertian Etika .......................................................................................................... 6
b. Aliran-aliran Etika ....................................................................................................... 8
c. Etika Pancasila ............................................................................................................ 9
Contoh etika Pancasila pada kehidupan politik Indonesia ............................................... 11
Seandainya Indonesia Tidak Memiliki Pancasila ............................................................. 12
BAB III .................................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15

3|Tugas Besar 2 Bagian 1 Pendidikan Pancasila


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila sebagai system etika disamping merupakan way of life bangsa Indonesia,
juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan
kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan bertingkahlaku. Pancasila
sebagai sistemetika, dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi moralitas dalam diri
setiap individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan sikap spiritualitas dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Taat beragama dalam kehidupan individu, bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan


dalam pengembangan keilmuan, serta kehidupan akademik dan profesinya;
mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam bentuk pribadi yang saleh secarain dividual,
sosial, dan alam; mengembangkan karakter Pancasilais yang teraktualisasi dalam sikap
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, cinta
damai, responsif, dan proaktif; berkontribusi aktif dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, berperan dalam pergaulan dunia dengan menjunjung tinggi penegakan moral
dan hukum; menguasai pengetahuan tentang pengertian etika, aliran-aliran etika, etika
Pancasila, dan Pancasila sebagai solusi problem moralitas bangsa; terampil merumuskan
solusiatas problem moralitas bangsa dengan pendekatan Pancasila; melaksanakan projek
belajar implementasi Pancasila dalam kehidupannyata.

Etika merupakan hal yang sangat diperlukan dalam menjalankan kehidupan berbangsa
dan bernegara, karena dengan memiliki etika maka kita mampu menjalankan kehidupan
bernegara dengan baik sebagai masyarakat yang mempunyai perilaku yang baik, kebiasaan
hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Dalam
artian ini, etika sama maknanya dengan moral.

Nilai-nilai Pancasila, meskipun merupakan kristalisasi nilai yang hidup dalam realita
sosial, keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa Indonesia, namun sebenarnya juga
nilai-nilai yang bersifat universal dapat diterima oleh siapa pun dan kapan pun. Etika
Pancasila berbicara tentang nilai-nilai yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia.

4|Tugas Besar 2 Bagian 1 Pendidikan Pancasila


Etika juga merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana
dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus
mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral
(Suseno, 1987).

Etika dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika umum
mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan
etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai aspek
kehidupan manusia (Suseno, 1987).

Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia
pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis. Oleh karena itu
sebagai suatu dasar filsafat maka sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat,
hierarkhis dan sistematis. Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan
universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,


kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia Indonesia
dalam semua aspek kehidupannya. Pentingnya pancasia sebagai sistem etika bagi bangsa
Indonesia ialah menjadi rambu normatif untuk mengatur perilaku kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Dengan demikian, pelanggaran
dalam kehidupan bernegara, seperti korupsi (penyalahgunaan kekuasaan) dapat
diminimalkan.

5|Tugas Besar 2 Bagian 1 Pendidikan Pancasila


BAB II

ISI

2.1 Pembahasan

a. Pengertian Etika

Etika diambil dari bahasa Yunani kuno. Bentuk kata tunggalnya yaitu 'Ethos' yang berarti
tempat tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, dan cara
berfikir. Sedangkan bentuk jamaknya adalah 'ta etha' yang berarti adat istiadat (kebiasaan). Ini
berarti segala sesuatu yang akan kita lakukan berlandaskan kepada etika.

Etika merupakan suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti
suatu ajaran tertentu. Etika terbagi menjadi dua, yaitu:

1). Etika Umum

Etika umum adalah prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia. Yang berarti
setiap tingkah laku kita sebagai manusia harus sesuai dengan prinsip-prinsip atau etika yang
ada. Jika kita melakukan sesuatu tanpa adanya etika, hidup kita tidak akan beraturan. Contoh,
ketikaakan melakukan kerja kelompok, saya dan teman-teman saya tidak memilih untuk
mengerjakan di hari sabtu dan minggu, dikarenakan salah satu teman saya ada yang beragama
kristen. Dan setiap hari sabtu dan minggu adalah jadwalnya untuk melakukan ibadah.
Tindakan tersebut termasuk dalam etika yang harus kita realisasikan, dalam bentuk
menghormati orang lain.

