2020
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek nilai, moral
dan sikap.
mata pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan kepada warga negara,
masyarakat dan negara di masa yang akan datang. Berkenaan dengan hal
mereka dewasa.
bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa
negara
memiliki peran aktif di masa yang akan datang. Pandangan lain tentang
dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa
mengejar nilai kepada angka bukan kepada sikap. Akhirnya peserta didik
mendapat nilai yang baik secara teori namun dalam pengaplikasian teori
atau materi tersebut masih sangat kurang. Sikap peserta didik masih
kurang baik, tidak sopan kepada orang yang lebih tua, tidak peduli kepada
nilai-nilai dari materi tersebut dan teknologi yang saat ini membuat peserta
didik lebih suka dengan dunianya sendiri dan tidak peduli dengan kondisi
sesama dan orang lain di sekelilingnya. Hal tersebut juga terjadi karena
B. Identifikasi Masalah
masyarakat
D. Rumusan Masalah
Harapan Nusantara?
E. Tujuan Penelitian
kehidupan sehari-hari
Bagi Siswa
kehidupannya
Bagi Guru
1. Guru akan semakin melihat hasil atau dampak dari materi yang
Bagi Sekolah
Kelas X IIS 3 MAN Kediri 2 Kota Kediri. Tujuan penelitian ini adalah membantu
siswa menemukan jati diri di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan
pelajaran Sejarah.
jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model Kurl Lewin dengan (2) siklus.
yang bersifat kualitatif yang terdiri dari hasil observasi dan dokumentasi dianalisis
secara deskriptif kualitatif, data yang berupa angka atau data kualitatif dianalisis
menunjukkan keaktifkan belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IIS 3
berjalan dengan efektif. Hal ini terlihat peningkatan keaktifan belajar siswa pada
sebesar 56%. Hal ini terjadi karena setiap siswa mempunyai karakter yang
belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IIS 3 berjalan dengan efektif.
Lahat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dan
model Kemmis dan Taggart. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI IPA 1
semester satu tahun pelajaran 2018/2019 SMA Negeri 3 Lahat. Untuk sampel
kuasi ekperimen adalah kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3. Penelitian tindakan kelas
berjumlah 25 siswa, untuk kelas eksperimen berjumlah 25 siswa dan kelas kontrol
keterampilan berbicara, dan tes penguasaan kosa kata. Analisis data menggunakan
uji t-tes yang terdiri dari uji beda antar siklus dan uji beda dua sampel yang tidak
berhubungan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan model role
Technique (VCT) Model Role Playing dalam Mata Pelajaran IPS untuk menekan
oleh keprihatinan atas fenomena kenakalan siswa, terutama intimidasi yang telah
menyebar luas dalam pendidikan. Seperti lingkaran setan, jika intimidasi tidak
dihentikan, kemungkinan besar akan diteruskan dari satu generasi ke generasi lain
perilaku bullying terlihat jelas dilakukan oleh siswa kelas VIII - E. Berdasarkan
data yang dikumpulkan, perilaku bullying oleh siswa kelas VIII - E cukup tinggi,
oleh karena itu strategi pembelajaran harus dilakukan. Dirumuskan dalam studi
ini adalah observasi aktivitas kelas dengan mengadopsi model VCT bermain
pada siklus 1 hingga siklus 3 menurun, sebagainya hambatan dari setiap siklus
tercermin, kelima upaya yang diberikan untuk mengatasi hambatan muncul dari
setiap siklus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, hasil maksimum yang dicapai
Konsep Pergaulan yang Efektif dengan Model Role Playing dalam Layanan
Klasikal dalam Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling. Penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas dalam konseling (PTK-BK) yang dilakukan oleh peneliti
pemahaman siswa dalam konsep sosial yang efektif melalui analisis tindakan pada
siklus 1 dan siklus 2 Hasil penelitian menunjukkan melalui model role playing
terbukti dapat meningkatkan hasil layanan klasik pada topik Hubungan Efektif di
dari skor rata-rata tingkat pemahaman diperoleh dalam layanan klasik pada Siklus
implementasi layanan klasik , yang awalnya tidak aktif. dalam kegiatan layanan
klasik, berada di siklus II Siswa terlihat antusias dan tertarik pada bagaimana
