Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PSIKOLOGI

"Dampak Media Sosial Terhadap Perkembangan Remaja"

OLEH :
Rafika Ridha
II A

DOSEN PENGAJAR :
Fizran SKM, M. Kes

PRODI D3 KEBIDANAN BUKITTINGGI


POLTEKKES KEMENKES PADANG
TA.2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Hidayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah dengan judul "Dampak Media Sosial
Terhadap Perkembangan Remaja".

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami
membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik
demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Padang, Oktober 2020


Rafika Ridha

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................................ 4

B. Tujuan Penulisan ………………………………………………….............................…..........4

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Media Sosial ……………………………….....................................………………………5

B. Klasifikasi Media Sosial …………………………........………… ..........................…………….. 5

C. Perkembangan Media Sosial …………………...............................……………………………6

D. Pertumbuhan Media Sosial …………………………........................……………........……......7

E. Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku di Kalangan Remaja …....……….7

F. Media Sosial di Kalangan Remaja ………………......…......................………………………8


G. Analisis Sosiologi Media Sosial ………............................………………………………....…9

H. Dampak Positif dan Negatif Media Sosial Bagi Remaja ……....…………......10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………....................................………………………………11

B. Saran ………………………………………........................................……………………………..…

11

DAFTAR PUSTAKA …………………………....................................……………………………....12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sosial Media kata yang tidak asing kita dengar saat ini, tahukah anda artinya ? Jika

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, tentu saja Sosial Media itu adalah Media Sosial –

sebuah tempat untuk melakukan aktifitas bersosialisasi – berbaur dan bergabung dengan

orang lain. Kata Sosial Media menjadi populer ketika Facebook dan Twitter mulai dikenal

oleh kalangan pengguna Internet, hal ini yang kemudian membuat Sosial Media dan Internet

menjadi tidak terpisahkan. Tidak heran, jika mendengar kata Sosial Media maka pikiran

orang orang tentu akan langsung tertuju pada Internet – Facebook, Twitter, Blogging ,

youtube dan semua fasilitas fasilitas lainnya yang menjembatani hubungan dan interaksi

antar manusia. Di Indonesia sendiri, kegiatan ber-Sosial Media sebenarnya telah ada sejak

lama – dengan bermunculannya berbagai macam forum diskusi berbasis web seperti

KasKus misalnya, hanya saja demam Sosial Media mulai terasa ketika sebuah situs

pertemanan bernama Friendster mulai naik daun – saat itu banyak orang mulai merasa
sangat penting untuk menampilkan sosok dirinya untuk dikenal orang lain. Sosial media

memiliki dampak besar pada kehidupan kita saat ini. Seseorang yang asalnya “kecil” bisa

seketika menjadi besar dengan Media sosial, begitupun sebaliknya orang “besar” dalam

sedetik bisa menjadi “kecil” dengan Media sosial. Apabila kita dapat memnfaatkan media

sosial, banyak sekali manfaat yang kita dapat, sebagai media pemasaran, dagang, mencari

koneksi, memperluas pertemanan, dll. Tapi apabila kita yang dimanfaatkan oleh Media

sosial baik secara langsung ataupun tidak langsung, tidak sedikit pula kerugian yang akan di

dapat seperti kecanduan, sulit bergaul di dunia nyata, dan lain – lain). Orang yang pintar

dapat memanfaatkan media sosial ini untuk mempermudah hidupnya , memudahkan dia

belajar, mencari kerja, mengirim tugas, mencari informasi , berbelanja , dan lain - lain . Media

sosial menambahkan kamus baru dalam pembendaharaan kita yakni selain mengenal dunia

nyata kita juga sekarang mengenal “dunia maya”. Dunia bebas tanpa batasan yang berisi

orang-orang dari dunia nyata. Setiap orang bisa jadi apapun dan siapapun di dunia maya.

Seseorang bisa menjadi sangat berbeda kehidupannya antara didunia nyata dengan dunia

maya, hal ini terlihat terutama dalam jejaring sosial .

