Anda di halaman 1dari 11

PENTINGNYA IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM

PEMBENTUKAN ETIKA MAHASISWA

Muhammad Rahman Iqbal

Teknik Sipil, Universitas Bengkulu


iqbalbengkulu15@gmail.com

Abstrak

Pancasila sebagai sistem etika membantu kita dalam melakukan hal yang baik
dengan nilai yang terkandung dalam pancasila. Hal ini penting untuk diketahui
bangsa Indonesia terutama mahasiswa yang akan mempengaruhi masa depan
Indonesia karena mahasiswa merupakan calon pemimpin generasi penerus bangsa
sehingga setiap mahasiswa harus beretika, bermoral, dan berintegritas tinggi. Krisis
etika sekarang ini sudah menjalar pada lingkungan kampus sehingga mudah ditemui
sikap dan perilaku mahasiswa yang bertentangan dengan nilai moral. Sebagai
mahasiswa yang menjunjung keharmonisan dan keserasian, sebagai jati diri bangsa
maka sangatlah tepat jika nilai-nilai pancasila dijadikan sebagai nilai moral dalam
beretika untuk landasan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Prinsip etika pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik, artinya nilai-
nilai pancasila berdasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat
manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Apabila manusia mampu menyadari dan
benar-benar bisa menjalankan kelima aturan moral atau kelima nilai yang
terkandung dalam Pancasila, maka manusia dapat menyelamatkan bangsa dari
berbagai konflik. Membangun etika melalui nilai-nilai Pancasila dapat
mempersatukan seluruh kebhinekaan bangsa Indonesia.

Kata Kunci : Pancasila, Etika, Moral, Mahasiswa

Abstract

Pancasila as an ethical system helps us to do good things with the values


contained in Pancasila. This is important for the Indonesian people, especially students
who will influence the future of Indonesia because students are potential leaders of the
nation's next generation so that every student must be ethical, moral, and have high
integrity. The current crisis has spread to the campus environment so it is easy to find
attitudes and behaviors that are contrary to moral values. As a student who upholds
harmony and harmony as a national identity, life is appropriate if the values of
Pancasila are used as moral values in ethics for the foundation in living the life of
society, nation and state. Pancasila ethics are essentially humanistic, meaning that the
values of Pancasila are based on values that are rooted in human dignity and worth as
cultural beings. When humans are able to realize and can actually carry out the five
moral rules or the five values contained in Pancasila, then humans can save the nation
from various conflicts. Building ethics through the values of Pancasila can unite the
entire diversity of the Indonesian nation.

Keywords: Pancasila, Ethics, Morals, students


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila sebagai sistem etika merupakan way of life bangsa Indonesia dan
struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan
kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku.
Pancasila sebagai sistem etika, dimaksudkan untuk mengembangkan
dimensimoralitas dalam diri setiap individu sehingga memiliki kemampuan
menampilkansikap spiritualitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Sebagai makhluk individu dan sosial, setiap mengambil keputusan
tidak hanya terkait dengan diri sendiri, tetapi juga berimplikasi dalam kehidupan
social dan lingkungan. Oleh karena itu, sila-sila pancasila perlu diaktualisasikan
lebih lanjut ke dalam putusan tindakan sehingga mampu mencerminkan pribadi
yang beretika, utuh, dan berwawasan moral-akademis. 1 Dengan demikian,
siapapun perlu mengembangkan karakter yang pancasilais melalui berbagai sikap
yang positif, seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, mandiri, dan lainnya. Untuk
itu, diperlukan penguasaan pengetahuan tentang pengertian etika, aliran etika,
dan pemahaman pancasila sebagai sistem etika sehingga memiliki keterampilan
menganalisis.

Pada hakikatnya, pancasila bukan merupakan suatu pedoman yang langsung


bersifat normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai
etika yang merupakan sumber norma. Namun, pada kenyataannya sekarang
sudah berubah. Tingkah laku mahasiswa Indonesia dalam prakteknya sekarang
tidak lagi mewujudkan bagaimana bentuk pancasila dan tidak lagi
memperlihatkan nilai etika itu sendiri. Akhir – akhir ini nilai pancasila sudah
memudar, maksudnya hanya sedikit dari masyarakat Indonesia yang
menggunakan nilai pacasila bagi kehidupannya. Jangankan untuk menggunakan
nilai pancasila, masih banyak bangsa Indonesia lupa atau tertukar dengan sila –
sila pancasila. Hal ini dikarenakan kurangnya kita menyebutkan sila – sila
pancasia. Dulu sewaktu kita duduk di bangku sekolah, setiap senin kita pasti
selalu menjalankanupacara bendera, kita serentak hormat kepada bendera merah
putih, menyanyikan laguIndonesia raya dan lagu wajib, bahkan kita serentak
menyebutkan pancasila. Tapisekarang, hanya sebagian kecil yang masih
menganggap Pancasila itu merupakan pedoman dan sesuatu yang sangat penting
bagi pribadi bangsa Indonesia itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari etika?
2. Bagaimana hubungan pancasila dengan etika dan bagaimana alasan etika
pancasila itu dibutuhkan?
3. Bagaimana hubungan pancasila sebagai sistem etika Mahasiswa?
4. Bagaimana penerapan pancasila sebagai sistem etika mahasiswa

