Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MATA KULIAH ANALISIS MEDIA SOSIAL

(Komunitas Virtual @masteronlinecommunity)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pertemuan 11 Mata Kuliah Analisis Media Sosial
Semester 7

Oleh:

M Rizky Tanjung 10080018388

Aldi Azis 10080018389

Ilham Akbar M 10080018409

Andika Miftah F 10080018423

Dosen Pengampu:

Dr. Anne Maryani, M.Si.

Raditya Pratama Putra, S.I.Kom., M.I.Kom.

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya limpahkan ke hadirat Allah swt yang telah melimpahkan
karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan lancar. Sholawat serta
salam semoga tercurah limpahkan kepada nabi junjungan alam yakni habibana wa nabiana
Muhammad saw, kepada keluarga beliau, sahabat-sahabat beliau, tabi’in dan tabi’at beliau,
dan kepada kita selaku umatnya semoga mendapatkan syafa’at darinya di Yaumul Akhir
nanti.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas pertemuan 11 mata kuliah Analisis
Media Sosial dengan meneliti dan menganalisis atribut karakteristik virtual komunitas dan
level analisis etnografi virtual pada akun bisnis @masteronlinecommunity. Saya berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bila dijadikan sebagai bahan acuan untuk kegiatan
pembelajaran ataupun sebagai bahan referensi bagi rekan-rekan mahasiswa lain yang meneliti
perihal polling opinion.

Saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah
berkenan terlibat baik dalam hal pemikiran, tenaga ataupun materi. Maka dari itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari rekan-rekan demi keabsahan
karya tulis ini karena saya merasa makalah ini masih belum bisa dikatakan sempurna.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan rekan-rekan dan bermanfaat untuk
kepentingan akademik.

Hormat saya,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah...............................................................................................................3
1.3 Tujuan Analisis......................................................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................................4
2.1 Media Sosial..........................................................................................................................4
2.2 Instagram...............................................................................................................................5
2.3 Komunitas Virtual.................................................................................................................5
2.4 Atribut Karakteristik Komunitas Virtual................................................................................6
2.5 Level Analisis Etnografi Virtual Komunitas..........................................................................7
BAB III................................................................................................................................................10
PEMBAHASAN..................................................................................................................................10
3.1 Atribut karakteristik virtual komunitas pada akun media sosial Instagram
@masteronlinecommunity...............................................................................................................10
3.2 Level analisis etnografi virtual pada akun media sosial Instagram
@masteronlinecommunity...............................................................................................................11
BAB IV...............................................................................................................................................15
PENUTUP...........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Media sosial adalah sebuah media online dimana para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, sosial network atau
jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial, dan wiki mungkin
merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh
dunia (Kurniawan, 2017). Media sosial online merupakan media yang didesain untuk
memudahkan interaksi sosial bersifat interaktif dengan berbasis teknologi internet yang
mengubah pola penyebaran informasi dari sebelumnya bersifat broadcast media monologue
(satu ke banyak audiens) ke media sosial dialogue (banyak audiens ke banyak audiens).
Jenis serta komposisi media sosial online di dunia virtual sangat beragam, antara lain
jejaring sosial (Facebook, Instagram, Friendster, LinkedIn dan sebagaianya), microblogging
platform (Twitter, Plurk, Koprol dan lain – lain), jejaring berbagi foto serta video (Flickr,
Youtube dan sebagainya), Podcast, Chat rooms, Message board, Forum, Mailing list, serta
masih banyak lainnya.

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki,
forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial, dan wiki merupakan bentuk media sosial yang
paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Media sosial sebagai “sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi
Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”
(Kaplan & Haenlein, 2010). Beberapa contoh media sosial yang sedang berkembang saat ini
yaitu Instragam, Twitter, Line, Facebook, Youtube, dan lain-lain.

Seseorang pasti memiliki berbagai motivasi dalam menggunakan media sosial.


Sekedar untuk berkomunikasi dengan orang lain, untuk mencari tahu perkembangan
sesuatu, serta untuk berbagi informasi. Orang-orang yang hanya ingin menggunakan media
sosial sebagai sarana menjaga silaturahmi biasanya akan memilih media sosial yang bersifat
private saja seperti Line, Whatsapp, Path, Telegram, Blackberry Messenger atau yang

iv
lainnya. Meskipun masuk ke media yang terbuka seperti Facebook dan Twitter maka
mereka hanya akan menjadi 2 penonton dan pembaca yang baik dan melihat perkembangan
terbaru yang ada di media sosial.