B. Tujuan Penulisan

1. Menambah pengetahuan tentang media sosial.

2. Menambah pengetahuan tentang pengaruh media sosial bagi remaja.

3. Menambah pengetahuan tentang dampak positip dan negatip Media sosial bagi remaja .
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah

berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial , wiki , forum dan

dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling
umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah

kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi

Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content".[1]

B. Klasifikasi media sosial

Media sosial teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk majalah, forum internet , weblog ,

blog sosial, microblogging, wiki, podcast, foto atau gambar, video, peringkat dan bookmark

sosial. Dengan menerapkan satu set teori-teori dalam bidang media

penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan) dan proses sosial (self-presentasi , selfdisclosure)

Kaplan dan Haenlein menciptakan skema klasifikasi untuk berbagai jenis media

sosial dalam artikel Horizons Bisnis mereka diterbitkan dalam 2010. Menurut Kaplan dan

Haenlein ada enam jenis media sosial[ :

Proyek Kolaborasi

Website mengijinkan usernya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun me-remove

konten – konten yang ada di website ini. contohnya wikipedia, Blog dan microblog

User lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat ataupun

mengkritik kebijakan pemerintah. contohnya twitter.Konten para user dari pengguna website ini

saling meng-share konten – konten media, baik seperti video, ebook, gambar, dan lain – lain .

contohnya youtube.

Situs jejaring sosial Aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan cara
membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain. Informasi pribadi itu

bisa seperti foto –foto. contoh facebook

Virtual game world

Dunia virtual, dimana mengreplikasikan lingkungan 3D, dimana user bisa muncul dalam

bentuk avatar – avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain selayaknya di

dunia nyata. contohnya game online

Dunia virtual yang dimana penggunanya merasa hidup di dunia virtual, sama seperti virtual

game world, berinteraksi dengan yang lain. Namun, Virtual Social World lebih bebas , dan

lebih ke arah kehidupan, contohnya second life.

Ciri - ciri media sosial

Media sosial mempunyai ciri - ciri sebagai berikut [3] :

 Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai

banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet

 Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper

 Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya

 Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi

C. Perkembangan media sosial

Perkembangan dari Media Sosial itu sendiri sebagai berikut [4] :

 1978 Awal dari penemuan Sistem papan buletin yang memungkinkan untuk dapat

berhubungan dengan orang lain menggunakan surat elektronik , ataupun

mengunggah dan mengunduh Perangkat lunak , semua ini dilakukan masih dengan

menggunakan saluran telepon yang terhubung dengaan modem


 1995 Kelahiran dari situs GeoCities, situs ini melayani Web Hosting yaitu layanan

penyewaan penyimpanan data - data website agar halaman website tersebut bisa di

akses dari mana saja, dan kemunculan GeoCities ini menjadi tonggak dari berdirinya

website - website lain.

 1997 Muncul situs jejaring sosial pertama yaitu Sixdegree.com walaupun sebenarnya

pada tahun 1995 terdapat situs Classmates.com yang juga merupakan situs jejaring

sosial namun, Sixdegree.com di anggap lebih menawarkan sebuah situs jejaring

sosial di banding Classmates.com

 1999 Muncul situs untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger. situs ini menawarkan

penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri. sehingga pengguna dari

Blogger ini bisa memuat hal tentang apapun. termasuk hal pribadi ataupun untuk

mengkritisi pemerintah. sehingga bisa di katakan blogger ini menjadi tonggak

berkembangnya sebuah Media sosial.

 2002 Berdirinya Friendster, situs jejaring sosial yang pada saat itu menjadi booming ,

dan keberadaan sebuah media sosial menjadi fenomenal.

 2003 Berdirinya LinkedIn, tak hanya berguna untuk bersosial, LinkedIn juga

berguna untuk mencari pekerjaan, sehingga fungsi dari sebuah Media Sosial makin

berkembang.