1
Syahrul Kirom. Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevasinya Dalam Mengatasi
Persoalan Kebangsaan. Jurnal Filsafat, Volume 21 Nomor 2 Agustus 2011. Hal. 1
BAB 2.PEMBAHASAN

2.1. Etika sendiri dilihat dari etimologi bahasanya yaitu bersumber dari kata
“ethos” bersasal dari Bahasa Yunani dimana memiliki arti adat, karakter ataupun
kepribadian. Etika ialah bidang yang menuturkan tentang bagaimana dan mengapa
kita menerapkan suatu ajaran tertentu (bisa jadi terhadap norma-norma) serta
bagaimana masyarakat berprilaku serta melaksanakan kewajiban dengan beragam
ajaran moral.

Sejalan dengan pemikiran Rafsel Tas’adi (2016) bahwa Etika ialah


personalitas perseorangan.Dalam hal ini dapat diambil makna bahwa orang yang
beretika merupakan orang yang memilki kepribadian baik dan memiliki kesadaran
manusia sebagai pribadi yang beretika.

Menurut Maidiantius Tanyid (2014) Etika pada hakikatnya meninjau asas


moral secara kritis, pada pengertian lain etika mengandung arti sebuah cabang ilmu
yang melibatkan perilaku manusia dalam kolerasinya dengan yang benar dan salah.

Selain itu Aristoteles mengatakan istilah “ethica” yang mendapatkan dua arti
yakni etika meliputi kesanggupan dan gabungan patokan, dimana dalam bahasa latin
dikenal dengan istilah Mores yang artinya sopan santun/bersikap, perilaku (lahir,
perilaku), kemudian Mores menggambarkan bahwa etika merupakan Moralitas yang
mempunyai arti kesediaan jiwa akan kesusilaan. Kedua arti etika itu ialah sebagai
berikut :

a. Etika Umum, digunakan untuk memperlihatkan asas-asas yang berdasaruntuk


setiap warga negara.

b. Etika Khusus, disini mempelajari asas-asas yang pada dalamnya terdapat hubungan
dan beragam aspek aktivitas manusia, baik sebagai perseorangan maupun kelompok.
Menurut Emmi Kholilah Harahap (2018) Etika baru saja menjadi bidang bila
kesempatan bermoral yaitu prinsip dan nilai tentang yang dianggap benar serta salah
yang masuk baru saja dalam diri manusia dan sering kali tanpa diketahui oleh
manusia telah menjadi acuan pemikiran bagi suatu penelitian terstrukturdan lengkap.
Pemaparan Pancasila sebagai sistem etika.

Menurut Sri Soeprapto (2013) Etika Pancasila ialah Etika keunggulan yang
tersusun dari nilai, asas, dan keutamaan budi pekerti bagi warga negara. Nilai sila
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, dan kerakyatan, serta keadilan terwujud oleh
pembelajaran dari keterangan sepanjang sejarah kebangsaan Indonesia yang Panjang
ini.2

Terdapat dua istilah Pancasila sebagai sistem etika yakni etika dan etiket.
Etika merupakan moral sementara itu etiket lebih kepada sopan santun dan adat
istiadat. Contoh etika yaitu parkir sembarangan merupakan pelanggaran moral.
Sedangkan contoh etiket yaitu tata cara dalam pergaulan. Pancasila sebagai sistem
2
Fannia Sulistiani Putri dan Dinie Anggtaeni Dewi. Implementasi Pancasila Sebagai Sistem Etika.
Journal of Education, Psychology and Counseling, Volume 3 Nomor 1 (2021). Hal. 179-180
merupakan suatu tanda atau suatu kumpulan asas yang mendirikan suatu
keseluruhan yang kestabilan, selaras, dan terpadu. 3Etika dan Pancasila merupakan
dua hal yang tidak bisa di sisihkan karena isi nya mengajarkan tentang nilai yang
tercantum kebaikan.