Untuk Meningkatkan Morivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas V dalam Jurnal
PGSD Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga). Penelitian ini dilatar belakangi
oleh rendahnya motivasi belajar siswa dengan ratarata 57,95 dan hasil belajar 13
siswa (65%) dibawah KKM (≥65). Tujuan penelitian ini meningkatkan motivasi
dan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran role playing. Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus diawali
untuk mengumpulkan data motivasi belajar, sedangakn soal tes, lembar observasi
sikap dan keterampilan untuk hasil belajar siswa. Data menggunakan teknik
analisis deskriptif. Motivasi pada siklus I “Baik” (80%), siklus II “Sangat Baik”
(75%). Hasil belajar siswa aspek kognitif siklus I “Baik” nilai ketuntasan 50%,
siklus II kategori “Baik” nilai ketuntasan 80%. Aspek psikomotorik siklus I rata-
rata 67,5 (cukup), siklus II rata-rata 77,2 (cukup). Aspek afektif siklus I rata-rata
61,4 (cukup), siklus II rata-rata 67,6 (cukup). Dengan demikian disarankan model
pembelajaran role playing dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk
mengubah nasib bangsa. Hal ini karena guru bertugas mendidik dan mengajar
peran seorang guru dalam mendidik siswa karena siswa selalu berhubungan
dengan guru dalam belajar mengajar sehingga baik tidaknya kesopanan siswa
disekolah sangat diperlukan aturan yang tegas dari sekolah. Begitu pentingnya
mengangkat permasalahan sebagai berikut: (i) Bagaimana peran guru PKn dalam
Apa saja kendala-kendala yang dialami oleh guru PKn dalam membimbing
penerapan norma kesopanan siswa ? Tujuan penelitian ini adalah: (i) Untuk
fakta tentang peran guru PKn dalam membimbing penerapan norma kesopanan
pada siswa SMA Negeri 1Bantaeng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (i)
peran guru PKn dalam membimbing penerapan norma kesopanan siswa di sekolah
motivasi tentang norma kesopanan pada peserta didik, sebagai pasilitator dalam
menerapkan norma kesopanan pada peserta didik; (ii) Kendala yang dihadapi
Bantaeng adalah pembinaan karakter yaitu adanya sikap dan watak yang berbeda-
anak semakin menuju ketinggat negatif, faktor ekonomi adalah karna watak anak
Penerapan Nilai dan Norma Kedisiplinan Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-
antara lain: disiplin siswa untuk tidak terlambat ke sekolah, kerapian siswa dalam
siswa sendiri karena kurangnya disiplin siswa dalam mengelola diri mereka dalam
penegakan aturan, sehingga masih ada siswa yang belum mampu mendisiplinkan
baik antara lain seperti: kedisiplinan siswa untuk tidak terlambat masuk sekolah,
kerapian siswa dalam berpakaian, siswa mengikuti sholat dzuhur maupun sholat
siswa masing-masing. kendala yang dihadapi terletak pada siswa itu sendiri
penegakan tata tertib, sehingga masih ada siswa yang belum bisa disiplin dan
bertanggung jawab terhadap diri sendiri untuk mematuhi Tata Tertib yang telah
baik budaya masa maupun budaya populer di masyarakat, hal ini berdampak
kepada banyaknya para remaja yang mengubah gaya hidupnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah gaya hidup berpengaruh terhadap perilaku
menganalisis data statistik dilakukan uji korelasi antara gaya hidup remaja dan
gaya hidup dengan perilaku menyimpang oleh remaja adalah hubungan positif
D. Kerangka Teoritik
masyarakat (agama, kesusilaan, hukum dan kesopanan) pada siswa saat ini. Secara
pemahaman materi memang siswa sudah bisa dan mendapatkan nilai yang baik,
yang masih sangat kurang. Khususnya dalam lingkungan sekolah, siswa masih
terlambat dan tidak mengerjakan tugas dengan tepat waktu. Dalam menerapkan
norma kesopanan juga sangat kurang, terbukti banyak siswa yang sering
mengejek temannya sendiri, tidak sopan dengan kakak kelas, guru, karyawan
Oleh karena itu, peneliti ingin menerapkan model pembelajaran role playing
E. Hipotesis Tindakan
penerapan norma masyarakat pada siswa kelas VIIA di SMP Tunas Harapan
Nusantara.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Definisi Norma
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, norma adalah aturan atau ketentuan
tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai dan berterima. Adapun kaidah
atau norma yang berlaku dalam masyarakat sangat banyak dan bervariasi.