 2003 Berdirinya MySpace, MySpace menawarkan kemudahan dalam

menggunakannya,sehingga myspace di katakan situs jejaring sosial yang user

friendly.

 2004 Lahirnya Facebook, situs jejaring sosial yang terkenal hingga sampai saat ini,

merupakan salah satu situs jejaring sosial yang memiliki anggota terbanyak .
 2006 Lahirnya Twitter, situs jejaring sosial yang berbeda dengan yang lainnya,

karena pengguna dari Twitter hanya bisa mengupdate status atau yang bernama

Tweet ini yang hanya di batasi 140 karakter.

 2007 Lahirnya Wiser, situs jejaring social pertama sekali diluncurkan bertepatan

dengan peringatan Hari Bumi (22 April) 2007. Situs ini diharapkan bisa menjadi

sebuah direktori online organisasi lingkungan seluruh dunia termasuk pergerakan

Lingkungan baik dilakukan individu maupun kelompok.

 2011 Lahirnya Google+, google meluncurkan situs jejaring sosialnya yang bernama

google+, namun pada awal peluncuran. google+ hanya sebatas pada orang yang telah

di invite oleh google. Setelah itu google+ di luncurkan secara umum.

D. Pertumbuhan media sosial

Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa

memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi , radio , atau

koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan

media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan

jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar , tanpa alat

mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas bisa

mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai

model content lainnya.

Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah mengenai menjadi manusia

biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi untuk

menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik ,

menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas. Intinya, menggunakan media


sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses

dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media

sosial berkembang pesat. Tak terkecuali, keinginan untuk aktualisasi diri dan kebutuhan

menciptakan personal branding.

Perkembangan dari media sosial ini sungguh pesat, ini bisa di lihat dari banyaknya jumlah

anggota yang di miliki masing - masing situs jejaring sosial ini , berikut tabel jumlah anggota

dari masing - masing situs yang di kutip dari (August E. Grant:297) pada 1 mei 2010 [5] :

E. Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku di Kalangan Remaja

Dalam era globalisasi ini teknologi semakin maju, tidak dapat dipungkiri hadirnya

internet semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kegiatan sosialisasi ,

pendidikan, bisnis, dsb. Kesempatan ini juga dimanfaatkan oleh vendor smartphone serta

tablet murah yang menjamur dan menjadi trend . Hampir semua orang di Indonesia

memiliki smartphone , dengan semakin majunya internet dan hadirnya smartphone maka

media sosial pun ikut berkembang pesat.

Media sosial merupakan situs dimana seseorang dapat membuat web page pribadi dan

terhubung dengan setiap orang yang tergabung dalam media sosial yang sama untuk berbagi

informasi dan berkomunikasi. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media

broadcast , maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja

yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi feedback secara terbuka , memberi

komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas .

Sangat mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama bagi seseorang dalam membuat
akun di media sosial. Kalangan remaja yang mempunyai media sosial biasa nya memposting

tentang kegiatan pribadinya, curhatannya, serta foto-foto bersama teman-temannya .

Semakin aktif seorang remaja di media sosial maka mereka semakin dianggap keren dan

gaul. Namun kalangan remaja yang tidak mempunyai media sosial biasanya dianggap kuno ,

ketinggalan jaman, dan kurang bergaul.

Media sosial menghapus batasan-batasan dalam bersosialisasi. Dalam media sosial tidak ada

batasan ruang dan waktu, mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun mereka

berada. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam

kehidupan seseorang. Seseorang yang asalnya kecil bisa menjadi besar dengan media sosial ,

begitu pula sebaliknya.

Bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja, media sosial seakan sudah menjadi

candu, tiada hari tanpa membuka media sosial, bahkan hampir 24 jam mereka tidak lepas

dari smartphone . Media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh kalangan remaja

antara lain; Facebook, Twitter, Path, Youtube, Instagram, Kaskus, LINE, Whatsapp,

Blackberry Messenger. Masing-masing media sosial tersebut mempunyai keunggulan

khusus dalam menarik banyak pengguna media sosial yang mereka miliki. Media sosial

memang menawarkan banyak kemudahan yang membuat para remaja betah berlama-lama

berselancar di dunia maya.