2). Etika Khusus

Etika khusus adalah etika yang membahas tentang prinsip-prinsip dalam hubungannya dengan
berbagai aspek kehidupan manusia. Yang berarti prinsip-prinsip ini adalah prinsip yang
mengatur tentang hubungan antar manusia ke manusia. Etika khusus dibagi kembali menjadi
dua, yaitu:

6|Tugas Besar 2 Bagian 1 Pendidikan Pancasila


a). Etika Individu

Etika individu adalah etika yang berkaitan dengan kewajiban dan sikap manusia terhadap
dirinya sendiri. Contoh, Menjaga sholat lima waktu. Hal ini, merupakan kewajiban bagi setiap
individu yang beragama muslim.

b). Etika Sosial

Etika social adalah etika yang membahas tentang kewajiban, sikap, perilaku manusia sebagai
anggota masyarakat pada umumnya. Di dalam hal ini menyangkut hubungan manusia dengan
manusia, baik secara individu, maupun dalam kelembagaan. Contoh, ketika saya mengikuti
sebuah organisasi, saya harus mengikuti peraturan-peraturan yang tersedia di dalam organisasi
tersebut.

Etika pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai
pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Suatu hal
dapat dianggap baik bukan hanya karena tidak bertentangan dengan nilai-nilai pancasila, tetapi
juga sesuai dengan isi dari nilai-nilai pancasila tersebut.

Nilai-nilai pancasila meskipun merupakan penegasan dari nilai yang hidup di dalam kenyataan
bersosial, keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa Indonesia, namun pada dasarnya nilai-
nilai pancasila dapat bersifat umum atau universal, dan dapat diterima oleh siapapun dan
kapanpun. Misalnya, pada sila kedua yaitu, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, adil dengan
memiliki sifat yang tidak membeda bedakan suatu hal dan sesuai dengan apa yang diperlukan
kemudian beradab yaitu memiliki kepribadian dan etika yang baik

Menurut TAP MPRS No.XX/MPRS/1966 dikatakan bahwa Pancasila merupakan sumber dari
segala sumber hukum. Dapat dikatakan bahwa segala hukum yang dibuat di negara ini
berlandaskan isi-isi dari pancasila. Yang diharapkan, bahwa negara kita ini akan sesuai dengan
isi dari pancasila tersebut dan melekat pada diri masyarakat-masyarakatnya. Oleh karena itu
penyelenggaraan hukum Negara yang dilakukan oleh pemerintah tidak boleh bertentangan
dengan harkat dan martabat manusia, terutama manusia yang tinggal di wilayah nusantara.

7|Tugas Besar 2 Bagian 1 Pendidikan Pancasila


b. Aliran-aliran Etika

Ada beberapa aliran etika yang dikenal dalam bidang filsafat, meliputi etika keutamaan,
teleologis, deontologis. Etika keutamaan atau etika kebajikan adalah teori yang mempelajari
keutamaan (virtue), artinya mempelajari tentang perbuatan manusia itu baik atau buruk. Etika
kebajikan ini mengarahkan perhatiannya kepada keberadaan manusia, lebih menekankan pada
Whats hould I be?, atau “saya harus menjadi orang yang bagaimana?”. Beberapa watak yang
terkandung dalam nilai keutamaan adalah baik hati, ksatriya, belaskasih, terus terang,
bersahabat, murah hati, bernalar, percaya diri, penguasaan diri, sadar, suka bekerja bersama,
berani, santun, jujur, terampil, adil, setia, ugahari (bersahaja), disiplin, mandiri, bijaksana,
peduli, dan toleran (Mudhofir, 2009: 216--219). Orang yang memelihara metabolism tubuh
untuk mendapatkan Kesehatan yang prima juga dapat dikatakan sebagai bentuk penguasaan
diri dan disiplin, sebagaimana nasihat Hippocrates berikut ini.