Salah satu media sosial yang banyak digandrungi pengguna yaitu instagram. Instgram
muncul pada 6 Oktober 2010 yang semakin berjalnnya waktu instagram semakin bertambah
penggunanya. Instagram ini dirancang oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger. Instagram
adalah salah satu aplikasi yang gunanya untuk berbagi foto yang memungkinkan pengguna
mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring
sosial, termasuk milik instagram sendiri. Instagram juga menjadi wadah untuk membentuk
citra diri, dimana semakin banyak angka followers atau pengikut dan like (menyukai) di
beberapa foto si pemilik akun akan semakin terlihat bahwa si pengguna memiliki citra diri
yang tinggi, juga dapat menjadi figur bagi remaja – remaja masa kini (Merri 2016).

Dengan semakin banyaknya pengguna media sosial instagram, semakin intens juga
para pengguna dengan pengguna lainnya untuk saling bertukar informasi seputar minat yang
sama salah satu caranya adalah dengan membentuk sebuah komunitas virtual. Porter
mendefinisikan virtual community (komunitas virtual) sebagai sekumpulan individu atau
rekan bisnis yang berinteraksi seputar minat yang sama, di mana interaksi ini didukung dan
dimediasi oleh teknologi dan diatur oleh beberapa moderator ataupun aturan tertentu.
Komunitas virtual menfokuskan diri di dalam komunikasi dan interaksi yang dibentuk oleh
partisipasi dan mengkhususkan pada hubungan antara anggota di dalam komunitas virtual
dan peran dari teknologi informasi.

Komunitas virtual di Instagram ini beragam, salah satu contoh dari komunitas virtual
di Instagram adalah @masteronlinecommunity. Master Online Community ini adalah
sebuah komunitas virtual yang berfokuskan pada dunia bisnis online yang memiliki visi
menciptakan banyak online enterpreneur yang kreatif, positif, dan memberikan dampak
positif bagi Indonesia. Master Online Community juga tempat berkumpulnya para
onlinepreneur untuk saling berbagi dan membangun jarngan bisnis yang luas dan kuat. Rutin
menyelenggarakan seminar dan workshop gratis dan para member mendapat pendampingan
dari para mentor berpengalaman.

Dalam akun Instagram @masteronlinecommunity memberi banyak tips serta


pengetahuan dalam menjalankan suatu bisnis. Konten dalam Instagram yang menarik serta
informatif membuat akun ini telah diikuti oleh banyak pengguna Instagram lainnya dengan
total sebanyak 94 ribu followers. Hal ini menandakan bahwa komunitas virtual ini telah
banyak diminati oleh para pengguna Instagram. Komunitas virtual ini juga dapat membuat

v
para pengguna Instagram yang memiliki minat untuk memulai bisnis dapat mempelajri
segala sesuatu hal untuk memulai bisnis online dari akun @masteronlinecommunity

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apa tujuan dibentuknya komunitas virtual Master Online Community?


2. Apa keutungan yang didapatkan oleh member dari komunitas virtual Master Online
Community?
3. Bagaimana interaksi populasi pada komunitas virtual Master Online Community?

1.3 Tujuan Analisis

1. Untuk mengetahui tujuan dibentuknya komunitas virtual Master Online Community


2. Untuk mengetahui keuntungan yang didapatkan oleh member dari komuntas Master
Online Community
3. Untuk mengetahui struktur interaksi populasi pada komunitas virtual Master Onlien
Community

1.4 Manfaat Penelitian

Dapat menambah wawasan seputar komunitas virtual yang bertemakan bisnis


dan menambah referensi pengetahuan tentang komunitas virtual yang ada di media sosial
instagram. Selain itu, penulis juga berharap hasil analisis ini nantinya dapat menjadi salah
satu sumber informasi yang otentik bagi masyarakat umum ketika akan melakukan analisis
yang terkait.

vi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki,
forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang
paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa
media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial
menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi
Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”.

Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi,
kemudian terhubung dengan temanteman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi.
Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional
menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet.
Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi
kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam
waktu yang cepat dan tak terbatas.

