Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Bapak Oni
Tarsani, M.Ikom pada matakuliah Pancasila di Universitas Mercu Buana. Selain itu, penulis
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang arti penting
pendidikan Pancasila bagi mahasiswa dan bangsa Indonesia.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
PENDAHULUAN
Pancasila sebagai system etika disamping merupakan way of life bangsa Indonesia,
juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan
kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan bertingkahlaku. Pancasila
sebagai sistemetika, dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi moralitas dalam diri
setiap individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan sikap spiritualitas dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Etika merupakan hal yang sangat diperlukan dalam menjalankan kehidupan berbangsa
dan bernegara, karena dengan memiliki etika maka kita mampu menjalankan kehidupan
bernegara dengan baik sebagai masyarakat yang mempunyai perilaku yang baik, kebiasaan
hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Dalam
artian ini, etika sama maknanya dengan moral.
Nilai-nilai Pancasila, meskipun merupakan kristalisasi nilai yang hidup dalam realita
sosial, keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa Indonesia, namun sebenarnya juga
nilai-nilai yang bersifat universal dapat diterima oleh siapa pun dan kapan pun. Etika
Pancasila berbicara tentang nilai-nilai yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia.
Etika dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika umum
mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan
etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai aspek
kehidupan manusia (Suseno, 1987).
Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia
pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis. Oleh karena itu
sebagai suatu dasar filsafat maka sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat,
hierarkhis dan sistematis. Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan
universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
ISI
2.1 Pembahasan
a. Pengertian Etika
Etika diambil dari bahasa Yunani kuno. Bentuk kata tunggalnya yaitu 'Ethos' yang berarti
tempat tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, dan cara
berfikir. Sedangkan bentuk jamaknya adalah 'ta etha' yang berarti adat istiadat (kebiasaan). Ini
berarti segala sesuatu yang akan kita lakukan berlandaskan kepada etika.
Etika merupakan suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti
suatu ajaran tertentu. Etika terbagi menjadi dua, yaitu:
Etika umum adalah prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia. Yang berarti
setiap tingkah laku kita sebagai manusia harus sesuai dengan prinsip-prinsip atau etika yang
ada. Jika kita melakukan sesuatu tanpa adanya etika, hidup kita tidak akan beraturan. Contoh,
ketikaakan melakukan kerja kelompok, saya dan teman-teman saya tidak memilih untuk
mengerjakan di hari sabtu dan minggu, dikarenakan salah satu teman saya ada yang beragama
kristen. Dan setiap hari sabtu dan minggu adalah jadwalnya untuk melakukan ibadah.
Tindakan tersebut termasuk dalam etika yang harus kita realisasikan, dalam bentuk
menghormati orang lain.
Etika khusus adalah etika yang membahas tentang prinsip-prinsip dalam hubungannya dengan
berbagai aspek kehidupan manusia. Yang berarti prinsip-prinsip ini adalah prinsip yang
mengatur tentang hubungan antar manusia ke manusia. Etika khusus dibagi kembali menjadi
dua, yaitu:
Etika individu adalah etika yang berkaitan dengan kewajiban dan sikap manusia terhadap
dirinya sendiri. Contoh, Menjaga sholat lima waktu. Hal ini, merupakan kewajiban bagi setiap
individu yang beragama muslim.
Etika social adalah etika yang membahas tentang kewajiban, sikap, perilaku manusia sebagai
anggota masyarakat pada umumnya. Di dalam hal ini menyangkut hubungan manusia dengan
manusia, baik secara individu, maupun dalam kelembagaan. Contoh, ketika saya mengikuti
sebuah organisasi, saya harus mengikuti peraturan-peraturan yang tersedia di dalam organisasi
tersebut.
Etika pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai
pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Suatu hal
dapat dianggap baik bukan hanya karena tidak bertentangan dengan nilai-nilai pancasila, tetapi
juga sesuai dengan isi dari nilai-nilai pancasila tersebut.
Nilai-nilai pancasila meskipun merupakan penegasan dari nilai yang hidup di dalam kenyataan
bersosial, keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa Indonesia, namun pada dasarnya nilai-
nilai pancasila dapat bersifat umum atau universal, dan dapat diterima oleh siapapun dan
kapanpun. Misalnya, pada sila kedua yaitu, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, adil dengan
memiliki sifat yang tidak membeda bedakan suatu hal dan sesuai dengan apa yang diperlukan
kemudian beradab yaitu memiliki kepribadian dan etika yang baik
Menurut TAP MPRS No.XX/MPRS/1966 dikatakan bahwa Pancasila merupakan sumber dari
segala sumber hukum. Dapat dikatakan bahwa segala hukum yang dibuat di negara ini
berlandaskan isi-isi dari pancasila. Yang diharapkan, bahwa negara kita ini akan sesuai dengan
isi dari pancasila tersebut dan melekat pada diri masyarakat-masyarakatnya. Oleh karena itu
penyelenggaraan hukum Negara yang dilakukan oleh pemerintah tidak boleh bertentangan
dengan harkat dan martabat manusia, terutama manusia yang tinggal di wilayah nusantara.