“All parts of the body which have a function, if use moderation and exercise in labours in which
each is accustomed, become thereby healthy, well-developed and age slowly, but if unused and
left idle they become liable to disease, defective growth, and age quickly”

(http://www.medscape.org/viewarticle/554276)

Etika teleologis adalah teori yang menyatakan bahwa hasil dari Tindakan moral menentukan
nilai tindakan atau kebenaran Tindakan dan dilawankan dengan kewajiban. Seseorang yang
mungkin berniat sangat baik atau mengikuti asas-asas moral yang tertinggi, akan tetapi hasil
tindakan moral itu berbahaya atau jelek, maka Tindakan tersebut dinilai secara moral sebagai
tindakan yang tidak etis. Etika teleologis ini menganggap nilai moral dari suatu Tindakan
dinilai berdasarkan pada efektivitas Tindakan tersebut dalam mencapai tujuannya. Etika
teleologis ini juga menganggap bahwa didalamnya kebenaran dan kesalahan suatu Tindakan
dinilai berdasarkan tujuan akhir yang diinginkan (Mudhofir, 2009: 214). Aliran-aliran etika
teleologis, meliputi eudaemonisme, hedonisme, utilitarianisme.

Etika deontologis adalah teori etis yang bersangkutan dengan kewajiban moral sebagai hal
yang benar dan bukannya membicarakan tujuan atau akibat. Kewajiban moral bertalian dengan
kewajiban yang seharusnya, kebenaran moral atau kelayakan, kepatutan. Kewajiban moral
mengandung kemestian untuk melakukan tindakan. Pertimbangan tentang kewajiban moral
lebih diutamakan dari pada pertimbangan tentang nilai moral. Konsep-konsep nilai moral (yang

8|Tugas Besar 2 Bagian 1 Pendidikan Pancasila


baik) dapat didefinisikan berdasarkan pada kewajiban moral atau kelayakan rasional yang tidak
dapat diturunkan dalam arti tidak dapat dianalisis (Mudhofir, 2009: 141).

Aliran Etika dan karakteristiknya

Aliran Orientasi Watak nilai Keterangan


Etika Keutamaan Keutamaan atau Disiplin, kejujuran, Moralitas yang
kebijakan belas kasih, murah didasarkan pada
hati, dan seterusnya agama kebanyakan
menganut etika
keutamaan.
Teleogis Konsekuensi atau Kebenaran dan Aliran etika yang
akibat kesalahan berorientasi pada
didasarkan pada konsekuensi atau
tujuan akhir hasil seperti:
Eudaemonisme,
Hedonisme,
Utilitarianisme.
Deontologis Kewajiban atau Kelayakan, Pandangan etika
keharusan kepatutan, yang mementingkan
kepantasan kewajiban seperti
halnya pemikiran
Immanuel Kant yang
terkenal dengan
sikap imperative
kategoris, perbuatan
baik dilakukan tanpa
pamrih.

c. Etika Pancasila

Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk mengatur
perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh karena itu,
dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,

9|Tugas Besar 2 Bagian 1 Pendidikan Pancasila


dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia Indonesia dalam semua
aspek kehidupannya.

Sila ketuhanan mengandung dimensi moral berupa nilai spiritualitas yang mendekatkan diri
manusia kepada Sang Pencipta, ketaatan kepada nilai agama yang dianutnya.

Sila kemanusiaan mengandung dimensi humanus, artinya menjadikan manusia lebih


manusiawi, yaitu upaya meningkatkan kualitas kemanusiaan dalam pergaulan antar sesama.

Sila persatuan mengandung dimensi nilai solidaritas, rasa kebersamaan (mitsein), cinta tanah
air.

Sila kerakyatan mengandung dimensi nilai berupa sikap menghargai orang lain, mau
mendengar pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

Sila keadilan mengandung dimensi nilai mau peduli atas nasib orang lain, kesediaan
membantu kesulitan orang lain.