Pesatnya perkembangan media sosial juga dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki

media sendiri. Jika untuk media tradisional seperti televisi, radio , atau koran dibutuhkan
modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media sosial.

Para pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan jaringan internet tanpa biaya

yang besar dan dapat dilakukan sendiri dengan mudah.

Para pengguna media sosial pun dapat dengan bebas berkomentar serta menyalurkan

pendapatnya tanpa rasa khawatir. Hal ini dikarenakan dalam internet khususnya media sosial

sangat mudah memalsukan jati diri atau melakukan kejahatan. Bahkan ada sebuah istilah

yang dipopulerkan oleh Peter Steiner:

F. Media Sosial di Kalangan Remaja

Kata remaja berasal dari kata bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh atau

tumbuh menjadi dewasa. Istilah ini mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup

kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja menunjukan dengan jelas

sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi

memiliki status anak. Masa remaja merupakan masa transisi sebab pada saat itu , seseorang

telah meninggalkan masa kanak-kanak namun ia juga belum memasuki masa dewasa .

Kaum remaja saat ini sangat ketergantungan terhadap media sosial . Mereka begitu identik

dengan smartphone yang hampir 24 jam berada di tangan dan sangat sibuk berselancar di

dunia online yang seakan tidak pernah berhenti. Melihat hal ini, Sekolah Tinggi Sandi

Negara (STSN) bersama Yahoo! melakukan riset mengenai penggunaan internet di kalangan

remaja. Hasilnya menunjukkan, kalangan remaja usia 15-19 tahun mendominasi pengguna

internet di Indonesia sebanyak 64%.


Penggunaan media sosial di kalangan remaja ini juga menimbulkan pro dan kontra .

Penggunaan media sosial seringkali mengganggu proses belajar remaja, sebagai contoh

ketika sedang belajar lalu ada notification chatting dari teman yang akhirnya dapat

mengganggu proses belajar, dan kebiasaan seorang remaja yang berkicau berkali-kali di

Twitter yang terkadang hanya untuk mengeluhkan betapa sulit pelajaran yang sedang dia

kerjakan.

Tidak berhenti sampai di situ saja. Yang lebih parah ada beberapa kasus seorang remaja

yang dilaporkan hilang oleh orangtuanya yang ternyata kabur dengan teman yang baru

dikenalnya di Facebook. Lalu apa yang menyebabkan seorang remaja begitu aktif di jejaring

sosial? Dalam sebuah penelitian dinyatakan, media sosial berhubungan dengan kepribadian

introvert. [3. Setyastuti, Yuanita. 2012. Aprehensi Komunikasi Berdasarkan Konteks

Komunikasi dan Tipe Kepribadian Ekstrovert – Introvert . Jurnal Komunikator. Volume 4,

Nomor 2, Bulan November 2012] Semakin introvert seseorang maka dia akan semakin aktif

di media sosial sebagai pelampiasan. Peran orangtua sangat dibutuhkan sebagai pengawas

dan juga sosok yang memahami anak. Keluarga harus dapat memberikan fungsi afektif agar

seorang anak mendapatkan perhatian yang cukup.

Di kota besar seperti Jakarta, seringkali para remaja mengalami kekosongan karena

kebutuhan akan bimbingan orangtua tidak ada atau kurang. Hal ini disebabkan karena

keluarga mengalami disorganisasi. Pada keluarga yang secara ekonomis kurang mampu , hal

tersebut disebabkan karena orang tua harus mencari nafkah, sehingga tidak ada waktu sama

sekali untuk memperhatikan dan mengasuh anak-anaknya. Sedangkan pada keluarga yang

mampu, persoalannya adalah karena orang tua terlalu sibuk dengan urusan-urusan di luar

rumah dalam rangka mengembangkan prestise. [4. Soekanto, Soerjono. Sosiologi suatu
pengantar . Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka, 1990. 371]

Kalangan remaja yang menjadi hiperaktif di media sosial ini juga sering memposting

kegiatan sehari-hari mereka yang seakan menggambarkan gaya hidup mereka yang mencoba

mengikuti perkembangan jaman, sehingga mereka dianggap lebih populer di lingkungannya .

