Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK

MK Pendidikan Agama Islam


Dosen : Ir. Dwi Agustiyah Rosida, MS

MAKALAH
“Etika dalam Memanfaatkan Media Sosial”

Disusun Oleh :

1. MOCH ZAYDAN DWI S. NPM: 1412200093

2. wwwwwwww NPM: wwwwwww

PRODI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun makalah tentang “ETIKA
DALAM MEMANFAATKAN MEDIA SOSIAL”. Kami juga berterima kasih kepada Ibu
Dwi Agustiyah selaku pengajar mata kuliah Pendidikan Patriotisme yang telah memberikan
tugas ini.

Harapan kami, makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kepada pembaca dan yang terpenting yaitu kepada kami sendiri mengenai
“ETIKA DALAM MEMANFAATKAN MEDIA SOSIAL”. Kami juga menyadari bahwa
makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata yang sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan adanya kritikan dan saran serta usulan demi perbaikan makalah ini di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan mohon kritikan dan sarannya yang membangun.

Surabaya, 13 November 2022

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ………………….................……………………………….……… i
DAFTAR ISI ………..…………………………..................……………….……………… ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………........................…………………………. 1
A. Latar Belakang........................................................................................………....… 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................……….…... 1
C. Tujuan .....................................................................................................…….……... 2
D. Manfaat....................................................................................................……….…... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3


A. Islam Dalam Menghadapi Tantangan Modernisasi.................................………......... 3
B. Memahami Konsep Islam Tentang IPTEK, Ekonomi, Politik, Sosial-Budaya Dan
Pendidikan ………………………………………………………………………..….. 4
C. Diperlukannya Prespektif Islam Dalam Implementasi IPTEK, Ekonomi, Politik,
Sosial-Budayadan Pendidikan ………..………………………………………...…... 9
D. Membangun Argumen Tentang Kompatibel Islam Dan Tantangan Modernisasi ..... 13
E. Esensi Dan Urgensi Kontekstualisasi Pemahaman Islam Dalam Menghadapi
Tantangan Modernisasi ……………….............………………………...………….. 14

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 17


A. Kesimpulan..............................................................................................……….….. 17
B. Saran........................................................................................................……….….. 18

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat semakin canggih ,
penyebaran informasi serta akses telekomunikasi semakin cepat dan mudah. Tidak dapat
dipungkiri hal tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung mempunyai dampak
bagi masyarakat , baik itu berdampak positif maupun negatif. Internet merupakan salah
satu hasil kecanggihan dan kemanjuan ilmu pengetahuan dan teknologi buatan manusia.
Salah satu kemanjuan ilmu teknologi itu adalah munculnya berbagai situs jejaring sosial
sebagai media informasi. Hal itu tentu membuat kita mendapatkan informasi lebih cepat.
Situs jejaring sosial di internet bermacam-macam jenis dan bentuknya , namun yang
paling dikenal dan banyak digunakan remaja jaman sekarang adalah facebook , whatsapp
Tiktok , instagram , twitter dan lain sebagainya. Didalam bermedia sosial harusnya para
pengguna mempunyai etika dalam memanfaatkannya agar bisa mendatangkan manfaat
positif bukan hal negatif. Banyaknya pengguna media sosial dizaman sekarang seringkali
lalai dan lupa tentang etika dalam memanfaatkan media sosial, masih banyak berita hoax
yang bertebaran, link video pornografi yang sangat mudah diakses, banyaknya SARA dan
toxic dalam berkomentar, dan juga cyber bullying. Evolusi yang terjadi di bidang
teknologi maupun inovasi internet menyebabkan tidak hanya memunculkan media baru
saja. Berbagai macam aspek kehidupan manusia, seperti komunikasi maupun interaksi,
juga mengalami perubahan yang sebelumnya tidak pernah diduga.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan kami angkat
dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Apa pengertian media sosial ?