Menurut Dendy Sugono (2008: 1007) Norma memiliki dua arti, yaitu (1)
peraturan atau ketentuan yang mengikat semua warga masyarakat; (2) aturan yang
lain, dimana juga merupakan ciri bagi orang lain tersebut untuk menolak
mengatur tentang berbagai tata tertib di dalam suatu masyarakat atau bangsa, di
mana peraturan tersebut diwajibkan untuk dipatuhi dan ditaati oleh setiap
masyarakat. Sedemikian sehingga apabila ada pihak yang melanggar, maka akan
pedoman mengenai perilaku manusia yang dianggap pantas. Selain itu, semua
norma yang dibuat di dalam suatu masyarakat pasti akan mengalami yang
Menurut A. Ridwan Halim norma adalah segala peraturan yang pada intinya
merupakan suatu aturan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak, yang berlaku
sebagai acuan atau pedoman yang memang harus dipatuhi dan ditaati oleh setiap
Secara umum norma terdiri atas empat macam, norma agama, norma
kesusilaan, norma hukum dan norma kesopanan. Norma agama sebagai kaidah
diyakini tidak hanya untuk kebahagiaan hidup di dunia. Norma agama juga akan
yang bagi sebagian manusia yang meyakininya menerapkan norma yang paling
tinggi nilainya. Norma agama dapat dijadikan sebagai landasan berpikir, berbuat,
dan ber perilaku. Norma agama juga menjadi kaidah untuk menciptakan
kehidupan yang selaras dan serasi dengan sebuah harapan, setelah kematian
manusia tersebut dapat me nik mati kebahagian di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
melihat latar belakang seseorang. Kejujuran dan hati nurani tidak akan pernah
berbohong dan akan selalu mengajarkan kebaikan. Adapun norma hukum adalah
norma atau aturan yang berasal dari Pemerintah atau lembaga yang berwenang.
Norma kesopanan merupakan kaidah yang timbul dalam masyarakat yang akan
tertulis dan tidak tertulis (kebiasaan). Aturan hukum yang berlaku dalam
masyarakat dibuat untuk mengatur dan melindungi hak dan kewajiban serta
menghormati dan mematuhi tata cara atau kebiasaan setempat, 2) tidak membuat
2. Tujuan
menciptakan masyarakat yang lebih berguna dalam kehidupan. Begitu juga tujuan
materi norma diberikan kepada siswa adalah agar siswa menjadi lebih tertib, tidak
semena-mena terhadap teman atau sesama, paham akan aturan dan semakin
norma adalah suatu aturan atau petunjuk hidup bagi manusia dalam
kehidupannya sesuai dengan norma-norma yang berlaku, begitu juga siswa. Siswa
yang sudah mendapatkan teori atau materi tentang norma, akan lebih baik lagi
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan
kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
dimaksudkan agar guru memahami benar bagaimana peserta didik belajar yang
efektif, dan model pembelajaran yang bisa dipilih dan digunakan harus sesuai
dengan situasi dan kondisi peserta didik, materi, fasilitas, dan guru itu sendiri.
sebuah pentas. Bermain peran (role playing) adalah salah satu model
karena itu, lebih lanjut Hamalik (2004: 214) mengemukakan bahwa “bentuk
dirancang oleh guru”. Selain itu, Bermain peran (role playing) sering kali
dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain saat
peran (role playing) adalah model yang pertama, dibuat berdasarkan asumsi
bahwa proses psikologis melibatkan sikap, nilai dan keyakinan kita serta
Menurut Syaiful Bahri dan Djamarah (2008), Model sosiodrama dan role
playing dapat dikatakan sama artinya dan dalam pemakainya sering silih berganti,
2. Tujuan
Tujuan dari Bermain Peran (role playing) adalah 1) agar peserta didik dapat
dalam situasi kelompok secara spontan, 4) merangsang kelas untuk berfikir dan
memecahkan masalah.