2.2. Pancasila sebagai Sistem Etika, Etika merupakan cabang filsafat pancasila yang
dijabarkan melalui sila-sila pancasila dalam mengatur perilaku kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia. Etika Pancasila cenderung
mendekati pada pengertian etika kebajikan dalam sistem pemerintahan. Hal ini
dikarenakan konsep deontologis dan teologis terkandung di dalam Pancasila.
Deontologi artinya Pancasila mengandung kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
warga negara. Teleologi artinya Pancasila menjadi tujuan dari negara Idonesia.
Namun, Pancasila tetap bersumber pada etika kebajikan. Tidak hanya berorientasi
pada kewajiban dan tujuan. Adapun pemaknaan tersebut di dapatkan dari jenis etika
yang mana senantiasa terkait erat dengan bagaimana manusia bertingkah laku yang
baik. Etika bersifat universal, berbeda dengan etiket yang berlaku pada tempat
tertentu (misal adat bertamu orang Jawa berbeda dengan adat bertamu orang Batak).
Etika mencakup norma moral yang bersumber dari hati nurani demi kenyamanan
bersama. Etika memiliki arti watak, sikap, adat atau cara berpikir. Secara etimologi,
etika mengandung arti ilmu mengenai segala sesuatu yang biasa dilakukan. Etika
sangat erat kaitannya dengan kebiasaan dan tata cara hidup yang baik pada diri
sendiri serta orang lain. Etika bertendensi dengan kata moral, berarti berasal dari
hati nurani setiap orang. Pada intinya, etika adalah struktur pemikiran yang disusun
guna memberi tuntunan kepada manusia dalam bersikap dan bertingkah laku.
Pancasila sebagai sistem etika bersumber dari kehidupan masyarakat berbagai etnik
di Indoensia. Selain itu, Pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam norma dasar
grundnorm yang digunakan sebagai pedoman penyusunan peraturan. Secara politis,
Pancasila sebagai sistem etika mengatur masalah perilaku politikus yang
berhubungan dengan praktik institusi sosial, hukum, komunitas, struktur sosial,
politik dan ekonomi. Dengan kata lain, para penyelenggara negara harus
mencerminkan etika dari Pancasila.

Pancasila sebagai sistem etika diperlukan dalam kehidupan untuk mengatur


sistem penyelenggaraan. Bayangkan apabila dalam penyelenggaraan kehidupan
bernegara tidak ada sistem etika yang menjadi guidance atau tuntunan bagi para
penyelenggara negara, niscaya negara akan hancur. Beberapa alasan mengapa
Pancasila sebagai sistem etika itu diperlukan dalam penyelenggaraan kehidupan
bernegara di Indonesia, meliputi hal-hal sebagai berikut:

Pertama, korupsi akan merajalela karena para penyelenggara negara tidak


memiliki rambu-rambu normatif dalam menjalankan tugasnya. Para penyelenggara
negara tidak dapat membedakan batasan yang boleh dan tidak, pantas dan tidak, baik
dan buruk good and bad. Pancasila sebagai sistem etika terkait dengan pemahaman
atas kriteria baik dan buruk.

3
Fannia Sulistiani Putri dan Dinie Anggtaeni Dewi. Implementasi Pancasila Sebagai Sistem Etika.
Journal of Education, Psychology and Counseling, Volume 3 Nomor 1 (2021). Hal. 177
Archie Bahm dalam Axiology of Science, menjelaskan bahwa baik dan buruk
merupakan dua hal yang terpisah. Namun, baik dan buruk itu eksis dalam kehidupan
manusia, maksudnya godaan untuk melakukan perbuatan buruk selalu muncul.
Ketika seseorang menjadi pejabat dan mempunyai peluang untuk melakukan
tindakan buruk (korupsi), maka hal tersebut dapat terjadi pada siapa saja. Oleh
karena itu, simpulan Archie Bahm, ”Maksimalkan kebaikan, minimalkan keburukan”
(Bahm, 1998: 58).4

Kedua, dekadensi moral yang melanda kehidupan masyarakat, terutama


generasi muda (Mahasiswa) sehingga membahayakan kelangsungan hidup
bernegara. Mahasiswa yang tidak mendapat pendidikan karakter yang memadai
dihadapkan pada pluralitas nilai yang melanda Indonesia sebagai akibat globalisasi
sehingga mereka kehilangan arah. Dekadensi moral itu terjadi Ketika pengaruh
globalisasi tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, tetapi justru nilai-nilai dari luar
berlaku dominan. Contoh-contoh dekadensi moral, antara lain penyalahgunaan
narkoba, kebebasan tanpa batas, rendahnya rasa hormat kepada orang tua,
menipisnya rasa kejujuran, tawuran di kalangan para pelajar. Semuanya itu
menunjukkan lemahnya tatanan nilai moral dalam kehidupan bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, Pancasila sebagai sistem etika diperlukan kehadirannya sejak dini,
terutama dalam bentuk pendidikan karakter di sekolah-sekolah.