2. Bagaimana sejarah dan perkembangan media sosial ?
3. Bagaimana etika dalam menggunakan / memanfaatkan media sosial ?
4. Bagaimana cara mengatasi problematika negative di media sosial dan dalam
menggunakan media sosial

C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas dapat di simpulkan tujuannya yaitu:
1. Mengetahui pengertian media sosial
2. Mengetahui sejarah perkembangan media sosial
3. Mengetahui dan paham etika dalam menggunakan / memanfaatkan media sosial

1
4. Mengetahui bagaimana cara mengatasi problematika negative yang bertebaran di
media sosial

D. Manfaat
Agar penulis beserta pembaca dapat mengetahui bagaimana cara beretika dalam
menggunakan / memanfaatkan media sosial secara baik agar tidak menimbulkan efek
negative yang berlebihan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Sosial


Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki,
forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial
yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain
mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial
dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi
menjadi dialog interaktif.
Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page
pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan
berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika
media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial
menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk
berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi
komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.1 Saat
teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh
dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan
dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian
cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar
terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia.
Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media
massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita..
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa
memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau
koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya
dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan social
media dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya
besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Kita sebagai pengguna
social media dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan,
gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.

3
Media sosial mempunyai ciri-ciri, yaitu sebagai berikut :
a. Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa
keberbagai banyak orang contohnya Direct Message ataupun internet
b. Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper
c. Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya
d. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi

B. Sejarah dan perkembangan jejaring sosial


Jejaring Sosial muncul atas dasar ide untuk menghubungkan orang-orang dari
seluruh belahan dunia. Kehadiran jejaring sosial diawali dengan munculnya
Sixdegrees.com pada tahun 1997 sebagai situs jejaring sosial pertama di dunia.Tahun
1999 dan 2000 muncul situs jejaring sosial bernama lunarstorm, live journal, dan cyword
sengan sistem informasi searah.
Pada tahun 2010 munculah Friendster, situs jejaring sosial yang sangat populer
selama beberapa tahun hingga akhirnya terlindas oleh kemunculan Facebook. Friendster
sendiri awalnya ditujukan sebagai tempat untuk mencari jodoh secara online. Akan tetapi
pengguna jejaring sosial yang sekarang dimiliki oleh perusahaan asal Malaysia itu lebih
meminatinya sebagai situs untuk lebih berkenalan dengan pengguna lain.
Tahun 2003 bermunculan situs jejaring social lain dengan beragam kategori seperti
Flikr(berbagi foto),Youtube(berbagi video),dan Myspace(banyak digunakan untuk
jejaring social musik).Selain Friendster,Myspace juga jejaring sosial yang popular pada
saat itu.
Pada tahun 2006 kehadiran Facebook menggeser posisi jejaring sosial pada saat
itu.Facebook yang telah diluncurkan pada tahun 2004 sampai saat ini telah memiliki 750
juta pengguna.
Tahun 2009, muncul jejaring sosial Twitter yang saat ini juga merupakan salah satu
jejaring sosial populer. Pengguna Twitter (tweep) dibatasi dalam berkicau (tweet)
maksimal 140 karakter.Namun justru pembatasan ini membuat Twitter menjadi jejaring
sosial micro blogging popular.Karna terbatas,jadi orang hanya menuliskan kata-kata yang
penting saja dan tidak lebay seperti di Facebook.
Tahun 2011 ini muncul lagi jejaring sosial baru bernama Google+ (dibaca Google
plus) yang dibuat oleh perusahaan internet raksasa, Google. Jejaring sosial ini sepertinya
sengaja dibuat untuk menyaingi situs milik Mark Zukerberg, Facebook. Dengan tampilan