Ardianto dalam buku Komunikasi 2.0 mengungkapkan, bahwa media sosial online,
disebut jejaring sosial online bukan media massa online karena media sosial memiliki
kekuatan sosial yang sangat mempengaruhi opini publik yang berkembang di masyarakat.
Penggalangan dukungan atau gerakan massa bisa terbentuk karena kekuatan media online
karena apa yang ada di dalam media sosial, terbukti mampu membentuk opini, sikap dan
perilaku publik atau masyarakat. Fenomena media sosial ini bisa dilihat dari kasus Prita
Mulyasari versus Rumah Sakit Omni International. Inilah alasan mengapa media ini disebut
media sosial bukan media massa. (Ardianto, 2011: xii)

vii
2.2 Instagram

Kehadiran media sosial pada saat ini meleburkan ruang privasi seseorang dengan
publik. Kegiatan masyarakat pada saat ini tidak terlepas dari media sosial. Media sosial yang
sedang banyak diminati oleh khalayak saat ini adalah Instagram. Survey baru-baru ini
menunjukkan bahwa Instagram adalah platform media sosial terpopuler kedua, dengan 59%
pengguna online usia 18-29 tahun menggunakan Instagram. (A. Jackson, 2017). Melalui
media sosial Instagram, masyarakat khususnya remaja tidak segan untuk mengunggah
segala macam kegiatan, keluh kesah, foto pribadi dan video singkat untuk disampaikan
kepada masyarakat luas melalui akun media sosial Instagram dalam membentuk identitas
diri mereka.

Salah satu media sosial yang sedang banyak diminati adalah Instagram. Kehadiran
media sosial Instagram di kalangan remaja menjadi sebuah fenomena yang menarik.
Instagram merupakan aplikasi sharing foto yang meningkat popularitasnya sejak 2010,
dengan lebih dari 500 juta pengguna aktif (A. Jackson, 2017). Instagram dianggap sebagai
media sosial yang menarik karena media sosial ini fokus pada foto dan video durasi pendek,
peningkatan citra dan hubungan reciprocal dibandingkan dengan media sosial lain yang
berfokus pada kicauan. Survey baru-baru ini menunjukkan bahwa Instagram adalah
platform media sosial terpopuler kedua, dengan 59% pengguna online usia 18-29 tahun
menggunakan Instagram. (A. Jackson, 2017). Instagram memiliki berbagai macam fitur
pendamping yang menarik seperti Snapgram dengan berbagai efek kamera dan fitur Live.

Kegiatan masyarakat pada saat ini tidak luput dari bermain media sosial, bahkan
saat berkumpul bersama keluarga dan dalam waktu kerja. Instagram digunakan sebagai
tempat membagikan segala macam kegiatan dan tempat berkeluh kesah. Dengan Instagram
pengguna bebas berbagi cerita, pengalaman, tanpa dibatasi jarak dan waktu dengan
followers-nya. Tidak ada batas dan privasi dalam Instagram, apapun yang kita bagikan dan
orang lain bagikan dapat kita lihat. Dampak yang muncul dari penggunaan media sosial
Instagram adalah adanya budaya berbagi yang berlebihan di dunia maya. (Nasrullah, 2015:
xii)

2.3 Komunitas Virtual

viii
Komunitas virtual adalah sekumpulan pengguna Internet yang membentuk jaringan
hubungan personal. Adapun konsep virtual tersebut dikarenakan adanya “bandwith”
sebagaimana penanda utama untuk terkoneksi dengan dunia virtual. Tanpa disadari,
komunitas manusia telah hidup dalam dua dunia kehidupan, yaitu kehidupan nyata dan
kehidupan masyarakat maya (cybercommunity). Bahkan hal ini menjadikan manusia baik
secara individu maupun kelompok lebih tertarik untuk berkomunikasi di dunia maya.
Komunitas seperti ini kemudian dikenal sebagai komunitas virtual.

Porter mendefinisikan virtual community (komunitas virtual) sebagai sekumpulan


individu atau rekan bisnis yang berinteraksi seputar minat yang sama, di mana interaksi ini
didukung dan dimediasi oleh teknologi dan diatur oleh beberapa moderator ataupun aturan
tertentu. Komunitas virtual menfokuskan diri di dalam komunikasi dan interaksi yang
dibentuk oleh partisipasi dan mengkhususkan pada hubungan antara anggota di dalam
komunitas virtual dan peran dari teknologi informasi.