Ada beberapa aliran etika yang dikenal dalam bidang filsafat, meliputi etika keutamaan,
teleologis, deontologis. Etika keutamaan atau etika kebajikan adalah teori yang mempelajari
keutamaan (virtue), artinya mempelajari tentang perbuatan manusia itu baik atau buruk. Etika
kebajikan ini mengarahkan perhatiannya kepada keberadaan manusia, lebih menekankan pada
Whats hould I be?, atau “saya harus menjadi orang yang bagaimana?”. Beberapa watak yang
terkandung dalam nilai keutamaan adalah baik hati, ksatriya, belaskasih, terus terang,
bersahabat, murah hati, bernalar, percaya diri, penguasaan diri, sadar, suka bekerja bersama,
berani, santun, jujur, terampil, adil, setia, ugahari (bersahaja), disiplin, mandiri, bijaksana,
peduli, dan toleran (Mudhofir, 2009: 216--219). Orang yang memelihara metabolism tubuh
untuk mendapatkan Kesehatan yang prima juga dapat dikatakan sebagai bentuk penguasaan
diri dan disiplin, sebagaimana nasihat Hippocrates berikut ini.
“All parts of the body which have a function, if use moderation and exercise in labours in which
each is accustomed, become thereby healthy, well-developed and age slowly, but if unused and
left idle they become liable to disease, defective growth, and age quickly”
(http://www.medscape.org/viewarticle/554276)
Etika teleologis adalah teori yang menyatakan bahwa hasil dari Tindakan moral menentukan
nilai tindakan atau kebenaran Tindakan dan dilawankan dengan kewajiban. Seseorang yang
mungkin berniat sangat baik atau mengikuti asas-asas moral yang tertinggi, akan tetapi hasil
tindakan moral itu berbahaya atau jelek, maka Tindakan tersebut dinilai secara moral sebagai
tindakan yang tidak etis. Etika teleologis ini menganggap nilai moral dari suatu Tindakan
dinilai berdasarkan pada efektivitas Tindakan tersebut dalam mencapai tujuannya. Etika
teleologis ini juga menganggap bahwa didalamnya kebenaran dan kesalahan suatu Tindakan
dinilai berdasarkan tujuan akhir yang diinginkan (Mudhofir, 2009: 214). Aliran-aliran etika
teleologis, meliputi eudaemonisme, hedonisme, utilitarianisme.
Etika deontologis adalah teori etis yang bersangkutan dengan kewajiban moral sebagai hal
yang benar dan bukannya membicarakan tujuan atau akibat. Kewajiban moral bertalian dengan
kewajiban yang seharusnya, kebenaran moral atau kelayakan, kepatutan. Kewajiban moral
mengandung kemestian untuk melakukan tindakan. Pertimbangan tentang kewajiban moral
lebih diutamakan dari pada pertimbangan tentang nilai moral. Konsep-konsep nilai moral (yang
c. Etika Pancasila
Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk mengatur
perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh karena itu,
dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,
Sila ketuhanan mengandung dimensi moral berupa nilai spiritualitas yang mendekatkan diri
manusia kepada Sang Pencipta, ketaatan kepada nilai agama yang dianutnya.
Sila persatuan mengandung dimensi nilai solidaritas, rasa kebersamaan (mitsein), cinta tanah
air.
Sila kerakyatan mengandung dimensi nilai berupa sikap menghargai orang lain, mau
mendengar pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
Sila keadilan mengandung dimensi nilai mau peduli atas nasib orang lain, kesediaan
membantu kesulitan orang lain.
Etika Pancasila itu lebih dekat pada pengertian etika keutamaan atau etika kebajikan,
meskipun corak kedua mainstream yang lain, deontologis dan teleologis termuat pula
didalamnya. Namun, etika keutamaan lebih dominan karena etika Pancasila tercermin dalam
empat tabiat saleh, yaitu kebijaksanaan, kesederhanaan, keteguhan, dan keadilan.
Kebijaksanaan artinya melaksanakan suatu Tindakan yang didorong oleh kehendak yang
tertuju pada kebaikan serta atas dasar kesatuan akal – rasa – kehendak yang berupa
kepercayaan yang tertuju pada kenyataan mutlak (Tuhan) dengan memelihara nilai-nilai
hidup kemanusiaan dan nilai-nilai hidup religius. Kesederhana an artinya membatasi diri
dalam arti tidak melampaui batas dalam hal kenikmatan. Keteguhan artinya membatasi diri
dalam arti tidak melampaui batas dalam menghindari penderitaan. Keadilan artinya
memberikan sebagai rasa wajib kepada diri sendiri dan manusia lain, serta terhadap Tuhan
terkait dengan segala sesuatu yang telah menjadi haknya (Mudhofir,2009:386).