Etika Pancasila itu lebih dekat pada pengertian etika keutamaan atau etika kebajikan,
meskipun corak kedua mainstream yang lain, deontologis dan teleologis termuat pula
didalamnya. Namun, etika keutamaan lebih dominan karena etika Pancasila tercermin dalam
empat tabiat saleh, yaitu kebijaksanaan, kesederhanaan, keteguhan, dan keadilan.
Kebijaksanaan artinya melaksanakan suatu Tindakan yang didorong oleh kehendak yang
tertuju pada kebaikan serta atas dasar kesatuan akal – rasa – kehendak yang berupa
kepercayaan yang tertuju pada kenyataan mutlak (Tuhan) dengan memelihara nilai-nilai
hidup kemanusiaan dan nilai-nilai hidup religius. Kesederhana an artinya membatasi diri
dalam arti tidak melampaui batas dalam hal kenikmatan. Keteguhan artinya membatasi diri
dalam arti tidak melampaui batas dalam menghindari penderitaan. Keadilan artinya
memberikan sebagai rasa wajib kepada diri sendiri dan manusia lain, serta terhadap Tuhan
terkait dengan segala sesuatu yang telah menjadi haknya (Mudhofir,2009:386).

10 | T u g a s B e s a r 2 B a g i a n 1 P e n d i d i k a n P a n c a s i l a
Contoh etika Pancasila pada kehidupan politik Indonesia

Kehidupan politik rakyat Indonesia selalu didasari oleh nilai-nilai pancasila. Pancasila
merupakan landasan dan tujuan kehidupan politik bangsa kita. Berkaitan dengan hal tersebut,
proses pembangunan politik yang sedang berlangsung di negara kita sekarang ini harus
diarahkan pada proses reaktualisasi sistem politik demokrasi pancasila yang handal, yaitu
sistem politik yang tidak hanya kuat, tetapi juga memiliki kualitas kemandirian tinggi yang
memungkinkannya untuk membangun atau mengembangkan dirinya secara terus-menerus
sesuai dengan tuntutan aspirasi masyarakatnya dan perubahan zaman.

Dengan demikian, sistem politik demokrasi pancasila akan terus berkembang bersamaan
dengan perkembangan jati dirinya, sehingga senantiasa mempertahankan, memelihara dan
memperkuat relevansinya dalam kehidupan politik. Nilai-nilainya bukan saja dihayati dan
dibudidayakan, tetapi diamalkan dalam kehidupan politik bangsa dan negara kita yang terus
berkembang. Proses reformasi yang sedang berjalan di Indonesia merupakan bukti
kedinamisan kehidupan politik masyarakat Indonesia.

Untuk memahami dan mendalami nilai nilai pancasila dalam etika berpolitik itu semua
terkandung dalam lima sila pancasila

KETUHANAN YANG MAHA ESA


Sila pertama merupakan sumber nilai nilai moral bagi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.
Berasarkan sila pertama negara Indonesia bukanlah negara teokrasi yang mendasarkan
kekuasaan negara pada legitimasi religius. Ekuasaan kepala negara tidak bersifat mutlak
berasarkan legitimasi religius melainkan berdasarkan legitimasi hukum dan demokrasi.

KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB


Sila kedua juga merupakan sumber nilai-nilai moralitas dalam kehidupan negara. Bangsa
Indonesia sebagai bagian dari umat manusia di dunia hidup secara bersama dalam suatu
wilayah tertentu, dengan suatu cita-cita serta prinsip hidup demi kesejahteraan bersama.
Manusia merupakan dasar kehidupan dan penyelenggaraan. Oleh karena itu asas-asas
kemanusiaan bersifat mutlak dalam kehidupan negara dan hukum.

PERSATUAN INDONESIA
Persatuan berarti utuh dan tidak terpecah-pecah. Persatuan mengandung pengertian

11 | T u g a s B e s a r 2 B a g i a n 1 P e n d i d i k a n P a n c a s i l a
bersatunya bermacam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan. Sila ketiga
ini mencakup persatuan dalam arti ideologis, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hukum.
Oleh karenanya diperlukan semangat persatuan sehingga tidak muncul jurang pemisah antara
satu golongan dengan golongan lain.

KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM


PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN
Negara berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan kekuasaan yang dilakukan
senantiasa untuk rakyat. Oleh karena itu rakyat merupakan asal muasal kekuasaan negara.
Dalam pelaksanaan dan penyelenggaran negara segala kebijaksanaan, kekuasaan dan
kewenangan harus dikembalikan kepada rakyat sebagai pendukung pokok negara.

KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA


Dalam penyelenggaraan negara harus berdasarkan legitimasi hukum yaitu prinsip "Legalitas".
Negara Indonesia adalah negara hukum, oleh karena itu keadilan dalam hidup bersama atau
keadilan sosial merupakan tujuan dalam kehidupan negara. Dalam penyelenggaran negara,
segala kebijakan, kekuasaan, kewenangan, serta pembagian serta senantiasa harus
berdasarkan hukum yang berlaku.

Seandainya Indonesia Tidak Memiliki Pancasila

Pancasila kita ketahui sebagai dasar negara dan tida dapat di ganggu gugat, pancasila
merupakan rumusan bersama secara demokrasi dan telah disetujui oleh orang banyak pada saat
pengesahannya. Bagaimana kalau indonesia tanpa adanya pancasila?

Semua orang pasti akan beranggapan bahwa semuanya aka kacau dan pastinya akan banyak
perpecahan yang terjadi, maka dari itu kita perlu Pancasila sebagai dasar negara dan menjadi
kan Pancasila sebagai pedoman hidup bernegara dan menjalankannya di kehidupan sehari-hari
.

Berdasarkan proses sejarahnya, empiro gagasan menjadikan pancasila sebagai ideologi muncul
tahun 1950 an. Saat itu terjadi konflik antara pemerintah pusat dan darul islam indonesia.
Namun, proses penafsiran pancasila menjadi ideologi baru berkembang pada orde baru dalam

12 | T u g a s B e s a r 2 B a g i a n 1 P e n d i d i k a n P a n c a s i l a
priode ini, pancasila menjelma menjadi ideologi negara dan menjadi logan melalui proses
indokrinasi.

Dengan menjadikan pancasila sebagai ideologi, maka dengan sendirinya pancasila


mendapatkan saingan dengan gagasan-gagasan lain dimasyarkat majmuk seperti indonesia
yang memiliki berbagai macam ideologi masing-masing. Ini adalah jeratan yang
menjerumuskan rejim orde baru, yang mengubah kontak sosial, pancasila layaknya berdiri
diatas berbagai ideologi karena ia merupakan suatu kontrak terbentuknya negara.

Bila benar pancasila itu masih ada pada setiap sanubari kita, insya Allah persatuan dan kesatuan
negeri ini tetap ada. Dan apabila pancasila itu benar masih melekat kuat di jiwa dan raga kita
ini insya Allah kita selalu mau bertoleransi dalam kehidupan damai dan indah.

13 | T u g a s B e s a r 2 B a g i a n 1 P e n d i d i k a n P a n c a s i l a
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila
untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia.
Oleh karena itu, didalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia
Indonesia dalam semua aspek kehidupannya.

Pentingnya Pancasila sebagai system etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi rambu normatif
untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia.
Dengan demikian, pelanggaran dalam kehidupan bernegara, seperti korupsi (penyalahgunaan
kekuasaan) dapat diminimalkan.

14 | T u g a s B e s a r 2 B a g i a n 1 P e n d i d i k a n P a n c a s i l a
DAFTAR PUSTAKA

https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/4833/mod_resource/content/1/BAB%20VI.pdf

https://www.kompasiana.com/mawaddah82340/5bd6a2fcab12ae0d4103a732/pancasila-
sebagai-sistem-etika

Modul 11 Pancasila

15 | T u g a s B e s a r 2 B a g i a n 1 P e n d i d i k a n P a n c a s i l a

Anda mungkin juga menyukai