4
dan fitur yang sangat mirip facebook, Google+ disebut-sebut akan menjadi jejaring sosial
populer. Mungkinkah bisa mengalahkan Facebook? Kelebihan Google+ adalah memiliki
fitur dan sistem yang dimiliki oleh facebook dan twitter, bisa dibilang penggabungan dari
dua jejaring sosial tersebut.
Dan semakin bertambah tahun media sosail bertambah canggih, samapi saat ini
2022 media sosial bisa jadi kebutuhan pokok bagi seluruh manusia. Dengan semakin
canggih dan banyakna media sosial yang tersebar dan memiliki akses gratis dan mudah
untuk menginstalnya seperti contoh, Whatsapp, Twitter, Tiktok, Line, Michat. Tantangan
dimasa sekarang menjadi bertambah juga

C. Etika dalam Menggunakan / Memanfaatkan Media Sosial


Etika adalah suatu ucapan dan tindakan seseorang mengenai baik dan buruk. Etika berkaitan
dengan 2 hal yakni :
a. Norma adalah aturan yang berlaku dan diyakini oleh masyarakat yang disertai
dengan sanksi atau ancaman apabila tidak mengikutinya.Misalnya, Norma Agama dan
adatistiadat
b. Nilai adalah suatu aturan dan keyakinan yang bersifat individu dan tidak ada sanksi
yang akan didapatkan jika melanggar. Istilah media sosial tersusun dari dua kata, yakni
“media” dan “sosial”. “Media” diartikan sebagai alat komunikasi (Laughey, 2007; McQuail,
2003). Sedangkan kata “sosial” diartikan sebagai kenyataan sosial bahwa setiap individu
melakukan aksi yang memberikan kontribusi kepada masyarakat. Pernyataan ini menegaskan
bahwa pada kenyataannya, media dan semua perangkat lunak merupakan “sosial” atau dalam
mak-na bahwa keduanya merupakan produk dari proses sosial (Durkheim dalam Fuchs,
2014).
Etika Dalam Menggunakan Media Sosial:
a) Memberikan Informasi Pribadi dan keluarga secara bijak. Sangat penting bagi kita
untuk memperhatikan dalam membagikan Informasi kepada khalayak umum, terutama yang
berhubungan Informasi pribadi dan keluarga. Bagikanlah hal-hal yang bersifat umum.
b) Berkomunikasi dengan sopan dan santun Gunakanlah Kaidah Bahasa dengan baik
dan benar dalam berkomunikasi, baik itu dalam bentuk tulisan ataupun ucapan.
c) Larangan menyebarkan konten Pornografi Memang benar apapun yang kita posting
di internet bebas tanpa dicekal, terutama konten pornografi yang sangat berbahaya bagi diri