istilah baku dan normatif terhadap materi yang telah dan sedang mereka pelajari,
2) role playing melibatkan jumlah peserta didik yang cukup banyak, cocok untuk
kelas besar.
role playing pada dasarnya adalah permainan. Dengan bermain peserta didik akan
merasa senang karena bermain adalah dunia peserta didik. Masuklah ke dunia
peserta didik, sambil kita antarkan dunia kita (Bobby DePorter, 2000).
didik melatih dirinya untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan yang
akan didramakan dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan
peserta didik, 2) peserta didik akan terlatih berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu
memainkan drama para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapat sangat
menarik bagi peserta didik sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan
penuh antusias, 3) bakat yang terdapat pada peserta didik dapat dipupuk dan
memungkinkan akan muncul atau tumbuh bakat seni drama dari sekolah, 4) kerja
jawab dengan sesamanya, 6) bahasa lisan peserta didik dapat dibina menjadi
kelemahan dalam suatu metode dapat ditutupi dengan menggunakan metode yang
anak yang tidak ikut bermain mereka kurang kreatif. Memerlukan kreativitas dan
daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun peserta didik, 2) bermain peran
memerlukan waktu yang relatif lama, 3) memerlukan tempat yang luas jika tempat
bermain sempit menjadi kurang leluasa, 4) sering kelas lain terganggu oleh suara
pemain dan para penonton yang kadang bertepuk tangan (Syaiful Bahri dan
Djamarah (2008)).
playing adalah:
dipelajariny
Selanjutnya menurut Uno (2008: 26) bahwa prosedur bermain peran terdiri atas
peran, (5) memainkan peran, (6) diskusi dan evaluasi, (7) memainkan peran ulang,
(8) diskusi dan evaluasi kedua, dan (9) berbagi pengalaman dan kesimpulan.
pembelajaran bermain peran (role playing) adalah salah satu model pembelajaran
pembelajaran ini dapat membuat siswa semakin terlatih dalam mengingat materi
Kelas X IIS 3 MAN Kediri 2 Kota Kediri. Tujuan penelitian ini adalah membantu
siswa menemukan jati diri di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan
diharapkan bisa mengaktifkan belajar siswa pada materi yang diberikan terutama
pelajaran Sejarah.
jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model Kurl Lewin dengan (2) siklus.
yang bersifat kualitatif yang terdiri dari hasil observasi dan dokumentasi dianalisis
secara deskriptif kualitatif, data yang berupa angka atau data kualitatif dianalisis
menunjukkan keaktifkan belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IIS 3
berjalan dengan efektif. Hal ini terlihat peningkatan keaktifan belajar siswa pada
sebesar 56%. Hal ini terjadi karena setiap siswa mempunyai karakter yang
belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X IIS 3 berjalan dengan efektif.