10 | T u g a s B e s a r 2 B a g i a n 1 P e n d i d i k a n P a n c a s i l a
Contoh etika Pancasila pada kehidupan politik Indonesia
Kehidupan politik rakyat Indonesia selalu didasari oleh nilai-nilai pancasila. Pancasila
merupakan landasan dan tujuan kehidupan politik bangsa kita. Berkaitan dengan hal tersebut,
proses pembangunan politik yang sedang berlangsung di negara kita sekarang ini harus
diarahkan pada proses reaktualisasi sistem politik demokrasi pancasila yang handal, yaitu
sistem politik yang tidak hanya kuat, tetapi juga memiliki kualitas kemandirian tinggi yang
memungkinkannya untuk membangun atau mengembangkan dirinya secara terus-menerus
sesuai dengan tuntutan aspirasi masyarakatnya dan perubahan zaman.
Dengan demikian, sistem politik demokrasi pancasila akan terus berkembang bersamaan
dengan perkembangan jati dirinya, sehingga senantiasa mempertahankan, memelihara dan
memperkuat relevansinya dalam kehidupan politik. Nilai-nilainya bukan saja dihayati dan
dibudidayakan, tetapi diamalkan dalam kehidupan politik bangsa dan negara kita yang terus
berkembang. Proses reformasi yang sedang berjalan di Indonesia merupakan bukti
kedinamisan kehidupan politik masyarakat Indonesia.
Untuk memahami dan mendalami nilai nilai pancasila dalam etika berpolitik itu semua
terkandung dalam lima sila pancasila
PERSATUAN INDONESIA
Persatuan berarti utuh dan tidak terpecah-pecah. Persatuan mengandung pengertian
11 | T u g a s B e s a r 2 B a g i a n 1 P e n d i d i k a n P a n c a s i l a
bersatunya bermacam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan. Sila ketiga
ini mencakup persatuan dalam arti ideologis, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hukum.
Oleh karenanya diperlukan semangat persatuan sehingga tidak muncul jurang pemisah antara
satu golongan dengan golongan lain.
Pancasila kita ketahui sebagai dasar negara dan tida dapat di ganggu gugat, pancasila
merupakan rumusan bersama secara demokrasi dan telah disetujui oleh orang banyak pada saat
pengesahannya. Bagaimana kalau indonesia tanpa adanya pancasila?
Semua orang pasti akan beranggapan bahwa semuanya aka kacau dan pastinya akan banyak
perpecahan yang terjadi, maka dari itu kita perlu Pancasila sebagai dasar negara dan menjadi
kan Pancasila sebagai pedoman hidup bernegara dan menjalankannya di kehidupan sehari-hari
.
Berdasarkan proses sejarahnya, empiro gagasan menjadikan pancasila sebagai ideologi muncul
tahun 1950 an. Saat itu terjadi konflik antara pemerintah pusat dan darul islam indonesia.
Namun, proses penafsiran pancasila menjadi ideologi baru berkembang pada orde baru dalam
12 | T u g a s B e s a r 2 B a g i a n 1 P e n d i d i k a n P a n c a s i l a
priode ini, pancasila menjelma menjadi ideologi negara dan menjadi logan melalui proses
indokrinasi.
Bila benar pancasila itu masih ada pada setiap sanubari kita, insya Allah persatuan dan kesatuan
negeri ini tetap ada. Dan apabila pancasila itu benar masih melekat kuat di jiwa dan raga kita
ini insya Allah kita selalu mau bertoleransi dalam kehidupan damai dan indah.
13 | T u g a s B e s a r 2 B a g i a n 1 P e n d i d i k a n P a n c a s i l a
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila
untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia.
Oleh karena itu, didalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia
Indonesia dalam semua aspek kehidupannya.
Pentingnya Pancasila sebagai system etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi rambu normatif
untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia.
Dengan demikian, pelanggaran dalam kehidupan bernegara, seperti korupsi (penyalahgunaan
kekuasaan) dapat diminimalkan.
14 | T u g a s B e s a r 2 B a g i a n 1 P e n d i d i k a n P a n c a s i l a
DAFTAR PUSTAKA
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/4833/mod_resource/content/1/BAB%20VI.pdf
https://www.kompasiana.com/mawaddah82340/5bd6a2fcab12ae0d4103a732/pancasila-
sebagai-sistem-etika
Modul 11 Pancasila
15 | T u g a s B e s a r 2 B a g i a n 1 P e n d i d i k a n P a n c a s i l a