5
kita dan juga orang lain. Film porno akan merusak otak dan membuat kinerja otak akan
semakin melemah.
d) Larangan menganggu suku, agama, antargolongan (SARA)dan Ras Inilah Kasus
yang sering terjadi di media social saat ini, terutama menyinggung agama. Bisa kita lihat saat
ini kasus Gubernur DKI Jakarta yang telah menghina ajaran agama islam dan membuat kaum
muslim marah atas ucapan dari Gubernur DKI Jakarta tersebut, mengatakan Surat Al-Maidah
ayat 51 isinya adalah bohong. Ada juga anak muda yang menginjak Al-Qur-an dan
mempermainkan Shalat. Akibatnya mereka ditangkap dan berurusan dengan polisi.
e) Menghargai dalam perbedaan Ini termasuk hal yang sangat penting bagi kita,
sadarilah bahwa kita sebagaimana manusia memiliki cara pandang yang berbeda dalam
menanggapi sesuatu hal. Jangan terlalu menganggap apa yang dibuat seseorang tersebut hal
yang tidak penting. Sehingga saling menjelek-jelekkan, akibatnya terjadilah pertempuran di
media social.
f) Opini Pastikan ada fakta dan data Jika ingin Membuat Suatu Opini ataupun suatu
tulisan, Pastikan Fakta dan Data itu memang ada. Think before you write (Berpikirlah
sebelum menulis). Begitu banyak media yang membuat opini tidak sesuai dengan Fakta dan
Data yang ada. Mereka hanya mengedepankan bagaimana orang tertarik walau menempuh
cara yang salah. Barhati-hatilah dalam beropini negatif pada seseorang, karna ini bisa dapat
melanggar hukum mengenai UU ITE Pasal 27 ayat 3 tentang pencemaran nama baik di dunia
maya.
g) Mengecek dan memastikan kebenaran Informasi Bagi kita yang ingin membagikan
suatu informasi kepada orang lain, agar mereka juga mendapatkan informasi yang telah kita
lihat. Namun, Sebelum membagikannya kita pastikan kebenaran dan ke akuratan dari
informasi yang dibagikan. Jangan tetipu dengan judul yang seolah-olah benar, tapi nyatanya
salah.
h) Menghargai hak cipta dengan menyebutkan sumber Begitu banyak kasus yang kita
lihat tentang pengambilan hak cipta seseorang dengan cara mengganti dan menghapusnya.
Hak cipta ini bisa berbentuk hasil lukisan, gambar,lagu dan video. Sangat dianjurkan untuk
mencantumkan sumber yang membuat sebagai penghargaan atas karya yang telah dihasilkan.
i) Hindari Menggunakan Medsos disaat Emosi sedang buruk Emosi sangat
menpengaruhi apa yang kita tulis, Menulis dan berkaryalah ketika Emosi sedang baik supaya
apa yang kita buat bukan karna kebencian dan kemarahan terhadap seseorang. Karna, disaat
Emosi sedang buruk, Bisa jadi apa yang kita buat bukanlah konsumsi public.

6
j) Hindari menggunakan Identitas Palsu Begitu banyak cara yang dilakukan oleh
seseorang untuk menjatuhkan Karakter orang lain, salah satunya menggunakan identitas
palsu suatu tokoh pada akun facebook. Sehingga, nama tokoh tersebut menjadi bahan
pembicaraan dan berdampak jelek terhadap tokoh tersebut. Biasanya orang seperti ini akan
memperkeruh suasana, memanipulasi informasi, dan membunuh karakter pihak lain.Ini
adalah termasuk perbuatan penipuan dan perbuatan yang sangat merugikan orang lain.

D. Membangun Argumen tentang Kompatibel Islam dan Tantangan Modernisasi


Modern mengandung arti maju dan berkemajuan dalam segala aspek kehidupan:
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Modern adalah perubahan sikap
dan pandangan dari tradisional ke rasional, dari primordial ke logis dan nalar.
Modernisasi merupakan proses terjadinya pemoderenan untuk kemajuan dalam segala
bidang kehidupan melalui akselerasi pendidikan dan aktualisasi teknologi. Modernisasi
telah mengubah wajah dunia dari kusam menjadi bersinar, dari yang lamban menjadi
serba cepat, dari yang tradisional menjadi rasional, dari yang primordial menjadi nalar.
Terdapat beberapa karakteristik dalam ajaran islam, yaitu:

1. Rasional
Ajaran Islam adalah ajaran yang sesuai dengan akal dan nalar manusia. Dalam
ajaran Islam nalar mendapat tempat yang tinggi sehingga salah satu cara untuk
mengetahui sahih atau tidaknya sebuah hadis dari sisi matan dan sanad adalah
sesuai dengan akal. Hadis yang sahih pasti rasional. Sebaliknya, hadis yang tidak
rasional itu menjadi indikator bahwa hadis itu tidak sahih. Betapa banyak ayat-ayat
Al-Quran yang menyuruh kepada kita untuk menggunakan akal dalam sikap
beragama. Demikian pula, hadis nabi menyuruh umat Islam menggunakan akal.