Lahat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dan
model Kemmis dan Taggart. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI IPA 1
semester satu tahun pelajaran 2018/2019 SMA Negeri 3 Lahat. Untuk sampel
kuasi ekperimen adalah kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3. Penelitian tindakan kelas
berjumlah 25 siswa, untuk kelas eksperimen berjumlah 25 siswa dan kelas kontrol
keterampilan berbicara, dan tes penguasaan kosa kata. Analisis data menggunakan
uji t-tes yang terdiri dari uji beda antar siklus dan uji beda dua sampel yang tidak
berhubungan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan model role
Technique (VCT) Model Role Playing dalam Mata Pelajaran IPS untuk menekan
oleh keprihatinan atas fenomena kenakalan siswa, terutama intimidasi yang telah
menyebar luas dalam pendidikan. Seperti lingkaran setan, jika intimidasi tidak
dihentikan, kemungkinan besar akan diteruskan dari satu generasi ke generasi lain
perilaku bullying terlihat jelas dilakukan oleh siswa kelas VIII - E. Berdasarkan
data yang dikumpulkan, perilaku bullying oleh siswa kelas VIII - E cukup tinggi,
oleh karena itu strategi pembelajaran harus dilakukan. Dirumuskan dalam studi
ini adalah observasi aktivitas kelas dengan mengadopsi model VCT bermain
pada siklus 1 hingga siklus 3 menurun, sebagainya hambatan dari setiap siklus
tercermin, kelima upaya yang diberikan untuk mengatasi hambatan muncul dari
setiap siklus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, hasil maksimum yang dicapai
Konsep Pergaulan yang Efektif dengan Model Role Playing dalam Layanan
Klasikal dalam Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling. Penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas dalam konseling (PTK-BK) yang dilakukan oleh peneliti
sendiri. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
oleh konselor dan tes penilaian langsung (laiseg) untuk menentukan tingkat
pemahaman siswa dalam konsep sosial yang efektif melalui analisis tindakan pada
siklus 1 dan siklus 2 Hasil penelitian menunjukkan melalui model role playing
terbukti dapat meningkatkan hasil layanan klasik pada topik Hubungan Efektif di
dari skor rata-rata tingkat pemahaman diperoleh dalam layanan klasik pada Siklus
implementasi layanan klasik , yang awalnya tidak aktif. dalam kegiatan layanan
klasik, berada di siklus II Siswa terlihat antusias dan tertarik pada bagaimana
Untuk Meningkatkan Morivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas V dalam Jurnal
PGSD Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga). Penelitian ini dilatar belakangi
oleh rendahnya motivasi belajar siswa dengan ratarata 57,95 dan hasil belajar 13
siswa (65%) dibawah KKM (≥65). Tujuan penelitian ini meningkatkan motivasi
dan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran role playing. Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus diawali
untuk mengumpulkan data motivasi belajar, sedangakn soal tes, lembar observasi
sikap dan keterampilan untuk hasil belajar siswa. Data menggunakan teknik
analisis deskriptif. Motivasi pada siklus I “Baik” (80%), siklus II “Sangat Baik”
(75%). Hasil belajar siswa aspek kognitif siklus I “Baik” nilai ketuntasan 50%,
siklus II kategori “Baik” nilai ketuntasan 80%. Aspek psikomotorik siklus I rata-
rata 67,5 (cukup), siklus II rata-rata 77,2 (cukup). Aspek afektif siklus I rata-rata
61,4 (cukup), siklus II rata-rata 67,6 (cukup). Dengan demikian disarankan model
pembelajaran role playing dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk
mengubah nasib bangsa. Hal ini karena guru bertugas mendidik dan mengajar
peran seorang guru dalam mendidik siswa karena siswa selalu berhubungan
dengan guru dalam belajar mengajar sehingga baik tidaknya kesopanan siswa
disekolah sangat diperlukan aturan yang tegas dari sekolah. Begitu pentingnya
mengangkat permasalahan sebagai berikut: (i) Bagaimana peran guru PKn dalam
Apa saja kendala-kendala yang dialami oleh guru PKn dalam membimbing
penerapan norma kesopanan siswa ? Tujuan penelitian ini adalah: (i) Untuk
kesopanan siswa di sekolah. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan analisis
fakta tentang peran guru PKn dalam membimbing penerapan norma kesopanan
pada siswa SMA Negeri 1Bantaeng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (i)
peran guru PKn dalam membimbing penerapan norma kesopanan siswa di sekolah
motivasi tentang norma kesopanan pada peserta didik, sebagai pasilitator dalam