2.4 Atribut Karakteristik Komunitas Virtual

Porter (2004) membagi lima atribut sebagai karakteristik virtual komunitas yaitu (1)
purpose, (2) place, (3) platform, (4) population interaction structure, dan (5) model.

Atribut pertama, purpose merupakan atribut yang berfokus pada hubungan suatu
interaksi dan konten komunikasi di antara anggota komunitas. Gagasan dari suatu rumusan
merupakan hal penting yang menjadi fungsi dari komunitas virtual dan terlihat dari
perbedaan tujuan di antara anggota komunitas (Gusfield pada Potter, 2004). Dari
karakteristik ini akan ditemukan apa yang menjadi dasar suatu komunitas virtual dibentuk,
misalnya kesamaan minat.

Atribut kedua adalah place, atribut ini menjelaskan lokasi dari suatu interaksi, apakah
suatu interaksi terjadi murni bersifat virtual atau hanya sebagian yang bersifat virtual
(hybrid). Untuk menjelaskan atribut place, Virnoche dan Marx dalam Porter (2004)
membagi pendekatan lokasi berdasarkan batas-batas ruang virtual dan ruang fisik saat
melakukan interaksi. Di dalam dunia nyata, individu memelihara hubungan di dalam ruang
fisik. Namun berbeda dengan komunitas virtual yang dapat memelihara hubungan di antara
dua dunia yaitu dunia maya dan nyata. Terdapat dua level dalam atribut ini yaitu hybrid
(berada di dalam ruang fisik dan virtual) dan virtual (hanya berada di ruang virtual saja
tanpa hadir di ruang fisik).

ix
Ketiga adalah platform. Atribut ini menjelaskan desain teknis dari suatu interaksi di
dalam komunitas virtual, apakah platform-nya didesain untuk komunikasi yang bersifat
synchronous, asychronous, atau keduanya. Synchronicity merupakan konsep penting untuk
menunjukkan interaksi di dalam komunitas virtual. Hoffman dan Novak dalam Porter
(2004), mengemukakan bahwa synchronicity adalah derajat yang menunjukkan keberadaan
suatu medium dan memungkinkan interaksi yang bersifat real-time. Faktor utama
kemampuan dari teknologi yang dipakai komunitas adalah synchronicity, atribut platform
yang dikonseptualisasikan memiliki tiga level yaitu synchronous (real-time), asynchronous
(tidak real-time), atau hybrid (memiliki elemen gabungan synchronous dan asynchronous).

Keempat adalah population interaction structure. Atribut ini menjelaskan mengenai


pola dari interaksi antara anggota komunitas yang dijelaskan sebagai struktur kelompok
(kelompok kecil, jaringan, atau publik) dan memiliki tipe ikatan sosial (kuat, lemah, atau
stres). Secara singkat, atribut populasi dikonsepkan dengan memiliki tiga level: (1)
kelompok kecil (ikatan yang sangat kuat mendominasi), (2) jaringan (ikatan lemah dan
stressful sangat dominan), (3) publik (interaksi merupakan variabel dan dapat termasuk
ikatan yang kuat, lemah, dan atau stressful). Menurut Butler dalam Porter (2004), metafora
yang menggabungkan kelompok kecil dan jaringan menjelaskan hubungan terbaik dalam
komunitas virtual, khususnya komunitas yang disponsori organisasi yang memiliki anggota
yang sangat banyak. Ini sangat bersifat konsisten dengan konsep publik virtual.

Terakhir, profit model. Atribut ini memfokuskan apakah komunitas virtual


memberikan nilai ekonomi. Secara singkat, atribut profit model terkonseptualisasi dalam
dua level: (1) menghasilkan keuntungan dan (2) tidak menghasilkan keuntungan.

2.5 Level Analisis Etnografi Virtual Komunitas

Etnografi virtual dapat digunakan dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif


untuk mengidentifikasi pola-pola perilaku,   pola-pola  kehidupan dan  relasi 
sosial   dalam kehidupan Virtual di dunia maya atau di media sosial. Kehidupan sosial
berkembang dengan hadirnya teknologi informasi dan komunikasi dan terjadi perubahan
budaya. Orang-orang yang hadir di dunia maya yang disebut dengan netizen
mengekspresikan emosi, nilai-nilai, keyakinan  dan bahkan menciptakan ritual-ritual baru
dalam kehidupan sosio kultural.