2. Sesuai dengan Fitrah Manusia


Tidak ada satu pun ajaran Islam yang tidak sesuai dengan fitrah manusia. Orang
beragama (ber-Islam) berarti ia hidup sesuai dengan fitrah. Sebaliknya, orang yang
tidak beragama berarti menjalani hidup tidak sesuai dengan fitrah. Orang yang
menjalani hidup tidak sesuai dengan fitrah, maka ia hidup dalam ketakutan,
kegalauan, ketidakpastian, dan kebimbangan. Akhirnya, dalam menjalani hidup
tidak ada kenikmatan dan kenyamanan. Sekadar contoh agar Anda paham.
Makrifatullah dan Tauhidullah adalah fitrah manusia karena sesudah bermakrifat

7
dan bertauhid kepada Allah, orang akan mengabdi hanya kepada Allah, meminta
tolong hanya kepada Allah, dan memohon perlindungan hanya kepada Allah. Jika
orang masih beribadah kepada selain Allah, minta tolong dan perlindungan kepada
selain Allah, maka akan terjadi kegalauan dalam batinnya, kecemasan, keraguan dan
kemunafikan, dan sakit secara rohani. Orang yang hidup dalam kondisi tidak sehat
rohaninya, maka ia tidak akan mendapatkan ketenangan dan kenikmatan.

3. Tidak Mengandung Kesulitan


Ajaran Islam itu mudah dan masih dalam batas-batas kekuatan kemanusiaan.
Tidak ada aspek ajaran Islam yang dalam pelaksanaannya di luar kemampuan
manusia. Allah sendiri menyatakan, “Allah menghendaki kemudahan dan tidak
menghendaki kesulitan dalam beragama.” (QS Al-Baqarah/2: 185).
4. Tidak mengandung banyak Taklif
Ajaran Islam tidak mengandung banyak taklif (beban). Kerangka dasar ajaran
Islam hanya tiga pilar, yaitu: akidah, syariat dan hakikat (atau biasa disebut akhlak).
Landasan ketiga pilar tadi adalah iman, Islam, dan ihsan. Secara keilmuan, ketiga
pilar tadi dapat dipisahkan yaitu dari akidah lahir ilmu akaid, ilmu tauhid atau ilmu
kalam. Dari syariat lahir ilmu syariat atau ilmu fikih (hukum Islam). Adapun dari
hakikat lahir ilmu tasawuf atau disebut juga ilmu hakikat atau ilmu akhlak. Ketiga
pilar tadi dalam aktualisasinya tidak bisa dipisahkan, tetapi harus terintegrasi.

5. Bertahap
Ajaran Islam diturunkan Allah kepada Rasulullah secara bertahap. Demikian
juga, proses pembumiannya di tengah masyarakat pada saat itu juga bertahap.

E. Esensi dan Urgensi Kontekstualisasi Pemahaman Islam dalam Menghadapi


Tantangan Modernisasi
Perlu untuk disadari bahwa modernisasi akibat kemajuan Iptek telah mengubah pola
pikir, pola pergaulan, dan pola kehidupan secara masif. Industrialisasi dalam
memproduksi barang dan jasa di satu sisi meningkatkan kualitas dan kuantitas barang dan
jasa yang diperlukan masyarakat, tetapi di sisi lain membawa dampak terhadap wujudnya
stratifikasi sosial yang tidak seimbang, yakni kapitalis (pemodal) dan pekerja atau buruh.
Dalam proses modernisasi ini, sering kali kaum buruh menjadi lemah ketika berhadapan
dengan kaum pemodal. Ketidakharmonisan antara dua pihak ini sering kali menjadi

8
pemicu terjadinya adagium di masyarakat yang kaya semakin kaya dan yang miskin
semakin miskin.