Ketiga, pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan


bernegara di Indonesia ditandai dengan melemahnya penghargaan seseorang
terhadap hak pihak lain. Kasus-kasus pelanggaran HAM yang dilaporkan di berbagai
media, seperti kasus ospek UNESA dan ospek UNTIRTA 5yang sempat viral, semuanya
itu menunjukkan bahwa kesadaran mahasiswa terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai
sistem etika belum berjalan maksimal. Oleh karena itu, di samping diperlukan
sosialisasi sistem etika pancasila, diperlukan pula penjabaran sistem etika ke dalam
peraturan perundang-undangan tentang HAM.

Keempat, kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap berbagai aspek


kehidupan manusia,seperti kesehatan, kelancaran penerbangan, nasib generasi yang
akan datang, global warming,perubahan cuaca, dan lain sebagainya. Kasus-kasus
tersebut menunjukkan bahwa kesadaran terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai sistem
etika belum mendapat tempat yang tepat di hati masyarakat. Masyarakat Indonesia
dewasa ini cenderung memutuskan tindakan berdasarkan sikap emosional, mau
menang sendiri, keuntungan sesaat, tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan
dari perbuatannya. Oleh karena itu, Pancasila sebagai sistem etika perlu diterapkan
ke dalam peraturan perundang-undangan yang menindak tegas para pelaku.

4
Malva Thael. Alasan Pancasila sebagai Sistem Etika. Malva’s Pallete. 12 Desember 2017
5
Riyan Setiawan. Ospek Untirta Viral: 'Perpeloncoan dengan Kekerasan Sudah Kuno'. Tirto.Id, 14
Agustus 2022.
2.3. Hubungan pancasila sebagai sistem etika Mahasiswa meliputi:

1. Sila Ketuhanan mencerminkan bahwa Tuhan merupakan penjamin prinsip moral.


Setiap perilaku Mahasiswa didasarkan pada prinsip moral yang bersumber pada
norma agama. Ketika prinsip moral berlandaskan pada norma agama, maka akan
memberikan kekuatan pada prinsip agar dilaksanakan oleh pengikutnya.

2. Sila Kemanusiaan memiliki prinsip acta humanus. Tindakan kemanusiaan


diimplikasikan melalui sikap adil dan beradab guna menjamin tata pergaulan antar
mahasiswa yang berdasar pada nilai kemanusiaan tertinggi (kebajikan dan kearifan).

3. Sila Persatuan memiliki arti kesediaan hidup bersama di atas kepentingan individu
dan kelompok dalam kehidupan. Landasannya adalah nilai solidaritas dan semangat
kebersamaan yang melahirkan kekuatan dalam menghadapi ancaman pemecah belah.

4. Sila Kerakyatan sebagai sistem etika terletak pada konsep musyawarah untuk
mufakat apabila sekelompok mahasiswa ingin mencari suatu titik temu dalam
perbedaan pendapat atau pemikiran.

5. Sila Keadilan sebagai perwujudan dari sistem etika tidak menekankan pada
kewajiban saja deontologi atau tujuan saja teleologi. Akan tetapi lebih menonjolkan
pada kebijaksanaan.6

Sebagai seorang mahasiswa yang memiliki peran sebagai generasi pemimpin


bangsa, Mahasiswa harus dapat menerapkan dan menjalankan Pancasila sebagai
pedoman hidup di dalam masyarakat dan kehidupan akademik, mahasiswa juga
diharapkan tetap terus menempa dirinya menjadi pribadi-pribadi yang memiliki
kematangan intelektual, kreatif, percaya diri, inovatif, dan memiliki kesetiakawanan
sosial dan semangat pengabdian terhadap masyarakat, bangsa dan negara yang tinggi

2.4. Pendidikan pancasila di kampus sangatlah dibutuhkan. dikarenakan bahwa


pancasila mencakup semua aspek kehidupan bangsa Indonesia. Dengan berbagai
corak masalah yang timbul ataupun warisan masalah dari pendahulu, ketakutan,
kekhawatiran, akan problematika politik didalam dan luar kampus tentunya dapat
teratasi jika mahasiswa memahami Pancasila secara utuh serta melaksanakannya
secara nyata di kehidupan sehari-hari.