Contohnya saja di Twitter, para remaja menampilkan diri melalui mengunggah avatar yang

paling bagus dilihat, memposting tweet dan retweet sebanyak-banyaknya dengan tujuan

memperlihatkan eksistensinya di dunia maya, mereka berusaha memperlihatkan eksistensi

dirinya serta membangun citra sebaik mungkin. Para remaja juga berusaha memperlihatkan

citra positif di Twitter. Begitupun halnya dengan Facebook, para remaja memposting

fotofotonya yang sedang bersenang-senang dengan teman-temannya dan seolah

memperlihatkan betapa bahagia dirinya. Dengan demikian, dapat dikatakan individu menjadikan

media sosial sebagai media presentasi diri.

Namun apa yang mereka posting di media sosial tidak selalu menggambarkan keadaan

social life mereka yang sebenarnya. Ketika para remaja tersebut memposting sisi hidup nya

yang penuh kesenangan, tidak jarang kenyataannya dalam hidupnya mereka merasa

kesepian. Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan berbagai hal , salah

satunya adalah ruang interaksi dunia maya. Setiap individu mampu menampilkan karakter

diri yang berbeda ketika berada di dunia maya dengan dunia nyata. Hal ini dalam sosiologi

disebut dengan istilah dramaturgi atau presentasi diri (The Presentation of Self ) untuk

menjelaskan bagaimana seseorang menampilkan diri pada lingkungan atau panggung


tertentu. [5. Rachmah, Amy Julia. 2012. Pemanfaatan Situs Jejaring Sosial Sebagai Media

Pembelajaran. EJPTI (Jurnal Elektronik Pendidikan Teknik Informatika) .

G. Analisis Sosiologis Media Sosial

Di era modern, manusia dipermudah dalam melakukan berbagai hal. Salah satu

kemudahan yang diciptakan adalah berinteraksi melalui internet . Semakin berkembangnya

internet memunculkan pola interaksi dapat dilakukan tanpa harus berada dalam ruang dan

waktu yang bersamaan. Menurut Anthony Giddens, dengan adanya modernitas hubungan

ruang dan waktu terputus yang kemudian ruang perlahan-lahan terpisah dari tempat . [ 2.

Ritzer, George Ritzer dan J.Gooman, Douglas. Teori Sosiologi Dari Teori Sosiologi

Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern . Yogyakarta : Kreasi

Wacana, 2008. Hlm. 617] Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa manusia

menciptakan interaksi baru tanpa harus bertemu secara fisik, yang salah satunya dilakukan

melalui internet khususnya media sosial.

Dalam kajian sosiologi, maraknya media sosial erat hubungannya dengan bagaimana kita

bersosialisasi, berteman, berinteraksi. Dengan munculnya kedua media sosial tersebut kita

mampu berkomunikasi satu sama lain, dalam ilmu sosiologi hal tersebut dinamakan bentuk

komunikasi langsung. Komunikasi langsung dapat diartikan sebagai salah satu cara

berinteraksi antara seseorang dengan orang lain secara langsung, baik melalui chat maupun

melalui pesan.

Begitu pula dengan media sosial Facebook dimana kita juga bisa membuat sebuah grup ,

dalam konteks ini mengenai hubungannya dengan sosiologi, dengan fitur grup di Facebook,

kita mampu membuat grup yang mampu berbagi mengenai ilmu-ilmu sosiologi ataupun bisa

untuk memecahkan masalah yang sedang terjadi di masyarakat, karena didalam ilmu
sosiologi, salah satu yang diajarkan adalah memecahkan masalah yang sedang terjadi di

masyarakat, dan tentunya kita tahu bahwa obyek dalam ilmu sosiologi itu adalah

masyarakat.