 Industrialisasi membuka lapangan kerja yang sangat signifikan bagi masyarakat


yang memiliki kualifikasi pedidikan yang memadai, tetapi industrialisasi juga
menyingkirkan sebagian masyarakat yang minus pendidikan atau memiliki pendidikan
yang tidak memadai. Terlepas dari dampak negatif yang ditimbulkannya, industrialisasi
telah menambah tumbuhnya kelas masyarakat menengah ke atas secara ekonomi.
Petumbuhan kelas menengah ini berdampak pula terhadap perbaikan ekonomi secara
global dan tumbuh suburnya sektor riil di tengah masyarakat. Kemajuan dalam bidang
teknologi-komunikasi, misalnya, telah mengubah pola hidup masyarakat dalam segala
aspeknya termasuk pola keberagamaannya. Perilaku keagamaan masyarakat, yang semula
menganggap bahwa silaturahmi penting dan harus bertatap muka, bersua bertemu, dan
berhadapan secara fisik, berubah menjadi silaturahmi cukup hanya melalui mendengar
suara lewat telepon, sms, facebook, atau twitter. Gelombang informasi ini sangat deras
dan pengaruhnya begitu terasa dalam segala aspek kehidupan manusia. Gelombang
informasi telah menandai lahirnya generasi baru dalam masyarakat. Kemajuan E.
Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Kontekstualisasi Pemahaman Islam dalam
Menghadapi Tantangan Modernisasi.
Islam dipahami secara rasional tidak sekedar dogma. Islam sebagai agama rasional
adalah agama masa depan, yaitu agama yang membawa perubahan untuk kemajuan
seiring dengan kemajuan kehidupan modern. Sebaliknya, Islam yang dipahami secara
tekstual dan dogmatis akan sulit eksis dan sulit beradaptasi dengan lingkungan kemajuan
yang semakin cepat perubahannya. Islam kontekstual akan menjadi solusi dan pemandu
dalam memecahkan berbagai problem kehidupan umat manusia. Islam yang dipahami
secara tekstual akan menjadi penghambat kemajuan, padahal Islam merupakan ajaran
yang berkarakter rasional, fleksibel, adaptable, dan berwawasan ke masa depan.
Menurut Kuntowijoyo, ada lima program reinterpretasi untuk memerankan kembali
misi rasional dan empiris Islam yang bisa dilaksanakan saat ini dalam rangka menghadapi
modernisasi.
1. Program pertama adalah perlunya dikembangkan penafsiran sosial struktural lebih
daripada penafsiran individual ketika memahami ketentuan-ketentuan tertentu di
dalam Al-Quran.

9
2. Program kedua adalah mengubah cara berpikir subjektif ke cara berpikir objektif.
Tujuan dilakukannya reorientasi berpikir secara objektif ini adalah untuk
menyuguhkan Islam pada cita-cita objektif. Kuntowijoyo memberikan contoh
ketentuan zakat. Secara subjektif, tujuan zakat memang diarahkan untuk
pembersihan jiwa kita. Akan tetapi, sisi objektif tujuan zakat adalah tercapainya
kesejahteraan sosial.
3. Program ketiga adalah mengubah Islam yang normatif menjadi teoretis. Selama ini,
kita cenderung lebih menafsirkan ayat-ayat Al-Quran pada level normatif dan
kurang memperhatikan adanya kemungkinan untuk mengembangkan norma-norma
itu menjadi kerangka teori ilmu. Secara normatif, kita mungkin hanya dapat
mengembangkan tafsiran moral ketika memahami konsep tentang fuqarā` dan
masākīn. Kaum fakir dan miskin paling-paling hanya akan kita lihat sebagai orang-
orang yang perlu dikasihani sehingga kita wajib memberikan sedekah, infaq, atau
zakat kepada mereka. Dengan pendekatan teoretis, kita mungkin akan dapat lebih
memahami konsep tentang kaum fakir dan miskin pada koteksyang lebih riil dan
lebih faktual sesuai dengan kondisi-kondisi sosial, ekonomi, dan kultural. Dengan
cara itu, kita dapat mengembangkan konsep yang lebih tepat tentang fuqarā` dan
masākīn itu pada kelas sosial dan sebagainya. Dengan demikian, kalau kita berhasil
memformulasikan Islam secara teoretis, banyak disiplin ilmu yang secara orisinal
dapat dikembangkan menurut konsep-konsep Al-Quran.
4. Program keempat adalah mengubah pemahaman yang ahistoris menjadi historis.
Selama ini pemahaman kita mengenai kisah-kisah yang ditulis dalam Al-Quran
cenderung sangat bersifat ahistoris, padahal maksud Al-Quran menceritakan kisah-
kisah itu adalah justru agar kita berpikir historis.
5. Program kelima adalah merumuskan formulasi-formulasi wahyu yang bersifat
umum menjadi formulasi-formulasi yang spesifik dan empiris. 