Etnografi virtual  merupakan metodologi  yang digunakan untuk melakukan


eksplorasi  terhadap entitas (user)  yang menggunakan internet. Etnografi virtual  juga

x
merefleksikan  implikasi-implikasi  dari komunikasi termediasi internet (Hine, 2015).
Jorgen Skageby dalam Daniel menjelaskan etnografi virtual merupakan metode  yang
digunakan secara kualitatif  untuk memahami peristiwa pada komunitas virtual. Dengan
menggunakan observasi dan wawancara secara online.  Metode etnografi virtual menurut
Jorgen memamparkan  tentang kebiasaan komunitas  yang lebih specific dengan
penggunaan teknologi dalam berkomunikasi (Daniel, 2011)

Kriteria komunitas virtual yang cocok dengan metode etnografi virtual :

1. Pemilihan komunitas virtual berdasarkan interaksi dalam komunitas


yaitu Views, like dan comment pada postingan antar anggota tinggi.

2. Memiliki beragam topik diskusi atau perbincangan yang tidak sedikit untuk
menangkap isu yang berkembang dari komentar di postingan.

Dalam pengumpulan data etnografi virtual ada dua tipe yaitu pertama, data yang
berasal dari komunikasi langsung dengan anggota komunitas virtual.  Kedua, data yang
didapat dari data hasil observasi pada komunitas virtual.

Sedangkan analisis data dalam etnografi virtual dapat dilihat dari tabel dan uraian
berikut ini.

Level Objek

Struktur perangkat media dan


Ruang Media (media space) penampilan terkait dengan prosedur
aplikasi yang bersifat teknis.

Isi dan aspek pemaknaan teks


Dokumen Media (media archieve)
sebagai artefak budaya

Interaksi yang terjadi di media sosial


dan komunikasi yang terjadi antar
Objek Media ( Media object)
anggota komunitas melalui komen
dan forum

Motif, efek, manfaat yang


Pengalaman (Experiental Stories) terhubungan secara online dan
offline berupa rekomendasi

xi
1. Level Ruang Media (Media Space). Medium ini  lokasi komunitas berinteraksi.
Peneliti memposisikan dirinya sebagai pengamat. Peneliti menguraikan dari sisi
teknologi bagaimanan perangkat medium di internet berlaku dan aturan di media
sosial tersebut. Peneliti mulai dengan bagaimana prosedur membuat sebuah akun,
terhubung dengan sebuah jaringan, komunikasi  yang terjadi dan prosedur yang
ada di media sosial tersebut.
2. Level Dokumen Media (Media archieve). Peneliti melihat  kontens sebagai
sebuah teks dan makna yang terkandung di dalamnya diproduksi dan disebarkan
melalui internet. Teks tidak hanya mewakili pendapat atau opini user di internet
tetapi menunjukkan ideologi, latar belakang sosial, pandangan politik, keunikan
budaya, hingga merepresentasikan identitas dari komunitas. Teks juga dibuktikan 
adanya konteks, situasi atau pertukaran nilai dalam komunitas tersebut.
3. Level Objek (Media Object). Peneliti melihat aktivitas dan interaksipengguna
danantar pengguna. Data penelitian  berasal dari teks dan konteks yang ada pada
media sosial. Peneliti memfokuskan pada tanggapan dari teks yang diposting di
media sosial berupa views,  like, komen bahkan sampai subscribe.
4. Level Pengalaman (experiental stories) peneliti bisa menghubungkan realitas
yang terjadi di dunia virtual dengan realiatas yang ada di dunia nyata. Menurut
Hine (2015)  apa yang terjadi di internet sebenarnya tidak jauh berbeda dengan apa
yang terjadi di dunia nyata kehidupan sehari-hari seperti penggambaran waktu,
tempat dan perilaku orang  dengan bertransformasi di internet.

xii
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Atribut karakteristik virtual komunitas pada akun media sosial Instagram
@masteronlinecommunity

Menurut Porter (2004), ada lima atribut sebagai karakteristik dari virtual
komunitas, yaitu (1) Purpose, (2) Place, (3) Platform, (4) Population Interaction
Structure, dan (5) profit Model. Jika dikaitkan dengan akun media sosial jukihoki,
maka karakteristik virtual komunitasnya adalah sebagai berikut:

1. Purpose
Dibuatnya Master Online Community bertujuan untuk menciptakan
banyak online enterpreneur yang kreatif, dan memberikan dampak positif bagi
Indonesia. Master Online Community juga tempat berkumpulnya para
onlinepreneur untuk saling berbagi dan membangun jaringan bisnis yang luas dan
kuat, dengan berkumpulnya para onlinepreneur dalam satu komunitas dapat
menjalin sebuah jaringan bisnis dan berbagi tentang bisnis antar anggota yang
dapat menguntungkan bagi para anggota itu sendiri. Selain itu juga Master Online
Community memberikan pembelajaran dan arahan tentang bisnis bagi yang
bergabung dengan Master Online Community.