Jadi hubungan media sosial dengan ilmu sosiologi sangat erat. Dengan kedua media sosial

tersebut kita mampu berinteraksi, dan berkomunikasi satu sama lain , bukan hanya itu kita

juga bisa mendapatkan teman baru dan kita juga bisa saling sharing atau berbagi ilmu dan

juga bisa memecahkan masalah yang sedang dihadapi di masyarakat . Apabila kita

menyalahgunakan media sosial tersebut, kita akan membuat masalah bukan menyelesaikan

masalah.

H. Dampak positif dan Negatif Media Sosial bagi Remaja

Dampak positif dari jejaring sosial adalah

 Anak dan remaja dapat bersosialisasi dengan publik dan mengelola jaringan pertemanan .

Mereka akan mampu bersosialisasi dengan masyarakat umum lainnya.

 Memperluas jaringan pertemanan. Berkat situs jejaring sosial ini anak menjadi lebih mudah

berteman dengan orang lain di seluruh dunia. Meskipun sebagian besar diantaranya tidak

pernah mereka temui secara langsung.

 Anak dan remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman-teman

yang mereka jumpai secara online, karena mereka berinteraksi dan menerima umpan balik

satu sama lain.

 Situs jejaring sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat , perhatian dan

empati. Misalnya memberikan perhatian saat ada teman mereka berulang tahun ,

mengomentari foto, video dan status teman mereka, menjaga hubungan persahabatan meski
tidak dapat bertemu secara fisik.

Dampak negatif dari jejaring sosial adalah:

 Anak anak yang menggunakan jejaring sosial lebih banyak menghabiskan wkatunya untuk

bermain di dunia maya daripada dunia nyata.

 Bisa menghabiskan uang untuk pergi ke warnet.

 Lupa waktu kalau sudah bermain jejaring sosial atau lebih tepatnya mengurangi wkatu

efektif anda.

 Tugas sekolah atau kuliah terbengkalai karena mereka lebih senang dan fokus bermain

jejaring sosia dan menimbulkan penyakit malas.

 Bagi remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di situs jejaring sosial . Ini yang

membuat mereka semakin sulit untuk membedakan antara berkomunikasi di situs jejaring

sosial dan di dunia nyata.

 Banyaknya tindakan kejahatan yang ditimbulkan dari jejaring sosial seperti penculikan , dan

tindakan kriminal lainnya.


BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan

mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial , wiki ,

forum, dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang

paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Andreas Kaplan dan Michael

Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet

yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan

penciptaan dan pertukaran user-generated content”.

Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial.

1. Proyek Kolaborasi

2. Blog dan microblog

3. Konten

4. Situs jejaring sosial

5. Virtual game world

6. Virtual social world


B. Saran

Remaja saat ini sudah seharusnya menggunakan jaringan internet secara bijak

sehingga kita tidak menjadi orang yang mencandu akan jejaring sosial. Sebaiknya para

pengguna situs jejaring sosial ini tidak harus berhenti total untuk tidak menikmati situs

tersebut, namun lebih bijak kalau secara perlahan untuk menguranginya yaitu dengan

mengurangi jam bermain Facebook, Twitter, dan lain - lain.

Implementasikan sosial media dengan baik dan benar, gunakan peluang yang ada sebagai

sarana yang positif.

DAFTAR PUSTAKA

http://belajar-komputer-mu.com/pengertian-internet/

http://www.scribd.com/doc/21330504/Pengertian-Internet
http://octahyuuga.wordpress.com/2009/03/02/dampak-negatif-dan-positif-dari-internet/

http://yayang08.wordpress.com/2008/05/07/dampak-internet-bagi-pelajar/

http://www.anneahira.com/pengaruh-internet-terhadap-prestasi-belajarpelajar- 5344.htm

http://qotrinnidaaz.blogspot.com/2009/11/dampak-positif-dan-negatifinternet.html

Anda mungkin juga menyukai