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Modernitas yang melanda dunia Islam, dengan segala efek positif-
negatifnya, menjadi tantangan yang harus dihadapi umat Islam di tengah kondisi
keterpurukannya. Umat Islam dituntut bekerja ekstra keras mengembangkan seagala
potensinya untuk menyelesaikan permasalahannya. Tajdid sebagai upaya menjaga dan
melsetarikan ajaranIslam menjadi pilihan yang harus dimanfaatkan secara maksimal oleh
umat Islam. Upaya tajdid harus terus dilakukan, tidak boleh berhenti meski memerlukan
cost yang besar. Sejalan dengan perkembangan budaya dan pola berpikir masyarakat yang
materialistisdan sekularis, maka nilai yang bersumberkan agama belum diupayakan
secara optimal. Agama dipandang sebagai salah satu aspek kehidupan yang hanya
berkaitan denganaspek pribadi dan dalam bentuk ritual, karena itu nilai agama hanya
menjadi salah satubagian dari sistem nilai budaya; tidak mendasari nilai budaya secara
keseluruhan. Fungsisosial agama adalah memberi kontribusi untuk mewujudkan dan
mengekalkan suatu ordesosial (tatanan kemasyarakatan). Secara sosiologis memang
tampak ada korelasi positifantara agama dan integrasi masyarakat; agama merupakan
elemen perekat dalam realita smasyarakat yang pluralistik.
Dengan demikian, kaum Muslim klasik telah dengan bebasmenggunakan bahan-
bahan yang datang dari dunia Hellenis tanpa mengalami Hellenisasi, kaum Muslim saat
sekarang juga sebenarnya dapat menggunakan bahan-bahan modernyang datang dari
Barat tanpa mengalami pembaratan (Westernisasi).Inti dari modernisasi yang kemudian
menjadi esensial dan sejalan dengan ajaranagama Islam adalah rasionalisasi yakni usaha
untuk menundukkan segala tingkah laku. kepada kalkulasi dan pertimbangan akal.
Rasionalisasi pada selanjutnya akan mendorong ummat Islam untuk bisa bersikap kritis
dan meninggalkan taqlid yang dikecam dalamIslam.Dengan demikian, pada dasarnya
modernisasi bukanlah sebuah esensi yang bertentangan dengan ajaran dasar agama
Islam.

11
B. Saran
1. Dalam mempelajari makalah ini, diharapkan tidak hanya sekedar diketahui namun
benar-benar dipahami dan menjadi pegangan bagi para mahasiswa mahasiswi agar
dapat menerapkan menjalankan sesuai syariat islam dalam Menghadapi Tantangan
Modernisasi.
2. Selanjutnya, penulis menyadari kekurangan dari makalah ini sehingga diharapkan
adanya masukan berupa kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan
pembuatan makalah ini dan bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya
untuk pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Hajar, Nopian Artika. 2015. Bagaimana Islam Menghadapi Tantangan Modernisasi.


https://dokumen.tips/documents/bagaimana-islam-menghadapi-tantangan-modernisasi.html.
23 Oktober 2017. Pukul; 18.20

12
Nasruloh, Agan. 2015. Bagaimana Islam Menghadapi Tantangan Modernisasi.
https://documents.tips/documents/bab-8pdf.html. 24 Oktober 2017. Pukul;16.25

13

Anda mungkin juga menyukai