2. Place
Master Online Community menggunakan media sosial Instagram, Facebook,
Website, Telegram dan Grup Whatsapp sebagai sarana untuk melakukan
komunikasinya. Master Online Community menggunakan akun Instagram dengan
username @masteronlinecommunity sebagai tempat berbagi tips dan trik
berbisnis kepada massa, Master Online Community menyediakan website untuk
orang orang yang ingin bergabung.

3. Platform
Master Online Community ini tersedia melalui ruang virtual dan setelah
bergabung dapat berinteraksi langsung dengan member lainnya. Tapi yang utama

xiii
melalui platform online seperti media sosial dan Zoom Meeting sebagai media
untuk pembekalan dan webinar.

4. Population Interaction Structure


Sampai saat ini, @masteronlinecommunity sudah memiliki 94 ribu lebih
pengikut dalam akun media sosialnya di Instagram. Hal tersebut merupakan
bukti bahwa saat ini Master Online Community sudah cukup populer di
kalangan masyarakat. Maka dari itu, Master Online Community ini lebih
termasuk ke dalam level kelompok kecil yang ikatannya sangat kuat
mendominasi, karena Master Online Community merupakan komunitas yang
disponsori organisasi yang memiliki anggota yang sangat banyak.

5. Model
Atribut ini memfokuskan apakah komunitas virtual memberikan nilai
ekonomi. Secara singkat, atribut profit model terkonseptualisasi dalam dua
level: (1) menghasilkan keuntungan dan (2) tidak menghasilkan keuntungan.
Jika dilihat pada postingannya di Instagram, Master Online Community dapat
memberikan dan menghasilkan keuntungan, karena dalam postingannya di
Instagram terdapat banyak tips dan trik dalam berbisnis yang mana dapat
memberikan nilai ekonomi.

3.2 Level analisis etnografi virtual pada akun media sosial Instagram
@masteronlinecommunity

1. Level Ruang Media (Media Space)

Dalam akun @masteronlinecommunity media yang digunakan adalah


media sosial dan website. Tetapi master online community ini lebih banyak
membagikan konten informatif melalui Instagram. Pembuatan akun Instagram bisa
dilakukan pada smartphone dan computer. Berikut cara membuat akun Instagram
pada smartphone :

xiv
a) Unduh aplikasi Instagram dari App Store untuk pengguna iOS atau Google Play
Store untuk pengguna Android.
b) Setelah aplikasinya terpasang, ketuk ikon Instagram untuk membukanya.
c) Ketuk ‘Daftar dengan Email dan Nomer Telepon’, lalu masukkan alamat email
dan nomer telepon yang dibutuhkan untuk mendapat kode konfirmasi, kemudian
ketuk ‘Berikutnya’. Bagi pengguna yang memiliki akun Facebook, Instagram
juga menyediakan menu daftar melalui akun Facebook.
d) Jika mendaftar menggunakan email dan nomer telepon, buatlah nama pengguna
dan kata sandi, lengkapi info profil lalu pilih ‘Selesai’. Jika mendaftar melalui
facebook, penggunaa akan diminta untuk masuk terlebih dahulu kea kun facebook
yang sudah dimiliki.

Selain itu, berikut ini prosedur untuk membuat akun Instagram melalui komputer:

a) Buka aplikasi browser, kemudian ketik ‘instagram.com’ pada kolom pencarian.


b) Jika halaman utama sudah terbuka, kemudian ketuk ‘Daftar’, masukkan alamat
email, buat nama pengguna dan kata sandinya, atau ketuk ‘Masuk dengan
Facebook’ untuk mendaftar melalui akun Facebook.
c) Jika mendaftar menggunakan email dan nomer telepon, buatlah nama pengguna
dan kata sandi, lengkapi info profil lalu pilih ‘Selesai’. Jika mendaftar melalui
facebook, penggunaa akan diminta untuk masuk terlebih dahulu kea kun
facebook yang sudah dimiliki.

xv
2. Level Dokumen Media (Media Archive)

Dalam akun bisnis master online community yang menjadi dokumen


medianya adalah mengenai informasi mengenai cara memulai bisnis, aspek yang
harus diperhatikan dalam bentuk postingan feeds dan video yang informatif dalam
hal bisnis dan entrepreuneur.