menerapkan norma kesopanan pada peserta didik; (ii) Kendala yang dihadapi
Bantaeng adalah pembinaan karakter yaitu adanya sikap dan watak yang berbeda-
anak semakin menuju ketinggat negatif, faktor ekonomi adalah karna watak anak
Penerapan Nilai dan Norma Kedisiplinan Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-
siswa sendiri karena kurangnya disiplin siswa dalam mengelola diri mereka dalam
penegakan aturan, sehingga masih ada siswa yang belum mampu mendisiplinkan
baik antara lain seperti: kedisiplinan siswa untuk tidak terlambat masuk sekolah,
kerapian siswa dalam berpakaian, siswa mengikuti sholat dzuhur maupun sholat
siswa masing-masing. kendala yang dihadapi terletak pada siswa itu sendiri
penegakan tata tertib, sehingga masih ada siswa yang belum bisa disiplin dan
bertanggung jawab terhadap diri sendiri untuk mematuhi Tata Tertib yang telah
kepada banyaknya para remaja yang mengubah gaya hidupnya. Penelitian ini
menganalisis data statistik dilakukan uji korelasi antara gaya hidup remaja dan
gaya hidup dengan perilaku menyimpang oleh remaja adalah hubungan positif
D. Kerangka Teoritik
masyarakat (agama, kesusilaan, hukum dan kesopanan) pada siswa saat ini. Secara
pemahaman materi memang siswa sudah bisa dan mendapatkan nilai yang baik,
yang masih sangat kurang. Khususnya dalam lingkungan sekolah, siswa masih
terlambat dan tidak mengerjakan tugas dengan tepat waktu. Dalam menerapkan
norma kesopanan juga sangat kurang, terbukti banyak siswa yang sering
mengejek temannya sendiri, tidak sopan dengan kakak kelas, guru, karyawan
role playing ini diharapkan siswa semakin berusaha untuk menerapkan norma-
E. Hipotesis Tindakan
penerapan norma masyarakat pada siswa kelas VIIA di SMP Tunas Harapan
Nusantara.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Tunas Harapan
Nusantara dengan jumlah 30 siswa terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa
B. Setting Penelitian
1. Lokasi Penetlitian
Nusantara
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dimlai pada bulan Agustus sampai Oktober 2020
penelitian yang sangat diutamakan adalah mengungkap makna yakni makna dan
Bogdan dan Bikien (1998). Sifat PTK yang dilakukan adalah kolaboratif
muncul di kelas dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga
sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam tindakan kelas
diperoleh dari persepsi atau lamunan seorang peneliti (Suharsimi, 2006). Dengan
Menurut Kurt Lewin, prosedur kerja penelitian tindakan kelas terdiri atas
a. Perencanaan (Planning)
di kelas
Sedangkan pertemuan ketiga digunakan untuk mengambil data tes akhir siklus.
Dengan kata lain, penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, sebagai berikut:
Siklus I 1) Perencanaan
Siklus II 1) Perencanaan
untuk mengamati dan mengukur penerapan norma masyarakat pada siswa serta
peneliti.
d. Refleksi (Reflecting)
selesai. Pada tahap ini peneliti dan teman sejawat mendiskusikan hasil yang
meliputi kelebihan dan kekurangan pada pembelajaran. Hasil refleksi ini akan
Refleksi I
Analisis hasil observasi dan Pengamatan I
hasil tes. Refleksi Observasi dilakukan oleh teman sejawat.
dilaksanakan segera Lembar pengamatan digunakan untuk
ssetelah tahap implementasi mengamati dan mengukur penerapan norma
atau tindakan dan obsevasi pada saat proses pembelajaran berlangsung
selesai
Refleksi II Pengamatan II
Dilanjutkan ke
Apabila siklus berikutnya
permasalahan belum
terselesaikan
Indikator Keberhasilan Tindakan
untuk meningkatkan penerapan norma masyarakat pada siswa kelas VII A SMP
1. Observasi
secara langsung jalannya suatu penelitian, di sini guru Pendidikan Pancasila dan
2. Wawancara
penelitian dilaksanakan.
3. Tes
pada masyarakat. Hasil tes siswa digunakan sebagai kontrol apakah ada
4. Dokumentasi
5. Catatan Lapangan
Sumber infomrasi yang juga sangat penting dalam penelitian tindakan kelas
adalah catatan lapangan (field notes). Catatan lapangan dalam penelitian ini adalah
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antara siklus. Peneliti
hasil penelitian siklus pertama, kedua dan ketiga. Hasil komparatif tersebut
setiap siklus. Indikator yang belum tercapai diperbaiki pada siklus berikutnya
kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru
Analisis kristis mencakup kemampuan dan kesiapan siswa, yang dilakukan pada
siswa.
data akan dibuat berdasarkan data kualitatif. Data kualitatif dianalisis dalam
F. Jadwal Penelitian