Pancasila berperan sebagai kontrol sosial, memberikan batasan-batasan


tertentu bagaimana seharusnya mahasiswa bertindak di depan publik. Hingga saat
mahasiswa terjun langsung dalam pengambilan keputusan terutama pada
pelaksanaannya tidak merugikan masyarakat dari kebijakan yang telah diambil

Penerapan pancasila sebagai sistem etika mahasiswa dalam kehidupan kampus


meliputi:

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, cara pengamalannya :

6
Retno Indriani. Pancasila Sebagai Sistem Etika. Tugas 1, mahasiswa.yai.ac.id. Hal. 4
a. Mahasiswa percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.

b. Hormat menghormati dan bekerja sama antar para pemeluk agama dan para
penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.

c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan


kepercayaannya.

d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, cara pengamalannya :

a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban asasi


antar sesama manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa.

b. Saling mencintai sesama mahasiswa.

c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

d. Tidak semena-mena terhadap mahasiswa lain.

e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

f. Gemar melakukan kegiatan kemahasiswaan.

g. Berani membela kebenaran dan keadilan.

3. Sila Persatuan Indonesia, cara pengamalnnya :

a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, keselamatan bersama di atas


kepentingan pribadi atau golongan.

b. Rela berkorban untuk kemajuan bersama.

c. Cinta tanah air dan bangsa.

d. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.

e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan mahasiswa yang berbhineka


tunggal ika.

4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan, cara pengamalannya :

a. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.


b. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

c. Dengan itikad yang baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil putusan musyawarah.

d. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.

5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, cara pengamalannya :

a. Bersikap adil.

b. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

c. Menghormati hak-hak orang lain.

d. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.

e. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan


sosial.7

7
Retno Indriani. Pancasila Sebagai Sistem Etika. Tugas 1, mahasiswa.yai.ac.id. Hal. 5-6
BAB 3. PENUTUP

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.


Sebagai dasar negara, Pancasila mengandung banyak nilai moral dan kebaikan.
Oleh karena itulah Pancasila dijadikan sebagai sistem etika. Etika merupakan
suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-
pandangan moral.
b. Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada
nlai-nilai yang terkandung dalam pancasila, yaitu niai Ketuhanan,
Kemanusiaan, persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Jika suatu perbuatan telah
mencakup nilai-nilai dan meninggikan nilai-nilai tersebut, maka perbuatan
tersebut dapat dikatakan baik, dan berlaku sebaliknya. Maka etika Pancasila
dan etika adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena merupakan suatu
sistem yang membentuk satu kesatuan yang utuh, saling berkaitan satu
dengan yang lain yang dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
c. Implementasi Pancasila bagi mahasiswa di kehidupan kampus sebagai sistem
etika dapat terwujud apabila setiap mahasiswa dapat menerapkan nilai-nilai
yang ada dalam pancasila dengan mengedepankan prinsip keseimbangan
antara hak dan kewajiban.
d. Pancasila sebagai sistem etika memegang peranan penting dalam
perkembangan bangsa ini karena Pancasila membentuk pola pikir bangsa
sehinga bangsa kita dapat dianggap sebagai bangsa yang bermoral dan
beradab di mata dunia.
Daftar Pustaka

Syahrul Kirom. Filsafat Ilmu dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevasinya


Dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan. Jurnal Filsafat, Volume 21 Nomor 2 Agustus
2011. Hal. 1

Fannia Sulistiani Putri dan Dinie Anggtaeni Dewi. Implementasi Pancasila


Sebagai Sistem Etika. Journal of Education, Psychology and Counseling, Volume 3
Nomor 1 (2021). Hal. 179-180

Fannia Sulistiani Putri dan Dinie Anggtaeni Dewi. Implementasi Pancasila


Sebagai Sistem Etika. Journal of Education, Psychology and Counseling, Volume 3
Nomor 1 (2021). Hal. 177

Malva Thael. Alasan Pancasila sebagai Sistem Etika. Malva’s Pallete. 12


Desember 2017

Riyan Setiawan. Ospek Untirta Viral: 'Perpeloncoan dengan Kekerasan Sudah


Kuno'. Tirto.Id, 14 Agustus 2022.

Retno Indriani. Pancasila Sebagai Sistem Etika. Tugas 1, mahasiswa.yai.ac.id.


Hal. 4

Retno Indriani. Pancasila Sebagai Sistem Etika. Tugas 1, mahasiswa.yai.ac.id.


Hal. 5-6

Anda mungkin juga menyukai