3. Level Objek Media (Media Object)

Dalam akun bisnis master online community model interaksi antara admin dan
followers dapat melalui kolom komentar ataupun direct message. Ada pula kontak
telepon dan email yang dapat digunakan untuk berinteraksi dengan admin
dari master online community.

xvi
4. Level Pengalaman (Experential Stories)

Dibuatnya komunitas master online community ini adalah bertujuan untuk


menampung siapapun yang tertarik dengan dunia bisnis, apalagi pada era sekarang
banyak sekali banyak sekali bermunculan pengusaha atau pembisnis muda yang
sukses dalam menjalankan usaha atau bisnisnya. Hal ini membuat dunia bisnis
semakin banyak diminati, terutama oleh anak muda, dengan demikian dibuatlah
komunitas ini.

xvii
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami teliti, kami dapat menyimpulkan bahwa
pada era sekarang semakin banyak terbentuk komunitas virtual yang memiliki target serta
tujuannya masing – masing. Komunitas virtual ini terbentuk bukan tanpa alasan, banyaknya
komunitas virtual yang terbentuk ini adalah karena banyaknya serta bervariasi nya minat –
minat masyarakat di media sosial, terutama di bidang bisnis. Banyak sekali masyarakat yang
tertarik dengan dunia bisnis setelah banyaknya bermunculan pembisnis – pembisnis muda
yang sukses dengan usaha atau bisnisnya masing – masing.

Master Online Community mempunyai media siber yang memiliki 4 level yang
berbeda, yaitu:

1. Pada level pertama ruang media (media space), dalam akun


@masteronlinecommunity media yang digunakan adalah media sosial dan
website. Tetapi master online community ini lebih banyak membagikan
konten informatif melalui Instagram.
2. Pada level kedua level dokumen media (media archive), Dalam akun bisnis
master online community yang menjadi dokumen medianya adalah
mengenai informasi mengenai cara memulai bisnis, aspek yang harus
diperhatikan dalam bentuk postingan feeds dan video yang informatif dalam
hal bisnis dan entrepreuneur.
3. Pada level ketiga objek media (media object), Dalam akun bisnis master
online community model interaksi antara admin dan followers dapat melalui
kolom komentar ataupun direct message. Ada pula kontak telepon dan
email yang dapat digunakan untuk berinteraksi dengan admin dari
master online community.
4. Pada level keempat pengalaman (experiential stories), Dibuatnya komunitas
master online community ini adalah bertujuan untuk menampung siapapun
yang tertarik dengan dunia bisnis, apalagi pada era sekarang banyak sekali
banyak sekali bermunculan pengusaha atau pembisnis muda yang sukses
dalam menjalankan usaha atau bisnisnya.

xviii
4.2 Saran

Dengan dibuatnya makalah tentang komunitas virtual ini , kami


mengharapkan pembaca memahami lebih lanjut tentang komunitas virtual serta
kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini belum sempurna dan banyak sekali
kekurangannya. Dengan demikian, kami akan terus memperbaiki makalah ini
dengan mengacu pada sumber yang bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran mengenai pembahasan makalah
di atas. Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih dan memohon maaf
yang sebesar-besarnya.

xix
DAFTAR PUSTAKA

Pradhana, Y. 2021. Utilization of Virtual Community as a Communication Media For


Pokemon Go Game Group (JPR) Using Social Media. Jurnal Komunikasi, 13(2), 200-214.

Nasrullah, Ruli. 2018. Riset Khalayak Digital : Perspektif Khalayak Media dan Realitas
Virtual di Media Sosial. Jurnal Sosioteknologi, 17(2).

Bensa, Cheryl Pricilla. 2015. Tipologi Komunikasi Virtual:  Studi Pasa Facebook Parenting
Indonesia. ULTIMACOM , 7(1), 42-43, 48.

Nasrullah, R. (2017). Etnografi Virtual. Riset Komunikasi, Budaya dan Sosio Teknologi di


Internet. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

xx

Anda mungkin juga menyukai